Anda di halaman 1dari 10

Sejarah dan Teori Perkembangan Kota

KAJIAN ELEMEN PERANCANGAN


KAWASAN ALUN-ALUN PURWOKERTO
DENGAN PENDEKATAN TEORI HAMID SHIRVANI

Dosen Pengampu:
Ir. Didik Nopianto Agung Nugradi, M.T.

Disusun oleh:
Rizki Murwani Utami (5112417027)
Permada Andika Raharjo (5112417033)
Teknik Arsitektur

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2018
KAJIAN ELEMEN PERANCANGAN
KAWASAN ALUN-ALUN PURWOKERTO
DENGAN PENDEKATAN TEORI HAMID SHIRVANI
Rizki Murwani Utami (5112417027), Permada Andika Raharjo (5112417033)

Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik


Universitas Negeri Semarang

1. PENDAHULUAN 2. DELAPAN ELEMEN PERAN-


Kota Purwokerto adalah ibu kota CANGAN DAN PERENCANAAN
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, KOTA
Indonesia. Purwokerto adalah sebuah kota Dalam setiap perancangan kota harus
yang tak otonom karena masih menjadi bagian memperhatikan semua elemen-elemen
Kabupaten Banyumas sebagai pusat perancangan yang ada sehingga kota tersebut
pemerintahan. Secara administratif, memiliki karakteristik yang jelas. Hamid
Purwokerto terbagi menjadi 4 kecamatan Shirvani (1985) seorang tokoh arsitektur dan
dengan 27 kelurahan. Perkembangan yang perancangan dan perencanaan kota dalam
pesat Purwokerto tumbuh menjadi kota jasa, bukunya yang berjudul The Urban Design
kota perdagangan, dan kota pendidikan. Process, 1985 menjelaskan bahwa terdapat 8
Ruang terbuka publik adalah ruang terbuka elemen perancangan dan perencaan kota yaitu:
di luar bangunan yang dapat digunakan oleh a. Tata Guna Lahan (Land Use)
setiap orang dan memberikan kesempatan bagi Land use adalah pengaturan penggunaan
timbulnya bermacam-macam kegiatan (Hakim, lahan untuk menentukan pilihan yang
2003). Ruang terbuka publik dapat berupa terbaik dalam mengalokasikan fungsi
alun-alun, lapangan olahraga, jalan, taman, tertentu, sehingga dapat memberikan
sempadan sungai, jalur pedestrian, dan gambaran keseluruhan bagaimana daerah
sebagainya. pada suatu kawasan tersebut seharusnya
Alun-alun Purwokerto merupakan salah berfungsi.
satu contoh ruang terbuka pubik yang berada b. Bentuk dan Massa Bangunan
di Kota Purwokerto yang memiliki banyak (Building Form and Massing)
fungsi baik untuk tempat rekreasi, aktivitas Bentuk dan masa bangunan ditentukan
sosial, maupun aktivitas ekonomi. Alun-alun oleh ketinggian atau besarnya bangunan,
Purwokerto juga berada di kawasan pusat kota penampilan maupun konfigurasi dari masa
yang ramai. Di samping pesatnya pertumbuhan bangunannya, besaran bangunan, intensitas
kota Purwokerto yang disertai banyaknya bangunan: BCR dan FAR, ketinggian
pembangunan, fungsi alun-alun sebagai ruang bangunan, sempadan bangunan, ragam –
terbuka publik tetap berjalan dengan baik. fasade, skala, material, tekstur, dan warna.
Riset ini membahas tentang elemen-elemen c. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and
perancangan kota di wilayah sekitar alun-alun Parking)
Kota Purwokerto. Elemen sirkulasi dalam urban design
merupakan alat yang menentukan struktur
lingkungan urban, karena dapat membentuk,
mengarahkan dan mengontrol pola aktivitas g. Pendukung Kegiatan (Activity
dalam kota. Support)
d. Ruang Terbuka (Open Space) Pendukung kegiatan adalah semua
Ruang terbuka bisa menyangkut fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan
lansekap; elemen keras (hardscape) yang yang mendukung ruang publik suatu
meliputi jalan, trotoar, dsb, serta elemen kawasan kota. Pendukung kegiatan tidak
lunak (softscape) berupa taman dan ruang hanya menyediakan jalan, pedestrian atau
rekreasi dikawasan kota. Elemen-elemen plaza, tetapi juga harus mempertimbangkan
terbuka juga menyangkut lapangan hijau, fungsi utama dan penggunaan elemen-
ruang hijau kota, pohon-pohonan, pagar, elemen kota yang dapat menggerakkan
tanam-tanaman air, penerangan, paving, aktivitas, misalnya: pusat perbelanjaan,
kios-kios, tempat-tempat sampah, air taman rekreasi, pusat perkantoran,
minum, sculpture, jam, dsb. perpustakaan, area PKL, dsb.
e. Jalur Pedestrian (Pedestrian Ways) h. Preservasi dan Konservasi
Sistem pedestrian yang baik akan (Preservation and Conservation)
mengurangi keterikatan terhadap kendaraan Konservasi suatu individual bangunan
di kawasan pusat kota, mempertinggi harus selalu dikaitkan dengan keseluruhan
kualitas lingkungan melalui sistem kota. Konsep tentang konservasi kota
perancangan yang manusiawi. memperhatikan aspek: bangunan-bangunan
f. Penanda (Signage) tunggal, struktur dan gaya arsitektur, hal
Tanda-tanda petunjuk jalan, arah ke yang berkaitan dengan kegunaan, umur
suatu kawasan tertentu pada jalan tol atau di bangunan atau kelayakan bangunan.
jalan kawasan pusat kota semakin membuat
semarak atmosfir lingkungan kota tersebut.

3. PENELITIAN TERDAHULU
Sebelum kami membahas permasalahan yang kami angkat kami ingin menampilkan beberapa
contoh penelitian mengenai 8 teori perkembangan kota sebagai acuan kami dalam melakukan
mini riset ini.
Kajian Elemen Karakteristik Kajian Elemen
Pembentuk Ruang Kota Kawasan Kota Lama Perancangan Kota
Pada Ruang Terbuka Manado dengan Di Koridor Pasar
Publik Kota (Studi Kasus: Pendekatan Teori Siteba Kota Padang
Alun-Alun Karanganyar) Hamid Shirvani
Abstrak / Alun-alun Karanganyar Menurut Probowati Koridor Pasar Siteba
Pendahuluan merupakan salah satu contoh (2006) Kota Lama adalah letaknya strategis
ruang terbuka yang belum suatu kawasan historis mudah dijangkau oleh
banyak dikunjungi oleh bercitra budaya khas masyarakat diseluruh
masyarakat. Kabupaten (sebagaimana Kota Lama kelurahan pada
Karanganyar merupakan sebagai suatu kawasan Kecamatan Nanggalo,
bagian dari provinsi Jawa yang memiliki bangunan sehingga peningkatan
Tengah, dimana seharusnya kuno berarsitektur kebutuhan akan ruang
alun-alun menjadi pusat kolonial yang beberapa bagi aktivitas
kabupaten dan pusat aktivitas diantaranya merupakan perdagangan dan jasa
sosial bagi masyarakat di bangunan bersejarah) menjadi padat. Koridor
dalamnya. Alun-alun adalah merupakan prioritas Pasar Siteba ini juga
salah satu ruang terbuka publik pertama preservasi baik berbatasan langsung
di dalam kota yang berfungsi kawasan maupun dengan Kawasan Pusat
sebagai wadah berbagai bangunannya. Pemerintahan Kota
aktivitas sosial seperti upacara Padang sehingga
pada hari besar, acara memacu pertumbuhan
perlombaan, konser musik, kawasan Koridor Pasar
pasar rakyat, kegiatan agama, Siteba. Dari aktifitas
olahraga, sosial serta dapat manusia tersebut maka
menjadi tempat berkumpul dan menimbulkan akses dan
berekreasi. Akan tetapi pada pergerakkan dari dan
kenyataannya, aktivitas sosial menuju koridor semakin
yang terjadi di alunalun ramai dan padat.
tersebut masih sedikit. Sehingga perlu
pemecahan
permasalahan-
permasalahan elemen
perancangan kota pada
Koridor Pasar Siteba
yang tidak sesuai
dengan Peraturan
Walikota Padang, serta
standar/kebijakan/
pedoman/dan teori yang
berkaitan.
Tata Guna Alun-alun Karanganyar berada Penggunaan lahan pada Untuk jenis penggunaan
lahan (Land di kawasan pusat kota yang Kawasan Kota Lama lahan pada koridor
Use) dikembangkan dengan fungsi Manado didominasi Pasar Siteba pada setiap
perdagangan dan perkantoran. dengan perdagangan dan blok sudah memiliki
jasa. keragaman jenis
penggunaan lahan.
Penggunaan lahan
terbesar adalah hunian
dan perdagangan dan
jasa yang membuat
kawasan ini sangat
padat dan ramai.
Bentuk dan Secara keseluruhan, bentuk Pada Kawasan Kota Lama Untuk bentuk dan
Massa dan massa bangunan di sekitar dominan berwujud massa bangunan pada
Bangunan alun-alun Karanganyar dapat persegi dengan pola kawasan studi tidak
(Building dikatakan homogen, karenakan banguna deret yakni memiliki permasalahan
bangunan di sekitarnya
bangunan pertokoan, yang spesifik, hanya
Form and
didominasi oleh perkantoran sedangkan bangunan saja bermasalah dengan
Massing)
pemerintah. Dari sisi
hotel, bank, dan gedung intensitas bangunan
arsitektural, bangunan di
perkantoran berpola seperti GSB, KDB, dan
sekitar alun-alun memiliki bangunan tunggal dan KLB.
ketinggian 1-2 lantai
memiliki massa bangunan
menggunakan gaya arsitektur lebih dari 1 lantai.
tradisional Jawa.
Sirkulasi dan Kawasan alun-alun memiliki Sirkulasi kendaraan pada Sirkulasi dan parkir
Parkir sistem sirkulasi yang baik Kawasan Kota Lama pada koridor Pasar Siteba
(Circulation dengan kondisi jalan yang titik-titik persimpangan bermasalah dengan
and Parking) cukup lebar serta sistem dan jam tertentu sering volume kendaraan yang
perkerasan jalan yang baik terjadi kemacetan cukup tinggi sedangkan
pula. dikarenakan lebar jalan lebar jalan tidak
yang tidak bisa memadai untuk
menampung kendaraan menampungnya, selain
yang ada. Ketersedian itu parkir di badan jalan
lahan khusus parkir yang membuat kawasan ini
disediakan pihak macet.
pemerintah dan swasta
pada kawasan ini sangat
kurang sehingga membuat
kendaraan harus parkir on
street.
Ruang Ruang terbuka di sekitar alun- Ketersedian ruang terbuka Terdapat ruang terbuka
Terbuka alun antara lain adalah alun- pada Kawasan Kota Lama hijau publik berupa
(Open Space) alun itu sendiri, taman kota, sangat kurang karena taman, yang sudah
lapangan basket, hutan kota, padatnya bangunan. memiliki lampu
tanah kosong dan juga jalan penerang taman,
raya. permainan untuk anak-
anak, dan tempat duduk,
tetapi luas taman ini
belum sesuai.
Jalur Terdapat beberapa jalur Sebagian besar jalur Jalur pedestrian banyak
Pedestrian pedestrian yang terputus akibat pedestrian pada sisi-sisi yang belum terkelola
(Pedestrian digunakan sebagai area parkir. jalan di Kawasan Kota dengan baik hal ini
Ways) Belum tersedianya street Lama Manado sudah dapat dilihat di
furniture seperti kursi taman tersedia dengan kualitas sepanjang koridor Pasar
juga menyebabkan banyak yang cukup baik, namun Siteba yang tidak
pengunjung yang duduk dan masih terdapat beberapa memiliki jalur
berkumpul di jalur pedestrian, bagian yang tidak terawat pedestrian.
ditambah dengan keberadaan dan rusak sehingga dapat
PKL yang memenuhi jalur membahayakan pejalan
pedestrian. kaki, serta adanya jalur
pedestrian yang
digunakan sebagai tempat
parkir motor.
Penanda Ukuran penanda belum cukup Pemasangan perpapanan Penanda pada koridor
(Signages) memadai untuk dijangkau oleh nama/ penanda bangunan Pasar Siteba ini belum
pandangan mata dari kejauhan, yang tidak seragam, sesuai dengan peraturan
perletakannya tidak rapi dan mempunyai panjang dan mengenai masalah
beberapa ada yang salah lebar yang berbeda-beda peletakkan (di
ditempatkan di jalur sehingga terlihat pedestrian dan pinggir
pedestrian. semrawut. jalan).
Kegiatan Keberadaan PKL di kawasan Pendukung kegiatan
Banyak pedagang
Pendukung alun-alun Karanganyar yang yang terdapat pada yang yang berdagang
(Activity belum tertata dengan rapi Kawasan Kota Lama pada bahu jalan dan
Support) menyebabkan PKL menempati seperti pedagang kaki jalur pedestrian,
beberapa area di jalur
lima, halte, dan tempat dimana waktu
pedestrian. duduk. berdagang tidak tentu,
dan dengan beragam
jenis dagangan yang
menimbulkan banyak
permasalahan.
Konservasi / Terdapat bangunan Candi dan Terdapat beberapa -
Preservasi monumen prasasti yang bangunan yang harus
(Conservation merupakan obyek preservasi dilakukan preservasi
/ Preservation) Kondisi bangunan ini tidak karena untuk menjaga
cukup terawat.
nilai sejarah yang
terkandung pada
kawasan ini.
Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan Kesimpulannya adalah Kesimpulannya adalah
dari pembahasan di atas adalah perlu adanya perhatian kawasan studi bisa
Alun-alun Kabupaten dalam merencanakan dan terkelola dan terkendali
Karanganyar dapat dikatakan menata Kawasan Kota dengan baik maka perlu
sudah cukup memenuhi Lama lebih baik dengan diterapkan rekomendasi
fungsinya sebagai ruang memperhatikan nilai berupa arahan/peraturan
terbuka kota, yaitu fungsi sejarah yang terkandung yang sesuai dengan
ekologis. Aktivitas sosial serta kualitas visual elemen perancangan
masyarakat yang terjadi di kawasan sehingga bisa kota pada koridor Pasar
alun-alun Karanganyar masih beradaptasi dengan Siteba.
terhitung sedikit dikarenakan perkembangan Kota.
fasilitasnya belum memadai.
Elemen pembentuk ruang kota
pada alun-alun Karanganyar
yang belum cukup baik dan
perlu diperbaiki meliputi
kondisi jalur pedestrian,
penataan pedagang kaki lima
(PKL), kelengkapan street
furniture (seperti kursi dan
lampu taman), dan
ketersediaan area parkir.

4. KASUS
a. Alun-alun Kota Purwokerto
Alun-alun Purwokerto terletak di Jalan
Jend. Sudirman, Banyumas, Jawa Tengah.
Dengan koordinat -7.424398, 109.230058.
Alun-alun Purwokerto merupakan salah
satu ruang terbuka di Kota Purwokerto,
yang juga merupakan halaman dari kantor
pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas.
Alun-alun Purwokerto ini menjadi ciri khas Gambar 1. Posisi strategis Alun-alun Purwokerto.
bagi Kota Purwokerto karena terletak di Sumber: infopurwokerto.com
kawasan pusat kota.
Alun-alun Purwokerto terbuka untuk pembangunan, dan di sebelah barat
publik, alun-alun ini tetap ramai dikunjungi berupa Masjid Baitussalam.
masyarakat meskipun banyak munculnya
tempat-rempat rekreasi lain seiring
berkembangnya Kota Purwokerto. Pada
tahun 2000-an alun-alun ini masih berupa
lapangan berumput dengan pohon-pohon
beringin di sekitarnya seperti alun-alun di
Jawa pada umumnya. Banyak PKL yang
berjualan di sisi luar alun-alun sehingga
kawasan ini kurang rapi.
Berkembangnya Kota Purwokerto
membuat alun-alun sebagai ruang terbuka
juga harus dikembangkan lebih baik lagi,
sehingga pada masa jabatan Bupati
Mardjoko, tatanan alun-alun Purwokerto
Gambar 2. Pengunaan lahan kawasan alun-alun Purwokerto.
direnovasi agar menjadi lebih baik, serta Sumber: wikimapia.org dan data penulis.
memberi kenayamanan bagi pengunjungnya
2) Bentuk dan Massa Bangunan
dengan tetap mempertahankan alun-alun
(Building Form and Massing)
sebagai ruang terbuka publik. Perubahan
Bentuk dan massa bangunan di
tersebut dilanjutkan oleh Bupati Husein
kawasan ini berupa bangunan pertokoan
(2014) dengan menerapkan konsep Modern
2-3 lantai dan terdapat area pemukiman
Citizen Park yang membuat tatanan alun-
penduduk 1-2 lantai di belakang area
alun semakin rapi, Pemerintah Kabupaten
pertokoan tersebut. Kantor Pusat
Banyumas juga menetapkan kebijakan
Pemerintahan Kabupaten Banyumas
alun-alun bebas dari Pedagang Kaki Lima
mendominasi kawasan ini. Tetapi, massa
(PKL), sehingga memberikan kenyamanan
bangunan menjadi beragam sejak
bagi pengunjung.
dibangunnya sebuah pusat perbelanjaan
4 lantai tepat di depan alun-alun dan
b. Delapan Elemen Pembentuk Ruang
hotel yang rencananya akan memiliki 20
Kota pada Kawasan Alun-alun
lantai di belakang pusat perbelanjaan
Purwokerto
tersebut.
1) Penggunaan Lahan (Land Use)
Penggunaan lahan di kawasan Alun-
alun Purwokerto berupa perkantoran
pemerintahan, area perdagangan, serta
area pemukiman. Pola penggunaan lahan
perdagangan berada di sisi jalan raya
dengan area pemukiman berada di jalan-
jalan kecil dengan letak di belakang area
perdagangan. Di sebelah utara alun-alun Gambar 3. Pendopo si Panji dan Kantor Pusat Pemerintahan
Banyumas.
berupa kantor Pusat Pemerintahan Sumber: wikimapia.org
Banyumas, di sebelah timur adalah
perkantoran dan pertokoan, di sebelah
selatan berupa pusat perbelanjaan dan
hotel yang sedang dalam proses
arus lalu lintas diarahkan ke Jalan Gatot
Subroto di sisi utara atau Jalan Slamet
Riyadi di sisi selatan.

Gambar 4. Masjid Agung Baitussalam.


Sumber: liputan6.com

Gambar 10. Peta perubahan jalur kendaraan kawasan Alun-


alun Purwokerto menjelang tahun baru.
Sumber: news.detik.com

4) Ruang terbuka (Open Space)


Ruang terbuka di kawasan Alun-alun
Kota Purwokerto adalah alun-alun itu
sendiri, jalan, dan pedestrian.
Gambar 5. Pusat perbelanjaan Rita Supermall dan
Swissbellhotel yang dalam proses pembangunan.
Sumber: purwokertoguidance.com

3) Sirkulasi dan Parkir (Circulation and


Parking)
Lebar jalan di sekitar alun-alun
kurang memadai jumlah volume
Gambar 11. Ruang terbuka Alun-alun Purwokerto.
kendaraan yang lewat. Sering terjadi Sumber: tripadvisor.com
kemacetan terutama saat jam berangkat-
5) Jalur Pedestrian (Pedestrian Ways)
pulang karena banyak terdapat
Jalur pedestrian terdapat di sisi Jalan
persimpangan di kawasan tersebut.
Jend. Sudirman dan di sisi selatan, tetapi
Untuk parkir kendaraan di kawasan
di sisi barat dan timur alun-alun tidak
ini berupa on street parking di bahu
terdapat jalur pedestrian, sehingga
Jalan BKR, Jalan Yosodarmo, Jalan
pejalan kaki harus berjalan di bahu jalan.
Pekih dan Jalan Tentara Pelajar yang
Hal ini dapat membahayakan pejalan
bukan merupakan jalan utama di sisi
kaki maupun pengguna kendaaraan.
utara alun-alun. Sedangkan di sisi
selatan alun-alun di Jalan Jend.
Sudirman tidak boleh untuk parkir
karena merupakan jalan utara, tetapi
masih ada yang pengendara yang
melanggar aturan tersebut sehingga
menimbulkan kemacetan.
Gambar 12. Tidak ada pedestrian pada sisi timur alun-alun.
Pada momen-momen tertentu (hari Sumber: maps.google.com
libur nasional/kegiatan tertentu) Jalan
Jend. Sudirman ditutup agar tidak terjadi 6) Penanda (Signages)
kemacetan di depan alun-alun kemudian Papan-papan penanda jalan di
kawasan ini sudah lengkap dan mudah
dilihat oleh masyarakat. Papan-papan
penunjuk tempat maupun papan iklan
juga terdapat pada tempat yang tepat
sehingga tidak mengganggu kegiatan di
kawasan ini. Ukuran papan penanda
jalan maupun papan penunjuk
tempat/iklan sudah tepat, tidak terlalu
Gambar 16. PKL di Alun-alun Purwokerto saat ramai
besar ataupun tidak terlalu kecil. pengunjung.
Sumber: infopurwokerto.com

8) Preservasi dan Konservasi


(Preservation and Conservation)
Terdapat Museum Bank Rakyat
Indonesia yang merupakan bangunan
Gambar 13. Papan penanda. Gambar 14. Papan penanda.
Sumber: radarbanyumas.co.id Sumber: jejakpiknik.com preservasi di kawasan ini.

7) Aktivitas Pendukung (Activity


Support)
Banyak terdapat pendukung kegiatan
di kawasan ini berupa pertokoan, tempat
makan, mall, PKL, tempat sampah, dan
sebagainya. Letak PKL sudah
ditempatkan di Jalan Ragasemangsang
dan Jalan Pengadilan yang terletak di
sebelah timur alun-alun untuk berjualan. Gambar 17. Museum BRI Purwokerto.
Tetapi, masih terdapat PKL-PKL yang Sumber: situsbudaya.id
berjualan di pedestrian terutama saat
Sabtu malam sehingga menambah 5. KESIMPULAN
kemacetan. Tidak tersedianya kursi Kawasan Alun-alun Purwokerto sudah
taman membuat pengunjung banyak memiliki delapan elemen perancangan sesuai
duduk di trotoar yang mengganggu dan dengan teori Hamid Shirvani. Hanya saja, ada
membahayakan pejalan kaki maupun beberapa elemen perancangan yang kurang
pengguna kendaraan. baik dan kurang lengkap karena masih dalam
tahap pengembangan. Kawasan ini terdapat
penggunaan lahan lengkap dan berpola
mengikuti jalan utama; bentuk dan massa
bangunan berupa pertokoan, perkantoran, dan
pemukiman dengan jumlah lantai 1-4; sirkulasi
jalan cukup padat karena banyaknya volume
kendaraan dan parkir on street; ruang terbuka
berupa alun-alun, pedestrian, dan jalan; jalur
Gambar 15. Tempat sampah di kawasan Alun-alun
Purwokerto. pedestrian di sisi utara dan selatan alun-alun;
Sumber: banyumaskab.go.id papan penanda yang sudah lengkap dan baik;
aktivitas pendukung berupa pertokoan, mall,
PKL, tempat sampah, dan sebagainya; serta
bangunan preservasi yaitu Museum BRI
Purwokerto.
6. SARAN baru#.XAiHouIxW00 (Diakses tanggal 27
Kawasan Alun-alun Purwokerto yang sudah November 2018)
lengkap dan tertata harus bisa dikelola agar Banyumasku.com. 2015. “Tampilan Baru
terkendali dengan baik. Penggunaan lahan Alun-alun Purwokerto” http://www.
dioptimalkan kembali dan dibatasi sehingga banyumasku.com/tampilan-baru-alun-alun-
pada kawasan Alun-alun Puwokerto yang purwokerto/ (Diakses tanggal 21 November
terdapat Pendopo si Panji masih terjaga 2018)
keaslian dan kesakralannya sebagai pusat Bonvoyagejogja.com. 2017. “Alun-alun
pemerintahan. Bentuk dan massa bangunan Purwokerto: Spot Selfie Air Mancur di
harus lebih sesuai dengan peraturan. Sirkulasi Kota Mendoan” https://bonvoyagejogja.
diberi jalur alternatif lebih banyak lagi karena com/alun-alun-purwokerto-spot-selfie-air-
volume kendaraan yang semakin banyak dan mancur-di-kota-mendoan/ (Diakses tanggal
diberi lahan parkir khusus. Ruang terbuka 22 November 2018)
dipertahankan dan diperbanyak. Jalur Jejakpiknik.com. 2018. “10 Gambar Alun-alun
pedestrian ditambahkan di sisi timur dan barat. Purwokerto, Sejarah Asal Usul, Lokasi
Papan penanda sudah baik, harus alamat, Kuliner Terdekat + Penginapan
dipertahankan. Aktivitas pendukung seperti Hotel di Sekitar Wisata”
PKL ditertibkan lagi karena masih banyak https://www.jejakpiknik.com/alun-alun-
yang melanggar peraturan, area alun-alun purwokerto/ (Diakses tanggal 27 November
diberi kursi taman di sisi pinggirnya untuk 2018)
menambah kenyamanan pengunjung. News.detik.com. 2017. “Jelang Tahun Baru,
Bangunan preservasi tetap dilestarikan. Alun-alun Purwokerto Bebas Kendaraan”
https://news.detik.com/berita-jawa-
7. DAFTAR PUSTAKA tengah/d-3793186/jelangtahun-baru-alun-
Kardian , Renti P., Tomi Eriawan, Haryani. alun-purwokerto-bebas-kendaraan (Diakses
2017. Kajian Elemen Perancangan Kota di tanggal 21 November 2018)
Koridor Pasar Siteba Kota Padang. Petatempatwisata.com. 2016. “Refreshing &
Kumpulan Jurnal Tugas Akhir Teknik PWK Olahraga di Alun-alun Kota Purwokerto –
Wisuda ke-68 II. 3:-. Banyumas”
Kojongian, Jeivan O. G., Dwight M. http://petatempatwisata.com/refreshing-
Rondonuwu, ST.,MT, Dr. Aristotulus E. olahraga-di-alun-alun-kota-purwokerto-
Tungka ST., MT. 2017. Karakteristik banyumas/ (Diakses tanggal 22 November
Kawasan Kota Lama Manado dengan 2018)
Pendekatan Teori Hamid Shirvani. Spasial Radarbanyumas.co.id. 2018. “Seberang Alun-
IV. 2:73-82. alun Purwokerto Steril Parkir Kendaraan”
Rahmiati, Desti. 2017. Kajian Elemen https://radarbanyumas.co.id/seberang-alun-
Pembentuk Ruang Kota pada Ruang alun-purwokerto-steril-parkir-kendaraan/
Terbuka Publik Kota (Studi Kasus : Alun- (Diakses tanggal 21 November 2018)
Alun Karanganyar). IKRAITH-
TEKNOLOGI I. 1:1-8.
Banyumaskab.go.id. 2018. “Alun-Alun
Purwokerto Dilengkapi 46 Tempat Sampah
Baru” https://www.banyumaskab.go.id/
news/24411/alun-alun-purwokerto-
dilengkapi-46-tempat-sampah-

Anda mungkin juga menyukai