• Sprawl: penyebaran keluar kota sampai pinggirannya. • merupakan proses perembetan kenampakan fisik suatu kota ke arah luarnya • Urban Sprawl adalah pembangunan yang tidak terencana dengan baik yang menyebarkan populasi kota ke wilayah berkepadatan rendah. • Dari tahun 1970 hingga 2000, orang-orang di AS yang bekerja di kota-kota semakin menjauh dari pusat kota. • Kepadatan populasi di kota-kota menurun karena orang- orang pindah ke pinggiran kota • Karakteristik perkembangan secara urban sprawl berupa single-use zoning, penggunaan lahan berkepadatan rendah, ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, serta desain kota yang homogen • Hayden (2004) mendefinisikan urban sprawl sebagai proses pengembangan permukiman perumahan di daerah pinggiran dengan kepadatan penduduk yang rendah dan menyebar serta bergantung pada kendaraan pribadi. Perkembangan Kota Di Indonesa (Menurut riset Setiawan,2006) • Tingkat urbanisasi sekitar 40%, angka percepatan per tahun 2,4%, 15-20 tahun lagi 60_70% penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan (diperkirakan 23 kota berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa • Tiap tahun dibutuhkan sekitar 800.000 rumah baru, konversi lahan pertanian untuk perkotaan mencapai 25,1 ha per tahun di Jawa • Rasio pemilikkan mobl per 1000 orang baru 25, bahkan di Amerika 30% lahan perkotaan diperuntukkan untuk kegiatan transportasi • Tiap kota dengan 1juta jiwa diperkirakan memerlukan 625.000 ton air, 2000 ton makanan, 9500 ton bahan bakar, dan menghasilkan 500.000 limbah cair dan 2000 ton limbah padat Cek Sumber berikut: • https://www.slideshare.net/wburkey/urban-sprawl-33815014 • https://www.slideshare.net/izimalik/compact-cities-vs-urban-sprawl Tipe Proses Urban Sprawl 3 macam proses urban sprawl yaitu (Yunus, 2008) : 1. Perembetan konsentris (concentric development) dicirikan dengan perembetan yang merata ke semua bagian perkotaan yang sudah ada dan jenis perembetan yang sifatnya lambat. 2. Perembetan memanjang (ribbon development) dicirikan dengan perembetan kota yang berkembang mengikuti jaringan transportasi yang ada sehingga peran jaringan transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam proses perembetan kota jenis ini. 3. Perembetan yang meloncat (leap frog development/checker-board development) dicirikan perembetan kota yang tidak teratur atau meloncat dari kota induk. Tipe perembetan jenis ini merupakan perembetan kota yang tidak efektif dan efisien. Dampak Urban Sprawl • hilangnya peran pusat kegiatan, ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, serta hilangnya luasan ruang terbuka hijau • Meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang berlebihan. • Polusi udara dan air • Menyebabkan adanya kelas sosial, yaitu Kelompok berpenghasilan tinggi semakin menjauh dan Kelompok berpenghasilan rendah tinggal di kota Dampak Urban Sprawl • menurut Sudhiraa, et.al. (2004) di negara berkembang seperti India, di mana populasinya lebih dari satu miliar, urban sprawl mengambil korban pada sumber daya alam dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. • gejala urban sprawl di daerah pinggiran kota (urban fringe) telah mengakibatkan terjadinya proses konversi lahan pertanian ke non pertanian. Untuk selanjutnya proses konversi lahan pertanian ke non pertanian tersebut mengakibatkan terjadinya proses densifikasi (pemadatan) permukiman di daerah pinggiran kota (Giyarsih, 2017) Ide Mengatasi • Melihat permasalahan tersebut, maka muncul beberapa konsep yang bertujuan merevitalisasi dampak negatif tersebut, salah satunya adalah konsep kota kompak (compact city). Konsep ini Urban Sprawl telah berhasil diterapkan sebagai pengendalian urban sprawl pada beberapa negara, di antaranya Belanda dan Inggris. • Mengembangkan konsep Smart Growth pada kawasan yang meliputi : 1) Penggunaan lahan & sumber daya yang efisien, pembangunan yang lebih dekat dengan kota yang ada, transportasi umum yang baik, mengendalikan pemekaran (sprawls) dan penggunaan sumber daya. 2) Contohnya di Portland, Oregon: menciptakan batas pertumbuhan kota sementara di Florida: Rumah dibangun lebih berdekatan, dan di Vancouver, British Colombia menerapkan Sustainable Communities (dalam membuat konsep mixed used tempat bekerja yang dekat dengan hunian untuk 40% pekerja sehingga mereka bisa berjalan kaki ke tempat kerja) • Mengembangkan konsep Sustainable Cities: 1) Berjalan kaki, bersepada, transportasi massal 2) Recycles & reuses 3) Bercocok tanam / urban farming • Edukasi & Aksi Komunitas 1) edukasi tentang dampak negatif urban sprawl untuk mencegah pembangunan yang tak berkelanjutan DKI Jakarta • Contoh daerah yang mengalami urban sprawl yaitu DKI Jakarta. Pembangunan di daerah pinggiran Jakarta selama 1991-1993 menyebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi perkotaan yang begitu masif hingga mencapai 106.000 Ha (Firman, 2002). • Daerah yang sebenarnya berada di luar Jakarta tersebut (seperti Bekasi dan Tangerang) digunakan untuk membangun ratusan proyek perumahan (Goldblum & Wong, 2000). • Tidak adanya kontrol terhadap pembangunan menyebabkan masifnya alih fungsi lahan pertanian di daerah pinggiran untuk disulap oleh pengembang menjadi kawasan perumahan. Menjamurnya permukiman di daerah pinggiran akan berdampak pada peningkatan jumlah pelaju yang harus bolak-balik ke pusat kota sehingga menimbulkan kemacetan (Firman, 2002). • Pnyebab Urban sprawl di Jakarta : liberalisasi ekonomi yang mempermudah pengembangan bisnis properti https://www.balairungpress.com/2018/03/urban-sprawl-dan-kemacetan-di- yogyakarta/#:~:text=Contoh%20daerah%20yang%20mengalami%20urban,Ha%20(Firman%2C%202002). Yogyakarta • Urban sprawl yang terjadi di Yogyakarta antara tahun 2002 dan 2013 menyebabkan alih fungsi lahan di daerah pinggiran yang begitu masif (Divigalpitiya & Handayani, 2015). • Daerah pinggiran kota dianggap sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal. Penelitian yang dilakukan oleh Jauhari dan Ritohardoyo (2013) menunjukkan pembangunan yang pesat dengan munculnya 68 kompleks perumahan di Kecamatan Mlati pada tahun 2004 -2011. • Pembangunan itu terpusat di dua desa yaitu Desa Sinduadi (18,39 Ha/tahun) dan Desa Sumberadi (5,52 Ha/tahun). • Meskipun daerah pinggiran berkembang, pusat kota masih menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat (Divigalpitiya & Handayani, 2015). • Bertambahnya jumlah pemukim di daerah pinggiran menambah jumlah pelaju yang berakibat pada kemacetan. • Urban sprawl di Kota Yogyakarta menjadi salah satu faktor kemacetan yang selalu meningkat tiap tahunnya. Terjadinya perluasan pembangunan perumahan ke daerah pinggiran di sekitar kota menyebabkan naiknya jumlah pelaju yang harus bolak-balik ke pusat kota untuk melakukan aktivitas mereka.
https://www.balairungpress.com/2018/03/urban-sprawl-dan-kemacetan-di- yogyakarta/#:~:text=Contoh%20daerah%20yang%20mengalami%20urban,Ha%20(Firman%2C%202002). Yuk kita Review
• Bagaimana dengan kondisi Kota ditempat anda Tinggal, Apakah juga
terjadi Urban Sprawl? • Silakan sampaikan jawaban tersebut pada maksimal 2 halaman yang berisi penjelasan seperti apa tipe penyebarannya dan dampak yang terjadi pada kota tersebut akibat urban sprawl dan disertakan dengan potret foto udara kota tersebut • Kemudian dikumpulkan pada LMS masing-masing kelas