Anda di halaman 1dari 27

ISU STRATEGIS KOTA DAN

PERKEMBANGAN KOTA

Bobi Setiawan
Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan/JUTAP

1
KERANGKA PRESENTASI/DISKUSI
1. Perkembangan Perkotaan di Indonesia:
Konteks dan Tantangan;
2. Isu Strategis Kota dan Perkembangan
Kota;
3. Memastikan Urbanisasi Berkelanjutan
menuju Indonesia Emas 2045;
4. Beberapa Strategi
Perencanaan/Pembangunan Perkotaan;
5. Perlunya Indikator Pembangunan kota/
Perkotaan;
6. Catatan Akhir: Perlunya UU
Pembangunan Perkotaan!!
1. PERKEMBANGAN KOTA DI INDONESIA: KONTEKS
DAN TANTANGAN
1. The second mega diversity country after Brazil: Environmental Issues;
2. Climate Change and The roles of Indonesia;
3. Indonesia: rings of fire;
4. Poverty, pluralism, and social gap;
5. The issue of bonus demography;
6. Demographic pattern:
7. Generation Gap?
8. Cultural diversity?
9. Democratization, Desentraliztion and local autonomy;
10. Disrupsi and Inovations.

Notes:
1) how to capitalize the transformatif capacity of urbanization for culturaL ENRICHMENT!!
2) How urban transformation is managed in sustainable ways.
2. Isu Strategis Perkembangan Kota
di Indonesia:
1. Environmental degradations/pollutions;
2. Housing issues: backlog, ‘slums,’ affordability;
3. Urban disaster, climate change,
vulnerability/resiliency;
4. Landuse conflicts: convertion of productive
agricultural land – urban food security;
5. Urban heritage issues: destructions, neglection;
6. Urban poverty and vulnerability;
7. Urban crimes, urban social problems,
intolerancy/inclusivity;
8. Urban finances and governances.

Notes: 1) “ The battle for the environmental future of our planet will be won or lost
in the cities, particularly cities of the developing world” (Maurice Strong, 1996);
2) Current urban development in Indonesia is not guaranting sustainable urban
transformation”
RUANG PUBLIK KOTA
TELAH HILANG!
•Terjadi proses
komodifikasi/komersialisasi dan
privatisasi ruang kota;
•Lingkungan kota lebih didominasi oleh
“buildings”
•Ruang-ruang publik banyak yang
dirampok!
•Masih terdapat ruang-ruang publik, tapi
tidak dimanfaatkan-diberdayakan-
dioptimalkan;
•Perlu “advocacy” terhadap ruang-ruang
publik kota.

5
URBANISASI, PERKEMBANGAN KOTA
DAN PERSOALAN: TRANSPORTASI
Terjadi peningkatan pemilikan kendaraan bermotor di negara-
negara berkembang sebesar 10% (1970-1990);

Pada tahun 1990, transportasi kontribusi sepertiga dari total


125 billion tons carbon dioxide dalam sektor energi;

Di Indonesia, sekitar 30 gigaton/GT dari total 35 GT total emisi


dari sektor transport disumbangkan oleh transportasi darat;

Dari tahun 1994-1999, konsumsi energi untuk transport di


Indonesia meningkat dari 36,5% menjadi 40,1% dari semua;

Jalan-jalan di Amerika mengkonsumsi hampir sepertiga lahan


kota, satu kilometer expressway dapat dipakai untuk
perumahan bagi 1000 jiwa;

Setiap hari, 1300 manusia meninggal karena kecelakaan lalu-


lintas. 6
URBANISASI, PERKEMBANGAN KOTA DAN PERSOALAN
LINGKUNGAN: PERUMAHAN

• Sekitar 60% penduduk kota tinggal diperumahan/kampung


dengan infrastruktur (air bersih, sanitasi) yang kurang
memadai;
• Kondisi air minum di beberapa kota di Indonesia tidak/kurang
layak;
• Sebagian kampung telah mengalami “overcrowding”
• Tidak terdapat ruang-ruang publik yang memadai;
• Tidak cukup taman dan ruang terbuka hijau kota;
• Sebagian rumah penduduk tidak dilengkapi dengan KM/MCK;
• Kapasitas daya dukung kota menurun, tidak sebanding dengan
beban/manfaatnya.

7
KONDISI KOTA KITA:
DEHUMANISASI?

Persoalan lingkungan kota semakin meningkat dan


kompleks;

Meningkatnya persoalan-persoalan sosial perkotaan


merefleksikan situasi-kondisi lingkungan kota yang tidak
kondusif untuk perkembangan kebudayaan manusia;

Proses perkembangan kota yang “market driven” telah


membawa kota-kota kita pada proses dehumanisasi
yang mengkhawatirkan;

Berbagai persoalan sosial dan konflik perkotaan


semakin meningkat.

8
Perkembangan Kawasan Perkotaan tahun 2000-2025 (Sugiyantoro, 2009)

2000

Total urban area

2025

9
DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM:
KAITAN ‘TIMBAL BALIK’ ANTARA URBANISASI/PERKEMBANGAN KOTA
DAN PERUBAHAN IKLIM:

Catatan:
1) “Perubahan iklim mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap kota, sebaliknya kota juga mempunyai peran yang sangat
signifikan dalam perubahan iklim”
2) Untuk meredam dampak krisis perubahan iklim, kota-kota harus bisa mencapai target nol emisi sampai tahun 2050 demi
membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius.
Apakah Kota-Kota kita Sudah:
Sehat? Tangguh? Berkelanjutan? Pintar?
No Aspects Facts
1 Social 9,82% (25,9 Juta) penduduk Indonesia Miskin, plus jumlah yang sama yang rentan; 46% wilayah di
DKI kumuh; 87.000 Hektar perumahan kumuh; 34 Juta penduduk Indonesia kekuranagn air bersih;
25% warga Indonesia belum mempunyai akses sanitasi yang layak
2 Economy Gini Ratio di daerah perkotaan pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,392, naik; Urban crimes meningkat
pesat;
Urbanisasi kurang optimal memicu pertumbuhan ekonomi; 60% penduduk perkotaan di Indonesia
tergantung di sektor informal
3 Env/Spasial 70% perumahan perkotaan di Indonesia di dukung oleh perumahan informal; Kualitas udara kota
semakin buruk, kemacetan dan korbanya meningkat, 30% RTH belum terpenuhi di Indonesia, layanan
publik transport masih rendah
4 Institutions Proses konsolidasi demokrasi masih terus terjadi; Pemimpin daerah masih terjebak dalam siklus politik;
Leadership dan inovasi Pemda belum sepenuhnya muncul; Kapasitas aparet pemda perlu
peningkatan; smart city baru sebatas slogan, resilient city baru pada tahap awal, healthy city belum
terjamin
• Indonesia Emas 2045: Momen bersejarah yang
harus dimaknai dan diwujudkan;
• Indonesia harus menjadi negara maju dan
bermartabat, setara dengan negara negara maju
lain;
• 70-75 persen penduduk Indonesia akan tinggal di
perkotaan – tidak berarti perdesaan tidak penting:
perlu sinergi desa-kota dalam satu wilayah yang
kompetitif;
• Perkotaan akan menjadi ‘lokomotif’ ekonomi
wilayah dan negara;
• Dampak Pembangunan perkotaan harus
diperhatikan – proses pembangunan perkotaan
selama ini tidak menjamin ‘tranformasi’
perkotaan yang berkelanjutan.

12
BEBERAPA CATATAN UNTUK MENJAMIN TRANSFORMASI
PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN!!

1. Penegasan Kebijakan Pembangunan Perkotaan dalam STrategi Pembangunan Nasional (KSPPN/NUDS);


2. Pemantapan hirarki kota-kota dalam konteks pengembangan wilayah;
3. Peningkatan sinergi hubungan kota-desa dan Pengembangan dan pengoptimalan peran kota-kota kecil;
4. Penetapan Urban Growth Boundaries;
5. Perencanaan tata ruang yang lebih kompak, efisien tanah, dan menekankan pada publik interest serta
common sharing/publik facilities;
6. Mitigasi Bencana untuk kota-kota, termasuk coastal cities;
7. Pengembangan RTH dan ruang-ruang publik;
8. Pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan – publik transport dan non-motorized vehicles;
9. Pemantapan identitas kota, kota pusaka, melalui Peremajaan dan konservasi kota;
10. Peningkatan urban productivity, creativity, dan daya kompetisi kota;

13
BEBERAPA CATATAN UNTUK MENJAMIN TRANSFORMASI
PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN!!

11. Penanganan sistem limbah yang terpadu dan ramah lingkungan;


12. Menjamin food and energy security for the city;
13. Menjamin Fasum dan Fasos untuk anak-anak, remaja, dan pemuda;
14. Menjamin perumahan yang layak dan terjangkau;
15. Pengelolaan tanah perkotaan yang adil dan efisien;
16. Pengembangan instrumen pengelolaan kota yang terpadu;
17. Peningkatan peran sektor informal perkotaan;
18. Pengembangan peran sektor swasta dan masyarakat;
19. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola kota;
20. Pengembangan dan aplikasi Indikator pembangunan Kota yang Berkelanjutan.

14
Panduan Penataan Kota bagi Pemimpin
Daerah (UN Habitat, 2016)
1. Bagimana memilih pola ruang yang dpat melayani kota dengan baik: 1) mengambil manfaat pola kota campuran dan kompak; 2)
Menetapkan kepadatan sebagai kunci; dan 3) memastikan ketersediaan dan akses terhadap ruang publik;
2. Bagaimana meningkatkan akses dan menghindari kemacetan: 1) mengurangi kebutuhan perjalanan dengan pola kota kompak; 2)
memprioritaskan moda angkutan umum; dan 3) mengelola kebutuhan dan pilihan transportasi yang efisien;
3. Bagaimana menyediakan infrastruktur dan pelayanana dasar: 1) mendukung urbanisasi melalui pendekatan infrastruktur terpadu; 2)
menjawab tantangan air bersih; dan 3) mengumpulkan dan membuang sampah secara efisien; 4)meningkatkan efisieni energi;
4. Bagaimana cara mengatasi informalitas: 1) menjadikan permukiman informal sebagai bagian kota; serta 2) meningkatkan kualitas
permukiman informal yang sudah terbangun;
5. Bagaimana membangun ketahanan dan mengurangi resiko iklim: 1) mengintegrasikan ketahanan dalam penataan kota; serta 2)
memetik keuntungan dari peluang mitigasi perubahan iklim di tingkat lokal;
6. Bagaimana membangun kota yang lebih aman: 1) memahami dampak tindak kriminal; 2) pencegahan tindakan kriminal; dan 3)
mengurangi resiko kriminal melalui perancangan kota;
7. Bagaimana penatan kota menghasilkan sumber pendapatan: 1) diversifikasi basis sumber pendapatan potensial; 2) penigkatan minat
investasi melalui penataan kota; dan 3) memperolah pendapatan dari perluasan dan pembaharuan kota;
8. Bagaimana mengakomodasikan investasi: 1) mengkoordinasikan penataan kota dan investasi; 2) menetapkan prioritas dan respon
terhadap kebutuhan; dan 3) meningkatkan kinerja melalui transparansi dan akuntabilitas;
9. Bagaimana membangun kemitraan: 1) bermitra dengan masyarakat; 2) bermitra dengan sektor swasta; dan 3) bermitra dengan instansi
lain di pemerintahan;
10. Bagaimana mengukur dampak yang dihasilkan: 1) menetapkan indikator; 2) mengevaluasi berdasarkan target dan tahapan pencapaian;
dan 3) temuan umpan balik sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan.
Catatan: Sumber: UN Habitat, 2016
Adaptasi dan Mitigasi
Harus dilakukan secara
bersamaan di Perkotaan
4. CONTOH STRATEGI PERENCANAAN KOTA BERDASAR
DASAR ELEMEN-ELEMENYA
No. Bidang/ARea Alt Catatan
1 Landuse/Urban Form Compact city; Desa-Kota; Urban Regeneration; TOD; RTRW/RDTR; RTBL

2 Transportasi Transportasi publik, non-motorized vehicle, TOD, Car Mulai terus dikembangkan di
free day, parking fee; Indonesia

3 Energi Renewable/Alt. energy, Green building, energy effiiciency Indonesian Green bUlding council,
and conservation sebagian kota sudah menjadi
Perda
4 Infrastruktur Green infrastructures, eco-hydraulic, nature-based Harus mulai dikembangkan dan
solutions, rain harvesting dipraktekkan

5 Food Urban farming, Food garden, Perma culture Sudah banyak dirintis, perlu di
scaling up
6 Bangunan Green building, vertical building, Building coservation Sudah mulai banyak diterapkan
dan menjadi Perda
7 Waste Bank sampah, LCA, 4R, Sudah mulai banyak dilakukan di
berbagai tempat di Indonesia

Catatan:
Kota Indore di India berubah dari kota kabut asap dan sampah kotoran manusia di jalan-jalan pada tahun 2016, dan menjadi kota paling bersih di India tahun 2018. Perubahan
dramatis itu berkat proyek-proyek pengelolaan limbah yang ambisius, yang didanai oleh sektor publik dan swasta secara bersama-sama, serta perubahan peraturan di tingkat nasional.
SUSTAINABLE URBAN DEVELOPMENT:
PERAN PEMERINTAH KOTA SANGAT KRUSIAL!

1. Pemerintah kota harus lebih PROGRESIF dan mengambil INISIATIP untuk mewujudkan sustainable urban
development;

2. Pemerintah kota punya kewenangan unutk MENGINTERVENSI pasar dan MENGKOREKSI perkembangan kota yang
DIKONTROL oleh PASAR;

3. Pemerintah Kota harus CERDAS, mengembangkan berbagai


INSTRUMEN dan STRATEGI pengelolaan kota;

4. Pemerintah Kota harus Berani melakukan PEMIHAKAN untuk


kepentingan PUBLIK;

5. Pemerintah harus BERMITRA dengan masyarakat dan pihak swasta.

Catatan: 1) Perlu LEADERSHIP; rakyat harus lebih SMART dalam memilih WALIKOTA

18
5. PERLUNYA INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA :
APA ITU INDIKATOR?
• Indikator didefinisikan sebagai representasi dari satu realitas. Indikator tidak
menjelaskan seluruh realitas yang kompleks, melainkan hanya alat bantu untuk
memahami realitas. Sebagai alat bantu, maka indikator harus selektip dan
merupakan faktor-faktor penting yang membentuk realitas (OECD, 1997)

• Indikator adalah unit informasi yang menggambarkan terjadinya sesuatu dalam


sistem yang lebih besar. Indikator dapat diumpamakan sebagai jendela-jendela
yang secara bersama-sama dapat memberikan gambaran lebih menyeluruh
dari kenyataan yang ada (Sustainable Seattle, 1998).

KOTA YANG BERKELANJUTAN - BOBI


19 SETIAWAN MPWK UGM
APA ITU INDIKATOR (lanjutan)
• Indikator-indikator kota berkelanjutan adalah unit-unit informasi yang secara bersama dapat
menggambarkan keberadaan suatu kota, berlanjut atau tidak. Indikator kota keberlanjutan
memberikan umpan balik tentang kesejahteraan masyarakat kota secara menyeluruh, seperti kalau
temperatur badan dan tekanan darah menginformasikan kesehatan seseorang. Dari informasi
tersebut akan dapat ditentukan tindakan lebih lanjut.

• Indikator sangat diperlukan oleh karena benar-benar dapat menterjemahkan prinsip-prinsip umum
pembangunan kota yang berkelanjutan menjadi tolok ukur yang lebih rinci dan aplikatif. Indikator
mempunyai kegunaan praktis karena dapat dipakai oleh pengelolan kota dan masyarakat kota untuk
mengukur apakah pembangunan kota yang bersangkutan mengarah pada keberlanjutan atau tidak.
Indikator juga diperlukan untuk menyusun prioritas pembangunan kota.

Catatan: 1) Indikator dapat membuat proses Politik/Pilkada menjadi lebiih AKUNTABEL, bukan seperti
membeli kucing dalam karung

KOTA YANG BERKELANJUTAN - BOBI


20 SETIAWAN MPWK UGM
SYARAT-SYARAT INDIKATOR YANG BAIK

• Pertama, relevan (cocok, sesuai dengan kepentingan tertentu).


• Kedua, mencerminkan nilai-nilai masyarakat.
• Ketiga, menarik bagi media lokal.
• Keempat, dapat diukur melalui metoda statistik.
• Kelima, ada logika didalamnya atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
• Keenam, terpercaya (reliable). Informasi yang ditunjukkan dalam indikator tersebut harus dapat
meyakinkan orang.
• Ketujuh, mengarah kepada tindakan nyata. Indikator seharusnya dapat mengarah pada
tindakan yang nyata.
• Kedelapan, relevan bagi penentuan kebijaksanaan.

PERUMUSAN INDIKATOR - BOBI


21 SETIAWAN MPWK UGM
KEGUNAAN INDIKATOR
• Mengkur kinerja kebijakan/program;
• Mengkaji trend/kecenderungan;
• Memberi informasi pada pembuat keputusan;
• Meningkatkan perhatian masyarakat;
• Menetapkan target;
• Menetapkan sasaran perencanaan;
• Membandingkan kondisi antar tempat;
• Memberi peringatan dini.
(Banerjee, 1996)

Catatan: 1) sebaiknya kuantitatip;


2) disusun bersama antara ilmuwan dan kesepakatan publik.

KOTA YANG BERKELANJUTAN - BOBI


22 SETIAWAN MPWK UGM
Indonesia
Most Livable
City Index
2017
Hasil Penilaian
Most Livable
City Index 2017
Sumber: IAP, 2018

Catatan: 1) Nilai rata


rata kota di Indonesia
masih RENDAH!!
Hasil Penilaian
Most Livable City
Index 2017
Sumber: IAP, 2018

Catatan:
2) Masih banyak PEER yang
harus diselesaikan!!
6. CATATAN AKHIR: PERLUNYA UNDANG-UNDANG PEMBANGUNAN DAN
PENGELOLAAN PERKOTAAN!!

1. Indonesia sudah menjadi negara kota – kota menjadi tumpuan masa depan
masyarakat Indonesia;
2. Peran kota bagi pembangunan nasional semakin meningkat;
3. Krisis perkotaan dan persoalan pembangunan dan pengelolaan kota yang sangat
kompleks;
4. Variasi, skala, dan peran kota yang sangat beragam;
5. Ketidak-jelasan kerangka kelembagaan pengelola kota;
6. UU Penataan Ruang tidak cukup untuk mengatur kompleksitas pembangunan dan
pengelolaan kota.

Catatan:
1) Ingat: RUU Pokok-pokok Bina Kota;

26
CV Singkat:
Prof. Ir. Bakti (Bobi) Setiawan MA., PhD.
1) S1: Arsitektur (1984-UGM); S2: Urban Planning (1994-Waterloo
University); S3 (1998-University of British Columbia);
2) Guru Besar/Dosen Departemen Arsitektur dan Perencanaan UGM (1985-
sekarang);
3) Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup/PSLH UGM (2001-2004);
4) Staf Ahli Pusat Penelitian Perencanaan Pembangunan Regional/PSPPR;
5) Ketua Prodi S3 PWK UGM (2021-sekarang);
6) Ketua Jurusan Teknik Arsitektur (2014-2018);
7) Ketua Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia/ASPI (2012-2014);
8) Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (2014– 2018);
9) Wakil Ketua : Asian Planning Schools Association/APSA;
10) Anggota Eksekutif: Global Planning Education Networks/GPEN;
11) Wakil Ketua Dewan Kebudayaan DIY (2020 – sekarang)
Stay Home and Healthy;
Keep Happy and Productive!!!

27

Anda mungkin juga menyukai