Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SEMINAR ISU-ISU PEMBANGUNAN


(PERMASALAHAN PEMBANGUNAN)
(Dosen Pengampuh: MULIANA, SE, MM.)

Oleh :
FARID (20191096)
SYUKRIANSAH SYUKUR (20191124)
KAHARUDDIN (20191020)
PUTRI (20191110)
HARDIANTI (20191100)
ANGGI AYU APRIANTI (20191089)

STIA AL GAZALI BARRU TAHUN AKADEMIK


2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. latar belakang

Kota dapat diartikan sebagai tempat dengan konsentrasi penduduk lebih padat
dari wilayah sekitarnya karena terjadi pemusatan kegiatan fungsional yang berkaitan
dengan kegiatan atau aktivitas penduduknya (Pontoh dan Kustiwan, 2009) .
Pengertian lain menyebutkan bahwa kota adalah pemukiman yang berpenduduk
relatif besar, luas areal terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan
penduduk related tinggi, tempat sekelompok orang dengan jumlah tertentu dan
beretempat tinggal dalma suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola
hubungan rasional, ekonomis, dan individualistis (Ditjen Cipta Karya, 1997). Selain
pengertian kota, dikenal pula istilah perkotaan yang pengertiannya lebih luas
menunjukkan ciri, karakteristik, atau sifat kekotaan. Perkotaan atau kawasan
perkotaan merupakan pemukiman yang meliputi kota induk dan daerah pengaruh di
luar batas administratifnya yang berupa kawasan pinggiran. UU No. 24/1992
mendefenisikan kawasan perkotaan sebagai kawasan yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi.
Pembangunan dapat diartikan sebagai segala upaya yang dilakukan dengan
terencana untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Pembangunan banyak dilakukan di kawasan perkotaan mengingat di
tempat inilah masyarakat banyak terkonsentrasi. Pelaksanaan pembangunan perkotaan
tidak selamanya berjalan dengan lancar sehingga banyak rencanan-rencana
pembangunan yang telah disusun secara menyeluruh tidak dapat terlaksana dengan
baik. Permasalahan pembangunan terus berkembang secara dinamins dari waktu ke
waktu dan sering dipandang sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang besar
sebagaimana yang terjadi di kawasan perkotaan. Pertambahan populasi terjadi tidak
hanya karena angka kelahiran yang meningkat tetapi juga dikarenakan besarnya
migrasi ke perkotaan yang besar dan tidak diimbangi dengan angka kepindahan ke
pedesaan yang rendah. Perpindahan penduduk dari desa ke kota ini diperkirakan
terjadi karena adanya pandangan bahwa kota merupakan tempat yang dapat
menyediakan kehidupan yang lebih baik daripada daerah asalnya. Akibat dari
pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi ini kemudian muncul permasalahan-
permasalahan lanjutan seperti tuntutan peningkatan pelayanan fasilitas umum dan
fasilitas sosial, kemiskinan, pengangguran, ketimpangan antar daerah, dan lain
sebagainya.

B. Rumusan maslah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Masalah urbanisasi
2. Maslah kemiskinan perkotaan
3. Maslah kualitas lingkungan hidup perkotaan
4. Keamanan dan ketertiban kota
BAB II
PEMBAHASAN
A. URBANISASI
semakin berkembangnya wilayah perkotaan di Indonesia merupakan sebuah
masalah tersendiri. Penduduk perkotaan yang semakin meningkat menyebabkan
meluasnya kebutuhan akan lahan di perkotaan terutama di daerah-daerah
pinggiran. Selain itu, terdapat banyak reklasifikasi dari daerah rural ke daerah
urban terutama di Provinsi Jawa berdasarkan pengolahan data PODES tahun 1990
sampai 2010. Konsentrasi berlebihan juga terjadi di DKI Jakarta dimana 20%
penduduk perkotaan Indonesia tinggal yang mengartikan tidak meratanya
penyebaran penduduk di Indonesia. Implikasi dari hal ini terkait permasalahan
pembangunan perkotaan adalah:
a. Penyedian lapangan pekerjaan untuk menampung seluruh penduduk;
b. Penyediaan perumahan dan pemukiman baik bagi penduduk pendatang
ataupun penduduk lama yang belum memperolah perumahan dan
pemukiman yang layak;
c. Penyediaan sarana dan prasarana maupun pelayanan dasar yang terjangkau
bagi seluruh penduduk;
d. Pengelolaan lahan agar digunakan dengan tertib dan sesuai peraturan
perundangan seperti antara lain dengan menyusun pedoman penataan
ruang dan peraturan zoning. Pengelolaan lahan juga diarahkan untuk tidak
merugikan golongan-golongan tertentu dengan menyisihkannya sehingga
terpaksa memanfaatkan lahan di luar kota atau lahan-lahan yang tidak
layak;
e. Penyeimbangan perkembangan perkotaan agar tidak terjadi konsentrasi
tujuan urbanisasi dan pengoptimalan hubungan desa-kota yang sinergis
untuk mengurangi ketimpangan desa-kota dan mengurangi dorongan untuk
pindah ke kota.

B. KEMISKINAN
Kemiskinan perkotaan, pada dasarnya juga merupakan salah satu akibat dari
padatnya penduduk di perkotaan. Hal yang paling mudah dan terlihat jelas dari
wajah kemiskinan perkotaan ini adalah kondisi jutaan penduduk yang tinggal di
permukiman kumuh dan liar. Kondisi kekumuhan ini menunjukkan seriusnya
permasalahan sosial-ekonomi, politik dan lingkungan yang bermuara pada kondisi
kemiskinan. Pengertian kemiskinan sendiri bermakna multi-dimensi dari mulai
rendahnya pendapatan, kekurangan gizi dan nutrisi, tidak memperoleh pelayanan
dasar yang memadai, tidak layaknya tempat tinggal, ketidakamanan, kurangnya
penghargaan sosial, dan lain-lain. Kemiskinan juga menyebabkan sebagian
penduduk tidak dapat menikmati saran dan prasarana perkotaan yang seharusnya
dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.

C. KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP PERKOTAAN,


Dapat dilihat dari aspek fisik seperti kualitas udara, air, dan tanah, banyak
perkotaan di Indonesia yang kualitas lingkungan perkotaannya telah tercemar baik
akibat aktivitas industri maupun aktivitas perkotaan lain seperti transportasi yang
juga diakui sebagai penyumbang terbesar polusi udara. Kualitas lingkungan yang
rendah juga berimplikasi pada berkurangnya kenyamanan warga untuk tinggal dan
beraktivitas di ruang-ruang perkotaan

D. KEAMANAN DAN KETERTIBAN KOTA

Berkaitan dengan permasalahan-permasalahan sebelumnya. Hal ini banyak


terjadi karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi perkotaan yang ada
sehingga merangsang terjadinya pemberontakan seperti tindakan premanisme
yang membuat kenyamanan kota berkurang. Hal ini juga terjadi akibat kurangnya
peran pemerintah dalam mensosialisasikan kebijakan yang berhubungan dengan
rakyat serta kurang dilibatkannya masyarakat dalam proses pembangunan,
kurangnya pemahaman akan hak-hak dan tanggung jawab masyarakat dalam
pembangunan kota, dan sebagainya. Semua hal tersebut di atas sangat
berpengaruh pada kinerja sebuah kota.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

pembangunan perkotaan dilakukan dengan harapan dapat menyelesaikan


permasalahan yang ada. Pembangunan yang keliru justru dapat memperburuk masalah
yang ada sehingga dalam perencanaan dan pelaksanaannnya sebuah pembangunan
harus dilakukan secara komprehensif dan mempertimbangkan antara kebutuhan dan
kemampuan penyediaan yang bersumber pada sumber daya. Untuk itu, diperlukan
sebuah kemampuan manajerial yang baik dari pemerintah dalam membangun kotanya
atau disebut juga dengan manajemen pembangungan. Sebuah pembangunan yang
termanajemen dengan baik tentu memiliki kelebihan dibandingkan dengan
pembangunan yang dilakukan secara asal-asalan.
DAFTAR PUSTAKA

Syari Rahman, Permasalahan Pembangunan Perkotaan, jakarta 2017

https://www.academia.edu/
9957221Permasalahan_Pembangunan_Perkotaan

Anda mungkin juga menyukai