Anda di halaman 1dari 16

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REVITALISASI KOTA TANPA KUMUH NEIGBORHOOD

UPGRADING AND SHELTER SECTOR PROJECT (NUSSP) DI KOTA BIMA

Oleh : TAUHID, SE.,M.AP


(Program Studi Ilmu Administrasi Negara)
email: tauhid.mbojo1969@gmail.com

Abstrak
Judul penelitian ini adalah : “Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh
Neigborhood Upgrading And Shelter Sector Project (NUSSP) di Kota Bima. Dengan
tujuan untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh
Neigborhood Upgrading And Shelter Sector Project (NUSSP) di Kota Bima. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Informan kunci dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kepala Dinas Tata Kota, Energi dan
Pertambangan Kota Bima, b. Kepala Bidang, Kepala Seksi, Koordinator Program,
Camat, Lurah, Ketua BKM, Ketua KSM dan Masyarakat. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini selain menggunakan wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. (d) Tehnik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan
pendekatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian bahwa : pertama; Sosialisasi Program Kota Tanpa Kumuh di Kota
Bima sudah dilaksanakan dengan lancar sesuai dengan tahapan dan mekanisme
kegiatan pelaksanaan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) mulai dari sosialisasi di
tingkat Kota Bima sampai dengan di tingkat kelurahan yang mendapatkan program
kota tanpa kumuh (Kotaku), kedua; Perencanaan program kegiatan di tingkat
kelurahan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan program dan besarnya anggaran
kota tanpa kumuh. Besarnya anggran kotaku disetiap kelurahan bervariasi tergantung
dari analisis kerusakan infrastruktur lingkungan, rumah tidak layak huni, sanitasi
lingkungan yang tidak sehat. Dengan Pola perencanaan penangan kota tanpa kumuh,
meliputi : pertama; Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima, dan Kedua; Rencana
Struktur Ruang Kota Wilayah Kota Bima. Dan Ketiga; 3.Pelaksanaan program kota
tanpa kumuh di Kota Bima, dilakukan secara transparan dan terbuka, dimana
implementasi kebijakan revitalisasi kotaku tanpa kumuh telah dilaksanakan dengan
tingkat pencapaian 100% sesuai dengan program kota tanpa kumuh di masing-masing
kelurahan. Program ini di Kota Bima lebih difokuskan pada perbaikan infrastruktur
dan penataan drainase, gang, jalan lingkungan, pembangunan dan perbaikan sanitasi
lingkungan dan kebutuhan untuk air bersih masyarakat. Sehingga Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM) sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
program kota tanpa kumuh di masing-masing kelurahan yang ada di Kota Bima telah
membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai pelaksana program di
masing-masing Lingkungan RW/RT.

Kata kunci: Implementasi Kebijakan dan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh

PENDAHULUAN mendapatkan lingkungan hidup yang baik


Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan sehat, serta berhak memperoleh
Pasal 28H Ayat 1 menyatakan bahwa: pelayanan kesehatan”. Ayat tersebut
“Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera menunjukkan bahwa tinggal di sebuah
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan hunian dengan lingkungan yang layak

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 141


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

merupakan hak dasar yang harus dijamin kumuh dan munculnya anggapan bahwa
pemenuhannya oleh Pemerintah sebagai pemerintah kota setempat tidak mampu
penyelenggara negara. mengelola peningkatan kualitas perumahan
Rumah/hunian merupakan yang berkualitas.
kebutuhan dasar manusia dan mempunyai Krisis perencanaan perkotaan di
peran yang sangat strategis dalam antaranya disebabkan oleh kurangnya
membentuk watak serta kepribadian tenaga profesional dalam bidang
bangsa. Dalam rangka pemenuhan perencanaan kota, sehingga produk yang
kebutuhan perumahan pemerintah dihasilkan di berbagai kota kurang
melakukan usaha-usaha pembangunan berkualitas atau di bawah standar penataan
perumahan dengan melibatkan berbagai kota yang ideal. Selain itu, tumpang
pihak baik perorangan maupun badan tindihnya bebagai perencanaan dan
hukum. Usaha pemerintah tersebut tidak kebijakan kota oleh instansi yang berbeda,
terlepas dari tujuan negara untuk berakibat pada ketidak jelasan aparat
menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya pelaksananya kebijakan tersebut di
sebagaimana diamanatkan dalam Undang- lapangan. (Ruddy Williams. Klasifikasi
Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Perncanaan Pembangunan Kota
Permasalahan yang dihadapi dalam Berwawasan Lingkungan. Penerbit
konteks perumahan pada banyak kota di Widiatama. Jakarta. 2001. hlm 52.
Indonesia adalah semakin berkembangnya Permukiman kumuh merupakan
perumahan dan pemukiman yang kumuh. masalah yang dihadapi oleh hampir semua
Hal ini disebabkan oleh konsep penataan kota-kota besardi Indonesia bahkan kota-
kota yang umumnya berkembang secara kota besar di negara berkembang lainnya.
bertahap tetapi tanpa dilandasi perencanaan Pertumbuhan penduduk merupakan faktor
kota yang menyeluruh dan terpadu. utama yang mendorong pertumbuhan
Penataan kota tidak dipersiapkan atau permukiman, sedang kondisi sosial ekonomi
direncanakan untuk menampung masyarakat dan kemampuan pengelola kota
pertumbuhan penduduk yang besar dalam akan menentukan kualitas permukiman
waktu yang relative pendek. Kota-kota besar yang terwujud. Kota Bima sebagai kota yang
di Indonesia menampilkan wajah ganda, di berada di Wilayah Pulau Sumbawa tidak
satu sisi terlihat perkembangan terlepas dari permasalahan permukiman
pembangunan yang serba mengesankan kumuh dengan kepadatan penduduknya
dalam wujud arsitektur modern di yang kian hari kian meningkat.
sepanjang tepi jalan utama kota, namun di Penanganan permukiman kumuh
sisi lain Nampak menjamurnya lingkungan menjadi tantangan yang rumit bagi
kumuh dengan sarana dan prasarana yang pemerintah kota/kabupaten, karena selain
sangat tidak memadai untuk mendukung merupakan masalah, di sisi lain ternyata
keberlangsungan kehidupan manusia yang merupakan salah satu pilar penyangga
hidup di wilayah perkotaan tersebut, perekonomian kota. Berangkat dari cita-cita
sehingga menunjukkan adanya krisis dalam bangsa dan memperhatikan berbagai
perencanaan perkotaan. Fenomena tantangan yang ada, Pemerintah
pembangunan perkotaan yang tidak menetapkan penanganan perumahan dan
terencana dengan baik, pada perkembangan permukiman kumuh sebagai target nasional
berikutnya berdampak pada munculnya yang dituangkan dalam Rencana
masalah dalam kehidupan masyarakat Pembangunan Jangka Menengah Nasional
perkotaan, seperti munculnya kesan bahwa (RPJMN) 2015-2019. Dalam RPJMN 2015-
kota menjadi kumuh, mudah terjangkitnya 2019 disebutkan bahwa salah satu sasaran
penyakit pada masyarakat di pemukiman pembangunan kawasan permukiman adalah

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 142


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

tercapainya pengentasan permukiman pembangunan juga ikut menimbulkan


kumuh perkotaan menjadi 0 (nol) hektar berbagai implikasi yang menyangkut
melalui penanganan kawasan permukiman industrial, mobilitas manusia yang terus
kumuh seluas 38.431 Ha. Untuk itu, seluruh meningkat, diskonkurensi masalah
program di Ditjen Cipta Karya (DJCK) kependudukan terhadap daya dukung yang
Kementerian Pekerjaan Umum dan makin melebar, juga dengan adanya
Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR) dalam peningkatan jumlah penduduk. Dengan
kurun waktu 5 tahun ke depan akan implikasi ini, kebutuhan akan kawasan
difokuskan untuk mewujudkan permukiman perumahan permukiman yang semakin
yang layak huni hingga tercapai 0 Ha kumuh besar dengan lahan yang terbatas
tanpa menggusur. Oleh karena itu, DJCK menciptakan luasan kawasan permukiman
menginisiasi pembangunan platform kumuh yang besar di Kota Bima.
kolaborasi untuk mewujudkan permukiman Berkdasarkan SK Walikota Bima Nor
layak huni melalui Program KOTAKU. 271 tahun 2015tentang penetapan lokasi
Program KOTAKU (Kota Tanpa lingkungan perumahan dan pemukiman
Kumuh) adalah program yang dilaksanakan kumuh Kota Bima tercatat sebanyak 17
secara nasional di 269 kota/kabupaten di 34 Kelurahan Kota Bima masuk kategori
Propinsi yang menjadi “platform” atau basis kumuh, yaitu Kelurahan Kolo, Kelurahan
penanganan kumuh yang mengintegrasikan Jatiwangi, Kelurahan Jatibaru, Kelurahan
berbagai sumber daya dan sumber Melayu, Kelurahan Manggemaci, Kelurahan
pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat, Santi, Kelurahan Manggemaci, Kelurahan
provinsi, kota/kabupaten, pihak donor, Sambinae, Kelurahan Monggonao, Kelurahan
swasta, masyarakat, dan pemangku Rabangodu Utara, Kelurahan Penaraga,
kepentingan lainnya. KOTAKU bermaksud Kelurahan Rabadompu Barat, Kelurahan
untuk membangun sistem yang terpadu Rontu, Kelurahan Dara, Kelurahan Nae,
untuk penanganan kumuh, dimana Kelurahan Paruga, Kelurahan Sarae dan
pemerintah daerah memimpin dan Kelurahan Tanjung. Adapun tolak ukur
berkolaborasi dengan para pemangku dilihat dari drainase, kualitas sanitasi,
kepentingan dalam perencanaan maupun ketersediaan air bersih, Sumber daya
implementasinya, serta mengedepankan manusia dan infrastruktur jalan. Pendataan
partisipasi masyarakat. KOTAKU diharapkan wilayah kumuh dengan tujuan mengetahui
menjadi “platform kolaborasi” yang dan mendeteksi sejauhmana kawasan
mendukung penanganan kawasan kumuh di Kota Bima. Besarnya Anggaran
permukiman kumuh seluas 38.431 Ha yang Program Kota Tanpa Kumuh di Kota Bima
dilakukan secara bertahap di seluruh perkelurahan berbeda-beda ada yang
Indonesia melalui pengembangan kapasitas sampai 1 milyar dan ada yang paling rendah
pemerintah daerah dan masyarakat, Rp.350 juta. Jadi total keselurahan sebesar
penguatan kelembagaan, perencanaan, Rp.16 milyar selama tahun 2017.
perbaikan infrastruktur dan pelayanan Pemerintah daerah yang ditunjuk
dasar di tingkat kota maupun masyarakat, sebagai penyelenggara wewenang
serta pendampingan teknis untuk penyelenggaraan penataan ruang, yang
mendukung tercapainya sasaran RPJMN mencakup kegiatan pengaturan, pembinaan,
2015-2019 yaitu pengentasan permukiman pelaksanaan dan pengawasan penataan
kumuh perkotaan menjadi 0 persen.. ruang, yang didasarkan pada pendekatan
Kota Bima merupakan suatu kota wilayah dengan batasan wilayah
yang mempunyai pertumbuhan dan administratif. Merujuk pada RTRW Kota
perkembangan pembangunan semakin maju. Bima terkait penanganan permukiman
Dengan semakin majunya semua aspek kumuh di Kota Bima, maka pemerintah Kota

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 143


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

Bima dalam rangka pelaksanaan rencana Kota Tanpa Kumuh Neigborhood Upgrading
tata ruang kota program penataan And Shelter Sector Project (NUSSP). 3). Bagi
permukiman kumuh perkotaan telah masyarakat itu sendiri dapat meningkatkan
melaksanakan program Neigborhood perannya dalam menjaga lingkungan agar
Upgrading and Shelter sector Project tetap keadaan baik, sanitasi dan kebersihan
(NUSSP). Program ini merupakan program lingkungan sehat dan masyarakat cerdas dan
Kementerian Pekerjaan Umum, melalui sehat serta sejahtera.
Direktorat Jenderal Cipta Karya,
yangkemudian akan dilanjutkan kembali ke TINJAUAN PUSTAKA
tahap ke-II, yang akan di mulai 2014-
2017(Media Online Tribun Timur, Selasa, 16 Konsep Implementasi Kebijakan dan
Juli 2013). Program ini ditujukan sebagai Pemukiman Kumuh
bentuk pemecahan masalah permukiman Pelaksanaan kebijakan publik adalah
kumuh perkotaan, yang akan difokuskan implementasi atau penerapan suatu
pada revitalisasi wilayah Kota Bima. Namun, kebijakanpublik melalui program, aktifitas,
program NUSSP tahap ke-I sebelumnya aksi, atau tindakan dalam suatu mekanisme
belum menampakkan hasil yang maksimal yangterikat pada suatu sistem
dan belum dapat memecahkan tertentu.Terbitnya kebijakan publik
permasalahan permukiman kumuh ini. dilandasi kebutuhan untuk penyelesaian
Kaitan dengan pentingnya penataan masalah yang terjadi di
pemukiman rumah kumuh, maka dalam masyarakat.Kebijakan publik ditetapkan
penelitian ini penulis akan mengetengahkan oleh para pihak (stakeholders), terutama
judul : “Implementasi Kebijakan Revitalisasi pemerintah yang diorientasikan pada
Kota Tanpa Kumuh Neigborhood Upgrading pemenuhan kebutuhan dan kepentingan
And Shelter Sector Project (NUSSP) di Kota masyarakat.Makna dari pelaksanaan
Bima.” Berdasarkan pada latar belakang kebijakan publik merupakan suatu
masalah tersebut, maka permasalahan yang hubungan yang memungkinkan pencapaian
diajukan terumuskan sebagai berikut tujuan-tujuan atau sasaran sebagai hasil
:Bagaimana Implementasi Kebijakan akhir dari kegiatan yang dilakukan
Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh Neigborhood pemerintah. Kekurangan atau kesalahan
Upgrading And Shelter Sector Project kebijakan publik akan dapat diketahui
(NUSSP) di Kota Bima?. Tujuan Penelitian setelah kebijakan public tersebut
Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan dilaksanakan, keberhasilan pelaksanaan
Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh Neigborhood kebijakan publik dapat dilihat dari dampak
Upgrading And Shelter Sector Project yang ditimbulkan sebagai hasil evaluasi atas
(NUSSP) di Kota Bima. Manfaat Penelitian pelaksanaan suatu kebijakan (Rohman,
1). Bagi Dinas Tata Kota dan Pemukiman 2016).
Wilayah Kota Bima dapat memberikan Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011
gambaran dan informasi yang berguna tentang Perumahan dan Kawasan
dalam melakukan kebijakan dan strategi Permukiman dijelaskan bahwa Permukiman
yang berkaitan denganrevitaslisasi Kumuh adalah permukiman yang tidak laik
pemukiman kumuh pasca banjir bandang huni karena ketidakteraturan bangunan,
tahun 2016 melalui program Kota Tanpa tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan
Kuuh (KOTAKU). 2). Bagi peneliti lain kualitas bangunan serta sarana
sebagai Sebagai bahan referensi dan danprasarana yang tidak memenuhi syarat,
informasi yang ingin melakukanpenelitian sedangkan Perumahan Kumuh adalah
lebih lanjut terutama yang berhubungan perumahan yang mengalami penurunan
dengan Implementasi Kebijakan Revitalisasi kualitas fungsi sebagai tempat hunian.

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 144


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

Dari pengertian tersebut dapat menjadi “platform kolaborasi” yang


dirumuskan karakteristik perumahan mendukung penanganan kawasan
kumuh dan permukiman kumuh dari aspek permukiman kumuh seluas 38.431 Ha yang
fisik sebagai berikut: dilakukan secara bertahap di seluruh
a. Merupakan satuan entitas perumahan Indonesia melalui pengembangan kapasitas
dan permukiman; pemerintah daerah dan masyarakat,
b. Kondisi bangunan tidak memenuhi syarat, penguatan kelembagaan, perencanaan,
tidak teratur dan memiliki kepadatan perbaikan infrastruktur dan pelayanan
tinggi; dasar di tingkat kota maupun masyarakat,
c. Kondisi sarana dan prasarana tidak serta pendampingan teknis untuk
memenuhi syarat. Khusus untuk bidang mendukung tercapainya sasaran RPJMN
keciptakaryaan, batasan sarana dan 2015-2019 yaitu pengentasan permukiman
prasarana adalah sebagai berikut: kumuh perkotaan menjadi 0 persen.
Keteraturan bangunan, Jalan Lingkungan; 2.3. Tujuan Program KOTAKU
Drainase Lingkungan, Penyediaan Air Tujuan program adalah meningkatkan
Bersih/Minum; Pengelolaan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan
Persampahan; Pengelolaan Air Limbah; dasar di kawasan kumuh perkotaan untuk
Pengamanan Kebakaran; dan Ruang mendukung terwujudnya permukiman
Terbuka Publik. perkotaan yang layak huni, produktif dan
Karakteristik fisik tersebut selanjutnya berkelanjutan. Tujuan tersebut dicapai
menjadi dasar perumusan kriteria dan melalui tujuan antara sebagai berikut:
indikator dari gejala kumuh dalam proses 1. Menurunnya luas kawasan permukiman
identifikasi lokasi perumahan kumuh dan kumuh menjadi 0 Ha;
permukiman kumuh. Selain karakteristik 2. Terbentuknya Kelompok Kerja
fisik, karakteristik non fisik pun perlu Perumahan dan Kawasan Permukiman
diidentifikasi guna melengkapi penyebab (Pokja PKP) di tingkat kabupaten/kota
kumuh dari aspek non fisik seperti perilaku dalam penanganan kumuh yang berfungsi
masyarakat, kepastian bermukim, kepastian dengan baik;
berusaha. 3. Tersusunnya rencana penanganan kumuh
tingkat kota/kabupaten dan tingkat
Kebijakan Program KOTAKU masyarakat yang terlembagakan melalui
Program KOTAKU (Kota Tanpa Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kumuh) adalah program yang dilaksanakan Daerah (RPJMD);
secara nasional di 269 kota/kabupaten di 34 4. Meningkatnya penghasilan Masyarakat
Propinsi yang menjadi “platform” atau basis Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui
penanganan kumuh yang mengintegrasikan penyediaan infrastruktur dan kegiatan
berbagai sumber daya dan sumber peningkatan penghidupan masyarakat
pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat, untuk mendukung pencegahan dan
provinsi, kota/kabupaten, pihak donor, peningkatan kualitas kawasan
swasta, masyarakat, dan pemangku permukiman kumuh; dan
kepentingan lainnya. KOTAKU bermaksud 5. Terlaksananya aturan bersama sebagai
untuk membangun sistem yang terpadu upaya perubahan perilaku hidup bersih
untuk penanganan kumuh, dimana dan sehat masyarakat dan pencegahan
pemerintah daerah memimpin dan kumuh.
berkolaborasi dengan para pemangku Pencapaian tujuan program dan tujuan
kepentingan dalam perencanaan maupun antara diukur dengan merumuskan
implementasinya, serta mengedepankan indikator kinerja keberhasilan dan target
partisipasi masyarakat. KOTAKU diharapkan capaian program yang akan berkontribusi

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 145


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

terhadap tercapainya sasaran Rencana yang sudah ada, termasuk dalam


Pembangunan Jangka Menengah Nasional penyepakatan data dasar (baseline)
(RPJMN) 2015-2019 yaitu pengentasan permukiman yang akan dijadikan
permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 pegangan bersama dalam perencanaan
persen. Secara garis besar pencapaian tujuan dan pengendalian;
diukur dengan indikator “outcome” sebagai 6. Meningkatkan akses terhadap pelayanan
berikut: dasar lingkungan yang terpadu dengan
1. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sistem kota; Mengembangkan
infrastruktur dan pelayanan perkotaan perekonomian lokal sebagai sarana
pada kawasan kumuh sesuai dengan peningkatan penghidupan berkelanjutan;
kriteria kumuh yang ditetapkan (a.l 7. Advokasi kepastian bermukim bagi
drainase; air bersih/minum; pengelolaan masyarakat berpenghasilan rendah
persampahan; pengelolaan air limbah; kepada semua pelaku kunci; dan
pengamanan kebakaran; Ruang Terbuka 8. Memfasilitasi perubahan sikap dan
Publik); perilaku pemangku kepentingan dalam
2. Menurunnya luasan kawasan kumuh menjaga lingkungan permukiman agar
karena akses infrastruktur dan pelayanan layak huni dan berkelanjutan.
perkotaan yang lebih baik; Prinsip dasar yang diterapkan dalam
3. Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan pelaksanaan Program KOTAKU adalah:
yaitu Pokja PKP di tingkat 1. Pemerintah daerah sebagai Nakhoda
kota/kabupaten untuk mendukung Pemerintah daerah dan pemerintah
program KOTAKU; dan desa/kelurahan memimpin kegiatan
4. Penerima manfaat puas dengan kualitas penanganan permukiman kumuh
infrastruktur dan pelayanan perkotaan di 2. Perencanaan komprehensif dan
kawasan kumuh. berorientasi outcome (pencapaian tujuan
program)
Strategi, Prinsip dan Komponen Penataan permukiman diselenggarakan
Program KOTAKU dengan pola pikir yang komprehensif
Strategi operasional dalam dan berorientasi pencapaian tujuan
penyelengaraan program adalah sebagai terciptanya permukiman layak huni
berikut: sesuai visi kabupaten/ kota
1. Menyelenggarakan penanganan kumuh 3. Sinkronisasi perencanaan dan
melalui pencegahan kumuh dan penganggaran
peningkatan kualitas permukiman Rencana penanganan kumuh merupakan
kumuh; produk Pemda sehingga mengacu pada
2. Meningkatkan kapasitas dan visi kabupaten/ kota dalam RPJMD.
mengembang-kan kelembagaan yang 4. Partisipatif.
mampu berkolaborasi dan membangun Pembangunan partisipatif dengan
jejaring penanganan kumuh mulai dari memadukan perencanaan dari atas (top-
tingkat pusat s.d. tingkat masyarakat; down) dan dari bawah (bottom-up)
3. Menerapkan perencanaan partisipatif dan 5. Kreatif dan Inovatif Prinsip kreatif dalam
penganggaran yang terintegrasi dengan penanganan permukiman kumuh adalah
multi-sektor dan multi-aktor; upaya untuk selalu mengembangkan ide-
4. Memastikan rencana penanganan kumuh ide dan cara-cara baru dalam melihat
dimasukkan dalam agenda RPJM Daerah masalah dan peluang yang sangat
dan perencanaan formal lainnya; dibutuhkan dalam penanganan kumuh
5. Memfasilitasi kolaborasi dalam 6. Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik
pemanfaatan produk data dan rencana (good governance)

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 146


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

pemerintah daerah pemerintah 8. juga harus mampu meningkatkan


desa/kelurahan dan masyarakat mampu kapasitas dan daya dukung lingkungan.
melaksanakan dan mengelola Komponen program terdiri dari :
pembangunan wilayahnya secara
mandiri, dengan menerapkan tata kelola
yang baik (good governance).
7. Investasi penanganan kumuh disamping
harus mendukung perkembangan kota

Sesuai dengan tujuan program, dilaksanakan melalui pola-pola


penanganan permukiman kumuh yang penanganan, antara lain pemugaran,
dimaksud dalam Program KOTAKU tidak peremajaan, dan permukiman kembali
hanya mengatasi kekumuhan yang sudah 2. Pengelolaan
ada, namun juga untuk mencegah a. Pengelolaan dilakukan untuk
tumbuhnya kekumuhan baru. Cakupan kerja mempertahankan dan menjaga kualitas
penanganan kumuh dalam Program perumahan dan permukiman secara
KOTAKU berdasarkan kondisi kualitas berkelanjutan;
permukiman yang ada dapat dibedakan b. Pengelolaan dilakukan oleh
menjadi tiga pola penanganan,yang mengacu masyarakat secara swadaya;
kepada Undang-Undang No. 1 tahun 2011 c. Pengelolaan oleh masyarakat
tentang Perumahan dan Kawasan difasilitasi oleh pemerintah daerah
Permukiman, yaitu: baik dukungan pendanaan untuk
1. Pencegahan Tindakan pencegahan kumuh pemeliharaan maupun penguatan
meliputi pengelolaan dan pemeliharaan kapasitas masyarakat untuk
kualitas perumahan dan permukiman, melaksanakan pengelolaan; dan
serta dengan pencegahan tumbuh dan d. Pengelolaan oleh pemerintah daerah
berkembangnya perumahan dan dengan berbagai sumber pendanaan.
permukiman kumuh baru. 2. Peningkatan Diagram Penyelenggaraan Program
Kualitas Peningkatan kualitas perumahan KOTAKU Tingkat Kota dan Masyarakat :
kumuh dan permukiman kumuh dapat

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 147


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan masalah dan tujuan penelitian. Informan
dalam proses penelitian ini yaitu metode kunci dalam penelitian ini adalah sebagai
penelitian deskriptif. Penelitian ini berikut: a. Kepala Dinas Tata Kota, Energi
mengambil lokasi di Kota Bima. Fokus dalam dan Pertambangan Kota Bima, b. Kepala
penelitian ini adalah Implementasi Bidang, Kepala Seksi, Koordinator
Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh Program, Camat, Lurah, Ketua BKM, Ketua
Neigborhood Upgrading And Shelter Sector KSM dan Masyarakat.
Project (NUSSP) di Kota Bima. 2. Informan Pendukung.
Koentjaraningrat (2009)memberikan Informan pendukung diposisikan sebagai
gambaran tentang informan yaitu informan pelengkap data yang dibutuhkanpeneliti
pangkal dan informan kunci.Informan apabila data yang diperoleh dari informan
pangkal adalah orang yang dipandang kunci dianggap kurang dan bisajuga
mampu memberikan informasi secaraumum sebagai penguat keabsahan data yang
dan mampu menunjukkan orang lain sebagai diberikan oleh informan kunci.
informan kunci yang dapatmemberikan Informanpendukung dalam penelitian ini
informasi lebih dalam. adalah Sekretariat Daerah Kabupaten
Adapun yang dijadikan informan Bima
hanyalah yangdapat memberikan sumber Sumber data dalam penelitian ini
informasi terhadap permasalahan yang dikelompokkan berdasarkan macam data
menjadi fokus daripenelitian ini, oleh karena (meliputidata primer dan sekunder).
itu sample dipilih secara purposive Sumber data primer diperoleh dari
sampling.Purposive dilakukan bertalian wawancara tak berstruktur,
dengan tujuan tertentu, Informan yang pengamatanlangsung di lapangan dan
ditentukan penulis dalam penelitian ini dokumentasi. Sumber data sekunder
adalah : diperoleh dari instansi terkait. Teknik
1. Informan Kunci. pengumpulan data dalam penelitian ini
Informan kunci merupakan informan menggunakan wawancara tak
yang dianggap mengetahui seluk beluk berstruktur, observasi dan dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 148


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

analisis kualitatif dengan menggunakan (tiga) tahun terakhir. Penyebaran


pendekatan reduksi data, penyajian data pendudukKota Bima kurang merata dimana
dan penarikan kesimpulan. konsentrasi penduduk berada di pusat-
pusat kegiatan ekonomi dan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pemerintahan. Konsentrasi jumlah
Secara geografis Kota Bima terletak penduduk paling banyak berada di
di bagian timur Pulau Sumbawa pada posisi Kecamatan Raba (34.845 jiwa),
118°41'00"-118°48'00" Bujur Timur dan diikutiKecamtan Mpunda (32.498 jiwa),
8°20'00"-8°30'00" Lintang Selatan. Tingkat Kecamtan Rasanae Barat (31.126 jiwa),
curah hujan rata-rata 132,58 mm dengan Kecamatan Asakota (27.905 jiwa)dan
hari hujan: rata-rata 10.08 hari/bulan. Rasanae Timur (16.205 jiwa). Jika dilihat
Sementara matahari bersinar terik dari tingkat kepadatan, terlihat bahwa posisi
sepanjang musim dengan rata-rata ini agak berbedadimana kepadatan tertinggi
intensitas penyinaran tertinggi pada Bulan berada di Kecamatan Rasanae Barat (3.070
Oktober, dengan suhu 19,5 °C sampai 30,8 jiwa/Km2), diikuti KecamatanMpunda
°C. (2.127 jiwa/Km2), Kecamatan Raba (547
Kota Bima memiliki areal tanah jiwa/Km2), Kecamatan Asakota (404
berupa: persawahan seluas 1.923 hektare jiwa/Km2), dan terakhirRasanae Timur (253
(94,90% merupakan sawah irigasi), hutan jiwa/Km2). Proyeksi penduduk kota Bima
seluas 13.154 ha, tegalan dan kebun seluas hingga tahun 2016 dilakukan
3.632 ha, ladang dan huma seluas 1.225 ha denganmenggunakan metode perhitungan
dan wilayah pesisir pantai sepanjang 26 km. aritmathik (model linear) setelah dihitung
Batas Wilayah Kota Bima, yaitu : terlebih dahulu rata-ratapertumbuhannya 5
Utara : Kecamatan Ambalawi, Kab. Bima tahun terakhir. Dengan menggunakan model
Selatan : Kecamatan Palibelo, Kab. Bima ini diasumsikan bahwa laju
Barat : Teluk Bima, Kecamatan Bolo dan pertumbuhanpenduduk tiap tahunnya tetap.
Kec.Soromandi, Kab.Bima Model ini dapat digunakan untuk proyeksi
Timur : Kecamatan Wawo dan Kecamatan jangka 5 tahun. Untuk lebih jelasnya lihat
Lambitu, Kabupaten Bima tabel dibawah ini :
Jumlah penduduk Kota Bima hingga
tahun 2010 tercatat sebesar 142.579 jiwa
dengan pertumbuhanrata-rata 3,85% per
tahun yang dihitung dalam kurun waktu 3

Tabel 1..1 Luas Wilayah Kota Bima


Kecamatan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Bima
Luas Area (km2) Persentase (%)
2017 2017
Rasanae Barat 10.14 4.56
Mpunda 15.28 6.88
Rasanae Timur 64.07 28.83
Raba 63.73 28.67
Asakota 69.03 31.06
Kota Bima 222.25 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bima Tahun 2017

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 149


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

Mata pencarian memiliki hubungan perikanaan sebesar 15,87%, sektor


yang erat terhadap tingkat pendapatan angkutan/penggudangan dan komunikasi
seseorang. Di Kota Bima,sektor jasa sebesar 14,15%, industripengolahan sebesar
kemasyarakatan dan lainnya (PNS dan 9,20%, dan bangunan sebesar 4,65% serta
lainnya) menjadi profesi masyarakat profesi lain dengan persentasenya masing-
terbanyak yaknisebesar 27,95% dari masingdibawah 4%. Jumlah Penduduk
angkatan kerja, sektor Perdagangan Miskin Per Kecamatan di Kota Bima dapat
Besar/Eceran/ Rumah Makan dan dilihat pada tabel 2.9 danpada tabel 2.10
Hotelmenempati urutan kedua yaitu sebesar dijelaskan Jumlah Rumah Per Kecamatan di
23,35% dari angkatan kerja, sektor Kota Bima.
pertanian/kehutanan/perburuandan

Tabel 1.2 .Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan


Nama Kecamtan Jumlah keluarga miskin (KK)
Raba 4861
Asakota 3447
Mpunda 2916
Rasanae Timur 2359
Rasanae Barat 3600
Sumber data : Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bima Tahun 2017

Sedangkan Jumlah Rumah yang ada di


Kota Bima, pada tabel berikut ini :

Tabel 3 : Keadaan Rumah Yang ada di Kota Bima


Nama Kecamatan Jumlah rumah (unit)
Raba 8.876
Asakota 5.784
Mpunda 5.987
Rasanae Timur 4.568
Rasanae Barat 7.365
Total 32.580
Sumber data : Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bima Tahun 2017

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Kota Bima dengan mengundang


Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota seluruh Camat, Lurah, Kepala Dinas terkait
Tanpa Kumuh Neigborhood Upgrading And dan Ketua BKM se Kota Bima bertempat
Shelter Sector Project (NUSSP) di Kota diaula Kota dan dibuka secara langsung oleh
Bimasudah dilaksanakan dengan baik, Walikota Bima dengan narasumber dari
dimana: Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
4.2.1.. Sosialisasi Program Kota Tanpa Umum dan dan Perumahan Rakyat. Kegiatan
Kumuh sudah dilaksanakan dengan lancar ini bertujuan untuk membangun kesamaan
sesuai dengan tahapan dan mekanisme pemahaman, komitmen dan kolaborasi
kegiatan pelaksanaan program Kota Tanpa bersama ditingkat pemerintah daerah,
Kumuh (Kotaku) mulai dari sosialisasi di terkait dengan strategi dan kebijakan dalam

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 150


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

pencegahan dan peningkatan kualitas terdiri dari Rencana Struktur Ruang Kota
pemukiman kumuh serta untuk membangun Wilayah Kota Bima,dan Rencana Pola Ruang
kesamaan pemahaman tentang skema Wilayah Kota Bima. Kedua; Rencana
kerjasama antara program pusat dan daerah Struktur Ruang Kota Wilayah Kota
agar ada peningkatan kualitas dalam BimaStruktur ruang adalah susunan pusat-
pelaksanaan program ini. Hasil wawancara pusat permukiman dan sistem
dengan beberapa informan disimpulkan jaringanprasarana dan sarana yang
bahwa pemenuhan layanan dasar dibidang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
prasarana pekerjaan umum di kawasan ekonomimasyarakat yang secara hirarkis
permukiman adalah tugas dan fungsi dari memiliki hubungan fungsional. Rencana
dirjen pemukiman wilayah. strukturruang wilayah Kota Bima meliputi:
Kemudian di tingkat kelurahan yang a. Satuan Wilayah Pengembangan (SWP);
telah mendapatkan program Kotaku ini b. Sistem Pusat Pelayanan Kegiatan Kota;
dilakukan sosialisasi kepada Tokoh dan
Masyarakat, Ketua RT, RW, Lembaga- c. Sistem Jaringan Prasarana.
lembaga kelurahan, semuanya telah Dan ketiga; Rencana Pola Ruang Kota
dilaksanakan sesuai dengan tahapan Wilayah Kota Bima, dimana Pola ruang
pelaksanaan program kota tanpa adalah distribusi peruntukan ruang dalam
kumuh.Sejalan dengan pendekatan program suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ini yaitu pertama; kolaborasi sinergi yaitu ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
membangun kerjasama antara masyarakat ruang untuk fungsi budi daya.
dengan Pemda Kota Bima dan swasta (CSR),
kedua; pembangunan infrastruktur berbasis 4.2.3. Pelaksanaan program kota tanpa
masyarakat dalam rangka perubahan sikap kumuh di Kota Bima
dan prilaku dan revitalisasi peran BKM yang Pelaksanaan program kota tanpa
mendukung peran aktif masyarakat dalam kumuh di Kota Bima, dilakukan secara
percepatan penanganan kumuh transparan dan terbuka. Dimana setiap
diwilayahnya.serta ketiga; Tridaya, dimana kelurahan yang telah mendapatkan program
kegiatan penanganan kumuh maupun kotaku ini, sesuai dengan rencana program
pencegahannya meluas dilakukan secara yang telah disusun, maka dilakukan
komprehensif melalui sinergi penanganan pelaksanaan program kotaku di setiap
infrastruktur fisik, pengembangan ekonomi wilayah sesuai dengan yang telah diatur
lokal dan penanganan social. dalam rencana program. Penanganan
4.2.2. Perencanaan program kegiatan di permukiman kumuh membutuhkan
tingkat kelurahan disesuaikan dengan kolaborasi banyak sector oleh banyak pihak
tingkat kebutuhan program dan besarnya untuk dapat mengerahkan berbagai sumber
anggaran kota tanpa kumuh. Besarnya daya dan dana dari tingkat pusat, profinsi,
anggran kotaku disetiap kelurahan kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan
bervariasi tergantung dari analisis termasuk pihak swasta, perguruan tinggi
kerusakan infrastruktur lingkungan, rumah dan kelompok peduli lainnya. Melalui
tidak layak huni, sanitasi lingkungan yang keterpaduan program. Pemerintah kota
tidak sehat. Pola perencanaan penangan Bima di harapkan mampu menggalang
kota tanpa kumuh, meliputi : pertama; kolaborasi tersebut dalam peningkatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima, kualitas permukiman diwilayahnya untuk
dimana Rencana Tata Ruang Wilayah mewujudkan 0 ha permukiman kumuh
(RTRW) Kota Bima Tahun 2013-2019 hingga tahun 2019.
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Sebagai satu kesatuan sub-sistem
Bima Nomor 25 Tahun 2016 secara subtantif wilayah Kota Bima, maka pemerintah

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 151


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

kelurahan bersama Badan Keswadayaan tersebut dari berbagai segi. Dari segi wilayah
Masyarakat/ Lembaga Keswadayaan terdampak, banjir mengenai 34 dari 38
Masyarakat (BKM/ LKM) perlu melakukan kelurahan yang ada di Kota Bima. Sejumlah
hal yang sama secara sinergi dan 105.797 jiwa terdampak dari jumlah seluruh
berkolaborasi untuk meneruskan program penduduk Kota Bima (159.736 jiwa), atau
pencegahan dan peningkatan kualitas 26.256 Kepala Keluarga dari total 39.187 KK
permukiman di wilayahnya. Program di Kota Bima.
tersebut tentunya harus terintegrasi dengan Dari segi material, kerusakan dan
Rencana Pembangunan Jangka kerugian sebesar lebih kurang Rp. 1,2 triliun,
Menengah/RencanaKerja Pembangunan meliputi sektor perumahan, infrastruktur,
(RPJM/RKP) kelurahan atau Rencana sosial, ekonomi dan lintas sektor. Khusus
Strategis/Rencana Kerja (Renstra/ Renja) untuk sektor perumahan, nilai kerusakan
kecamatan yang dilengkapi dengan mencapai Rp. 318 milyar, dengan rincian:
perencanaan rinci dalam dokumen Rencana rumah rusak sebanyak 2.061 unit (660
Penataan Lingkungan Permukiman / rusak berat, 599 rusak sedang, 802 rusak
Rencana Tindak Penataan Lingkungan ringan) serta rumah tergenang 26.256 unit.
Permukiman (RPLP/RTPLP). Perencanaan Prasarana lingkungan berupa drainase
di tingkat kelurahan tersebut tentunya harus sepanjang 12.416 meter mengalami rusak
terkoneksi dengan sistim perencanaan berat, 124.914 meter rusak ringan, serta
penanganan permukiman kumuh kota Bima jalan lingkungan sepanjang 163.546 meter
dan selaras dengan perencanaan Rencana mengalami rusak ringan.
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Wilayah permukiman yang terdampak
(RPJMD) Kota Bima. dan merupakan paling parah tentu di lingkungan
penjabaran dari visi, misi, strategi dan permukiman kumuh. “Dari data tersebut,
rencana tahapan pelaksanaan program bisa kita peroleh gambaran besarnya
penanganan permukiman kumuh di wilayah pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan
Kota Bima. terkait peningkatan kualitas permukiman.
Tujuan utama program Kotaku adalah Berdasarkan analisis dan data yang
peningkatan kualitas permukiman kumuh. diperoleh daerah kumuh dari Dinas Tata
Tujuan ini semakin relevan dan urgen Kota, Energi dan Pertambangan Kota Bima,
setelah Kota Bima dihantam oleh banjir mengenai luasan kumuh Kota Makassar
bandang pada tanggal 21 dan 23 Desember yang tersebar di seluruh kecamatan dapat di
tahun 2016 lalu . Dampak banjir bandang lihat pada tabel berikut:

Tabel 1.4. Luas Daerah Kumuh berdasarkan Kecamatan di Kota Bima Tahun 2017
No. Kelurahan Luas Daerah kumuh (Ha) Penduduk di Daerah
Kumuh (Jiwa)
1. Jatibaru 19,60 7.690
2. Jatiwangi 22,18 10.839
3. Kolo 26,49 4.278
4. Melayu 0,76 7.345
5. Tanjung 0,79 7.309
6. Dara 7,34 7.368
7. Nae 0,31 5.218
8. Sarae 0,48 7.531
9. Monggonao 0,63 5.942
10. Sambinae 5,43 2.313
11. Manggemaci 0,52 4.192

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 152


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

12. Santi 0,72 2.569


13. Paruga 0,91 6.457
14. Rabangodu Utara 0,98 5.613
15. Penaraga 0,74 5.340
16. Rontu 4,74 3.205
17. Rabadompu Barat 1,66 5.878
94.28 99.087
Sumber : BPS per kecamatan, tahun 2017

Berdasarkan data tersebut 2017 sebesar 7 Milyar. Kelurahan yang


menunjukkan bahwa luas daerah kumuh paling tinggi mendapatkan bantuan adalah
yang mendapatkan perhatian melalui kelurahan Penaraga sebesar Rp.1 milyar,
program kota tanpa kumuh Kota Bima karena kelurahan ini cukup parah kondisi
sebesar 94.28 km2 dengan jumlah penduduk lingkungan kumuh dan banyak rumah yang
sebesar 99.087 orang. rusak berat pasca banjir bandang tahun
Sementara itu besarnya alokasi 2016. Sementara kelurahan yang paling
anggaran kotaku tanpa kumuh perkelurahan rendah adalah kelurahan Rontu sebesar
di Kota Bima adalah berbeda-beda sesuai Rp.350 juta. Untuk lebih jelasnya dapat
dengan kondisi infrastruktur yang rusa, dilihat pada table berikut ini :
sanitasi kesehatan masyarakat buruk, rumah
tidak layak hunian serta lain-lain. Tahun

Tabel 4. Luas Daerah Kumuh berdasarkan Kecamatan di Kota Bima Tahun 2017
No. Kelurahan Besarnya Anggaran Kotaku Prosentase pencapaian
(juta Rp) (%)
1. Jatibaru 350 100
2. Jatiwangi 350 100
3. Kolo 400 100
4. Melayu 400 100
5. Tanjung 500 100
6. Dara 1000 100
7. Nae 350 100
8. Sarae 400 100
9. Monggonao 500 100
10. Sambinae 450 100
11. Manggemaci 350 100
12. Santi 400 100
13. Paruga 450 100
14. Rabangodu Utara 450 100
15. Penaraga 1.000 100
16. Rontu 350 100
17. Rabadompu Barat 400 100
7.000
Sumber : Dinas Tata Kota, Energi dan Pertambangan, tahun 2017

Berdasarkan tabel tersebut kebijakan revitalisasi kotaku tanpa kumuh


menunjukkan bahwa implementasi di Kota Bima telah dilaksanakan dengan

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 153


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

tingkat pencapaian 100% sesuai dengan fungsinya sebagaimana disiapkan dalam


program kota tanpa kumuh di masing- rencana tata ruang kota yang
masing kelurahan. Program ini di Kota bersangkutan.
Bima lebih difokuskan pada perbaikan 3. Mendorong penggunaan tanah yang
infrastruktur dan penataan drainase, gang, lebih efisien dengan pembangunan
jalan lingkungan, pembangunan dan rumah susun, meningkatkan tertib
perbaikan sanitasi lingkungan dan bangunan, memudahkan penyediaan
kebutuhan untuk air bersih masyarakat. prasarana dan fasilitas lingkungan
Sehingga Badan Keswadayaan Masyarakat permukiman yang diperlukan serta
(BKM) sebagai lembaga yang mengurangi kesenjangan kesejahteraan
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penghuni dari berbagai kawasan di
program kota tanpa kumuh di masing- daerah pedesaan.
masing kelurahan yang ada di Kota Bima Jadi Penataan permukiman kumuh di
telah membentuk Kelompok Swadaya Kota Bima dengan berbagai program
Masyarakat (KSM) sebagai pelaksana penataan termasuk program NUSSP
program di masing-masing Lingkungan menampakkan pelaksanaan yang berjalan
RW/RT. 100%, namun hal tersebut tidak dapat
Kebijakan-kebijakan pemerintah di dikatakan berhasil sepenuhnya jika
atas memegang konsep penanganan program yang berbasis pemberdayaan
lingkungan permukiman padat dan kumuh masyarakat ini dalam keberlanjutannya
dengan konsep peningkatan kualitas tidak mendapatkan pemeliharaan dengan
lingkungan permukiman padat dan kumuh baik baik dari pemerintah maupun
diarahkan dengan masyarakat yang bermukim. Hal itu
rehabilitasi/peningkatan/perbaikan terlihat jelas sesuai dengan pengamatan
prasarana dan sarana lingkungan. Upaya penulis sendiri dimana lingkungan
peremajaan lingkungan kumuh juga kawasan kumuh di Kelurahan yang
diarahkan dengan konsep redevelopment mendapatkan program ini masih tampak
(menata ulang kawasan), pembangunan jauh dari kata berdaya, dimana masih saja
rumah susun dan dengan memadukan terlihat tumpukan sampah di berbagai
konsep agar masyarakat penghuni lama sudut kawasan. Rumah penduduk terlihat
tidak tergusur seperti penanganan warga kumuh karena pemeliharaan yang tidak
di Kota Bima. baik oleh warga masyarakat.
Tujuan penanganan lingkungan padat Oleh karena itu perlu diambil
dan kumuh sesuai dengan Instruksi beberapa langkah positif sehubungan
Presiden Nomor 5 Tahun 1990 tentang dengan usaha peningkatan kualitas
Pedoman Pelaksanaan Peremajaan lingkungan permukiman di Kelurahan
Permukiman di atas Tanah Negara) yang mendapatkan program Kotaku, yaitu:
sebagai berikut: 1.Meningkatkan sosialisasi program
1.Meningkatkan mutu kehidupan dan peningkatan kualitas lingkungan
penghidupan, harkat, derajat, dan permukiman,
martabat masyarakat penghuni 2.Konsistensi dalam perencanaan dan
permukiman kumuh terutama golongan pelaksanaan program peningkatan
masyarakat yang berpenghasilan lingkungan permukiman,
rendah dengan memperoleh perumahan 3. Pembaharuan data base yang terkait
yang layak dalam lingkungan dengan pengembangan dan
permukiman yang sehat dan teratur. pembangunan khususnya permukiman
2. Mewujudkan kawasan kota yang ditata kumuh, baik itu di tingkat kelurahan
secara lebih baik sesuai dengan maupun tingkat kecamatan.

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 154


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

4.Melakukan evaluasi proses pelaksanaan, di Kota Bima lebih difokuskan pada


mekanisme pelaksanaan serta perbaikan infrastruktur dan penataan
efektivitas program peningkatan drainase, gang, jalan lingkungan,
kualitas lingkungan, pembangunan dan perbaikan sanitasi
5. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan lingkungan dan kebutuhan untuk air
yang terkait dengan peningkatan bersih masyarakat. Sehingga Badan
kualitas lingkungan dengan konsultan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
pendamping, dan sebagai lembaga yang
6. Penguatan kelembagaan dan koordinasi bertanggungjawab terhadap
antar dinas terkait dalam pelaksanaan pelaksanaan program kota tanpa
peningkatan kualitas lingkungan. kumuh di masing-masing kelurahan
yang ada di Kota Bima telah membentuk
PENUTUP Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Kesimpulan sebagai pelaksana program di masing-
Berdasarkan uraian dari bab masing Lingkungan RW/RT.
sebelumnya, maka dapat ditarik Saran-Saran
kesimpulan, sbb ; 1. Diharapkan kepada Pemerintah
1. Sosialisasi Program Kota Tanpa Kumuh Kabupaten Bima untuk dapat
di Kota Bima sudah dilaksanakan memberikan perhatian yang cukup
dengan lancar sesuai dengan tahapan serius dalam merevatilisasi
dan mekanisme kegiatan pelaksanaan pemukiman kumuh kedepan sehingga
program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Kota Bima terwujud Kota Bima yang
mulai dari sosialisasi di tingkat Kota indah, rapi, nyaman dan sejahtera
Bima sampai dengan di tingkat warganya..
kelurahan yang mendapatkan program 2. Walaupun berdasarkan hasil
kota tanpa kumuh (Kotaku). penelitian implementasi kebijakan
2. Perencanaan program kegiatan di revitalisasi Kota Tanpa Kumuh
tingkat kelurahan disesuaikan dengan dilaksanakan dengan baik dan lancer,
tingkat kebutuhan program dan namun kedepan perlu diperbaiki dan
besarnya anggaran kota tanpa kumuh. ditingkatkan lagi, sehingga dapat
Besarnya anggran kotaku disetiap terwujud Kota Bima yang indah, rapi,
kelurahan bervariasi tergantung dari nyaman dan sejahtera warganya .
analisis kerusakan infrastruktur
lingkungan, rumah tidak layak huni,
sanitasi lingkungan yang tidak sehat. DAFTAR PUSTAKA
Dengan Pola perencanaan penangan Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian :
kota tanpa kumuh, meliputi : pertama; Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cipta, Jakarta.
Bima, dan Kedua; Rencana Struktur Bani Perdatawati Hasanuddin, 2014.
Ruang Kota Wilayah Kota Bima. Implementasi Revitalisasi Permukiman
3. Pelaksanaan program kota tanpa Kumuh di Kota Makassar
kumuh di Kota Bima, dilakukan secara (Neighborhood Upgrading and Shelter
transparan dan terbuka, dimana Sector Project). Fakultas Hukum
implementasi kebijakan revitalisasi Universitas Hasanuddin Makasar
kotaku tanpa kumuh telah dilaksanakan Biro Pusat Statistik, 2017; Kota Bima
dengan tingkat pencapaian 100% sesuai dalam Angka, Kota Bima.
dengan program kota tanpa kumuh di
masing-masing kelurahan. Program ini

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 155


Volume 14 Nomor 3 Juli-Desember 2017 ; 118-133

Rahardjo Adisasmita.2010. Pembangunan 2015-2019 dan Gambaran Umum


Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Program KOTAKU, Jakarta
Graha Ilmu. Fikra Sutan Purnama, 2017; (Skripsi)
Ridwan, Juniarso, Sodik, Achmad. 2008. Partisipasi Masyarakat Kelurahan
Hukum Tata Ruang dalam konsep Perigi Baru Kecamatan Pondok
kebijakan otonomi daerah, Bandung: Aren Kota Tangerang Selatan
Nuansa Terhadap Program Pemberdayaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Kota Tanpa Kumuh, Program Studi
Perumahan Rakyat, 2016; Pedoman Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu
Pelaksanaan Program Kota Tanpa Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Kumuh (Kotaku), Jakarta Universitas Islam Negri (Uin) Syarif
Kementerian Pekerjaan Umum dan Hidayatullah Jakarta
Perumahan Rakyat, 2016; Bersama Sugiyono, 2005, Metode Penelitian
Program KOTAKU“ Kita Tuntaskan Administrasi, Alfabeta, Bandung
Kumuh”. Jakarta Jurnal Fikratuna Volume 8 Nomor 2, 2016.
------------------------, 2016;; Arah Kebijakan
Percepatan Penanganan Kumuh

Tauhid | Implementasi Kebijakan Revitalisasi Kota Tanpa Kumuh 156

Anda mungkin juga menyukai