Anda di halaman 1dari 9

“ KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

SEBAGAI JALAN MENUJU KOTA LAYAK HUNI DAN


BERKELANJUTAN “

Oleh:
Dr. Ir. Andreas Suhono, MSc
Direktur Jenderal Cipta Karya

Disampaikan pada acara:


SOSIALISASI NASIONAL
“PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)”

Jakarta, 27 April 2016

1
Yang terhormat,
- Para Bupati/Walikota atau yang mewakili;
- Direktur Perumahan dan Permukiman, Bappenas;
- Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah
II, Kemendagri;
- Direktur Penatagunaan Tanah, Kementerian
ATR/BPN;
- Direktur Pelaksanaan Anggaran, Kementerian
keuangan;
- Para Kepala Bappeda Kabupaten/Kota;
- Para Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten/Kota;
- Para Pejabat Eselon 2,3 dan 4 di lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya;
- Para Kepala Satker Provinsi;
- Perwakilan lembaga mitra pembangunan dari World
Bank, Islamic Development Bank dan Asean
Development Bank;
- Seluruh undangan, narasumber dan peserta
sosialisasi yang berbahagia.

2
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama, saya mengucapkan puji dan syukur
kehadirat Tuhan YME atas karunia-Nya sehingga kita
semua dapat hadir dalam acara “Sosialisasi Nasional
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)”.

Bapak, Ibu dan Saudara Sekalian yang saya hormati,


Secara umum, pembangunan permukiman perkotaan
menghadapi permasalahan rendahnya kualitas dan
kuantitas infrastruktur permukiman yang berakibat
pada rendahnya kualitas hidup penghuninya.
Disisi lain populasi penduduk perkotaan di Indonesia
terus meningkat tajam antara 2000-2010, dari 7400
orang per kilometer persegi menjadi 9400 orang per
kilometer persegi. Diperkirakan 68% orang Indonesia
akan tinggal di kota pada tahun 2025, sehingga luasan
kawasan kumuh perkotaan pun diperkirakan akan terus
meningkat apabila tidak ada bentuk penanganan yang
inovatif dan tepat sasaran.

3
Bapak, Ibu dan Saudara yang saya hormati,

Sebagai perwujudan komitmen untuk mengentaskan


kawasan permukiman kumuh di perkotaan, dalam
RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan sasaran
penyelenggaraan permukiman di kota / kawasan
perkotaan yaitu mewujudkan kota tanpa permukiman
kumuh melalui penanganan kawasan permukiman
kumuh seluas 38.431 Ha.
Mengingat cakupan pekerjaan dan skala pencapaian,
sasaran ini tidak mungkin dapat dilakukan sendiri oleh
Pemerintah apalagi oleh satu Kementerian/ Lembaga,
maka diperlukan kolaborasi semua pihak dan semua
pelaku antara Pemerintah, Pemerintah Daerah,
masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya agar
sasaran tersebut dapat tercapai.

Hadirin Sekalian yang saya hormati,


Kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 Ha, terdiri
dari 23.473 Ha berada diwilayah perkotaan dan 11.957
4
Ha berada diwilayah perdesaan. Khusus untuk wilayah
perkotaan, Direktorat Jenderal Cipta Karya
melaksanakan berbagai program penanganan
permukiman kumuh antara lain:

1. Sinergi penyusunan perencanaan penanganan


kumuh dengan pemerintah daerah, yang disebut
dengan nama Rencana pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KP-KP) di 93 kab/kota melalui
sumber pendanaan APBN;

2. Sinergi penyusunan pengaturan kumuh dengan


pemerintah daerah yang disebut dengan
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Peningkatan
Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh di 68 kab/kota melalui sumber pendanaan
APBN;

3. Kegiatan Prioritas Keterpaduan Penanganan


Permukiman Kumuh Perkotaan di 30 Kab/Kota
melalui sumber pendanaan APBN;

5
4. Kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh
perkotaan di 139 Kab/Kota prioritas melalui sumber
pendanaan APBN;

5. National Slum Upgrading Program (NSUP)- Program


Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di 269 Kab/Kota
melalui pendanaan PLN (World Bank dan Islamic
Development Bank), APBN, APBD dan Masyarakat;

6. Neighborhood Upgrading and Shelter Project 2


(NUSP-2) di 20 Kab/Kota melalui pendanaan PLN
(Asean Development Bank), APBN, APBD dan
Masyarakat;

Bapak, Ibu dan Saudara yang saya hormati,


Program Kota Tanpa Kumuh merupakan upaya
strategis Direktorat Pengembangan Kawasan
Permukiman, Ditjen Cipta Karya, dalam rangka
meningkatkan peran masyarakat dan memperkuat
peran Pemerintah Daerah dalam percepatan
penanganan kawasan kumuh dan mendukung gerakan
100-0-100 di perkotaan pada tahun 2016-2020.
Program KOTAKU menggunakan sinergi platform
kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan pemangku
6
kepentingan lainnya di Kabupaten/Kota serta
Pembangunan Infrastruktur Berbasis Masyarakat
untuk mempercepat penanganan kumuh perkotaan
dan geraan 100-0-100 dalam rangka mewujudkan
permukiman yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan.

Bapak, Ibu dan Saudara yang saya hormati,


Pada pelaksanaan Program KOTAKU, peran
Pemerintah kota / kabupaten sangat strategis dan
penting sebagai pengendali program di wilayahnya
antara lain:
1. Pemerintah kabupaten/ kota berperan sebagai
regulator yang mengakomodasi berbagai aspirasi
pelaku pembangunan permukiman dengan tetap
memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
2. Memfasilitasi masyarakat untuk berperan aktif
dalam melaksanakan penanganan permukiman
kumuh skala lingkungan diwilayahnya;

7
3. Membangun kolaborasi antar pelaku, program dan
pendanaan dalam upaya percepatan penanganan
kumuh perkotaan yang dilakukan sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi, pemanfaatan, pemeliharaan serta
keberlanjutan.
4. Membangun atau menguatkan peran kelembagaan
daerah dalam penanganan kumuh, yaitu Kelompok
Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja
PKP)

Bapak, Ibu dan Saudara yang saya hormati,

Salah satu peran Pemerintah Daerah dalam


pelaksanaan penanganan permukiman kumuh
perkotaan adalah melibatkan peran aktif masyarakat
dalam upaya mensinergikan penanganan permukiman
kumuh skala kota/kawasan dan skala lingkungan.

Pelibatan peran aktif masyarakat dilakukan melalui


revitalisasi peran BKM/LKM dari orientasi
penangulangan kemiskinan menuju orientasi
penanganan permukiman kumuh.
8
Demikianlah beberapa hal yang dapat saya sampaikan
dalam kesempatan yang berharga ini dan akhirnya,
dengan memohon ridho dan rahmat Tuhan Yang
Maha Esa saya nyatakan : ”Sosialisasi Nasional
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)” secara resmi
dibuka.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan


Taufik dan hidayah-Nya bagi kita dalam rangka
memberikan pengabdian kepada Bangsa dan Negara
yang kita cintai ini.
Wassalamu’alaikum Warokhmatullaahi Wabarokatuh

Jakarta, 27 April 2016


Direktur Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat

Dr. Ir. Andreas Suhono, MSc

Anda mungkin juga menyukai