Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA PENDAMPINGAN

PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN (RKP)


KUMUH PERKOTAAN

KAB/
KOTA...............................
......
Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru. Jakarta Selatan. 12110. Telp. 72797427

1. LATAR BELAKANG
Salah satu permasalahan pembangunan di perkotaan adalah munculnya arus
urbanisasi yang semakin deras diakibatkan ketimpangan laju pembangunan di
kota dibandingkan dengan di desa. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi sosial
demografis di kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi
lingkungan yang tidak layak huni dan tidak memenuhi syarat serta minimnya
fasilitas umum dan fasilitas sosial berupa fasilitas pendidikan, kesehatan dan
sarana prasarana sosial budaya. Secara sosiologis permukiman kumuh adalah
suatu permukiman yang tidak layak huni karena tidak memenuhi persyaratan
untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis, dengan gambaran dan
kesan secara umum tentang masyarakat yang hidup dengan sikap dan tingkah
laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas menengah ke
bawah. Hal tersebut menjadi interpretasi umum bahwa masyarakat yang tinggal
di kawasan permukiman kumuh adalah pemukim yang tinggal atau berada
didalam suatu lingkungan yang rendah kualitasnya dengan belum terpenuhinya
standar pelayanan minimal manusia untuk hidup dengan layak.
Dilihat dari sisi pemanfaatan ruang permukiman, permukiman kumuh diartikan
sebagai permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan,
tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana
dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Penggunaan ruang para
permukiman kumuh tersebut seringkali berada pada suatu ruang yang tidak
sesuai dengan fungsi aslinya sehingga berubah menjadi fungsi permukiman,
seperti muncul kantung-kantung permukiman pada daerah sempadan untuk
kebutuhan ruang terbuka hijau atau lahan-lahan yang tidak sesuai dengan
peruntukkannya (squatters). Keadaan demikian yang menunjukkan bahwa
penghuninya kurang mampu untuk membeli dan menyewa rumah di daerah
perkotaan dengan harga lahan/ bangunan yang tinggi, sedangkan lahan kosong
di daerah perkotaan sudah tidak ada. Permukiman tersebut muncul dengan
sarana dan prasarana kurang memadai, kondisi rumah yang kurang baik dengan
kepadatan yang tinggi serta mengancam kondisi kesehatan penghuni. Oleh
karena itu permukiman yang berada di kawasan SUTET, sempadan sungai,
sempadan rel kereta api, kolong jembatan tol dan sempadan situ/ danau
merupakan kawasan permukiman kumuh.
Permasalahan permukiman kumuh perkotaan sering kali menjadi salah satu isu
utama yang cukup menjadi polemik, sehingga seperti tidak pernah terkejar oleh
upaya penanganan yang dari waktu ke waktu sudah dilakukan. Masalah yang
sarat muatan sosial, budaya ekonomi dan politik dengan serta merta
mengancam kawasan-kawasan permukiman perkotaan yang nyaris menjadi
laten dan hampir tak selesai ditangani dalam beberapa dekade. Secara khusus
2
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

dampak permukiman kumuh juga akan menimbulkan paradigma buruk terhadap


penyelenggaraan pemerintah, dengan memberikan dampak citra negatif akan
ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah dalam pengaturan
pelayanan kehidupan hidup dan penghidupan warganya. Dilain sisi dibidang
tatanan sosial budaya kemasyarakatan, komunitas yang bermukim di lingkungan
permukiman kumuh secara ekonomi pada umumnya termasuk golongan
masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, yang seringkali menjadi alasan
penyebab terjadinya degradasi kedisiplinan dan ketidaktertiban dalam berbagai
tatanan sosial masyarakat.
UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
mengamanahkan bahwa Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa
Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar
masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak,
terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan
di seluruh wilayah Indonesia. Dalam mewujudkan fungsi permukiman,
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh dilakukan
guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni
serta menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan
permukiman berdasarkan pada kepastian bermukim dan menjamin hak
bermukim menurut ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
Adanya kawasan permukiman kumuh merupakan potret belum tersedianya
permukiman yang layak huni bagi masyarakat baik di kota maupun di kawasan
perkotaan. Berdasarkan hasil identifikasi kawasan permukiman kumuh yang
telah dimutakhirkan hingga tahun 2014 oleh Direktorat Pengembangan
Permukiman, telah didapatkan jumlah luasan kawasan permukiman kumuh di
Indonesia sebesar 37.407 Ha. Luasan tersebut menjadi baseline data yang telah
disepakati antara Pemerintah dan Pemda untuk ditangani menjadi nol luasan
kumuh hingga tahun 2019. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan
keterlibatan dan keterpaduan penanganan dari berbagai pemangku kepentingan
termasuk peran serta kelompok swadaya masyarakat.
Sebagaimana amanat dari UU No. 1 tahun 2011 tentang perumahan dan
kawasan permukiman , Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya mengemban tugas dan amanah dalam
mewujudkan strategi penanganan dan pengurangan luasan kawasan
permukiman kumuh melalui peningkatan kualitas permukiman yang dapat
dilakukan berupa Pemugaran, Peremajaan, dan/atau melalui Pemukiman kembali
sesuai dengan arahan tata ruang dan syarat-prasyarat hunian permukiman yang
layak. Direktorat Pengembangan Permukiman berdasarkan kondisi empiris dan
kebijakan Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama dengan pemerintah
kabupaten/ kota tentunya memerlukan instrumen utama perencanaan teknis
dengan melakukan pendampingan dalam penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh Perkotaan.
Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan disusun dalam pemenuhan
beberapa unsur sebagai berikut :
3
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

1. Percepatan penanganan permukiman kumuh perkotaan secara menyeluruh


dan tuntas bagi kawasan kumuh perkotaaan yang telah disepakati dalam SK
Kumuh Bupati dan Walikota.
2. Terwujudnya rencana dan strategi penanganan melalui pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
3. Keterpaduan
program/kegiatan
dalam
penyelesaian
permasalahan
permukiman kumuh perkotaan melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an
4. Meningkatkan kesadaran, pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas
dan wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya
melakukan pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh perkotaan.
5. Perkuatan pemerintah kabupaten/kota melalui pelibatan aktif dalam proses
penanganan permukiman kumuh guna mewujudkan permukiman yang layak
huni magi masyarakat.
6. Peningkatan kapasitas bagi komunitas permukiman kumuh (kelompok
masyarakat KSM/CBOs/BKM) untuk dapat lebih terlibat dan memampukan diri
dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya melalui pola aksi
partisipatif (community action plan/CAP).
7. Keberlanjutan penanganan kawasan kumuh perkotaan yang dapat
diselenggarakan sendiri oleh kelompok swadaya masyarakat bersama dengan
pemerintah kabupaten/kota setempat baik dalam skala lingkungan/kawasan
dan skala kota.

Kegiatan Perencanaan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan ini perlu disusun


dengan
menempatkan
prinsip
peningkatan
kapasitas
pada
tataran
operasional/implementasi melalui cara pemberdayaan/perkuatan yang lebih
komprehensif dan terintegrasi kepada seluruh pelaku (stakeholders), dengan
tetap mengacu pada beberapa dokumen perencanaan dan studi terkait
penanganan kawasan permukiman kumuh yang telah dihasilkan oleh Pemda,
seperti Dokumen SPPIP/ RP2KP dan RPKPP.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Pelaksanaan pekerjaan ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu dokumen
rencana penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman perkotaan
sebagai bagian dari peningkatan kualitas lingkungan permukiman bagi kawasan
permukiman kumuh perkotaan yang diselenggarakan sebagai aksi sinergitas
antar pemangku kepentingan dan pendampingan pemerintah kabupaten/kota
secara berkelanjutan.
Sedangkan yang menjadi tujuan dari dilaksanakannya pekerjaan ini adalah:
1. Melakukan identifikasi potensi dan akar permasalahan kawasan
permukiman dalam penyajian suatu profil kawasan yang mengacu kepada
hasil penetapan SK Bupati/Walikota terkait kawasan kumuh.
4
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

2. Melakukan pendampingan terhadap penyusunan Dokumen Rencana


Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan melalui keterpaduan program
semua sektor ke-Cipta Karya-an, sebagai acuan pelaksanaan penanganan
kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders) yang
bersifat menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).
3. Menyusun strategi penanganan kumuh secara spasial dan tipologi
kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh
perkotaan oleh seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi
seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama
jangka waktu berjalan (2015-2019).
4. Menyusun Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan)
sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
kelompok masyarakat (komunitas masyarakat BKM/KSM/CBOs) untuk
dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di
lingkungannya.
5. Menyusun Dokumen Perancangan Aksi (Action Plan) yang mengacu pada
RP2KP dan RPKPP, berupa Rencana Aksi Penanganan Kawasan Kumuh dan
DED kegiatan tahun pertama, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000,
Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan.

3. SASARAN
Sasaran dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
1. Tersedianya Dokumen Perencanaan Kawasan Kumuh Perkotaan sebagai
acuan pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh
pelaku (stakeholders) pelaksanaan penyelenggaran penanganan kawasan
permukiman kumuh perkotaan yang menyeluruh, tuntas,
dan
berkelanjutan (konsep delivery system).
2. Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi
kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh
perkotaan oleh seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi
seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama
jangka waktu berjalan (2015-2019).
3. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan)
sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dan
kelompok masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBOs) untuk
dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di
lingkungannya.
5
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

4. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) yang mengacu pada


RP2KP dan RPKPP, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000,
Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan,
serta DED rencana penanganan kumuh kegiatan tahun pertama (1:200,
1:100, 1:50)

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pemberi Tugas kegiatan ini adalah Satuan Kerja .........................................,
Direktorat Pengembangan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

5. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp. 800.000.000,00
(Delapan ratus juta rupiah), termasuk PPN dibiayai APBN murni DIPA Satuan
Kerja ........................................ Tahun Anggaran 2015.

6. LINGKUP KEGIATAN, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS


PENUNJANG, SERTA ALIH PENGETAHUAN

a. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibagi
menjadi 8 tahap, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap

Persiapan
Survei
Kajian
FGD (Focus Group Discussions)
Perumusan
Penyusunan Desain Teknis
Kolokium
Penyusunan Laporan

b. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan kajian, penyusunan, dan pembahasan
dilaksanakan di Kabupaten/Kota ...............................................

laporan

c. Data dan Fasilitas Penunjang


1. Penyediaan oleh Pemberi Tugas
Data dan informasi yang terkait dengan pekerjaan yang dimiliki Pemberi
Tugas dapat digunakan dan dipelihara oleh penyedia jasa sebagai
referensi atau masukan awal dalam penyiapan pelaksanaan pekerjaan,
6
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

atas seizin Pemberi Tugas. Data tersebut harus dipelihara oleh penyedia
jasa dan harus dikembalikan.
2. Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Data dan informasi yang disediakan oleh penyedia jasa mencakup
materi yang dapat dimanfaatkan dalam penyusunan pekerjaan ini
termasuk data dan peta yang sama dan sesuai standar bagi seluruh
rangkaian kegiatan.
d. Alih Pengetahuan
Dalam proses penyusunan pekerjaan ini, beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam tahapan alih pengetahuan adalah
sebagai berikut:
1. Penyedia Jasa diharapkan dapat melakukan asistensi/diskusi secara
berkala dan intensif (sebelum dan sesudah melakukan survei lapangan)
bersama tim teknis sehingga dapat diperoleh kerangka kerja, metode
pendekatan, desain survei, dan hasil rumusan pekerjaan ini.
2. Asistensi/diskusi yang dilakukan oleh pihak Penyedia Jasa dilakukan
sebelum pelaksanaan survei instansional, sebelum, dan setelah
pelaksanaan presentasi setiap tahapan pelaporan.
3. Penyedia Jasa setelah menerima pengarahan penugasan dan semua
bahan masukan dalam proses asistensi/diskusi, hendaknya memeriksa
dan memproses semua bahan yang ada serta mencari bahan masukan
lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini.
4. Untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut diatas Penyedia Jasa diminta
mempelajari dan menganalisis lebih lanjut segala informasi dan
ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pekerjaan dimaksud.
7. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan kegiatan sebelum tim turun ke lapangan,
meliputi :
a. Melakukan diskusi untuk mendapatkan data sekunder
pemahaman terhadap maksud kegiatan dalam KAK ini.

serta

b. Menyusun rencana kerja tim, termasuk pembagian peran tiap


tenaga ahli dalam melibatkan partisipasi aktif kelompok swadaya
masyarakat.
c. Menyusun desain survei mengenai penanganan
permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten/Kota.

kawasan

d. Menyiapkan format-format kegiatan secara lengkap yang dapat


mengakomodasi
tahapan
perencanaan
dalam
menunjang
penyusunan profil kawasan mencakup fungsi dan deliniasi struktur
7
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

ruang kawasan permukiman perkotaan dalam skala kota dan


kawasan yang disepakati.
e. Menyiapkan data profil kawasan kumuh dan dokumen pendukung
lainnya yang mengacu kepada SK Penetapan kawasan kumuh
perkotaan

2. Tahap Survei
Tahap survei merupakan kegiatan mengumpulkan data, meliputi :
a. Melakukan studi literatur dan pendalaman terhadap teori, kebijakan,
dan lesson learned, yang berkaitan dengan penanganan kawasan
permukiman
kumuh
perkotaan
di
Kabupaten/Kota
yang
mendapatkan bantuan.
b. Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder terkait isu
strategis, potensi,
dan permasalahan mengenai penanganan
kawasan permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten/Kota yang
mendapatkan bantuan.
c. Melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat dalam
melakukan survei/pemetaan swadaya di kawasan permukiman
kumuh dan pengisian format yang telah dilaksanakan pada tahap
persiapan.
d. Melakukan verifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai SK
Penetapan kawasan kumuh perkotaan, deliniasi kawasan dan
cakupan pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh
tersebut. / Membantu penyusunan SK Penetapan kawasan kumuh
perkotaan yang sesuai dengan deliniasi kawasan dan cakupan
pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh tersebut.
(optional).
e. Melakukan
wawancara
semi-terstruktur
dengan
beberapa
narasumber utama yang memiliki kompetensi yang terkait dengan
penanganan
kawasan
permukiman
kumuh
perkotaan
di
Kabupaten/Kota.

3. Tahap Kajian
Tahap kajian merupakan kegiatan telaahan data primer dan sekunder,
meliputi :
a. Melakukan overview terhadap dokumen-dokumen perencanaan dan
pengaturan/studi yang terkait seperti Rencana Tata Ruang, SPPIP
dan RPKPP (RP2KP yang saat ini berjalan), Perencanaan Teknis
Sektoral dalam lingkup kegiatan ke-Cipta Karya-an, kebijakan
daerah dalam penanganan kumuh serta SK Bupati/Walikota tentang
Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota.
8
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

b. Melakukan
kajian
terhadap
konsep,
strategi
penanganan
permukiman kumuh di kawasan terpilih, serta penetapan sasaran
output dan outcome.
c. Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif Kelompok
Swadaya Masyarakat dalam merumuskan metode penanganan
kawasan permukiman kumuh perkotaan yang paling tepat dan
implementatif sesuai dengan kebutuhan sektor keterpaduan
pelaksanaan program, serta dampak yang ditimbulkan dari
dilaksanakannya/indikasi
implementasi
program
penanganan
kumuh.

4. Tahap FGD
Tahap FGD dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan perkuatan
Kelompok Swadaya Masyarakat dan Tim Teknis Pemerintah
Kabupaten/Kota berkaitan dengan kegiatan Perencanaan Kawasan
Permukiman Kumuh Perkotaan meliputi :
a. Pelaksanaan FGD dilakukan minimal 1 (satu) kali selama masa
pelaksanaan kegiatan ini.
b. FGD diadakan untuk memberikan pemahaman yang berkaitan
dengan kebijakan, penetapan kawasan prioritas kumuh, kesadaran
terhadap lingkungan kumuh, dukungan infrastruktur ke-Cipta Karyaan, strategi dan pola penanganan permukiman kumuh, penyusunan
kertas kerja kelompok swadaya masyarakat,
dan metode
dokumentasi kegiatan.
c. Dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan lintas pemangku
kepentingan terhadap strategi dan indikasi program/ kegiatan
penanganan kumuh di kawasan-kawasan prioritas.
5. Tahap Perumusan
Tahap perumusan merupakan
perencanaan, meliputi:

kegiatan

penyusunan

dokumen

1. Menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan Reguler sektor ke-Cipta


Karya-an berupa:
a. Skenario
pembangunan
dan
pengembangan
kawasan
permukiman dalam upaya mengurangi luasan kumuh
kabupaten/ kota.
b. Strategi dan memorandum program keterpaduan sektor keCipta Karya-an dalam penanganan kawasan pemukiman kumuh
perkotaan.
c. Kesinambungan antara rencana pemerintah dan Rencana Aksi
Komunitas (CAP) dalam penanganan kawasan permukiman.

9
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

d. Indikasi program investasi dan pembiayaan lintas pemangku


kepentingan dalam pencapaian kumuh 0% hingga 2019.
e. Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan
tiap tahun.
f.

Peta Perencanaan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh


skala 1:5000 dan 1:1000 untuk jangka waktu tahun 2015-2019.

6. Tahap Penyusunan Desain Teknis


Tahap penyusunan detail desain dilaksanakan melalui :
a. Penyusunan peta rinci kawasan/ site plan
b. Pengambilan dokumentasi foto udara/ film visual (air view) dan
tampilan kondisi eksisting vs rencana penanganan
c. Rencana rinci pola penanganan kawasan pemukiman kumuh
perkotaan (pemugaran/ peremajaan/ pemukiman kembali)
beserta strategi keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-an.
d. Daftar rencana komponen infrastruktur
e. Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan
tiap tahun.
f.

Peta Perencanaan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh


skala 1:5000 dan 1:1000 untuk jangka waktu tahun 2015-2019.

7. Tahap Kolokium
Tahap Kolokium merupakan upaya pendampingan dari pusat untuk
memastikan kualitas proses dan substansi yang telah dan dalam proses
penyusunan sesuai dengan metodologi pelaksanaan. Tim Tenaga Ahli
bersama dengan Tim Teknis Pemeritah Kabupaten/Kota akan
memberikan pelaporan kemajuan pencapaian kegiatan maupun hasil
kesepakatan di daerah dalam penyusunan pekerjaan ini.

Kolokium akan dilaksanakan di Jakarta dengan waktu dan tempat yang


akan ditentukan selanjutnya.

8. Tahap Penyusunan Laporan


Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan laporan
mulai dari laporan pendahuluan, antara, dan akhir, meliputi :
a. Melakukan
diskusi
pembahasan
dalam
tahapan
kegiatan
penyusunan Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan
Akhir dengan melibatkan berbagai instansi terkait.
10
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

b. Masing-masing tahapan dalam penyusunan laporan merupakan


gambaran hasil rumusan dan analisis data/informasi yang diperoleh
dari pelaksanan survei, FGD, dan masukan serta saran dalam
pembahasan laporan bersama Tim Teknis dan pihak terkait lainnya.
c. Merumuskan kesimpulan sebagai landasan dari finalisasi Dokumen
Profil Perencanaan Kawasan Kumuh Perkotaan dan DED kawasan
permukiman kumuh
d. Menyusun dokumen perencanaan siap lelang dan DED masingmasing komponen infrastruktur yang akan dilaksanakan di tahun
2016.
Metodologi yang disebutkan di atas diharapkan bisa saling berkaitan dalam
sebuah alur proses analisis dan penarikan kesimpulan sehingga mampu
menghasilkan Dokumen Perencanaan Kawasan Kumuh Perkotaan dan DED
yang dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan.
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Untuk menyelesaikan pekerjaan ini dibutuhkan waktu 6 (enam) bulan sejak
SPMK ditandatangani dan dilaksanakan dengan cara kontraktual.

9. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
a. Dokumen Perencanaan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan yang berisikan
strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan, indikasi
program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh
pelaku, strategi pendanaan/investasi dan nota kesepakatan
bersama bagi
semua pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu
berjalan (2015-2019).
b. Dokumen Rencana Aksi Penanganan Permukiman Kumuh (Action Plan) yang
mengacu pada RP2KP/ SPPIP dan RPKPP, termasuk Rencana Kegiatan Aksi
Komunitas (community action plan),
c. Dokumen SK Penetapan Kawasan Kumuh Perkotaan disertai dengan profil dan
basis data informasi (file shp) yang sesuai dengan pedoman.
d. Dokumentasi kondisi eksisting berupa foto/ film udara (aerial view/Drone)
e. Masterplan/ Desain umum penanganan kawasan beserta jadwal, skenario
pelaksanaan dan rumusan tahapan kegiatan
f. Berita Acara hasil kesepakatan/ Memorandum program dan kegiatan antar
pemangku kepentingan penanganan kumuh.
g. Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3
dimensi Dokumen Perencanaan (film, Clip/dokumenter).
h. Dokumentasi kertas kerja proses kegiatan KSM/ BKM bersama Tenaga Ahli dan
Tim Teknis Kabupaten/Kota (CAP)

11
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

i. DED Penataan kawasan permukiman dengan desain/ rancangan rinci tiap


komponen infrastruktur (1:200, 1:100, 1:50), spesifikasi teknis serta RAB untuk
kegiatan yang siap dilelangkan pada tahun pertama
j. Dokumen lelang :
- Rencana Anggaran Biaya (RAB/EE)
- Rincian Volume Pekerjaan (BQ)
- Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS)
- Dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan administrasi
10.

TENAGA AHLI

Untuk melaksanakan tugas ini Penyedia Jasa harus menyediakan Tenaga Ahli
yang kompeten dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan yang terikat
selama pelaksanaan pekerjaan. Tenaga ahli yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini adalah:
1) Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim (Team Leader) yang dibutuhkan adalah seorang seorang
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah terakreditasi dengan latar belakang minimal pendidikan
Sarjana Strata Satu (S-1) Planologi/ Arsitektur
yang memiliki
pengalaman kerja di bidangnya minimal 4 tahun dibidang
pengembangan wilayah/ Perencana perkotaan/ Urban, serta memiliki
Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli.
Lingkup penugasannya adalah :
Bertanggung jawab dalam memimpin seluruh kegiatan anggota tim
kerja.
Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan
anggota tim kerja dan secara rutin melaporkan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan kepada pemberi kerja.
Merumuskan kerangka pikir dan metodologi analisis secara
menyeluruh terhadap pekerjaan yang akan dihasilkan.
Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama Tim Teknis dan
pihak
lain yang terkait termasuk dalam mengantisipasi
permasalahan dan kendala dalam penyelesaian pekerjaan.
Memfasilitasi dan berpartisipasi aktif dalam setiap diskusi, rapat,
maupun pertemuan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini
Membina hubungan yang baik dan berkoordinasi dengan pemberi
kerja, serta pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pekerjaan
ini.
2) Tenaga Ahli Infrastruktur Perkotaan
Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1)
Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai
pengalaman profesional minimal 3 tahun di bidang yang sejenis, serta
12
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

mempunyai Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli. Pengalaman yang


bersangkutan di bidang perumahan dan permukiman khususnya
penanganan permukiman kumuh perkotaan akan lebih diperhatikan.
Lingkup penugasannya adalah :

Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi eksisting di kawasan


permukiman kumuh dan jaringan infrastruktur pendukungnya.
Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan
masyarakat di penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh
perkotaan.
Memberikan masukan tentang kebutuhan dan estimasi perhitungan
pembangunan infrastruktur di kawasan permukiman kumuh.
Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan
masyarakat di penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh
perkotaan.
Membuat DED skala 1:1000 untuk penanganan tahun pertama dan
skala 1:5000 (rancangan detail 1:200, 1:100, 1:50) untuk jangka
waktu tahun 2015-2019.

3) Tenaga Ahli Lingkungan


Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1)
Jurusan Teknik Lingkungan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai
pengalaman profesional minimal 3 tahun di bidang yang sejenis, serta
memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli. Pengalaman yang bersangkutan
di bidang air minum, sanitasi dan persampahan, pembangunan
perumahan dan permukiman serta penanganan permukiman kumuh
perkotaan, akan lebih diperhatikan.
Lingkup penugasannya adalah :

Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan


dengan penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Melakukan analisis tentang daya dukung lingkungan berdasarkan
kemampuan fisik dasar yang sesuai untuk penanganan permukiman
kumuh perkotaan.
Melakukan analisis dalam menetapkan program sektor bidang
sanitasi dan persampahan terkait penanganan permukiman kumuh
perkotaan.
Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penyediaan air
minum dan penyehatan lingkungan permukiman
Menyusun
rancangan
detail
teknis
dukungan
infrastruktur
penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman
Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan
masyarakat di penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh
13

Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan


Permukiman Kumuh T.A 2015

perkotaan bidang
permukiman.

air

minum

dan

penyehatan

lingkungan

4) Tenaga Ahli Permukiman


Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1)
Jurusan Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai
pengalaman profesional minimal 3 tahun di bidang yang sejenis, serta
memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli. Pengalaman yang bersangkutan
di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, desain kawasan
dan rancang bangun bidang perumahan dan permukiman serta
penanganan permukiman kumuh perkotaan akan lebih diperhatikan.
Lingkup penugasannya adalah :

Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan


dengan konsep arsitektural penanganan permukiman kumuh
perkotaan.
Melakukan analisis tentang komponen infrastruktur permukiman
berdasarkan kemampuan fisik dasar yang sesuai kebutuhan
penanganan kawasan permukiman kumuh
Melakukan analisis dalam menetapkan program sektor bidang
perumahan dan permukiman di kawasan terpilih
Menyusun skenario pengembangan dan penataan kawasan
permukiman serta pola penanganannya
Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penataan
kawasan serta kajian dan rencana visual dan estetika kawasan
(tapak, sirkulasi, tata hijau, site furniture, dll)
Menyusun
rancangan
detail
teknis
dukungan
infrastruktur
permukiman (bidang Ke-Cipta Karyaan)
Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan
masyarakat di penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh
perkotaan
Menyiapkan dokumen rancangan teknis/ DED penanganan kawasan
permukiman kumuh perkotaan.
Adapun Tenaga Pendukung yang dilibatkan dalam pekerjaan ini

meliputi :
a) Asisten Pemberdayaan Masyarakat
Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu
(S-1)
jurusan
Planologi/Sosiologi/Humaniora
lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah terakreditasi, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 4 (empat) OB.
Tugasnya adalah membantu pembuatan kertas kerja kelompok swadaya
masyarakat.
14
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

b) Asisten Pemetaan dan GIS


Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu
(S-1) jurusan Geodesi/ Geografi/ Teknik Sipil atau Perencanaan Wilayah
Kota lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 4
(empat) OB. Tugasnya adalah membantu memetakan potensi dan
permasalahan dalam peta perencanaan dan perancangan kawasan
permukiman kumuh (skala 1:1000, 1:5000)
c) Surveyor
Surveyor yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan
Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah terakreditasi, sebanyak 6 orang, dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 12 (dua belas) OB. Tugasnya adalah melakukan
survei, pengukuran dan pendataan sesuai dengan arahan dari Team
Leader.
d) Estimator/ Quantity Surveyor
Estimator yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan
Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah terakreditasi, sebanyak 1 orang, dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 2 (dua) OB. Tugasnya adalah melakukan survei,
pengukuran dan pendataan sesuai dengan arahan dari Team Leader.
e) Tenaga Pendukung Lainnya
Tenaga pendukung lainnya merupakan tenaga administrasi dan
pelayanan untuk mendukung kinerja tenaga ahli dan asisten dalam
kelancaran pelaksanaan tugasnya. Tenaga pendukung lainnya meliputi :
Sekretaris merangkap administasi, dengan kebutuhan orang bulan
sebanyak 6 OB, Operator Komputer, dengan kebutuhan orang bulan
sebanyak 6 OB, dan Drafter/Animasi 3D, dengan kebutuhan orang
bulan sebanyak 2 OB.
11.

LAPORAN DAN SISTEM PEMBAHASAN

Laporan yang diserahkan kepada Pemberi Tugas adalah:


1.

Laporan Pendahuluan, diserahkan pada akhir bulan pertama dari


masa pelaksanaan pekerjaan sebanyak 3 (tiga) eksemplar. Isi dari laporan
ini adalah uraian ringkas mengenai kerangka pikir, rencana kerja, juga
dimasukkan metodologi serta pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan,
mobilisasi tenaga ahli dan jadwal penyelesaian pekerjaan.
Pada tahap laporan pendahuluan ini akan dilakukan diskusi pembahasan
bersama tim teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait
dan diharapkan dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai sasaran serta
pola kerja yang akan dituju. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu
berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan
berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan pendahuluan kepada
15

Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan


Permukiman Kumuh T.A 2015

Pemberi Tugas dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan


diskusi pembahasan tersebut kedalam laporan.
2.

Laporan Antara,
dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar dan
diserahkan 2,5 (dua setengah) bulan atau 75 hari setelah penerbitan
SPMK. Laporan ini berisikan kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang
mencakup hasil kompilasi data yang telah didapatkan dari pelaksanaan
survei lapangan, hasil analisis sesuai dengan tujuan dan sasaran
pekerjaan, rumusan rencana aksi program dan kegiatan serta draft awal
Dokumen Perencanaan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan dan DED
penanganan kawasan permukiman.
Pada tahap laporan antara ini akan dilakukan diskusi pembahasan
bersama tim teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait
dan diharapkan dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai hasil
kompilasi dan analisis data. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu
berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan
berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan antara kepada Pemberi
Tugas dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi
pembahasan tersebut ke dalam laporan.

3.

Laporan Draft Akhir, berisikan informasi lengkap mengenai


pelaksanaan cakupan hasil kajian termasuk rekomendasi awal dari
pelaksanaan kegiatan untuk pembahasan lebih lanjut dengan pihak
pemberi tugas. Informasi/data-data pendukung dari pelaksanaan kegiatan
dapat merupakan lampiran dari Laporan utama. Laporan Draft Final harus
diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 3 (tiga) buku laporan.

4.

Laporan Akhir, berisikan bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian


pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar dan diserahkan pada akhir pelaksanaan pekerjaan.
Pada tahap laporan akhir ini akan dilakukan
diskusi
pembahasan
bersama tim teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait
untuk memperoleh masukan lain/tambahan untuk penyempurnaan hasil
akhir dari pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat diperoleh satu
kesimpulan yang mampu menampung banyak kepentingan terkait.
Penyerahan finalisasi dokumen laporan akhir kepada Pemberi Tugas
dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi
pembahasan tersebut ke dalam laporan.

5.

Profil Summary dan rencana aksi kawasan permukiman,


sebanyak 10 eksemplar dan diserahkan setelah laporan akhir disetujui tim
teknis. Dokumen ini merupakan dokumen khusus yang berisikan tampilan
umum hasil kajian, analisa dan kesepatan strategi, program dan kegiatan
penanganan kumuh kawasan permukiman terpilih. sebagai bahan
konsultasi publik pemerintah kab/ kota terhadap masyarakat

16
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

6.

Dokumen Perencanaan Kawasan Permukiman Kumuh


Perkotaan dan DED Penanganan kawasan permukiman, sebanyak 10
eksemplar dan diserahkan pada akhir pelaksanaan pekerjaan. Dokumen ini
merupakan dokumen khusus yang berisikan hasil kajian akademis dan
kerangka materi pengaturan yang terkait dengan kegiatan.

Seluruh data dan laporan termasuk Buku Dokumen Perencanaan


Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan dan DED Aksi Komunitas
dimuat kedalam CD sebanyak 10 (sepuluh) buah diserahkan bersamaan
dengan penyerahan Laporan Akhir.
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan.
Kepala Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Permukiman
dan Penataan Bangunan
Provinsi...........................

............................................................
.........
NIP. ........................................
Note : KAK (Kerangka Acuan Kerja) ini merupakan acuan Satker PKP dan PB Cipta Karya
dalam melakukan proses seleksi penyedia jasa Pendampingan Penyusunan RKP
yang bersifat tidak mengikat dan dimungkinkan untuk dilakukan perubahan teknis
sesuai kebutuhan tanpa merubah substansi proses pendampingan

17
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh T.A 2015

Anda mungkin juga menyukai