Anda di halaman 1dari 19

2021

KERANGKA ACUAN
KERJA

PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN


KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
(RP2KPKPK)

KABUPATEN MOROWALI
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN DAERAH
KABUPATEN MOROWALI
A. LATAR BELAKANG
1. Permukiman kumuh merupakan masalah kompleks di perkotaan yang mencakup
persoalan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2020-2024 telah mengamanatkan target kawasan permukiman
kumuh yang ditangani secara terpadu seluas 10.000 ha dan 10 kawasan di
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yang ditangani melalui peremajaan
kota. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan upaya penanganan permukiman
kumuh secara holistik dan terintegrasi yang didukung dengan perencanaan
penanganan yang terpadu.
Urbanisasi merupakan suatu fenomena perubahan karakteristik kawasan perkotaan
yang ditandai dengan semakin bertambahnya penduduk kota yang dikarenakan
oleh tiga hal yaitu: pertambahan penduduk alami di kota, perpindahan penduduk
dari desa ke kota, dan perubahan ciri dari desa menjadi kota. Kota lebih dipahami
tidak hanya sebatas administratif kota otonom, tetapi juga meliputi kawasan yang
bercirikan perkotaan sesuai dengan rencana tata ruang. Diperkirakan persentase
penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2025 adalah
60% dari total penduduk Indonesia (BPS, 2020). Tantangan yang timbul sebagai
implikasi urbanisasi ini harus mampu dijawab oleh para pemangku kepentingan
untuk dapat mewujudkan permukiman perkotaan menjadi layak huni salah satunya
dengan menyediakan infrastruktur permukiman yang memenuhi Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan harus mampu diimbangi pula dengan penyediaan prasarana,
sarana dan utilitas permukiman yang tepat. Ketidakmampuan para pemangku
kepentingan dapat memicu terciptanya lingkungan permukiman kumuh di kawasan
perkotaan.
Perwujudan permukiman perkotaan menjadi layak huni dimulai dengan
penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yang komprehensif dan
kolaboratif. Penanganan berbagai aspek permukiman kumuh sangat diperlukan
untuk menjamin penuntasan permasalahan yang terintegrasi dengan
pengembangan mulai dari skala lingkungan atau komunitas, skala kawasan, dan
skala kabupaten/kota. Penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
merupakan upaya bersama pelaku pembangunan untuk mencapai perkembangan
kota yang berkesinambungan.

2. Pemerintah Indonesia dalam memenuhi target MDG’s telah berupaya keras


menangani perumahan dan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, bahkan
zero kumuh sudah secara jelas ditargetkan pada RPJMN 2020-2024 tepatnya
ditahun 2019. Pencanangan zero kumuh 2019 telah diikuti dengan arah kebijakan
dan strategi yang focus serta alokasi anggaran yang memadai diawali di tahun
pertama implementasi RPJMN 2020-2024. Langkah awal dalam mengejar target
zero kumuh 2025 sebenarnya telah dimulai oleh Kementerian Pekerjaam Umum
melalui Ditjen Cipta Karya sejak tahun 2014 dengan menyusun road map
penanganan kumuh serta pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan secara
kolaboratif dengan kementerian/lembaga yang terkait serta pemerintah daerah di
seluruh Indonesia.

3. Menjamurnya kawasan (perumahan dan permukiman) kumuh di kota-kota di


Indonesia pada umumnya diakibatkan oleh laju urbanisasi yang tinggi dimana
kehidupan perkotaan menjadi magnet yang cukup kuat bagi masyarakat perdesaan
yang kurang beruntung karena sempitnya lapangan kerja di daerahnya. Bermukim
di kawasan kumuh perkotaan bukan merupakan pilihan melainkan suatu

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
keterpaksaan bagi kaum migran tak terampil yang harus menerima keadaan
lingkungan permukiman yang tidak layak dan berada dibawah standar pelayanan
minimal seperti rendahnya mutu pelayanan air minum, drainase, limbah, sampah
serta masalah-masalah lain seperti kepadatan dan ketidak teraturan letak
bangunan yang berdampak ganda baik yang berkaitan dengan fisik misalnya
bahaya kebakaran maupun dampak sosial seperti tingkat kriminal yang cenderung
meningkat dari waktu kewaktu.

4. Tidak semua kawasan-kawasan kumuh dihuni oleh kaum pendatang, dan tidak juga
seluruh penghuninya adalah kaum papa bahkan dibeberapa kawasan kumuh illegal
(squatters area) ternyata dikuasai oleh “land lord” yang memanfaatkan lahan
sebagai tempat usaha kontrakan rumah petak, dan ada pula komunitas yang punya
alasan tertentu bertahan dengan kondisi lingkungan yang tidak layak, ragam
permasalahan inilah yang harus ditemu kenali khususnya oleh pemerintah
kota/kabupaten sendiri.

5. Dilihat dari sisi pemanfaatan ruang permukiman, permukiman kumuh diartikan


sebagai area permukiman yang tidak layak huni dengan kondisi bangunan yang
tidak teratur, memiliki tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dengan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Penggunaan
ruang para permukiman kumuh tersebut seringkali berada pada suatu ruang yang
tidak sesuai dengan fungsi aslinya sehingga berubah menjadi fungsi permukiman,
seperti muncul kantung-kantung permukiman pada daerah sempadan untuk
kebutuhan ruang terbuka hijau atau lahan-lahan yang tidak sesuai dengan
peruntukkannya (squatters). Keadaan demikian yang menunjukkan bahwa
penghuninya kurang mampu untuk membeli dan menyewa rumah di daerah
perkotaan dengan harga lahan/bangunan yang tinggi, sedangkan lahan kosong di
daerah perkotaan sudah tidak ada. Permukiman tersebut muncul dengan sarana
dan prasarana kurang memadai, kondisi rumah yang kurang baik dengan
kepadatan yang tinggi serta mengancam kondisi kesehatan, keselamatan dan
kenyamanan penghuni. Oleh karena itu permukiman yang berada di kawasan
SUTET, sempadan sungai, sempadan rel kereta api, kolong jembatan tol dan
sempadan situ/ danau merupakan permukiman kumuh.

6. Permasalahan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh sering kali menjadi


salah satu isu utama yang cukup menjadi polemik, sehingga seperti tidak pernah
terkejar oleh upaya penanganan yang dari waktu ke waktu sudah dilakukan.
Masalah yang sarat muatan sosial, budaya ekonomi dan politik dengan serta merta
mengancam kawasan-kawasan permukiman perkotaan yang nyaris menjadi laten
dan hampir tak selesai ditangani dalam beberapa dekade. Secara khusus dampak
permukiman kumuh juga akan menimbulkan paradigma buruk terhadap
penyelenggaraan pemerintah, dengan memberikan dampak citra negatif akan
ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah dalam pengaturan pelayanan
kehidupan hidup dan penghidupan warganya. Dilain sisi dibidang tatanan sosial
budaya kemasyarakatan, komunitas yang bermukim di lingkungan permukiman
kumuh secara ekonomi pada umumnya termasuk golongan masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah, yang seringkali menjadi alasan penyebab terjadinya
degradasi kedisiplinan dan ketidaktertiban dalam berbagai tatanan sosial
masyarakat.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
7. Penanganan permukiman kumuh diawali dengan identifikasi lokasi permukiman
kumuh dan penetapan lokasi permukiman kumuh tersebut melalui SK Bupati.
Melalui identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-undang Nomor
1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal
VII dan VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan
kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan
permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran, peremajaan
dan pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh UU no 1/2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman mengamanatkan agar pemerintah
kota/kabupaten melakukan:(i) menyusun Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP), (ii) menyusun
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) berdasarkan Surat Edaran Direktur Jendral
Cipta Karya No. 30 Tahun 2020 dan (iii) penetapan kawasan
perumahan/permukiman kumuh di wilayahnya masing-masing. Untuk mencegah
menjadi kumuh kembali, dilakukan pengelolaan setelah penanganan sehingga
permukiman kumuh tidak mengalami penurunan kualitas permukiman.
8. Lokasi penanganan permukiman kumuh salah satunya berada di Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Secara Geografis Kabupaten Morowali
terletak pada posisi yang strategis terletak antara 01°31’12’’ Lintang Selatan dan
03°46’48’’ Lintang Selatan serta antara 121°02’24’’ Bujur Timur dan 123°15’36’’
Bujur Timur . Kabupaten Morowali merupakan kabupaten yang memiliki luas
wilayah berupa daratan seluas 5472,00 km2 dan wilayah lautan yang didasarkan
hasil pengukuran Badan Informasi dan Geospasial memiliki luas 4.045,15 Km2
wilayah pengelolaan laut . Secara administrasi pemerintahan, pada tahun 2021
Kabupaten Morowali terbagi atas 9 Kecamatan, 133 desa.

B. PERMASALAHAN
1. Pelaksanaan zero kumuh dimulai tahun 2021 dan target nol persen harus dicapai
pada 2025, sehingga waktu penyelesaian tinggal 4 (empat) tahun dengan ragam
persoalan yang belum sepenuhnya terdeteksi secara baik diantaranya penetapan
deliniasi kawasan.

2. Secara random telah dilakukan verifikasi terhadap kawasan


perumahan/permukiman kumuh yang telah di tetapkan melalui SK Bupati,
ditemukan kondisi-kondisi yang perlu justifikasi maupun analisis lanjut yaitu: (i)
dalam suatu deliniasi tidak keseluruhan kawasan berkategori kumuh melainkan
hanya berupa spot-spot kumuh, (ii) kawasan yang tidak memenuhi kriteria kumuh
karena masih tergolong layak huni hanya perlu beautifikasi (iii) kawasan kumuh
yang masuk dalam kategori kumuh yang berada diatas lahan yang bukan
peruntukannya (squatters area ), (iv) kawasan kumuh secara spatial menurut
arahan tata ruang di luar kawasan perkotaan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
C. URAIAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
(RP2KPKPK)
1. Kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh ini perlu disusun dengan menempatkan prinsip
peningkatan kapasitas pada tataran operasional/implementasi melalui cara
perkuatan yang lebih komprehensifdan terintegrasi kepada seluruh pelaku
(stakeholders), dengan tetap mengacu pada beberapa dokumen perencanaan dan
studi terkait penanganan permukiman kumuh yang telah dihasilkan oleh Pemda,
seperti Dokumen SPPIP/ RP2KP dan RPKPP.

2. Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan


Permukiman Kumuh disusun dalam pemenuhan beberapa unsur sebagai berikut :

a. Percepatan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh secara


menyeluruh dan tuntas bagi kawasan kumuh perkotaaan yang deliniasi dan
indikatornya ditetapkan melalui SK Bupati atau Walikota, yang direncanakan
selesai dalam 5 tahun (sampai tahun 2027) atau tercapainya Kabupaten
Morowali bebas kumuh.
b. Terwujudnya rencana dan strategi penanganan melalui pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh, dimana pencegahan mutlak menjadi
tugas dan tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten.
c. Keterpaduan program/kegiatan dalam penyelesaian permasalahan Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-
an
d. Meningkatkan kesadaran, pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas
dan wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya
melakukan pengurangan dan/atau penghapusan luasan Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh.
e. Perkuatan pemerintah kabupaten/kota melalui pelibatan aktif dalam proses
penanganan permukiman kumuh guna mewujudkan permukiman yang layak
huni dan berkelanjutan.
f. Peningkatan kapasitas bagi komunitas permukiman kumuh (kelompok
masyarakat KSM/CBO’s/BKM) untuk lebih berperan dan memampukan diri
dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya melalui penyusunan
rencana aksi yang partisipatif (community action plan/CAP).
g. Keberlanjutan penanganan kawasan kumuh perkotaan melalui mekanisme
pengelolan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota atau diselenggarakan secara
mandiri oleh kelompok swadaya masyarakat bersama dengan pemerintah
kabupaten/kota setempat baik dalam skala lingkungan/kawasan dan skala
kota.

D. MAKSUD, TUJUAN dan SASARAN


1. Pelaksanaan pekerjaan ini dimaksudkan untuk menghasilkan dokumen rencana
penyelenggaraan pembangunan Kawasan Perumahan dan Permukiman yang
difokuskan pada pola pencegahan dan peningkatan kualitas Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
dalam mengimplementasikan program dan kegiatan yang terpadu dan bersinergi
yang pada gilirannya dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah kota/kabupaten
secara mandiri dan berkelanjutan.

2. Tujuan pekerjaan penyusunan RP2KPKPK ini adalah :

a. memantapkan pemahaman pemerintah kota/kabupaten tentang kebijakan dan


strategi penanganan kawasan kumuh perkotaan dalam mencapai target zero
kumuh (100-0-100) pada tahun 2027,
b. agar pemerintah kota/kabupaten dapat sepenuhnya menjadi pemrakarsa
utama dalam penyusunan RP2KPKP yang difokuskan pada penanganan
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh,
c. agar pemerintah kota/kabupaten punya komitmen tinggi serta konsisten
didalam implementasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan serta
menjaga keberlanjutannya.

3. Sasaran

a. Tersedianya Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas


Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh sebagai acuan pelaksanaan
penanganan kawasan kumuh bagi seluruh pelaku (stakeholders) pelaksanaan
penyelenggaran penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
yang menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).
b. Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan,
indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh oleh seluruh
pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam
pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2022-
2027).
c. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan)
sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dan
kelompok masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat
lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.
d. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) yang mengacu pada
RP2KP dan RPKPP, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000,
Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan.

E. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Instansi Pemberi Tugas kegiatan ini adalah :

Satuan Kerja : Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Daerah


PPK : MUH IKHWAN BASRUN

F. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp. 599.980.000,00 (Lima
ratus sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah), termasuk
PPN dibiayai dari DIPA Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Daerah Kabupaten Morowali Tahun 2021.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
G. LINGKUP KEGIATAN, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG,
SERTA ALIH PENGETAHUAN
1. Lingkup Kegiatan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan inidibagi menjadi 8
tahap, yaitu:

a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan kegiatan sebelum tim turun ke lapangan, meliputi :
1) Melakukan Sosialisasi dan konsolidasi untuk mendapatkan data sekunder
serta pemahaman terhadap maksud penyusunan RP2KPKPK;
2) Menyusun rencana kerja tim, termasuk pembagian peran tiap tenaga ahli
dalam melibatkan partisipasi aktif kelompok swadaya masyarakat;
3) Menyiapkan data profil Permukiman Kumuh dan dokumen pendukung
lainnya yang mengacu kepada SK Penetapan Kawasan Kumuh disertai detil
data statistik yang diperlukan pada masing-masing indikator;
4) Overview kebijakan Daerah, yang berkaitan dengan penanganan
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh dan melakukan Identifikasi
Kesesuaian permukiman eksisting terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah,
Status Tanah Permukiman, Peta Rawan Bencana, Pembangunan sektoral
permukiman, serta dokumen-dokumen lain yang mendukung atau berkaitan
dengan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
b. Tahap Survei
Tahap survei merupakan kegiatan mengumpulkan data, meliputi :
1) Menyusun desain survey awal kegiatan yang mencakup kebutuhan-
kebutuhan data dan informasi awal yang dibutuhkan, serta penyiapan format
untuk kebutuhan baik di lapangan maupun pengolahan data dan informasi
terkait kondisi kawasan;
2) Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder terkait isu strategis,
potensi, dan permasalahan mengenai penanganan perumahan kumuh dan
permukiman kumuh.
3) Melakukan wawancara semi-terstruktur dengan beberapa narasumber
utama yang memiliki kompetensi yang terkait dengan penanganan
permukiman kumuh.
4) Melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat dalam
melakukan survei/pemetaan swadaya/survey kampung sendiri di
permukiman kumuh.
5) Verifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai SK Penetapan Kawasan
Kumuh, deliniasi kawasan dan cakupan pelayanan infrastruktur pada lokasi
permukiman kumuh.
6) Melakukan pemutakhiran dan penajaman profil kawasan kumuh melalui
survey kebutuhan yang detail (by name, by address) dengan pemetaan
sebaran kebutuhan pelayanan infrastruktur menurut indikator kekumuhan.
7) Melakukan koordinasi dengan kelembagaan masyarakat setempat yang
terlibat dalam proses penyelenggaraan pembangunan kawasan
permukiman.
8) Melakukan pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas lahan
pembangunan, kondisi landsekap, kondisi topografi dan keteknikan lainnya
yang berpengaruh terhadap penyusunan desain kawasan dan DED untuk
pelaksanaan fisik.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
c. Tahap Kajian
Tahap kajian merupakan kegiatan telaahan data primer dan sekunder, meliputi :
1) Melakukan analisis dan pemetaan terhadap isu strategis kawasan, potensi,
permasalahan dan tantangan dalam kaitannya dengan pembangunan
Perumahan dan Kawasan permukiman.
2) Melakukan overview terhadap dokumen-dokumen perencanaan dan
pengaturan/studi yang terkait seperti Rencana Tata Ruang, SPPIP dan
RPKPP (RP2KPKPK yang saat ini berjalan), Perencanaan Teknis Sektoral
dalam lingkup kegiatan ke-Cipta Karya-an, kebijakan daerah dalam
penanganan kumuh serta SK Bupati tentang Kawasan Kumuh Kabupaten.
3) Melakukan kajian terhadap konsep, strategi penanganan permukiman
kumuh di kawasan terpilih, keterkaitan antar kawasan, serta penetapan
sasaran output dan outcome.
4) Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya
Masyarakat dalam merumuskan metode penanganan permukiman kumuh
yang paling tepat dan implementatif sesuai dengan kebutuhan sektor
keterpaduan pelaksanaan program, serta dampak yang ditimbulkan dari
dilaksanakannya/indikasi implementasi program penanganan kumuh.
5) Melakukan penetapan kawasan kumuh prioritas berdasarkan kriteria,
indikator, parameter serta pembobotan sesuai dengan buku panduan.
6) Penyusunan Pra-Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan
perencanaan, konsep rancangan dan detail desain, pra-rancangan
arsitektur, pra-rancangan penghijauan dan tata ruang luar, pra-rancangan
struktur,pra-rancangan sistem mekanikal dan elektrikal, denah, tampak,
potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk
fasilitas prioritas.
7) Melakukan analisa dan pendampingan terhadap kebijakan pemerintah
kota/kabupaten terkait penanganan kumuh (ditunjang data spasial,
numerik/statistik, dan kondisi sosial, ekonomi, fisik lapangan)

d. Tahap Focus Group Discussion (FGD)


Tahap FGD dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan perkuatan Kelompok
Swadaya Masyarakat dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan
dengan kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Perkotaan meliputi :
1) Pelaksanaan FGD dilakukan minimal3 (tiga) kali selama masa pelaksanaan
kegiatan ini.
2) FGD diadakan untuk memberikan pemahaman yang berkaitan dengan
kebijakan, penetapan kawasan prioritas kumuh, kesadaran terhadap
lingkungan kumuh, dukungan infrastruktur ke-Cipta Karya-an, strategi dan
pola penanganan permukiman kumuh, penyusunan kertas kerja kelompok
swadaya masyarakat, dan metode dokumentasi kegiatan.
3) Dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan lintas pemangku kepentingan
terhadap strategi dan indikasi program/ kegiatan penanganan kumuh di
kawasan-kawasan prioritas.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
e. Tahap Perumusan
Tahapan perumusan merupakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan,
meliputi:
1) Menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan sektor ke-Cipta Karya-an
berupa:
a) Strategi operasional penanganan kumuh hingga 0% (melalui pola
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman)
b) Kajian konsep dan merumuskan strategi teknis penanganan kumuh dari
aspek sosial, ekonomi dan analisa pembiayaan melalui analisa potensi
peningkatan kualitas kawasan.
c) Konsep penanganan permukiman kumuh secara tematik berdasarkan
kondisi kawasan, analisis keterkaitan antar kawasan, dan pola
penanganan pemukiman kumuh.
d) Skenario pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
dalam upaya mengurangi luasan kumuh kabupaten/ kota.
e) Strategi dan memorandum program keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-
an dalam penanganan kawasan pemukiman kumuh perkotaan
disesuaikan dengan konsep penanganan.
f) Kesinambungan antara rencana pemerintah dan Rencana Aksi
Komunitas (CAP) dalam penanganan kawasan permukiman.
g) Indikasi program investasi dan pembiayaan lintas pemangku
kepentingan dalam pencapaian kumuh 0% hingga 2027.
h) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap
tahun.
i) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan
1:1000 untuk jangka waktu tahun 2022-2027.
j) Desain Kawasan permukiman kumuh pada kawasan prioritas.
2) Menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh Tingkat Masyarakat (Perencanaan
Partisipatif), berupa:
a) Susunan kelembagaan masyarakat sesuai kesepakatan pembentukan
kelembagaan.
b) Rumusan prioritas kebutuhan berdasarkan pemberdayaan masyarakat
dengan metode yang paling tepat dan implementatif bagi masyarakat.
c) Rencana Kerja Masyarakat dalam skala lingkungan.

f. Tahap Penyusunan Desain Teknis


Tahap penyusunan detail desain dilaksanakan melalui :
1) Penyusunan peta rinci kawasan/site plandengan tingkat kedetailan peta
yang cukup untuk menjelaskan detil konsep penanganan dan perencanaan
infrastruktur kawasan.
2) Pengambilan dokumentasi foto udara/film visual (air view) yang dapat
menggambarkan kondisi kawasan serta foto kondisi eksisting yang
disandingkan/digabungkan dengan desain rencana penanganan
(visualisasi).

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
3) Rencana rinci pola penanganan kawasan pemukiman kumuh
(pencegahan/pemugaran/ peremajaan/ pemukiman kembali) beserta
strategi keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-an.
4) Daftar rencana komponen infrastruktur yang dibutuhkan untuk penanganan
permukiman kumuh untuk jangka waktu tahun 2022-2027.
5) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun.
6) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan
1:1000 untuk jangka waktu tahun 2022-2027.
7) Pengukuran dan survey investigasi terhadap kondisi lapangan dan
perencanaan komponen infrastruktur dalam upaya meningkatkan kualitas
kawasan permukiman
8) Menyusun desain kawasan dan desain teknis komponen infrastruktur di
kawasan prioritas (dilengkapi gambar, RAB, dan RKS); gambar disajikan
secara detail dalam skala 1:50, 1:20 dan 1:10.
9) Penyusunan Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan,
konsep rancangan dan detail desain, rancangan arsitektur, rancangan
penghijauan dan tata ruang luar, rancangan struktur,rancangan sistem
mekanikal dan elektrikal, denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan
rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas prioritas.
10) Memastikan readiness criteria (kepastian lahan, desain, kondisi fisik, kondisi
sosial, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah kota/kabupaten, dsb)
terpenuji dan dapat ditindaklanjuti dalam waktu dekat.

g. Tahap Pembahasan Pleno


Tahap Pembahasan Pleno merupakan upaya pendampingan dari Pemerintah
Pusat (Kementerian PUPR) untuk memastikan kualitas proses dan substansi
yang telah dan dalam proses penyusunan sesuai dengan metodologi
pelaksanaan. Tim Tenaga Ahli bersama dengan Tim Teknis Pemeritah
Kabupaten/Kota akan memberikan pelaporan kemajuan pencapaian kegiatan
maupun hasil kesepakatan di daerah dalam penyusunan pekerjaan ini.

h. Tahap Penyusunan Laporan


Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan laporan mulai dari
laporan pendahuluan, antara, dan akhir, meliputi :
1) Laporan hasil diskusi pembahasan dalam tahapan kegiatan penyusunan
Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Draft Akhir dan Laporan
Akhir dengan melibatkan berbagai instansi terkait dan (Pokja PKP).
2) Masing-masing tahapan dalam penyusunan laporan dengan gambaran hasil
rumusan dan analisis data/informasi yang diperoleh dari pelaksanan survei,
FGD, dan masukan serta saran dalam pembahasan laporan bersama Tim
Teknis dan pihak terkait lainnya.
3) Merumuskan kesimpulan sebagai landasan dari finalisasi Dokumen Profil
Perencanaan Kawasan Kumuh Perkotaan dan DED permukiman kumuh.
4) Menyusun dokumen perencanaan siap lelang dan DED masing-masing
komponen infrastruktur yang akan dilaksanakan di tahun selanjutnya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
5) Profil update terkait hasil survey dan investigasi terhadap kondisi eksisting
permukiman kumuh (by name by address) beserta dokumentasi dan analisa
isu strategis, potensi, permasalahan dan tantangan dalam penanganan
permukiman kumuh.
6) Matriks strategi operasional, program, dan indikasi kegiatan serta indikasi
biaya dan peran stakeholders dalam pencapaian kota/kabupaten bebas
kumuh sesuai targetnya.
2. Lokasi kegiatan kajian, penyusunan,danpembahasan laporan dilaksanakan di Kota
Morowali Kabupaten Morowali .

3. Data dan Fasilitas Penunjang

a. Penyediaan oleh Pemberi Tugas


Data dan informasi yang terkait dengan pekerjaan yang dimiliki Pemberi Tugas
dapat digunakan dan dipelihara oleh penyedia jasa sebagai referensi atau
masukan awal dalam penyiapan pelaksanaan pekerjaan, atas seizin Pemberi
Tugas. Data tersebut harus dipelihara oleh penyedia jasa dan harus
dikembalikan.
b. Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Data dan informasi yang disediakan oleh penyedia jasa mencakup materi yang
dapat dimanfaatkan dalam penyusunan pekerjaan ini termasuk data dan peta
yang sama dan sesuai standar bagi seluruh rangkaian kegiatan.

4. Alih Pengetahuan

Dalam prosespenyusunan pekerjaan ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
Penyedia Jasa dalam tahapan alih pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa diharapkan dapat melakukan asistensi/diskusi secara berkala
dan intensif (sebelum dan sesudah melakukan survei lapangan) bersama tim
teknis sehingga dapat diperoleh kerangka kerja, metode pendekatan, desain
survei, dan hasil rumusanpekerjaan ini.
b. Asistensi/diskusi yang dilakukan oleh pihak Penyedia Jasa dilakukan sebelum
pelaksanaan survei instansional, sebelum, dan setelah pelaksanaan presentasi
setiap tahapan pelaporan.
c. Penyedia Jasa setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan
masukan dalam proses asistensi/diskusi, hendaknya memeriksa dan
memproses semua bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan untuk pekerjaan ini.
d. Untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut diatas Penyedia Jasa diminta
mempelajari dan menganalisis lebih lanjut segala informasi dan ketentuan-
ketentuan yang berhubungan dengan pekerjaan dimaksud.

H. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Rangkaian pekerjaan ini dilakukan dengan pendekatan koordinatif, partisipatif dan
konsultatif yang melibatkan banyak pihak untuk mendapatkan masukan dan aspirasi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
yang tepat dan logis, dan melalui metode analisis serta sintesis yang memadai
pekerjaan ini dapat menghasilkan suatu rencana yang implementatif yang disepakati
bersama oleh berbagai pihak (birokrat, akademisi, profesional, pemerhati, wakil dari
komunitas dll). Pendekatan dan Metodologi ini berkaitan dengan alur / proses/tahapan
dalam lingkup kegiatan yang telah diuraikan diatas.

I. JANGKAWAKTUPELAKSANAAN
Untuk menyelesaikan pekerjaan ini dibutuhkan waktu 5 (lima) bulan sejak SPMK
ditandatangani dan dilaksanakan dengan cara kontraktual.

J. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
1) Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh yang berisikan strategi penanganan kawasan perumahan
kumuh dan permukiman kumuh secara spatial dan tipologi kawasan, indikasi
program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh
pelaku,strategi, rencana pengadaan tanah, pendanaan/investasi dan nota
kesepakatan bersama bagi semua pelaku dalam pengendalian pembangunan
bersama selama jangka waktu berjalan (2022-2027).
2) Dokumen Rencana Aksi Penanganan Permukiman Kumuh (Action Plan) yang
mengacu pada RP2KP/ SPPIP dan RPKPP, termasuk Rencana Kegiatan Aksi
Komunitas (community action plan).
3) Dokumen SK Penetapan Kawasan Kumuh Perkotaan update disertai dengan detail
profil dan basis data informasi (file shp) yang sesuai dengan pedoman.
4) Berita acara kesepakatan tiap tahapan penyusunan RP2KPKPK.
5) Dokumentasi kondisi eksisting berupa foto/ film udara (aerial view/Drone).
6) Masterplan/ Desain umum penanganan kawasan beserta jadwal, skenario
pelaksanaan dan rumusan tahapan kegiatan.
7) Berita Acara hasil kesepakatan/ Memorandum program dan kegiatan antar
pemangku kepentingan penanganan kumuh.
8) Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3
dimensi Dokumen Perencanaan (film, Clip/dokumenter).
9) Dokumentasi kertas kerja proses kegiatan KSM/ BKM bersama Tenaga Ahli dan
Tim Teknis Kabupaten/Kota (CAP).
10) Dokumen Desain Kawasan yang meliputi: Masterplan kawasan perencanaan,
denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi/Sipil
untuk fasilitas prioritas yang akan disusun, meliputi :
 Analisis tapak dan kawasan sekitar lokasi kegiatan.
 Analisis element, ornament, vegetasi lokal dan hal-hal lain yang diperlukan
dalam menyusun masterplan.
 Membuat konsep Desain Kawasan.
 Membuat konsep-konsep rancangan dan detil desain dengan melibatkan
masukan dan pendapat seluruh stakeholder.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
 Rancangan dan detail arsitektur.
 Rancangan dan detail struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
 Rancangan dan detail penghijauan dan tata bangunan serta ruang luar
bangunan.
 Rancangan dan detail utilitas bangunan dan lingkungan, mekanikal elektrikal,
beserta uraian konsep dan perhitungan kontruksi.
 Gambar kerja lengkap yang akan dikerjakan meliputi : Gambar dan detail
arsitektur, gambar dan detail struktur, gambar dan detail utilitas, gambar dan
detail elemen kawasan seperti lansekap, dan atau kegiatan terkait lainnya
 Spesifikasi bahan/material yang akan didetailkan dari Pra-Rancangan yang
sudah ada.
 Perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan bill of quantity (BQ) dan
harga satuan pekerjaan (berdasarkan HSBGN setempat).
 Uraian penggunaan bahan bangunan (spesifikasi secara garis besar)
 Gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail (dokumen pelelangan).
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

11) DED Penataan kawasan permukiman dengan desain/ rancangan rinci tiap
komponen infrastruktur (1:200, 1:100, 1:50, 1:10), spesifikasi teknis serta RAB
untuk kegiatan yang siap dilelangkan pada tahun pertama.
12) Dokumen lelang:
- Rencana Anggaran Biaya (RAB/EE)
- Rincian Volume Pekerjaan (BQ)
- Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS)
- Dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan administrasi

K. TENAGA AHLI
Untuk melaksanakan tugas ini Penyedia Jasa harus menyediakan Tenaga Ahli yang
kompeten dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan yang terikat selama pelaksanaan
pekerjaan. Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan iniadalah:

1) Ahli Perencanaan Wilayah/Planologi (Team Leader)


Disyaratkan seorang lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan latar belakang minimal pendidikan
Sarjana Strata Satu (S-1) Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi yang
dibuktikan dengan ijazah S1, memiliki pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun
dibidang pengembangan wilayah/perencanaan perkotaan/Urban, serta memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) minimal Ahli Muda Perencana Wilayah.
Lingkup penugasannya adalah :
 Bertanggung jawab dalam memimpin seluruh kegiatan anggota tim kerja.
 Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan anggota tim
kerja dan secara rutin melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan kepada
pemberi kerja.
 Merumuskan kerangka pikir dan metodologi analisis secara menyeluruh
terhadap pekerjaan yang akan dihasilkan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
 Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama Tim Teknis dan pihak lain
yang terkait termasuk dalam mengantisipasi permasalahan dan kendala dalam
penyelesaian pekerjaan.
 Memfasilitasi dan berpartisipasi aktif dalam setiap diskusi, rapat, maupun
pertemuan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini
 Membina hubungan yang baik dan berkoordinasi dengan pemberi kerja, serta
pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
 Merumuskan konsep dan strategi penanganan permukiman kumuh sesuai
dengan kondisi, analisis pengembangan kawasan, dan panduan penanganan
permukiman kumuh.

2) Tenaga Ahli Infrastruktur Permukiman


Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata
Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman
profesional minimal 3 (tiga) tahun di bidang yang sejenis, serta mempunyai
Sertifikat Keahlian (SKA) minimal Ahli Muda Bangunan Gedung. Pengalaman yang
bersangkutan di bidang perumahan dan permukiman khususnya penanganan
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh akan lebih diperhatikan.
Lingkup penugasannya adalah :
 Mengidentifikasi, memverifikasi dan mengevaluasi kondisi eksisting di
permukiman kumuh dan jaringan infrastruktur pendukungnya.
 Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
lokasi penyelenggaraan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh.
 Memberikan masukan tentang kebutuhan dan estimasi perhitungan
pembangunan infrastruktur di permukiman kumuh sesuai dengan konsep
penanganan secara komprehensif dalam hubungannya dengan keterkaitan
infrastruktur antar kawasan.
 Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
lokasi penyelenggaraan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh.
 Membuat peta kebutuhan infarstruktur skala 1:1000 untuk penanganan tahun
pertama dan skala 1:5000 untuk jangka waktu tahun 2021-2025 serta DED
infrastruktur tersebut (rancangan detail 1:200, 1:100, 1:50 atau sesuai
kebutuhan).
 Menghitung detail kebutuhan infrastruktur dan analisa biaya hingga jadwal
pelaksanaan pada masing-masing lokasi permukiman kumuh dan pada desain
kawasan.

3) Tenaga Ahli Arsitek


Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata
Satu (S-1) Jurusan Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman
profesional minimal 3 (tiga) tahun di bidang yang sejenis, serta memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) minimal Ahli Muda Arsitek. Pengalaman yang bersangkutan di

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
bidang pembangunan perumahan dan permukiman, desain kawasan dan rancang
bangunbidang perumahan dan permukiman serta penanganan Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh akan lebih diperhatikan.
Lingkup penugasannya adalah :
 Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan
konsep penanganan kawasan serta dukungan arsitektural penanganan
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh secara detail sesuai kebutuhan
analisis kawasan.
 Melakukan analisis tentang komponen infrastruktur permukiman berdasarkan
kemampuan fisik dasar yang sesuai dengan kebutuhan penanganan
permukiman kumuh
 Melakukan analisis infrastruktur permukiman dalam menetapkan program
sektor bidang perumahan dan permukiman di kawasan terpilih.
 Menyusun skenario pengembangan dan penataan kawasan permukiman serta
pola penanganannya.
 Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penataan kawasan serta
kajian dan rencana visual dan estetika kawasan (tapak, sirkulasi, tata hijau, site
furniture, dll).
 Menyusun desain kawasan permukiman kumuh beserta detail kelengkapan
desain.
 Menyusun rancangan detail teknis dukungan infrastruktur permukiman (bidang
Ke-Cipta Karya-an)
 Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
penyelenggaraan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
 Menyiapkan dokumen rancangan teknis/ DED penanganan Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh (skala 1:100, 1:50, 1:10)

4) Tenaga Ahli Lingkungan


Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata
Satu (S-1) Jurusan Lingkungan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman
profesional minimal 3 (tiga) tahun di bidang yang sejenis, serta memiliki SKA
minimal Ahli Muda Lingkungan. Pengalaman yang bersangkutan di bidang air
minum, sanitasi dan persampahan, pembangunan perumahan dan permukiman
serta penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, serta kegiatan
kebencanaan akan lebih diperhatikan.
Lingkup penugasannya adalah :
 Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan
penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh secara detail sesuai
dengan kebutuhan analisis kawasan.
 Melakukan analisis tentang daya dukung lingkungan berdasarkan kemampuan
fisik dasar yang sesuai untuk penanganan Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
 Melakukan analisis dalam menetapkan program sektor bidang sanitasi dan
persampahan terkait penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh.
 Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penyediaan air minum dan
penyehatan lingkungan permukiman terkait penanganan Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh.
 Menyusun rancangan detail teknis dukungan infrastruktur penyediaan air
minum dan penyehatan lingkungan permukiman terkait penanganan
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
 Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
penyelenggaraan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
bidang air minum dan penyehatan lingkungan permukiman.

Adapun Tenaga Pendukung yang dilibatkan dalam pekerjaan ini meliputi :

a) Asisten Pemberdayaan Masyarakat


Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata
Satu (S-1) jurusan Planologi/Sosiologi/Antropologi/Teknik Sipillulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 3 (tiga) OB. Tugasnya adalah
membantuproses pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dalam tiap
tahapan.

b) Asisten Pemetaan dan GIS


Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata
Satu (S-1) jurusan Geodesi/Geografi/Geofisika/Teknik Sipil atau Perencanaan
Wilayah Kotalulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi dan memiliki sertifikat kompetensi GIS Analisis
Utama yang dikeluarkan oleh lembaga terakreditasi, dengan jumlah Orang Bulan
sebesar 3 (tiga) OB. Tugasnya adalah membantumemetakan potensi, masalah dan
analisis kawasan dalam peta perencanaan dan perancangan permukiman kumuh
(skala 1:1000, 1:5000).

c) Drafter/Animasi 3D
Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Diploma 3 (D-
3) Jurusan Teknik Arsitek atau Teknik Sipillulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta. Dibutuhkan sebanyak 1 orang dengan jumlah
waktu penugasan 3 OB, bertugas memberikan visualisasi 2 Dimensi, sketch dan 3
Dimensi sesuai dengan desain arsitektural dan konsep penanganan kawasan.

d) Operator GIS
Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata
Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil / Geografi / Geofisika / Geodesilulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi dan memiliki sertifikat kompetensi sebagi Operator GIS yang
dikeluarkan oleh lembaga terakreditasi. Dibutuhkan sebanyak 1 orang dengan
jumlah penugasan selama 3 OB, bertugas melakukan digitasi kawasan,

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
memberikan visualisasi dalam bentuk 2 Dimensi kawasan studidan membantu
tugas-tugas asisten pemetaan dalam mengolah data spasial.

e) Surveyor
Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata
Satu (S-1)Jurusan Teknik Sipil / Geografi / Geofisika / Geodesilulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi. Dibutuhkan sebanyak 4 orang, dengan jumlah penugasan selama 2
(dua) Bulan. Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran dan pendataan
sesuai dengan kebutuhan penyusunan dokumen serta sesuai arahan dari Team
Leader.

f) Estimator
Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata
Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi, sebanyak 1 orang, dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 3 (tiga) OB. Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran,
perhitungan dan pendataan sesuai dengan arahan dari Team Leader.

g) Sekretaris
Sekretaris merangkap administasi, dengan kebutuhan orang bulan sebanyak 4
OB, bertugas mengatur administrasi dan pelayanan untuk mendukung kinerja
tenaga ahli dan asisten dalam kelancaran pelaksanaan tugasnya. Sekretaris
adalah seorang sarjana Strata Satu (S-1) jurusan komputer lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi.

L. LAPORAN DAN SISTEMPEMBAHASAN


Laporan yang diserahkan kepada Pemberi Tugas adalah:
1. Laporan Pendahuluan, diserahkan pada akhir bulan pertama dari masa
pelaksanaan pekerjaan sebanyak 3 (tiga) eksemplar. Isi dari laporan ini adalah
uraian ringkas mengenai kerangka pikir, rencana kerja, juga dimasukkan
metodologi serta pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan, mobilisasi tenaga ahli
dan jadwal penyelesaian pekerjaan.
Pada tahap laporan pendahuluan ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama
tim teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan
dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai sasaran serta pola kerja yang akan
dituju. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan
pedoman dalam penyusunan laporan berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen
laporan pendahuluan kepada Pemberi Tugasdilakukansegera setelah memasukkan
hasil kesepakatan diskusi pembahasan tersebut kedalam laporan.
2. Laporan Antara, dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar dan diserahkan 2 (dua) bulan
atau 60 hari setelah penerbitan SPMK. Laporan ini berisikan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan yang mencakup hasil kompilasi data yang telah didapatkan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
dari pelaksanaan survei lapangan, hasil analisis sesuai dengan tujuan dan sasaran
pekerjaan, rumusan rencana aksi program dan kegiatan serta draft awal Dokumen
Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh dan DED penanganan kawasan permukiman.
Pada tahap laporan antara ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim
teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan dapat
diperoleh satu kesepakatan mengenai hasil kompilasi dan analisis data. Hasil
diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan
antarakepada Pemberi Tugasdilakukan segera setelah memasukkan hasil
kesepakatan diskusi pembahasan tersebut kedalam laporan.
3. Laporan Draft Akhir, berisikan informasi lengkap mengenai pelaksanaan cakupan
hasil kajian termasuk rekomendasi awal dari pelaksanaan kegiatan untuk
pembahasan lebih lanjut dengan pihak pemberi tugas. Informasi/data-data
pendukung dari pelaksanaan kegiatan dapat merupakan lampiran dari Laporan
utama. Laporan Draft Final harus diserahkan selambat-lambatnya 3,5 (tiga koma
lima) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
4. Laporan Akhir, berisikan bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan
pekerjaan. Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan diserahkan
pada akhir pelaksanaan pekerjaan.
Pada tahap laporan akhir ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim
teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait untuk memperoleh
masukan lain/tambahan untuk penyempurnaan hasil akhir dari pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat diperoleh satu kesimpulan yang mampu menampung
banyak kepentingan terkait. Penyerahan finalisasi dokumen laporan akhir kepada
Pemberi Tugasdilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi
pembahasan tersebut kedalam laporan.
5. Profil Summary dan rencana aksi kawasan permukiman, sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar dan diserahkan setelah laporan akhir disetujui tim teknis. Dokumen ini
merupakan dokumen khusus yang berisikan tampilan umum hasil kajian, analisa
dan kesepatan strategi, program dan kegiatan penanganan kumuh kawasan
permukiman terpilih. sebagai bahan konsultasi publik pemerintah kab/ kota
terhadap masyarakat.
6. Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan, sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar dan diserahkan setelah laporan akhir disetujui tim teknis. Dokumen ini
berisikan notulensi, absensi, materi-materi yang disampaikan serta bentuk-bentuk
kesepakatan yang dihasilkan selama proses penyusunan dokumen RP2KPKPK.
7. Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh, sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan diserahkan pada
akhir pelaksanaan pekerjaan.
8. Dokumen DED, sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan diserahkan pada akhir
pelaksanaan pekerjaan.
9. Album Peta, sebanyak sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan diserahkan pada
akhir pelaksanaan pekerjaan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021
10. SK Penetapan Kawasan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh,
diserahkan pada akhir pelaksanaan pekerjaan
11. Draft Peraturan Bupati tentang Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Kabupaten Morowali
12. Dokumen Community Action Plan / Rencana Aksi Masyarakat
13. Dokumen visual (video kondisi eksisting, video drone, 3D visual
perencanaan)

Seluruh data dan laporan termasuk Buku Dokumen Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh dan DED Aksi
Komunitas dimuat kedalam Hard Drive sebanyak 3 (tiga) buah diserahkan bersamaan
dengan penyerahan Laporan Akhir.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan
pelaksanaan pekerjaan.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


(PPK)

DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN DAERAH


KABUPATEN MOROWALI

Ttd

MUH IKHWAN BASRUN


NIP. 19830425 200904 1 004

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (RP2KPKPK) Kabupaten Morowali T.A 2021

Anda mungkin juga menyukai