Anda di halaman 1dari 20

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Arah Kebijakan Dan Strategi Pelaksanaan


Program Kota Tanpa Kumuh (NSUP)
Tahun 2022
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman
Direktorat Jenderal Cipta Karya

Sosialisasi Nasional National Slum Upgrading Project (NSUP) - Program Kota Tanpa Kumuh
(KOTAKU) TA. 2022
Jakarta, Mei 2022
1 Kerangka Regulasi Pengembangan Kawasan Permukiman

2 Arah Pengembangan Pembangunan Permukiman Sesuai


Visium PUPR 2030

3 Konsep Keterpaduan Dalam Mewujudkan Visium PUPR 2030

DAFTAR ISI 4 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman

5 Arahan Menteri PUPR Pada Konreg Kementerian PUPR Tahun


2021

6 Target Dit. Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Tahun


2020-2024

7 Tugas dan Fungsi Balai PPW Provinsi

8 Arah Kebijakan Pelaksanaan Program Kotaku (NSUP) TA. 2022


Kerangka Regulasi Pengembangan Kawasan Permukiman

• Penetapan lokasi permukiman kumuh dilakukan oleh Pemda(Pasal 98 ayat


3);
UU No. 1 Tahun 2011 • Pola penanganan permukiman kumuh: Pemugaran Peremajaan dan Relokasi
Tentang Perumahan dan (Pasal 97ayat 1);
Kawasan Permukiman • Dilaksanakan melalui: Pencegahan – Peningkatan Kualitas –Pengelolaan
(Pasal 95, 96, 103)

PP No. 88 Tahun 2014 PP No. 14 Tahun 2016 PP No. 64 Tahun 2016


Tentang Pembinaan Tentang Penyelenggaraan Tentang Pembangunan
Penyelenggaraan Perumahan Perumahan dan Kawasan Perumahan Masyarakat
dan Kawasan Permukiman Permukiman Berpenghasilan Rendah
• Penetapan lokasi permukiman kumuh dilakukan oleh Bupati/Walikota (Pasal 106 ayat 3)
• Kriteria kekumuhan :1. Bangunan Gedung, 2. Kondisi Jalan, 3. Penyediaan air minum, (4)
Drainase lingkungan, (5) Pengelolaan air limbah, (6) Pengelolaan persampahan, (7) Proteksi
Kebakaran (Pasal 108 ayat 1)
• Klasifikasi kondisi kekumuhan: Ringan – Sedang – Berat (Pasal 109)

Permen PUPR No. 14 Tahun 2018


Tentang Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas terhadap Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh
Arah Pengembangan Pembangunan Permukiman Sesuai Visium PUPR 2030
Konsep Keterpaduan Dalam Mewujudkan Visium PUPR 2030

Keterpaduan dalam Lokasi/ Kawasan


1 perencanaan;
a) Keterkaitan antar Kawasan (Lindung-budidaya, desa-kota)
b) Tematik: wisata, Kawasan kumuh, rawan air, rawan sanitasi, nelayan,
perbatasan, dsb
c) Keterpaduan dalam dokumen perencanaan (RP3KP – RKP – RP3 dan
perencanaan sektoral)
2 Keterpaduan intra dan antar infrastuktur;
a) Intra: dalam lingkup ke cipta karya-an
b) Antar: dalam lingkup antar unor dalam PUPR (mis: konteks air baku dalam
kewenangan SDA dalam bagian system air minum, jaringan jalan nasional dan
hirarkinya, jaringan drainase skala kota dan skala kawasan)

3 Sinkronisasi Program dan anggaran


a) Penyiapan program akurat dan sinkron antara pusat, provinsi dan
kabupaten/kota.
b) Penyiapan anggaran prioritas.
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman

KEBIJAKAN STRATEGI
1. Pendampingan dan penguatan komitmen pemda;
Peningkatan Kapasitas Pemangku 2. Pengendalian kegiatan penyelenggaraan kawasan
Kepentingan Terkait Penyelenggaraan 1 permukiman;
Kawasan Permukiman 3. Memberikan bimbingan, penyuluhan, bantuan teknis dan
fasilitasi;

1. Penyusunan perencanaan dan pemrograman


Pengembangan Instrumen pembangunan infrastruktur kawasan permukiman
Perencanaan Kawasan Permukiman 2 berdasarkan isu strategis dan kebutuhan kawasan;
Secara Terpadu 2. Memperluas peluang sumber pembiayaan lainnya
secara proporsional dalam penganggaran

1. Menata kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang;


Pengembangan Kawasan 2. Mendukung pengembangan pusat kegiatan baru;
Permukiman Secara Komprehensif, 3. Memulihkan daya dukung kawasan yang terdampak
3 bencana;
Inklusif dan Berkelanjutan 4. Meningkatkan peran serta masyarakat
Strategi Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Pemenuhan standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada
permukiman di Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Yang mempunyai Kepentingan
Nasional

Prioritas penaganan di daerah rawan air dan rawan sanitasi tinggi pada kab/kota dengan fiskal rendah

Penataan kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan melalui peningkatan kualitas dan


perubahan wajah kawasan

Penetapan lokasi berdasarkan kriteria rawan air dan rawan sanitasi serta ketersediaan dokumen
perencanaan

Keterpaduan perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman melalui penguatan databse

Penguatan pembagian peran pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Akademisi/pemerhati/praktisi


dan masyarakat
Arahan Menteri PUPR Pada Konreg Kementerian PUPR Tahun 2021

“Pembangunan baru harus selektif dan bisa diselesaikan pada tahun 2024 mendatang. Minimal
proses pembangunan hampir selesai dan tidak ada yang mangkrak di 2024”
(Arahan Menteri PUPR pada acara Konreg Kementerian PUPR TA. 2021)

Terapkan secara konsisten Resep “OPOR”

1. Masukkan “Optimalisasi” dengan mengevaluasi dan inventarisasi


infrastruktur terbangun sehingga dapat memberikan manfaat (O);
2. Tambahkan “ Pemeliharaan” dengan mempertahankan kemantapan
infrastruktur terbangun (P);
3. Tuangkan “Operasi” dengan segera memfungsikan infrastruktur yang
telah lulus uji coba (O);
4. Terakhir, taburkan “Rehabilitasi” dengan mengembalikan fungsi
infrastruktur terbangun (R)
Target Dit. Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis (Impact)/Sasaran Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 Total
Program (Outcome)/Indikator
PROGRAM : Perumahan & Kawasan Permukiman
SASARAN PROGRAM : Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman yang layak dan
aman
KEGIATAN-1 : Penyelenggaran Permukiman dan Bangunan Gedung
OUTPUT KEGIATAN : Luas Pembangunan Infrastruktur Berbasis Masyarakat
1. Pembangunan Infrastruktur Hektar 1.813 1.280 1.280 1.280 1.280 6.933
Permukiman Berbasis Masyarakat

Kontribusi Program
Kotaku (NSUP)
Sumber : Renstra Dit. PKP 2020-2024 (draft)
Perbedaan Program Kotaku Dengan Sumber Dana Loan (NSUP) dan APBN

No ASPEK IBM KOTAKU/NSUP (LOAN) IBM KOTAKU (APBN)


1 Tujuan 1.Menurunnya luas permukiman 1.Tersedianya dan Berfungsinya
kumuh; kembali infrastruktur dasar
2.Mewujudkan kolaborasi penanganan perumahan dan permukiman di
Kawasan permukiman kumuh dari kawasan perkotaan;
berbagai stakeholders; 2.Berkurangnya tingkat kekumuhan
3.Penataan Kawasan permukiman pada lokasi yang ditangani;
kumuh melalui penyediaan 3.Meningkatnya kapasitas dan
infrastruktur permukiman yang partisipasi masyarakat dalam proses
diprioritaskan pada peningkatan penyelenggaraan infrastruktur.
akses air minum dan sanitasi; dan
4.Mendorong pemerintah daerah
dalam penerapan regulasi terkait
prilaku hidup bersih dan sehat.
Perbedaan Program Kotaku Dengan Sumber Dana Loan (NSUP) dan APBN

No ASPEK IBM KOTAKU/NSUP (LOAN) IBM KOTAKU (APBN)


2 Readiness Criteria 1.Lokasi kelurahan/desa masuk 1.Lokasi yang diusulkan masuk dalam surat
dalam SK Lokasi Kumuh yang keputusan bupati/ walikota tentang
ditetapkan oleh Bupati/Walikota; penetapan lokasi perumahan kumuh dan
2.Lokasi kelurahan/desa permukiman kumuh;
memenuhi kriteria kekumuhan 2.Lokasi masuk dalam kebijakan Pemerintah
sesuai Peraturan Menteri PUPR untuk mendukung percepatan pengurangan
Nomor 14 Tahun 2018; luasan perumahan kumuh dan permukiman
3.Kel./desa masuk kategori kumuh serta pengurangan tingkat
wilayah PERKOTAAN sesuai kekumuhan;
Peraturan Kepala Badan Pusat 3.Diutamakan kabupaten/kota yang memiliki
Statistik (BPS) No. 37 Tahun peraturan daerah terkait pencegahan dan
2010 Tentang Klasifikasi peningkatan kualitas terhadap perumahan
Perdesaan dan Perkotaan di kumuh dan permukiman kumuh; dan/atau
Indonesia. 4.Diutamakan kabupaten/kota memiliki
rencana terkait pencegahan dan peningkatan
kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh.
Perbedaan Program Kotaku Dengan Sumber Dana Loan (NSUP) dan APBN

No ASPEK IBM KOTAKU/NSUP (LOAN) IBM KOTAKU (APBN)


3 Pagu Alokasi Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh
BPM Desa/Kelurahan; juta rupiah) untuk setiap Kelurahan/ desa

4 Rincian alokasi 1.Minimal Rp 982.000.000,00 (sembilanratus 1.Minimal 75% untuk bahan/material dan
delapanpuluh dua juta rupiah) untuk peralatan kerja;
bahan/material , peralatan kerja dan upah 2.Maksimal 20% untuk upah tenaga kerja;
tenaga kerja;
3.Maksimal 5% untuk operasional Tim
2.Maksimal Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta Pelaksana.
rupiah) untuk Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3);
3.Maksimal Rp 5.000.000,00 (lima juta
rupiah) untuk operasional BKM/LKM
4.Maksimal Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah)
untuk administrasi KSM
5 Penerima Kelembagaan masyarakat Kelurahan/desa, Kelompok Masyarakat bertindak sebagai
Bantuan yaitu Badan Keswadayaan Masyarakat/ penyelenggara swakelola mengacu pada
(Pelaksana) Lembaga Keswadayaan Masyarakat Peraturan LKPP Nomor 3 Tahun 2021
(BKM/LKM) yang menjadi sasaran NSUP. tentang Pedoman Swakelola.
Perbedaan Program Kotaku Dengan Sumber Dana Loan (NSUP) dan APBN

No ASPEK IBM KOTAKU/NSUP (LOAN) IBM KOTAKU (APBN)


6 Pencairan 1.Kontrak Swakelola Tipe IV antara PPK Pelaksana 1.Kontrak Swakelola Tipe IV antara PPK
Dana dengan BKM/LKM, melampirkan Dokumen rencana Pelaksana dengan POKMAS, melampirkan
pembangunan infrastruktur Dokumen rencana pembangunan
2.Pencairan Tahap I (70%), infrastruktur
▪ Rekening 3 speciment 2.Pencairan Tahap I (70%) dicairkan dalam 2
▪ Rencana Penggunaan Dana (RPD) termin
▪ Telah terbentuk tim pelaksana kegiatan ▪ Termin 1 (40%) progress fisik 0%
(KSM/Panitia Pelaksana) ▪ Termin 2 (30%) jika progres fisik > 25%
3. Pencairan Tahap II (30%), progress fisik > 50 3. Pencairan Tahap II (30%), progress fisik > 50

7 Pasca 1.Serah terima dari BKM/LKM kepada PPK Pelaksana 1.Serah terima dari Pokmas kepada PPK
Konstruksi 2.BKM/LKM memfasilitasi Serah terima Infrastruktur Pelaksana
terbangun oleh KPA ke Pemerintah Kelurahan / Desa 2.Pokja PKP memfasilitasi Serah terima
untuk selanjutnya dikelola oleh KPP Infrastruktur terbangun oleh KPA ke
3.Pendampingan tahap operasional dan pemeliharaan Pemerintah Kabupaten / Kota
4.Penguatan KPP 3.Pendampingan tahap operasional dan
pemeliharaan
4.Penguatan KPP
Perbedaan Program Kotaku Dengan Sumber Dana Loan (NSUP) dan APBN

No ASPEK IBM KOTAKU/NSUP (LOAN) IBM KOTAKU (APBN)


6 Pencairan 1.Kontrak Swakelola Tipe IV antara PPK Pelaksana 1.Kontrak Swakelola Tipe IV antara PPK
Dana dengan BKM/LKM, melampirkan Dokumen rencana Pelaksana dengan POKMAS, melampirkan
pembangunan infrastruktur Dokumen rencana pembangunan
2.Pencairan Tahap I (70%), infrastruktur
▪ Rekening 3 speciment 2.Pencairan Tahap I (70%) dicairkan dalam 2
▪ Rencana Penggunaan Dana (RPD) termin
▪ Telah terbentuk tim pelaksana kegiatan ▪ Termin 1 (40%) progress fisik 0%
(KSM/Panitia Pelaksana) ▪ Termin 2 (30%) jika progres fisik > 25%
3. Pencairan Tahap II (30%), progress fisik > 50 3. Pencairan Tahap II (30%), progress fisik > 50

7 Pasca 1.Serah terima dari BKM/LKM kepada PPK Pelaksana 1.Serah terima dari Pokmas kepada PPK
Konstruksi 2.BKM/LKM memfasilitasi Serah terima Infrastruktur Pelaksana
terbangun oleh KPA ke Pemerintah Kelurahan / Desa 2.Pokja PKP memfasilitasi Serah terima
untuk selanjutnya dikelola oleh KPP Infrastruktur terbangun oleh KPA ke
3.Pendampingan tahap operasional dan pemeliharaan Pemerintah Kabupaten / Kota
4.Penguatan KPP 3.Pendampingan tahap operasional dan
pemeliharaan
4.Penguatan KPP
Pendamping Program Kotaku Dengan Sumber Dana Loan (NSUP) dan APBN

Level Kotaku (NSUP) Loan Kotaku APBN

Pusat Konsultan Manajemen Pusat Konsultan Teknis


(KMP) Pengendalian IBM

Provinsi OC/OSP atau Koordinator


Tenaga Ahli Provinsi (TA Pr)
Provinsi (Korprov)

Asisten Tenaga Ahli Provinsi


Kota/Kab Koordinator Kota (Korkot)
(Ass. TA Pr)

Kel/Desa Fasilitator Kelurahan/Desa Fasilitator Masyarakat


Tugas dan Fungsi Balai PPW Provinsi

Tugas Balai PPW Provinsi Fungsi Balai PPW Provinsi

Melaksanakan perencanaan dan Balai PPW menyelenggarakan fungsi:


penyiapan teknis, pelaksanaan, 1. Penyusunan rencana teknis pembangunan sarpras
pemantauan dan evaluasi pembangunan permukiman;
sarana dan prasarana permukiman, 2. Penyiapan teknis dan pelaksanaan pembangunan
pengelolaan informasi pelaksanaan sarpras permukiman;
pembangunan permukiman, 3. Pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
penanggulangan pasca bencana dan pembangunan sarpras permukiman;
fasilitasi serah terima aset. 4. Pelaksanaan dukungan penanggulangan pasca
bencana alam serta kerusuhan sosial;
5. Fasilitasi pengadaan lahan dan serah terima aset;
6. Pelaksanaan administrasi Balai, dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Dirjen
Cipta Karya.

Sumber : Permen PUPR No.05 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Permen PUPR No. 20
Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR
Rencana Kegiatan Program Kotaku (NSUP) TA. 2022

1 Di 39 paket kegiatan, dengan kebutuhan dana sekitar Rp 506,28


Skala Kawasan
milyar

2
Livelihood Berbasis Di 37 kelurahan, dengan kebutuhan dana sekitar Rp 30 milyar
Kawasan

3
Pelatihan Vokasi Di 14 Provinsi, dengan kebutuhan dana sekitar Rp 13,5 milyar

4
Gaji & BOP Pendamping Di 33 Provinsi, dengan kebutuhan dana sekitar Rp 277,99
(Bantuan Teknis) milyar
Arah Kebijakan Kegiatan Program Kotaku (NSUP) TA. 2022

Percepatan penyelesaian lelang skala kawasan di (1) Kawasan Nelayan 2 Kab bangka,
(2) Kawasan Kedaung Kota Tangerang; (3) Kawasan Klasabi Kota Sorong;

Percepatan penyelesaian permsalahan13 paket skala kawasan kategori kontrak kritis,


yaitu Kaw. Medan Timur Kota Medan; Kawasan Cileueur Ciamis; Kawasan Karang Ampel
Kidul Indramayu; Kaw. Panjunan Kota Cirebon; Kawasan Kutoarjo Purworejo; Kawasan
Buaran Kedungwuni Kab. Pekalongan; Kawasan Kahayan Riverside Kota Palangkaraya;
Kawasan Wainitu Kota Ambon; Kawasan Pesisir Selatan Kota Tual; Kawasan Ambulu Kab
Cirebon; Kawasan Kota Kab Kendal, Kawasan DAS Jeneberang Kab Gowa dan Kawasan
Tanjung Ringgit Kota Palopo.

Percepatan penyelesaian konstruksi skala kawasan, kegiatan Infrastruktur Livelihood


berbasis kawasan dan pelatihan vokasi, paling lambat 31 Oktober 2022;

Penuntasan serah terima pengelolaan aset skala kawasan dan hibah kepada pemerintah
daerah (kota/kabupaten) bagi skala kawasan yang telah selesai konstruksi;
Arah Kebijakan Kegiatan Program Kotaku (NSUP) TA. 2022

Penuntasan temuan hasil pemeriksaan BPKP TA. 2021 dan tahun-tahun sebelumnya,
serta temuan dalam Aide Memoire/PSIAR;

Pemastian keberlanjutan pasca program Kotaku (integrasi database, pembiayaan


Operasi dan pemeliharaan (OP) oleh pemda dan masyarakat; transfer knowledge
management; Alokasi pendamping oleh pemda; penyelesaian Laporan akhir konsultan)

Penuntasan KPI yang belum tercapai dan Penyiapan administrasi penutupan loan/grant
(Loan/Grant Closing), dan penyusunan PCR (Project Completion Report)
BERSAMA KITA
BERKOLABORASI
MEWUJUDKAN
KOTA LAYAK HUNI
DAN
BERKELANJUTAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai