Anda di halaman 1dari 13

Sri Ainun Asri Nurcahya

P052182005
Sejarah Compact City

 Pertama kali diperkenalkan oleh George Dantzig dan Thomas L seorang matematikawan pada
tahun 1973

 Compact city sering kali dikaitkan dengan Jane Jacobs dan bukunya yang berjudul “The Death
and Life of Great American Cities (1961)” sebagai kritik terhadap urban sprawl yang
dianggap merugikan perkembangan kota.

 Apabila urban sprawl merupakan ektensifikasi bentuk kota yang cenderung acak dan tidak
terkendali, sebaliknya compact city menitikberatkan intensifikasi suatu kota
INTRODUCTION

Apa itu Compact City ?

 Kota kompak menurut Jenks Burton dan Willian menekankan pada

dimensi kepadatan yang tinggi.

 Pendekatan Compact City adalah meningkatkan kawasan

terbangun dan kepadatan penduduk permukiman, mengintensifkan

aktifitas ekonomi, sosial dan budaya perkotaan dan memanipulasi

ukuran kota, bentuk dan struktur perkotaan serta sistem

permukiman dalam rangka mencapai manfaat keberlanjutan

lingkungan, sosial, dan global yang diperoleh dari pemusatan

fungsi-fungsi perkotaan.

 Konsep Compact City muncul sebagai konsep baru dibalik

gagalnya konsep urban sprawl pada awal era industrialisasi.


Faktor Ekonomi-Sosial yang Mempercepat Terjadinya Urban Sprawl (Compact City,
Dantzig : 1973)

 Bertambahnya jumlah penduduk


 Perpindahan dari perkebunan (farms) ke kota
 Kepadatan penduduk di pusat kota
 Penurunan kualitas perumahan di pusat kota
 Berkembangnya perumahan dengan kualitas dan ukuran yang baik pada
suburban
 Pengembangan dan perluasan sistem jalan raya (highway)
 Relokasi industri
 Pengembangan ‘multicay family’
 Meningkatnya permasalahan transportasi pada kawasan urban
Density

Kegiatan dan area komersil


Intensification yang diarahkan untuk memusat
 Terkait dengan proses pada titik, didukung dengan
mencapai kekompakan pengadaan seluruh aktivitas
 Pengembangan yang ada yang mengumpul
di daerah perkotaan
daripada di pinggiran
kota Compact City
 Hasil : Pertumbuhan
tingkat kepadatan yang
tinggi.

Mix of Uses

 Berbagai aktivitas yang berbeda


dicampur secara vertikal/horizontal
 Kegiatannya bisa jadi penggunaan
lahan yang berbeda, fasilitas atau
fasilitas dan penggunaan lahan
The Compact City

 Konsep kota kompak bertujuan untuk penggunaan perkotaan dengan kepadatan


tinggi dan intensif
 Kegiatan perkotaan harus ditempatkan berdekatan untuk memastikan akses yang
lebih baik pada pelayanan dan fasilitas transfortasi umum, berjalan kaki,
bersepeda dan penyediaan utilitas dan infrastruktur yang lebih efisien
 Di kota yang padat, faktor manusia harus diberi penekanan yang lebih besar dari
sudut pandang untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, dan perlu
mempertimbangkan efek terhadap lingkungan lokal karena merupakan kunci
dalam perencanaan tersebut.
Komponen

Centrality Intensity
• Dasar diferensiasi dalam pola • Revitalisasi pusat kota
perkotaan yang kompak • Membuat area lebih menarik dan lebih
• Menciptakan berbagai pendekatan mudah di akses

Density Fine Grain


• Sifatnya relatif tinggi • Hubungan antara kegiatan serupa dan
• Populasi dan unit tempat tinggal berbeda
• Mengarah ke pengembangan yang
cluster

Contiguity
Mobility dan Accessibility
• Kesatuan fungsi perkotaan dalam
bentuk yang berkelanjutan • Moda transportasi
• Kedekatan antara ruang terbuka dan • Aksesibilitas yang mudah menghasilkan
bangunan harus dipertahankan di kota tingkat mobilitas yang tinggi
yang kompak
Characteristic of Compact City (Dantzig & Saaty, 1978)

Form of Space • Permukiman padat


• Mengurangi ketergantungan pada mobil (< high density)
• Batas yang jelas dengan daerah sekitarnya
Space of Characteristics • Mixed land use
• Diversity of live (penggunaan lahan yang kompleks)
• Identitas yang jelas
Function • Keadilan sosial (Permukiman padat)
• Swasembada kehidupan sehari-hari
• Independasi pemerintahan (batas yang jelas)

Hubungan antara compact city dan sustainability, adalah sbb :


• Pengurangan ketergantungan mobil
• Pasokan infrastruktur sosial dan layanan publik yan efisien
• Hubungan komunitas yang aktif dengan tempat tinggal yang padat
• Revitalisasi internal kota
Why We Need Compact City ?

Pembangunan yang tidak


terencana (Urban Sprawl) Meningkatnya moda
Current scenario
transportasi pribadi
key issues

Emisi GRK dengan moda transportasi Pengurangan ketersediaan lahan


pribadi perkapita
Sumber emisi GRK di Indonesi 5,1 % Adanya masalah konservasi lahan
berasal dari sektor transpotrasi pertanian ke penggunaan lahan non
(KLH,2010). Kendaraan bermotor sumber pertanian mencapai 187,7 ribu Ha/thn,
utama polusi termasuk sumber emisi GRK serta masih tingginya pertumbuhan
sektor transportasi. penduduk
(Bappenas)
Perbandingan Antara Pembangunan Acak dan Compact City Strategy
 Kepadatan penduduk dan lingkungan

Bangunan tinggi, efisiensi bagi penggunaan lahan


dan infrastruktur
 Pengkonsentrasian kegiatan

Kesatuan dari banyaknya ragam kegiatan, akses


makin mudah terutama bagi pejalan kaki
 Intensifikasi transportasi umum

Berkurangnya ketergantungan pada mobil pribadi,


meningkatnya jumlah pejalan kaki dan penggunaan
transportasi umum, wawasan lingkungan

 Target kesejahteraan sosial-ekonomi

Kualitas hidup makin baik, performa hidup sehari-hari makin


mudah
 Proses (perbaikan) menuju kompak

Masa depan kota cenderung lebih


kompak, didukung oleh berbagai
program yang sesuai dan dilakukan
secara intensif

Keunggulan Compact
City

Save Money Save Lives Save Reduce Aor


Save Time Save Energy Material
Save Land dan Noise
resources Polution

(Compact City, Dantzig : 1973)


- Ketergantungan terhadap mobil lebih sedikit,
emisi rendah, konsumsi energi berkurang - Kejenuhan kota

* Bergeser dari mobil ke berjalan kaki, bersepeda - Polusi


dan angkutan umum - Menurunnya keramahan penduduk
* Mengurangi jarak perjalanan - Pencegahan bencana
* Mengurangi jumlah total perjalanan
- Bertambah mahalnya lahan di dalam kota
- Layanan transportasi umum yang lebih baik,
- Kekhawatiran kualitas hidup yang berkurang
peningkatan aksesibilitas keseluruhan,
dengan adanya upaya menaikkan kepadatan
penggunaan kembali infrastruktur dan tanah yang
penduduk dalam kota
sebelumnya dikembangkan

- Peremajaan daerah perkotaan yang ada dan - Kemungkinan tergusurnya penduduk yang
vitalitas perkotaan, kualitas hidup yang tinggi, mempunyai akses lemah, termasuk orang berusia
pelestarian ruang hijau dan lingkungan untuk lanjut dan masyarakat miskit.
meningkatkan kegiatan bisnis dan perdagangan

Penguatan kemandirian, keragaman dan


multifungsi kota.

Anda mungkin juga menyukai