D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
1
S I S T E M A T I K A P E M B A H A S A N
PEMAHAMAN MENGENAI PEMAHAMAN MENGENAI MODEL PERDA
NASKAH AKADEMIK 1) Sistematika Model Perda
Hal - 3
Pemahaman Umum Mengenai Naskah Akademik
PENGERTIAN NASKAH AKADEMIK
Naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam suatu Rancangan Undang-Undang ,
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, atau Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagai solusi terhadap permasalahan dan
kebutuhan hukum masyarakat (UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan).
Pasal 236
(1) Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan,
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membentuk Perda;
2
Daerah (2) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh DPRD dengan
persetujuan bersama kepala Daerah.
UU ini menegaskan amanah UUD tersebut.
KEBUTUHAN DIBUTUHAKAN
KONDISI SAAT INI KONDISI IDEAL MANFAAT PENGATURAN
DASAR MANUSIA PENGATURAN
Sandang 1. Adanya lokasi 1. Tertanganinya 1. Pencegahan 1. Kepastian hukum
Pangan kumuh yang (reduksi/eliminir) terhadap perumahan penanganan kumuh
Papan mengindikasikan kekumuhan kumuh dan
2. Landasan
tidak terpenuhinya permukiman kumuh
2. Dicegahnya operasionalisasi
papan sebagai baru
HAK ASASI tumbuhnya penanganan kumuh
MANUSIA kebutuhan dasar
kekumuhan 2. Peningkatan kualitas
dan HAM 3. Dukungan pembiayaan
terhadap perumahan
Setiap orang penanganan kumuh
2. Kecenderungan kumuh dan
berhak permukiman kumuh 4. Dukungan kelembagaan
perumahan dan
mendapatkan penanganan kumuh
permukiman yang
hidup dan
tidak kumuh 5. Dukungan peran
kehidupan yang
berpotensi masyarakat
sejahtera lahir dan
menjadi kumuh
batin, dan
mendapatkan
lingkungan hidup
yang baik dan
sehat
Hal - 7
Landasan Sosiologis
Pasal 28H UUD Tahun 1945 mengamanahkan “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Untuk mewujudkan amanah tersebut, maka perumahan kumuh dan permukiman kumuh perlu dicegah dan ditangani melalui
pengaturan dengan memperhatikan kesejahteraan, keadilan dan pemerataan, kenasionalan, keefisienan dan kemanfaatan,
keterjangkauan dan kemudahan, kemandirian dan kebersamaan, kemitraan, keserasian dan keseimbangan, keterpaduan, kesehatan
kelestarian dan berkelanjutan, serta keselamatan, keamanan, ketertiban dan keteraturan.
Karena itu perumahan dan kawasan permukiman perlu dikelola secara terencana, terpadu, professional, dan
bertanggungjawab, serta selaras, serasi dan seimbang dengan penggunaan dan pemanfaatan ruang.
Masyarakat perlu berdaya (enable) menjadi ujung tombak dalam pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman
kumuh untuk mencapai keberlanjutan perwujudan hasil kualitas lingkungan yang layak dan sehat.
Landasan Yuridis
Dalam UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman diatur bahwa:
1. Salah satu tujuan Penyelenggaraan PKP: menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
2. Salah satu ruang lingkup penyelenggaraan PKP: Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh;
3. Salah satu kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota terkait penanganan kumuh yaitu: memfasilitasi peningkatan kualitas
terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.
4. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh bertujuan guna:
a. meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni ;
b. mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru;
c. menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman.
5. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh Wajib dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.
Hal - 8
PEMAHAMAN MENGENAI
MODEL PERDA
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh
(Acuan Penyusunan Raperda)
Hal - 9
Sistematika Model Perda
BAB I KETENTUAN UMUM BAB VIII POLA KEMITRAAN, PERAN MASYARAKAT, DAN
KEARIFAN LOKAL
BAB II KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN
PERMUKIMAN KUMUH 1. Pola Kemitraan
1. Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh 2. Peran Masyarakat
2. Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh 3. Kearifan Lokal
BAB III PENCEGAHAN TERHADAP TUMBUH DAN BAB IX SANKSI ADMINISTRATIF
BERKEMBANGNYA PERUMAHANKUMUH DAN 4. Ketentuan Lain dan Larangan
PERMUKIMAN KUMUH BARU 5. Bentuk Sanksi Administratif
3. Umum BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN
4. Pengawasan dan Pengendalian BAB XI KETENTUAN PIDANA
5. Pemberdayaan Masayarakat
BAB XII KETENTUAN PERALIHAN
BAB IV PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN
BAB XIII KETENTUAN PENUTUP
KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
6. Umum
7. Penetapan Lokasi
8. Peninjauan Ulang
9. Perencanaan Penanganan
10.Pola-Pola Penanganan
11. Pengelolaan
BAB V PENYEDIAAN TANAH
BAB VI PENDANAAN DAN SISTEM PEMBIAYAAN
BAB VII TUGAS DAN KEWAJIBAN PEMERINTAH DAERAH
12.Umum Pendalaman konten lokal dalam
13.Tugas Pemerintah Daerah perda kumuh
14.Kewajiban Pemerintah Daerah
15.Pola Koordinasi
Hal - 10
Substansi Model Perda Kumuh
BAKU KONTEN LOKAL
Hal - 11
Pendalaman Konten Lokal Dalam Perda Kumuh
KETENTUAN PENDALAMAN KONTEN LOKAL CONTOH
1. Di Atas Air Perlu identifikasi pada setiap daerah, Di atas air Kalimantan dan Sumatera
TIPOLOGI
2. Di Tepi Air tipologi perumahan kumuh dan Di tepi air dan dataran rendah merata di semua daerah
3. Di Dataran Rendah permukiman kumuh yang ada. Di perbukitan perkotaan yang berbukit (misalnya Papua dan
4. Di Perbukitan Dalam hal tidak ada Tipologi tertentu di Sulawesi)
5. Di Daerah Rawan Bencana daerah, maka substansi Tipologi dalam Di daerah rawan bencana wilayah rawan bencana (misalnya
Raperda disesuaikan dgn kondisi yg ada di DIY, Sumbar, dll)
PENYEDIAAN TANAH PENINGKATAN KUALITAS PENCEGAHAN
1. Pengawasan & Pengendalian Dalam upaya pencegahan di daerah dengan Apakah di daerah memiliki potensi yang dapat berkontribusi
2. Pemberdayaan Masyarakat pendekatan pemberdayaan masyarakat, dalam pencegahan kumuh, seperti:
dibutuhkan kajian terkait karakteristik, kultur kerapatan adat dalam komunitas
dan potensi komunitas masyarakat lokal kultur gotong royong
yang ada. kelembagaan komunitas, dll
1. Penetapan Lokasi Perlu identifikasi dan kajian yang terkait Bisa jadi di beberapa daerah penetapan lokasi dilakukan
2. Pola Penanganan karakteristik spesifik setiap daerah dalam dengan potensi partisipasi masyarakat atau berjenjang secara
3. Pengelolaan konteks penetapan lokasi, pola penanganan administratif.
dan pengelolaan Bisa jadi di beberapa daerah memiliki pengalaman berhasil
dalam penanganan kws kumuh, mis. Surakarta, Yogyakarta.
Pengelolaan Idem Pencegahan
1. Pemberian Hak Atas Tanah Perlu identifikasi pengalaman Pemda Di Palembang pernah diskusi mengenai ketentuan hibah tanah
Negara terkait pertanahan dalam penanganan aset Pemda kepada masyarakat.
2. Pemanfaatan Dan kumuh Di Surabaya pernah diskusi mengenai Izin Pemanfaatan yang
Pemindahtanganan Tanah Perlu identifikasi ketentuan pada tanah diberikan Pemkot pada masyarakat permukiman kumuh
BMN / BMD ulayat (tadinya ilegal menjadi legal).
3. Pendayagunaan Tanah Perlu identifikasi peluang / tantangan Di Sumbar, Yogya, Bali, dan Papua masih diakui adanya tanah
Terlantar Milik Negara partisipasi masyarakat terkait pertanahan ulayat, bagaimana kumuh di tanah ulayat?
4. Konsolidasi Tanah Di banyak daerah pola konsolidasi tanah sulit dilakukan akibat
5. Pelepasan Hak minimnya peran masyarakat (menjadi tantangan)
Hal - 12
Bab I Ketentuan Umum
Bagian Kesatu - Pengertian Bagian Kedua - Maksud, Tujuan & Lingkup
1. Daerah Maksud:
2. Pemerintah Daerah Sebagai landasan bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pencegahan dan
3. Walikota peningkatan kulitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
4. DPRD
5. Pemerintah Pusat
6. Rumah
Tujuan:
7. Perumahan
mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru
8. Permukiman
dalam mempertahankan perumahan dan permukiman yang telah dibangun agar tetap
9. Lingkungan hunian terjaga kualitasnya;
10. Kawasan permukiman
meningkatkan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh dalam
11. Perumahan kumuh
mewujudkan perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni dalam lingkungan
12. Permukiman kumuh
yang sehat, aman, serasi, dan teratur
13. Pencegahan
14. Peningkatan kualitas
15. MBR
Lingkup:
16. Prasarana
a. kriteria dan tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
17. Sarana
18. Utilitas b. pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman
19. Penetapan lokasi kumuh baru;
20. Lingkungan siap bangun c. peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
21. IMB d. penyediaan tanah;
22. Pelaku pembangunan e. pendanaan dan sistem pembiayaan;
23. Perangkat daerah
f. tugas dan kewajiban pemerintah daerah; serta
24. Setiap orang
25. Badan hukum g. pola kemitraan, peran masyarakat, dan kearifan lokal
26. Kelompok swadaya masyarakat
Hal - 13
Bab II Kriteria dan Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Bagian Kesatu - Kriteria Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh
Kekumuhan Ditinjau
dari Pengelolaan • Dalam hal kota belum memiliki RDTR dan/atau RTBL, maka penilaian ketidakteraturan dan
Persampahan kepadatan bangunan dilakukan dengan merujuk pada persetujuan mendirikan bangunan
untuk jangka waktu sementara.
• Dalam hal bangunan tidak memiliki IMB dan persetujuan mendirikan bangunan untuk jangka
Kekumuhan Ditinjau waktu sementara, maka penilaian ketidakteraturan dan kepadatan bangunan dilakukan oleh
dari Pengamanan pemerintah daerah dengan mendapatkan pertimbangan dari Tim Ahli Bangunan Gedung
(TABG).
Kebakaran Hal - 14
Bab II Kriteria dan Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Bagian Kesatu - Kriteria Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh
Kekumuhan Ditinjau
a. jaringan jalan lingkungan tidak Jaringan jalan tidak terhubung antar dan/ atau
dari Bangunan
Gedung melayani seluruh lingkungan dalam suatu lingkungan perumahan atau
Kriteria perumahan atau permukiman; dan/ permukiman
Kekumuhan Ditinjau
perumahan
dari Jalan Lingkungan
kumuh dan atau
permukiman sebagian atau seluruh jalan lingkungan terjadi
kumuh Kekumuhan Ditinjau b. kualitas permukaan jalan kerusakan permukaan jalan yang meliputi retak
merupakan dari Penyediaan Air
Minum
lingkungan buruk dan perubahan bentuk
kriteria yang
digunakan Kekumuhan Ditinjau
untuk dari Drainase
menentukan Lingkungan
kondisi
kekumuhan Kekumuhan Ditinjau
dari Pengelolaan Air
pada
Limbah
perumahan
kumuh dan Kekumuhan Ditinjau
permukiman dari Pengelolaan
kumuh. Persampahan
Kekumuhan Ditinjau
dari Pengamanan
Kebakaran Hal - 15
Bab II Kriteria dan Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Bagian Kesatu - Kriteria Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh
Kekumuhan Ditinjau
dari Bangunan
Gedung
Kriteria
Kekumuhan Ditinjau a. akses aman air minum tidak masyarakat tidak dapat mengakses air minum
perumahan
dari Jalan Lingkungan
kumuh dan tersedia; dan/ atau yang memenuhi syarat kualitas sesuai
permukiman peraturan yang berlaku
kumuh Kekumuhan Ditinjau
merupakan dari Penyediaan Air
Minum b. kebutuhan air minum minimal kebutuhan air minum masyarakat dalam
kriteria yang
digunakan Kekumuhan Ditinjau setiap individu tidak terpenuhi lingkungan perumahan atau permukiman tidak
untuk dari Drainase
mencapai minimal sebanyak 60 liter/orang/hari.
menentukan Lingkungan
kondisi
kekumuhan Kekumuhan Ditinjau
dari Pengelolaan Air
pada
Limbah
perumahan
kumuh dan Kekumuhan Ditinjau
permukiman dari Pengelolaan
kumuh. Persampahan
Kekumuhan Ditinjau
dari Pengamanan
Kebakaran Hal - 16
Bab II Kriteria dan Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Bagian Kesatu - Kriteria Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh
Kekumuhan Ditinjau
dari Bangunan
Gedung
Kriteria saluran tersier, dan/atau saluran lokal tidak tersedia
Kekumuhan Ditinjau
perumahan
dari Jalan Lingkungan dan/ atau tidak terhubung dengan saluran pada
kumuh dan
permukiman a. ketidaktersediaan drainase; hirarki diatasnya sehingga menyebabkan air tidak
kumuh Kekumuhan Ditinjau dapat mengalir dn menimbulkan genangan
merupakan dari Penyediaan Air
Minum
kriteria yang
digunakan Kekumuhan Ditinjau b. drainase lingkungan tidak mampu menimbulkan genangan dengan tinggi lebih dari 30
untuk dari Drainase
mengalirkan limpasan air hujan cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi lebih dari 2
menentukan Lingkungan
kondisi sehingga menimbulkan genangan; kali setahun.
kekumuhan Kekumuhan Ditinjau
dari Pengelolaan Air
pada kualitas konstruksi drainase buruk, karena berupa
Limbah
perumahan c. kualitas konstruksi drainase
galian tanah tanpa material pelapis atau penutup
kumuh dan Kekumuhan Ditinjau lingkungan buruk.
permukiman dari Pengelolaan atau telah terjadi kerusakan.
kumuh. Persampahan
Kekumuhan Ditinjau
dari Pengamanan
Kebakaran Hal - 17
Bab II Kriteria dan Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Bagian Kesatu - Kriteria Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh
Kekumuhan Ditinjau
dari Bangunan
Gedung
Kriteria
Kekumuhan Ditinjau
perumahan
dari Jalan Lingkungan
kumuh dan
permukiman
kumuh Kekumuhan Ditinjau
merupakan dari Penyediaan Air
Minum Perumahan atau permukiman tidak memiliki sistem
kriteria yang a. sistem pengelolaan air limbah tidak
digunakan yang memadai, yaitu kakus/kloset yang terhubung
Kekumuhan Ditinjau memenuhi standar teknis; dan/ atau
untuk dari Drainase dengan tangki septik baik secara individual
menentukan Lingkungan
(domestik), komunal maupun terpusat
kondisi
kekumuhan Kekumuhan Ditinjau
dari Pengelolaan Air
pada
Limbah
perumahan a. kloset tidak terhubung dengan tangki septik;
b. prasarana dan sarana pengelolaan
kumuh dan Kekumuhan Ditinjau b. tidak tersedianya sistem pengolahan limbah
permukiman dari Pengelolaan air limbah tidak memenuhi
Persampahan setempat atau terpusat.
kumuh. persyaratan teknis.
Kekumuhan Ditinjau
dari Pengamanan
Kebakaran Hal - 18
Bab II Kriteria dan Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Bagian Kesatu - Kriteria Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh
Kekumuhan Ditinjau
dari Bangunan
Gedung
Kriteria
Kekumuhan Ditinjau
perumahan
dari Jalan Lingkungan
kumuh dan tidak tersedianya:
permukiman a. tempat sampah dengan pemilahan sampah
kumuh Kekumuhan Ditinjau pada skala domestik atau rumah tangga;
merupakan dari Penyediaan Air
a. prasarana dan sarana persampahan b. tempat pengumpulan sampah (TPS) atau TPS
Minum
kriteria yang 3R (reduce, reuse, recycle) pada skala
tidak memenuhi persyaratan teknis;
digunakan Kekumuhan Ditinjau lingkungan;
untuk dari Drainase c. gerobak sampah dan/atau truk sampah pada
menentukan Lingkungan skala lingkungan; dan
kondisi d. tempat pengolahan sampah terpadu (TPST)
kekumuhan Kekumuhan Ditinjau
dari Pengelolaan Air pada skala lingkungan.
pada
Limbah
perumahan
tidak tersedianya:
kumuh dan Kekumuhan Ditinjau
permukiman dari Pengelolaan a. sistem pewadahan dan pemilahan domestik;
kumuh. Persampahan b. sistem pengelolaan persampahan b. sistem pengumpulan skala lingkungan;
tidak memenuhi persyaratan teknis; c. sistem pengangkutan skala lingkungan;
Kekumuhan Ditinjau d. sistem pengolahan skala lingkungan.
dari Pengamanan
Kebakaran Hal - 19
Bab II Kriteria dan Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Bagian Kesatu - Kriteria Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh
Kekumuhan Ditinjau
dari Bangunan
Gedung
Kriteria
Kekumuhan Ditinjau
perumahan a. pasokan air dari sumber alam maupun buatan;
dari Jalan Lingkungan
kumuh dan b. jalan lingkungan yang memudahkan masuk
permukiman keluarnya kendaraan pemadam kebakaran;
kumuh Kekumuhan Ditinjau a. ketidaktersediaan prasarana proteksi c. sarana komunikasi untuk pemberitahuan
merupakan dari Penyediaan Air
kebakaran; dan/ atau terjadinya kebakaran kepada Instansi pemadam
Minum
kriteria yang kebakaran; dan
digunakan Kekumuhan Ditinjau d. data tentang sistem proteksi kebakaran
untuk dari Drainase
lingkungan.
menentukan Lingkungan
kondisi
kekumuhan Kekumuhan Ditinjau
dari Pengelolaan Air
pada a. alat pemadam api ringan (APAR);
Limbah b. ketidaktersediaan sarana proteksi
perumahan
kebakaran. b. Kendaraan pemadam kebakaran; dan/ atau
kumuh dan Kekumuhan Ditinjau
c. Mobil tangga sesuai kebutuhan
permukiman dari Pengelolaan
kumuh. Persampahan
Kekumuhan Ditinjau
dari Pengamanan
Kebakaran Hal - 20
Bagian Kedua - Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Tipologi
perumahan kumuh dan permukiman
perumahan kumuh di atas air Tipologi perumahan kumuh dan
kumuh dan permukiman kumuh disesuaikan dengan
permukiman kondisi spesifik di dalam wilayah
kumuh Kab/Kota
perumahan kumuh dan permukiman
merupakan kumuh di tepi air
Tipologi perumahan kumuh dan
pengelompokan
permukiman kumuh harus disesuaikan
perumahan dengan alokasi peruntukan dalam
kumuh dan perumahan kumuh dan permukiman
rencana tata ruang
permukiman kumuh di dataran
kumuh
berdasarkan
letak lokasi perumahan kumuh dan permukiman
secara geografis kumuh di perbukitan Dalam hal rencana tata ruang tidak
dan disesuaikan mengalokasikan keberadaan tipologi
perumahan kumuh dan permukiman
dengan alokasi kumuh, maka keberadaannya harus
peruntukan perumahan kumuh dan permukiman dipindahkan pada lokasi yang sesuai
dalam rencana kumuh di daerah rawan bencana
tata ruang
Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dilihat di Profil Kumuh Kab/ Kota
Hal - 21
Bab III Pencegahan Tumbuh dan Berkembangnya Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh Baru
dan Permukiman
Kumuh
Hal - 23
Bagian Kedua - Penetapan Lokasi
IDENTIFIKASI
Identifikasi Kondisi Kekumuhan
LOKASI dilakukan berdasarkan
menentukan tingkat kekumuhan pada suatu perumahan
dan permukiman dengan menemukenali permasalahan kriteria perumahan kumuh
dan permukiman kumuh kepemilikan bukti dokumen sertifikat
bangunan gedung, sarana dan prasarana pendukungnya.
sendiri hak atas tanah
PROSEDUR Identifikasi Legalitas Lahan kejelasan status kepemilikan bukti izin pemanfaatan
PENDATAAN menentukan status legalitas lahan pada setiap lokasi
penguasaan lahan pihak lain tanah dari pemilik tanah
dilakukan oleh perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagai kesesuaian dengan kesesuaian bukti Surat Keterangan
pemerintah daerah dasar yang menentukan bentuk penanganan. rencana tata ruang peruntukan Rencana Kab/Kota
melibatkan peran
masyarakat pada lokasi pada fungsi strategis ka/kota
Identifikasi Pertimbangan Lain nilai strategis lokasi
lokasi lokasi bukan pada fungsi strategis ka/kota
identifikasi terhadap beberapa hal lain yang bersifat non
Pemda menyiapkan
fisik untuk menentukan skala prioritas penanganan rendah: kepadatan < 150 jiwa/ha
format isian dan
perumahan & permukiman kumuh. sedang: kepadatan 151-200 jiwa/ha
prosedur pendataan kepadatan penduduk
tinggi: kepadatan 201-400 jiwa/ha
sangat padat: kepadatan > 401 jiwa/ha
Kumuh Kategori Ringan kondisi sosial, potensi sosial tingk partisipasi masy dlm pembangunan
Kondisi Kekumuhan Kumuh Kategori Sedang ekonomi, dan potensi ekonomi keg ekonomi tertentu yg strategis bg
PENILAIAN Kumuh Kategori Berat budaya masy / warisan budaya tertentu
potensi budaya adanya kegiatan
LOKASI Status Lahan Legal
Mendapat verifikasi dari Legalitas Lahan
Status Lahan Tidak Legal
Pemerintah dan Pemerintah
Provinsi Kategori Rendah
Pertimbangan Lain Kategori Sedang
Peninjauan ulang min 5 thn sekali
Kategori Tinggi
Untuk mengetahui pengurangan
Dlm bntk Keputusan Walikota Dilengkapi Tabel Daftar Lokasi & Peta Sebaran jumlah lokasi dan/atau luasan
LEGALISASI DAFTAR Dilakukan melalui proses
LOKASI Berdasarkan kondisi kekumuhan & legalitas lahan Menentukan Pola Penanganan pendataan
Hasil peninjauan ulang ditetapkan
Berdasarkan Pertimbangan Lain Menentukan Prioritas Penanganan Hal - 24
dalam keputusan kepala daerah
Bagian Ketiga - Pola-Pola Penanganan
Hal - 25
Paragraf 2 Pemugaran Paragraf 3 Peremajaan Paragraf 3 Pemukiman Kembali
Dilakukan dengan memperhatikan keaslian Dilakukan melalui pembongkaran dan penataan Dilakukan melalui pembangunan dan penataan
bentuk, bahan, pengerjaan dan tata letak, serta secara menyeluruh terhadap rumah, prasarana, secara menyeluruh terhadapa rumah, prasarana,
nilai sejarah kawasan sarana, dan/atau utilitas umum sarana dan/ atau utilitas umum pada lokasi baru
Harus dilakukan dengan terlebih dahulu yang sesuai dengan rencana tata ruang
Merupakan kegiatan perbaikan rumah, prasarana,
sarana, dan/atau utilitas umum. menyediakan tempat tinggal sementara bagi
masyarakat terdampak Tahap pra konstruksi:
Dilakukan untuk mengembalikan fungsi
Tahap pra konstruksi: a. kajian pemanfaatan ruang dan/atau kajian
sebagaimana semula.
a. kajian permasalahan & kebutuhan peremajaan; legalitas lahan;
Tahap pra konstruksi: b. penghunian sementara; b. penghunian sementara;
a. identifikasi permasalahan & kajian kebutuhan c. sosialisasi dan rembuk warga terdampak; c. sosialisasi dan rembuk warga terdampak;
pemugaran; d. pendataan masyarakat terdampak; d. pendataan masyarakat terdampak;
b. sosialisasi dan rembuk warga pada masyarakat e. penyusunan rencana peremajaan; dan e. penyusunan rencana pemukiman baru, rencana
terdampak; f. musyawarah dan diskusi penyepakatan. pembongkaran pemukiman eksisting dan rencana
c. pendataan masyarakat terdampak; pelaksanaan pemukiman kembali; dan
Tahap konstruksi:
d. penyusunan rencana pemugaran; dan f. musyawarah dan diskusi penyepakatan.
a. ganti rugi bagi masyarakat terdampak;
e. musyawarah untuk penyepakatan
b. penghunian sementara masyarakat terdampak; Tahap konstruksi:
Tahap konstruksi: c. pelaksanaan fisik peremajaan; a. ganti rugi bagi masyarakat terdampak;
a. proses pelaksanaan fisik pemugaran; dan d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan fisik; dan b. proses legalitas lahan pada lokasi baru;
b. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan fisik. e. penghunian kembali masyarakat terdampak. c. proses pelaksanaan fisik (pembangunan) baru;
Tahap pasca konstruksi: d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan fisik;
Tahap pasca konstruksi:
pemanfaatan; pemeliharaan & perbaikan; e. penghunian kembali masyarakat terdampak; dan
pemanfaatan; pemeliharaan & perbaikan
f. pembongkaran pada lokasi pemukiman eksisting.
Tahap pasca konstruksi:
pemanfaatan; pemeliharaan & perbaikan
Hal - 26
Bagian Keempat - Pengelolaan
dapat dilakukan oleh kelompok swadaya dapat difasilitasi oleh pemerintah daerah
masyarakat untuk meningkatkan keswadayaan
masyarakat dalam pengelolaan perumahan
dilakukan oleh masyarakat secara dan permukiman layak huni
swadaya
Fasilitasi dilakukan antara lain dalam bentuk:
a. penyediaan dan sosialisasi norma, standar,
untuk mempertahankan dan Pengelolaan terhadap perumahan pedoman, dan kriteria;
menjaga kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh b. pemberian bimbingan, pelatihan/penyuluhan,
dan permukiman secara supervisi, dan konsultasi;
berkelanjutan
yang telah ditangani c. pemberian kemudahan dan/atau bantuan;
d. koordinasi antar pemangku kepentingan
secara periodik atau sesuai kebutuhan;
dilakukan melalui pemeliharaan dan e. pelaksanaan kajian perumahan dan
perbaikan permukiman; dan/atau
f. pengembangan sistem informasi dan
Pemeliharaan rumah wajib dilakukan oleh komunikasi.
setiap orang
Perbaikan terhadap rumah wajib dilakukan oleh setiap
Pemeliharaan prasarana, sarana, dan orang
utilitas umum untuk perumahan, dan
permukiman wajib dilakukan oleh Perbaikan prasarana, sarana, dan utilitas umum untuk
pemerintah daerah dan/atau setiap orang perumahan dan permukiman wajib dilakukan oleh
pemerintah daerah
Pemeliharaan sarana dan utilitas umum Pemeliharaan Perbaikan
untuk lingkungan hunian wajib dilakukan Perbaikan sarana dan utilitas umum dilakukan
dilakukan melalui dilakukan melalui
oleh pemerintah pusat, pemerintah terhadap prasarana, sarana, dan utilitas umum yang
perawatan dan rehabilitasi atau
daerah, dan/atau badan hukum telah diserahkan kepada Pemerintah Daerah
pemeriksaan secara pemugaran
Pemeliharaan prasarana untuk kawasan berkala Pemerintah Daerah dapat menunjuk atau bekerja
permukiman wajib dilakukan oleh sama dengan Badan Hukum
pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan/atau badan hukum Prasarana, sarana dan utilitas umum yang belm
diserahkan kepada pemerintah daerah, maka
perbaikan kewajiban penyelenggara pembangunan Hal - 27
Bab V Penyediaan Tanah
Sesuai kewenangannya, pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyediaan tanah dalam peningkatan
kualitas perumahan kumuh dan kawasan permukiman kumuh
Ketersediaan tanah termasuk penetapannya di dalam rencana tata ruang wilayah merupakan tanggung jawab
pemerintahan daerah
Penyediaan tanah untuk peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan salah
satu pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum
Penyediaan tanah untuk peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh
dapat dilakukan melalui:
1. pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai negara;
2. konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;
3. peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah;
4. pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah barang milik negara atau milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan/atau
5. pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar.
Sistem pembiayaan yang dibutuhkan dalam rangka pencegahan dan peningkatan kualitas
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dirumuskan dalam rencana penanganan yang ditetapkan
dalam peraturan kepala daerah.
Hal - 29
Bab VII Tugas dan Kewajiban Pemerintah Daerah
Tugas Pemerintah Daerah
1. merumuskan kebijakan dan strategi kabupaten/kota serta rencana pembangunan kabupaten/kota terkait pencegahan dan
peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh
2. melakukan survei dan pendataan skala kabupaten/kota mengenai lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh
3. melakukan pemberdayaan kepada masyarakat
4. melakukan pembangunan kawasan permukiman serta sarana dan prasarana dalam upaya pencegahan dan peningkatan kualitas
perumahan kumuh dan permukiman kumuh
5. melakukan pembangunan rumah dan perumahan yang layak huni bagi masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan masyarakat
berpenghasilan rendah
6. memberikan bantuan sosial dan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah
7. melakukan penyediaan pertanahan dalam upaya pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh
Kewajiban pada Tahap Kewajiban pada Tahap Kewajiban pada Tahap Kewajiban pada Tahap Kewajiban pada Tahap
Pengawasan & Pemberdayaan Penetapan Lokasi Pola Penanganan Pengelolaan
Pengendalian Masyarakat
• melakukan identifikasi • melakukan perencanaan • melakukan pemberdayaan
Melaksanakan • memberikan lokasi melalui survei penanganan kepada masyarakat untuk
pengawasan & pendampingan kepada lapangan melibatkan • melakukan sosialisasi membangun partisipasi
pengendalian terhadap masyarakat utk masyarakat dan konsultasi publik dalam pengelolaan
kesesuaian: meningkatkan • melakukan penilaian hasil perencanaan • memberikan fasilitasi
• perizinan pada tahap kesadaran dan lokasi sesuai kriteria yang penanganan dalam upaya
perencanaan partisipasi telah ditentukan • melaksanakan pembentukan kelompok
• standar teknis pada • memberikan • melakukan penetapan penanganan pola-pola swadaya masyarakat
tahap pembangunan pelayanan informasi lokasi melalui keputusan pemugaran, peremajaan, • memberikan fasilitasi dan
• kelaikan fungsi pada kepada masy kepala daerah dan/atau pemukiman bantuan kepada
tahap pemanfaatan mengenai rencana tata • melakukan peninjauan kembali masyarakat dalam upaya
ruang, perizinan dan ulang terhadap ketetapan pemeliharaan dan
standar teknis lokasi setiap tahun perbaikan
Hal - 30
Bab VIII Pola Kemitraan, Peran Masyarakat, dan Kearifan Lokal
Bagian Kesatu - Pola Kemitraan
antara Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan antara Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan
badan usaha milik negara, daerah, atau swasta masyarakat
a. berpartisipasi dalam a. berpartisipasi aktif dalam a. berpartisipasi aktif dalam sosialisasi a. berpartisipasi aktif dalam sosialisasi a. berpartisipasi aktif pada berbagai
proses pendataan lokasi, pembahasan yang dilaksanakan dan rembuk warga; dan rembuk warga; program pemerintah dalam
dengan mengikuti survei pada tahapan perencanaan yang b. berpartisipasi aktif dalam b. berpartisipasi aktif dalam pemeliharaan dan perbaikan;
lapangan dan/ atau dilakukan oleh pemerintah daerah; musyawarah dan diskusi musyawarah dan diskusi b. berpartisipasi aktif secara
memberikan data dan b. memberikan pendapat dan penyepakatan rencana; penyepakatan rencana; swadaya dan/atau dalam KSM
informasi yang dibutuhkan; pertimbangan kepada instansi yang c. berpartisipasi dalam pemugaran dan c. membantu pemerintah daerah pada upaya pemeliharaan dan
dan berwenang dalam penyusunan peremajaan; dalam penyediaan lahan; perbaikan;
b. berpartisipasi dalam rencana; d. membantu pemerintah daerah d. membantu menjaga ketertiban c. menjaga ketertiban dalam
memberikan pendapat c. memberikan komitmen dalam dalam upaya penyediaan lahan; dalam pemukiman kembali; pemeliharaan dan perbaikan;
terhadap hasil penetapan mendukung pelaksanaan rencana e. membantu menjaga ketertiban e. berpartisipasi dalam pemukiman d. mencegah perbuatan yang dapat
lokasi dengan pada lokasi terkait sesuai dengan dalam pemugaran dan peremajaan; kembali; menghambat atau menghalangi
pertimbangan dokumen kewenangannya; dan/atau f. mencegah perbuatan yang dapat f. mencegah perbuatan yang dapat proses pelaksanaan
atau data dan informasi d. menyampaikan pendapat dan menghambat atau menghalangi menghambat atau menghalangi pemeliharaan dan perbaikan;
terkait yang telah diberikan pertimbangan terhadap hasil proses pemugaran dan peremajaan; proses pemukiman kembali; dan/atau
penetapan rencana dengan dasar dan/atau dan/atau e. melaporkan perbuatan
pertimbangan berupa dokumen atau g. melaporkan perbuatan sebagaimana g. melaporkan perbuatan sebagaimana dimaksud pada
data dan informasi terkait yang telah dimaksud pada huruf f, kepada sebagaimana dimaksud pada huruf huruf d, kepada instansi
diajukan instansi berwenang d, kepada instansi berwenang. berwenang
Bagian Kesatu - Ketentuan Lain dan Larangan Bagian Kedua - Sanksi Administratif
Bagian Kedua Ketentuan Pidana Sesuai UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Membangun perumahan dan/atau permukiman tdk sesuai kriteria, spek, persyaratan, PSU yang dipersyaratkan Denda maks Rp. 5 M
Membangun perumahan dan/atau permukiman di luar kawasan yang diperuntukan Penjara maks 2 thn /
Denda maks Rp. 2 M
Membangun perumahan dan/atau permukiman di tempat yg berpotensi dapat menimbulkan bahaya Penjara maks 1 thn /
Denda maks Rp. 50jt
Pejabat dengan sengaja mengeluarkan izin yang tidak sesuai dgn fungsi dan pemanfaatan ruang Penjara maks 5 thn /
Hal - 34
Denda maks Rp. 5 M
Sengaja menolak atau menghalang-halangi permukiman kembali Penjara maks 1 thn /
Denda maks Rp. 100jt
Badan Hukum yang mengalihfungsikan PSU di luar fungsinya Denda maks Rp. 5 M
Bab XII Ketentuan Peralihan
• Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan dan/atau dokumen yang telah
ditetapkan atau dikeluarkan atau diterbitkan sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, selama masih
sesuai dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku.
• Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan dan/atau dokumen yang telah
ditetapkan atau dikeluarkan atau diterbitkan sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, namun
bertentangan dan/atau tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini harus disesuaikan.
• Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan bupati/walikota tentang Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh disusun
atau disesuaikan paling lambat ….. (…...) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diberlakukan
• Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan bupati/walikota tentang ……………..
disusun atau disesuaikan paling lambat ….. (…...) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini
diberlakukan
Hal - 36
TERIMA KASIH
37