Anda di halaman 1dari 15

REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

KAWASAN INDUSTRI TERISI

1.1 LATAR BELAKANG


Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif digunakan untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.(UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup).

Makna strategis mengandung arti sangat penting dan sangat berpengaruh. KLHS mengevaluasi
kondisi dan rencana daerah yang sangat penting dan berpengaruh, karena komponen yang sangat
penting dan berpengaruh tersebut jika dibiarkan akan berdampak pada pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan. Pendekatan strategis yang digunakan dalam kebijakan, rencana,
dan/atau program dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang terjadi di masa depan,
merencanakan dan mengendalikan langkah-langkah yang diperlukan sehingga menjamin keutuhan
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa
kini dan masa depan.

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek
Lingkungan Hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan
Lingkungan Hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa

Pendahuluan | 1-1
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

kini dan generasi masa depan (Pasal 1 Ayat 3 UU 32 Tahun 2009 PPLH dan Pasal 1 Ayat 3 PP 46
Tahun 2016 KLHS).

KLHS merupakan proses mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan


lingkungan hidup dalam pengambilan keputusan terhadap kebijakan, rencana, dan/atau program
(KRP), melalui antisipasi kemungkinan dampak negatif KRP terhadap lingkungan hidup dan
evaluasi sejauh mana KRP yang akan diterbitkan berpotensi: meningkatkan risiko perubahan iklim;
meningkatkan kerusakan, kemerosotan, atau kepunahan keanekaragaman hayati; meningkatkan
intensitas bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan terutama pada
daerah yang kondisinya telah tergolong kritis; menurunkan mutu dan kelimpahan sumber daya
alam terutama pada daerah yang kondisinya telah tergolong kritis; mendorong perubahan
penggunaan dan/atau alih fungsi kawasan hutan terutama pada daerah yang kondisinya telah
tergolong kritis; meningkatkan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau meningkatkan risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia.

Sebagaimana disebutkan dalam UU 32/2009 tentang PPLH Pasal 15 dan PP 46/2016 tentang
KLHS Pasal 2, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan
bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP).

Berdasarkan waktu analisis, KLHS terbagi dua, yaitu KLHS Ex-Poste (KLHS dilakukan setelah
KRP ada) dan Ex-Ante (KLHS dilakukan sebelum KRP ada).KLHS Ex-Poste berlaku untuk KLHS
RTR (Rencana Tata Ruang). KLHS RTR yang bersifat Ex-Poste memiliki karakteristik:

a) Isu strategis adalah isu KRP yg memiliki dampak Lingkungan Hidup

b) Fokus pada Lingkungan Hidup

c) Mengakomodir isu lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial

Dokumen KLHS merupakan hasil kerjasama seluruh anggota Kelompok Kerja (Pokja) KLHS dan
juga seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam proses FGD dan uji publik. Dokumen
KLHS diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan keinginan masyarakat Indonesia untuk
menjalankan transformasi peradaban masyarakat menuju kehidupan yang lebih adil, damai,
sejahtera dan berkelanjutan.

Tahapan penyelenggaraan KLHS untuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Kawasan Industri
Terisi secara umum sama dengan proses penyelenggaraan KLHS yang diatur dalam Peraturan
Menteri LHK – RI No. 69 Tahun 2017. Hal yang secara khusus menjadi poin penting dalam KLHS

Pendahuluan | 1-2
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

RDTR yaitu terkait adanya pengecualian kewajiban menyusun dokumen Analsisi Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL). Pengecualian kewajiban menyusun AMDAL untuk usaha dan/atau
kegiatan yang berlokasi di daerah kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR diatur dalam Permen
LHK 24/208. KLHS RDTR sendiri menjadi syarat dalam penyusunan dokumen KRP RDTR.

Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Kawasan Industri Terisi adalah rencana secara terperinci
tentang tata ruang wilayah dalam kota Terisi yang dipengkapi dengan peraturan zonasi. Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan, sehingga dalam
penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Terisi ini diperlukan penyusunan KLHS (Kajian
Lingkungan Hidup Strategis).

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN KLHS

1.2.1 Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan kegiatan penyusunan dokumen KLHS
RDTR Kawasan Perkotaan Terisi sebagai salah satu upaya untuk menjamin bahwa
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
perencanaan pembangunan.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :


a. Melakukan review dan identifikasi isu-isu strategis
b. Melakukan review dan identifikasi kebijakan yang diduga menimbulkan dampak
c. Melakukan kajian pengaruh kebijakan terhadap kondisi lingkungan hidup (diantaranya
melalui kajian kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan; perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup; kinerja
layanan/jasa ekosistem; efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; tingkat kerentanan dan
kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati)
d. Menyusun alternatif kebijakan/opsi dan skenario kebijakan yang tersedia dan perlu
dipertimbangkan
e. Merumuskan rekomendasi untuk tindak lanjut.

Pendahuluan | 1-3
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

1.2.3 Sasaran

Sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a) Teridentifikasi isu strategis dan terumuskannya isu pembangunan berkelanjutan;
b) Teridentifikasi materi muatan KRP yang berpotensi menimbulkan pengaruh pada
lingkungan hidup;
c) Terkajinya review muatan KLHS;
d) Terumuskannya alternatif kebijakan maupun skenario kebijakan yang tersedia dan perlu
dipertimbangkan;
e) Tersusunnya rekomendasi tindak lanjut.

1.3 DASAR HUKUM


Dasar pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Review Kajian Lingkungan Hidup Strategis RDTR Terisi
meliputi:

a) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;


b) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
c) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis;
e) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
f) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang;
g) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
P.24/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang Pengecualian Kewajiban Menyusun Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Untuk Usaha dan/atau Kegiatan yang Berlokasi di Daerah
Kabupaten/Kota yang Telah Memiliki Rencana Detail Tata Ruang;
h) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 69 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis;
i) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam 8 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
j) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1
Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten dan Kota;

Pendahuluan | 1-4
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

k) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16
Tahun 2018 tentang Tentag Pedoman Penyusunan RDTR RDTR dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota;
l) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6
Tahun 2017 tentang Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah;
m) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 37
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten;
n) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 01/Prt/M/2014 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
o) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 Tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
p) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
q) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015;
r) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 tentang tahapan, tatacara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah;
s) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2029;
a. Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Indramayu Tahun 2018-2038
b. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu No. 3 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pembuatan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten
Indramayu No. 3 Tahun 2006 seri E.2) ;

Pendahuluan | 1-5
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan

Kriteria wilayah yang dijadikan dalam lingkup penentuan wilayah perencanaan RDTR
perkotaan ditetapkan pada :
a. Wilayah administrasi kecamatan dan desa atau kelurahan;
b. Kawasan fungsional, seperti bagian wilayah perkotaan / sub wilayah perkotaan;
c. Bagian wilayah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan;
d. Kawasan strategis kabupaten yang memiliki ciri kawasan perkotaan;
e. Bagian wilayah kabupaten yang berupa kawasan perdesaan dan direncanakan menjadi
kawasan perkotaan.
Berdasarkan kriteria dan lingkup wilayah perencanaan yang akan di jadikan RDTR
Perkotaan Terisi yakni mencakup sebagian Kecamatan Terisi, diantaranya meliputi :
1. Desa Rajasinga;
2. Desa Karangasem;
3. Desa Cibereng;
4. Desa Plosokerep;
5. Desa Kendayakan; dan
6. Desa Jatimulya
Lingkup pembagian wilayah perencanaan RDTR Perkotaan Terisi dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Tabel 1.1
Ruang Lingkup Pekotaan Terisi Tahun 2017
No Desa Luas (Ha) Persentase (%)
1 Rajasinga 687.05 15.91
2 Karangasem 367.79 8.52
3 Cibereng 382.62 8.86
4 Plosokerep 1732.23 40.12
5 Kendayakan 666.02 15.43
6 Jatimulya 481.63 11.16
Total 4317.34 100.00
Sumber : Materi Teknis RDTR Terisi, Tahun 2020

Pendahuluan | 1-6
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kecamatan Terisi

Pendahuluan | 1-7
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

Gambar 1.2 Peta Administrasi Kawasan Perkotaan Terisi

Pendahuluan | 1-8
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan


a) Perencanaan pelaksanaan kegiatan berupa tahap pra pelingkupan dalam rangka
penyamaan pandangan, difokuskan kepada koordinasi dan diskusi guna mendapatkan
umpan balik dari seluruh pihak terkait utamanya adalah pihak SKPD dan stakeholder
kunci lainnya;

b) Konsultasi publik dalam rangka menjaring isu pembangunan berkelanjutan dari


masyarakat serta memperkuat keterlibatan pemangku kepentingan (Pemerintah dan Non
Pemerintah) dalam pengambilan keputusan pembangunan

c) Pengkajian pengaruh Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) yang ada dalam dokumen
RDTR Terisi terhadap kondisi lingkungan hidup di kawasan tersebut

d) Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan program

e) Perumusan rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana


dan program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

f) Pendokumentasian Review KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Terisi;

1.4.3 Cara Pelaksanaan KLHS


1. Persiapan

a) Identifikasi Para Pemangku Kepentingan;

2. Pengkajian Pengaruh Kebijakan, Rencana, dan/atau Program terhadap Kondisi


Lingkungan Hidup:

a) Identifikasi dan Perumusan Isu Pembangunan Berkelanjutan

b) Identifikasi dan Perumusan Isu Pembangunan Berkelanjutan Strategis

c) Identifikasi dan Perumusan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas

d) Identifikasi Materi Muatan Kebijakan, Rencana dan/atau program

e) Analisis pengaruh hasil identifikasi dan perumusan isu pembangunan


berkelanjutan prioritas dan hasil identifikasi materi muatan kebijakan, rencana
dan/atau Program

f) Kajian Muatan KLHS

a. Kapastitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan hidup untuk


pembangunan

Pendahuluan | 1-9
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

b. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup (sesuaikan dengan


kondisi wilayah kajian)

 Topografi Wilayah Kajian RDTR


 Tutupan Lahan Wilayah Kajian RDTR
 Kawasan Hutan Wilayah Kajian RDTR
 Kawasan Lindung Wilayah Kajian RDTR
 Kawasan Rawan Bencana Wilayah Kajian RDTR
 Sebaran kawasan industri
 Sebaran lahan kritis
 RBI
 Kelerengan di Wilayah Kajian RDTR
 Ketinggian dari permukaan laut di Wilayah Kajian RDTR
 Sebaran Sungai Besar dan Sungai Kecil di Wilayah Kajian RDTR
 Garis pantai di Wilayah Kajian RDTR
 Sebaran kerusakan lingkungan hidup yang pernah terjadi di Wilayah
Kajian RDTR
 Land System
 Visi Misi Provinsi dan Visi Misi Kabupaten/Kota

c. Kinerja layanan atau jasa ekosistem

d. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam (sesuaikan dengan kondisi wilayah


kajian)

 Sebaran Potensi Tambang


 Sebaran Potensi Perkebunan
 Sebaran Biodiversity
 Sebaran Potensi Hutan
 Izin Tambang
 Izin Kebun
 Izin Perindustrian
 Izin Hutan
 Izin Pemanfaatan Sumber Daya Alam lainnya

e. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

f. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

Pendahuluan | 1-10
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

3. Perumusan alternatif penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program;

4. Penyusunan Rekomendasi Perbaikan untuk Pengambilan Keputusan Kebijakan,


Rencana, dan/atau Program yang mengintegrasikan prinsip Pembangunan
Berkelanjutan

5. Penjaminan Kualitas

1.5 KERANGKA PIKIR REVIEW KLHS RDTR KAWASAN PERKOTAAN TERISI


Secara umum tahap – tahap pelaksanaan KLHS untuk penyusunan semua jenisrencana
sama yakni persiapan, pra-pelingkupan, pelingkupan, kajian pengaruh, danperumusan
alternatif rekomendasi. Namun kedetilan informasi dasarnya dan muatan KLHS akan
berbeda tergantung jenis rencana dan skala rencana yang akan disusun.

Untuk rencana rinci, terutama RDTR kedalaman informasinya akan lebih detil sehingga
dalam rangka konsultasi publik sebaiknyamelibatkan hingga lapisan masyarakat yang
merasakan dampak pembangunan secara langsung.

Seperti dijelaskan dalam bab sebelumnya, proses pelaksanaan KLHS untuk semuajenis
rencana tata ruang dapat dilakukan dengan 3 (tiga) tipe pendekatan yang terintegrasi
yakni satu-kesatuan (embedded), paralel, dan setelah (Post). Dalampelaksanaannya
dapat dilakukan variasi dari ketiga pendekatan ini yang disesuaikandengan jadwal,
anggaran dan karakter dari RTR.

KLHS akan memberikan masukan terhadap kebijakan, rencana, dan program (KRP) pada
dokumen perencanaan tata ruang. KRP yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2
Masukan KLHS untuk Rencana Tata Ruang

Pendahuluan | 1-11
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

Gambar 1.3 Kerangka Analisis Review KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Terisi

Pendahuluan | 1-12
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

Gambar 1.4 Analisis Review KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Terisi

1.6 PENDEKATAN DAN PRINSIP-PRINSIP KLHS

KLHS ditujukan untuk menjamin pengarusutamaan pembangunan berkelanjutandalam


pembangunan.Ada tiga nilai penting dalam penyelenggaraan KLHS yangdapat mencerminkan
penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan, yaituketerkaitan (interdependency), keseimbangan
(equilibrium) dan keadilan (justice).

1) Keterkaitan (interdependency) dijadikan nilai penting agar penyelenggaraan KLHS dapat


menghasilkan kebijakan, rencana atau program yang mempertimbangkan keterkaitan
antar sektor, wilayah, global-lokal. Nilai ini juga mengandung makna dihasilkannya KLHS
yang bersifat holistik berkat adanya keterkaitan analisis antar komponen fisik-kimia,
biologi dan sosial ekonomi.

2) Keseimbangan (equilibrium) dijadikan nilai penting agar penyelenggaraan KLHS


senantiasa dijiwai keseimbangan antara kepentingan sosial-ekonomi dengan kepentingan
lingkungan hidup, antara kepentingan jangka pendek dan jangka panjang, antara
kepentingan pembangunan pusat dan daerah, dan keseimbangan-keseimbangan lainnya.
Implikasinya, usaha pemetaan ragam dan bentuk kepentingan para pihak menjadi salah
satu proses dan metode yang penting digunakan dalam KLHS.

Pendahuluan | 1-13
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

3) Keadilan (justice) dijadikan nilai penting agar penyelenggaraan KLHS dapat menghasilkan
kebijakan, rencana dan program yang tidak mengakibatkan marjinalisasi sekelompok atau
golongan tertentu masyarakat karena adanya pembatasan akses dan kontrol terhadap
sumber-sumber alam atau modal atau pengetahuan.

KLHS dibangun melalui pendekatan pengambilan keputusan berdasarkan masukan berbagai


kepentingan. Makna pendekatan tersebut adalah bahwa penyelenggaraan KLHS tidak ditujukan
untuk menolak atau sekedar mengkritisi kebijakan, rencanadan/atau program, melainkan untuk
meningkatkan kualitas proses dan produkkebijakan, rencana dan/atau program, khususnya dari
perspektif pembangunanberkelanjutan. KLHS adalah strategi yang cenderung bersifat ”persuasif”
dalam pengertian lebih mengutamakan proses pembelajaran dan pemahaman parapemangku
kepentingan yang terlibat dalam penyusunan dan evaluasi kebijakan,rencana dan/atau program
agar lebih memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

1.7 HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari penerapan Review KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Terisi adalah
tersusunnya laporan pelaksanaan KLHS yang memuat rekomendasi mitigasi dampak negatif
kebijakan dan/atau rencana pembangunan terhadap lingkungan hidup di Kecamatan Terisi
berdasarkan dari hasil analisa. Laporan Review Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR
Kawasan Perkotaan Terisi bersifat interaktif yang dapat dan bahkan perlu dimutakhirkan oleh
SKPD terkait. Laporan KLHS ini diharapkan bermanfaat bagi penyusunan Rencana Tata Ruang
Daerah ataupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah Kabupaten
Indramayu berikutnya agar sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Dokumen-dokumen perencanaan dan lingkungan seperti halnya dokumen tata ruang, rencana
pembangunan dan status lingkungan hidup Kabupaten Indramayu merupakan referensi utama
yang dapat dijadikan baseline bagi analisis KLHS ini.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN


Pada laporan antara Review KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Terisi akan terbagi kedalam 6
(enam) bagian, dimana masing-masing bagian merupakan bagian yang berhubungan satu dengan
lainnya dan menjadi satu kesatuan dari laporan ini, adapun sitematika pembahasan tersebut
adalah :

Pendahuluan | 1-14
REVIEW KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
KAWASAN INDUSTRI TERISI

Bab 1 Pendahuluan

Pada Bab ini menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan, hasil yang di
harapkan, kerangka fikir penyusunan KLHS, ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup perjaan, landasan hukum penyusunan KLHS dan Sistematika pembahasan
Review KLHS Kawasan Industri Terisi.

Bab 2 Profil Kawasan (Pra Pelingkupan)

Pada bab ini menguraikan tentang profil Kecamatan Terisi. Profil Kecamatan Terisi
terdiri dari kondisi fisik, kependudukan, penggunaan lahan, sarana dan prasarana,
perekonomian dan transportasi.

Bab 3 Kajian Pengaruh RDTR Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

Pada bagian ini akan iuraikan mengenai tahap persiapan dan penyelenggaraan
KLHS. Tahap penyelenggaraan KLHS dimulai dari identifikasi isu Pembangunan
berkelanjutan sampai dengan Hasil analisis muatan KRP RDTR Kawasan Industri
Terisi.

Bab 4 Rumusan Alternatif


Pada Bab ini menguraikan hasil rumusan alternatif berdasarkan Kebijakan,
Rencana dan Program berupa hasil peta overlay KRP dengan peta profil ekologi
dan analisa.

Bab 5 Rekomendasi dan Perbaikan KRP


Pada Bab ini menguraikan hasil rumusan alternatif berdasarkan Kebijakan,
Rencana dan Program berupa hasil peta overlay KRP dengan peta profil ekologi
dan analisa. Bab 5, menguraikan mengenai penyusunan Rekomendasi Perbaikan
untuk Pengambilan Keputusan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang
mengintegrasikan prinsip Pembangunan Berkelanjutan KLHS RDTR Kawasan
Industri Terisi.

Pendahuluan | 1-15

Anda mungkin juga menyukai