Anda di halaman 1dari 31

Permen ATR/Kepala BPN No.

13/2017

Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang


Direktur Penertiban Pemanfaatan Ruang

Januari, 2018
Kedudukan dalam peraturan perundang-
undangan

Pp No.27/1983
Pelaksanaan kuhap dan
Uu No.8/1981
pp No.58/ 2010
Hukum Acara Pidana
Perubahan atas
pp27/1983

Permen ATR/Kepala BPN


UU no.2/2002 No.3 Tahun 2017
Kepolisian Negara Penyidik Pegawai Negeri
Sipil Penataan Ruang

UU no.26/2007
Penataan ruang
Pp No.15/2010
Penyelenggaraan
penataan ruang
Peraturan perundang-undangan dan aturan terkait lainnya

Perkapolri no. 6 Tahun 2010 ttg Manajemen Penyidikan oleh PPNS

Perkapolri no. 20 tahun 2010 ttg Koordinasi, pengawasan, dan pembinaan penyidikan
bagi PPNS

Permenkumham M.HH.01.AH.09.01 Tahun 2011 ttg tata cara pengangkatan,


pemberhentian, mutasi, dan pengambilan sumpah atau janji pejabat PPNS, dan
bentuk, ukuran, warna, format, serta penerbitan kartu tanda pengenal pejabat PPNS

Rapermen perlindungan PPNS


Kedudukan dalam business process penertiban pemanfaatan

Juknis Pengelolaan Juknis Pendampingan


Permen ATR/Kepala BPN Permen ATR/Kepala BPN 3/2017
Pelaporan dan Pengaduan Pelaksanaan Tib. Pemanfaatan
17/2017 tentang Audit tentang PPNS Penataan Ruang
Pelanggaran Bid. PR Ruang di Daerah
Tata Ruang
Rapermen ATR/Kepala BPN
Rapermen Pengenaan
Perlindungan dan Dukungan
Sanksi Administratif
Pelaksanaan Tugas PPNS
Muatan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No.3/2017 Ttg PPNS PR

BAB I Ketentuan Umum


BAB II Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup
Bab III Tugas, Kewajiban, dan Fungsi PPNS PR
BAB IV Kedudukan, Tanggungjawab, dan Wewenang PPNS PR
BAB V Kriteria Calon PPNS PR
BAB VI Pengangkatan, Mutasi, Pemberhentian dan
Permen ATR/Kepala BPN No.
Pengangkatan kembali PPNS PR
3/2017 terdiri dari 14 BAB, 18
BAB VII Pembinaan dan Pengawasan
Bagian, 20 Paragraf, dan 83 Pasal. BAB VIII Manajemen Penyidikan
BAB IX Monitoring Pemeriksaan Persidangan
BAB X Forum Koordinasi PPNS PR
BAB XI Hubungan Kelembagaan
BAB XII Kode Etik PPNS PR
BAB XIII Pembiayaan
BAB IV Ketentuan Penutup
PPNS Penataan Ruang UU 26/2007 Pasal 68

Selain pejabat penyidik kepolisian negara republik indonesia, pegawai negeri


sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya di bidang penataan ruang diberikan wewenang khusus
sebagai penyidik untuk membantu pejabat penyidik kepolisian negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana
Ketentuan umum Pasal 1

PPNS Penataan Ruang adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di


lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan
tanggungjawabnya di bidang penataan ruang yang diberi wewenang
PPNS Penataan

khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-


undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Ruang
Ruang Lingkup Pasal 2, ayat (3)

1. Tugas, Kewajiban, dan Fungsi PPNS PR

2. Kedudukan, tanggung jawab, dan wewenang PPNS PR

3. Kriteria calon PPNS PR Hukum

4. Pengangkatan, mutasi, pemberhentian, dan pengangkatan


kembali PPNS PR
5. Pembinaan dan pengawasan

6. Manajemen Penyidikan

7. Monitoring Pemeriksaan Persidangan

8. Forum Koordinasi PPNS PR

9. Pembiayaan
Tugas, Kewajiban, dan Pasal 3-5
Fungsi PPNS PR

Tugas PPNS PR Kewajiban PPNS PR

• Melakukan penyidikan terhadap tindak • Memberitahukan tentang penyidikan


pidana bidang PR yang dilakukan kepada penyidik polri

• Melakukan pembinaan dalam rangka • Memberitahukan perkembangan


penyiapan pelaksanaan tugas penyidikan yang dilakukan kepada
penyidikan tindak pidana bidang PR penyidik polri

Fungsi PPNS PR

Mewujudkan tegaknya hukum dalam penyelenggaraan penataan ruang


Kedudukan, Tanggung Jawab, dan Wewenang PPNS PR Pasal 6-8

Kewenangan PPNS PR
1. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran
laporan atau keterangan
2. Melakukan pemeriksaan terhadap terduga
pelanggar
3. Meminta keterangan dan bahan bukti
4. Melakukan pemeriksaan atas dokumen terkait
5. Melakukan pemeriksaan di tepat tertentu,
melakukan penyitaan dan penyegelan, serta
6. Meminta bantuan tenaga ahli

Kedudukan dan Tanggung jawab PPNS PR


• PPNS Pusat berkedudukan dan bertanggung
jawab terhadap Menteri
• PPNS Provinsi berkedudukan dan
bertanggung jawab terhadap Gubernur
• PPNS Kab/Kota berkedudukan dan
bertanggung jawab terhadap
Bupati/Walikota
Ketentuan Wewenang PPNS PR Pasal 8

PPNS PR dapat bekerja diluar wilayah


Wewenang PPNS Penataan Ruang
kewenangannya dengan ketentuan:
dilaksanakan berdasarkan wilayah
kerja sebagaimana tercantum dalam • Tidak adanya PPNS PR di tempat terjadinya

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Tindak Pidana Penataan Ruang


• Ada permintaan dari PPNS PR/Atasan PPNS
Asasi Manusia.
pada wilayah terkait
Kriteria Calon PNS yang dapat diangkat menjadi PPNS PR Pasal 9

1) masa kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil minimal 2 (dua) tahun;


2) pangkat paling rendah Penata Muda/golongan (III/a);
3) pendidikan paling rendah sarjana hukum, sarjana di bidang pengembangan wilayah dan kota atau
sarjana bidang lain yang setara;
4) bertugas di teknis operasional bidang Penataan Ruang atau hukum;
5) sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pada rumah sakit
pemerintah;
6) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS
benilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
7) mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan di bidang Penyidikan; dan
8) usia maksimal 5 (lima) tahun sebelum memasuki masa pensiun.
Pengangkatan PPNS PR Pasal 10

PPNS Penataan Ruang diangkat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia.

Pengangkatan PPNS Penataan Ruang diusulkan oleh Menteri kepada


Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Menteri dapat melimpahkan wewenangnya kepada Pejabat Eselon I yang


memiliki tugas dan fungsi terkait PPNS Penataan Ruang.
Mutasi PPNS PR Pasal 18

Mutasi PPNS PR dapat dilakukan dalam hal terjadi:

perubahan struktur organisasi kementerian atau pemerintah daerah.

mutasi PPNS Penataan Ruang dari satu instansi ke instansi yang lain.

mutasi PPNS Penataan Ruang dari satu unit ke unit lain dalam lingkungan kementerian atau
pemerintah daerah yang dasar hukum kewenangannya berbeda.

mutasi jabatan atau wilayah kerja PPNS Penataan Ruang, yang dasar hukum kewenangannya
sama
Pemberhentian PPNS PR Pasal 20

PPNS PR dapat diberhentikan dari jabatannya karena:

Berhenti sebagai PNS

Tidak bertugas di teknis operasional bidang penataan ruang atau hukum

Atas permintaan sendiri secara tertulis

Melanggar kode etik PPNS PR


Pengangkatan Kembali PPNS PR Pasal 23

Pengangkatan kembali PPNS PR dilakukan dalam hal terjadi:

• mutasi

• Penugasan kembali PPNS PR yang diberhentikan


karena alasan tidak bertugas di teknis operasional
bidang penataan ruang atau hukum
Pasal 25-26

Pembinaan

Pembinaan terhadap PPNS PR meliputi

• Pembinaan Teknis
• (pemberian pedoman, koordinasi, sosialisasi, pendidikan dan
pelatihan)

• Pembinaan teknis operasional


• (bimbingan teknis dan taktis penyidikan, supervisi-arahan-dan
konsultasi penyidikan)
Pasal 27
Pengawasan

Pengawasan terhadap pelaksanaan Penyidikan yang dilakukan oleh PPNS


Penataan Ruang dilakukan oleh pejabat Atasan PPNS Penataan Ruang yang
mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan dan pengemban fungsi koordinator
pengawasan PPNS Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Manajemen Penyidikan

Manajemen Penyidikan PPNS PR meliputi:

• Pengawasan, pengamatan, penelitian, dan pemeriksaan


(wasmatlitrik)

• Penyidikan
Pengawasan, pengamatan, penelitian, dan pemeriksaan (Wasmatlitrik) Pasal 29-30

Wasmatlitrik dilaksanakan atas dasar adanya dugaan Tindak Pidana Bidang Penataan Ruang.

Wasmatlitrik dilakukan melalui:

• Penyiapan kelengkapan adiministrasi


• SPT Wasmatlitrik, SK Pembentukan Tim Wasmat, dokumen lainnya

• LK dan Data awal dugaan indikasi tindak pidana penataan ruang

• Koordinasi dengan ahli, koordinator pengawas, dan penyiapan


peralatan
Penanganan TKP
Pasal 31

Wasmatlitrik dilakukan dengan tindakan terhadap TKP meliputi:

• Memasang pita garis PPNS


Pengamanan TKP • Memerintahkan setiap orang yang diduga terlibat untuk tinggal
ditempat
• Melakukan penjagaan TKP
• Meminta bantuan pada Kepolisian Republik Indonesia
• Membuat berita acara pengamanan TKP

• Pemotretan dan/atau pengambilan video


Penanganan TKP • Pembuatan sketsa TKP
• Pengolahan TKP
Pengolahan TKP
Pasal 31

Pengolahan TKP dilakukan dengan:

• Pengumpulan bahan bukti


• Dokumen, foto, rekaman, perizinan, peralatan/benda/bahan yang digunakan untuk
melakukan tindak pidana, benda-benda lainnya

• Identifikasi saksi/tersangka

• Pembuatan berita acara


Penyidikan Pasal 35

Bentuk kegiatan Penyidikan yang dilakukan PPNS PR meliputi:

• Pemberitahuan dimulainya penyidikan

• Pemanggilan saksi atau tersangka

• Penangkapan

• Penahanan

• Penggeledahan

• Penyitaan

• Pemeriksaan
Penyidikan Pasal 38

Pembentukan tim PPNS Penataan Ruang ditetapkan oleh Atasan PPNS Penataan
Ruang paling rendah setingkat eselon II di Kementerian dan paling rendah
setingkat eselon III di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Pasal 42-53

Penangkapan, penahanan, penggeledahan,


dan penyitaan

Penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dilakukan


dengan meminta bantuan Kepolisian Negara Republik Indonesia, serta
berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya, sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
Pasal 57

Pencegahan

Pencegahan dilakukan terhadap seseorang yang diduga kuat merupakan pelaku atau orang yang
bertanggung jawab terhadap tindak pidana bidang penataan ruang yang tidak ditahan dan
diperkirakan melarikan diri dari wilayah negara indonesia

PPNS PR dapat meminta bantuan pencegahan sesuai dengan ketentua peraturan


perundang-undangan yang berlaku
Pasal 61-62
Pengawasan dan
Pengendalian Penyidikan

Pengawasan dan pengendalian penyidikan dilakukan oleh:

Melalui pemberian petunjuk atau arahan


Atasan PPNS Penataan Ruang
kegiatan penyidikan

Penyidik Polri selaku koordinator dan Melalui pemberian petunjuk atau arahan
pengawas PPNS PR
kegiatan penyidikan, dan pemberian
bantuan taktis dan teknis
Pasal 65
Pelimpahan Penyidikan

Pelimpahan penyidikan dilakukan dengan ketentuan :

peristiwa pidana yang ditangani, meliputi lebih dari satu wilayah hukum PPNS
Penataan Ruang;

berdasarkan pertimbangan terhadap gangguan keamanan dan geografi,


PPNS Penataan Ruang tidak dapat melakukan Penyidikan

peristiwa pidana yang ditangani merupakan gabungan tindak pidana tertentu


dan tindak pidana umum, kecuali tindak pidana yang bukan merupakan
kewenangan Penyidik Polri.
Pasal 71
Monitoring Pemeriksaan
Persidangan

• PPNS Penataan Ruang melakukan monitoring terhadap perkembangan perkara


pada Pemeriksaan persidangan di Pengadilan Negeri;

• Monitoring dilakukan dengan mencatat atau merekam kejadian pelaksanaan


persidangan

• Pencatatan atau perekaman dilaporkan kepada Atasan PPNS Penataan Ruang


Forum Koordinasi PPNS PR Pasal 72

Dalam rangka meningkatkan koordinasi antar


PPNS Penataan Ruang, dapat dibentuk forum
koordinasi PPNS Penataan Ruang.;

Forum koordinasi PPNS Penataan Ruang


beranggotakan PPNS Penataan Ruang Pusat,
PPNS Penataan Ruang Provinsi dan PPNS
Penataan Ruang Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai