1. Pendahuluan
Menurut Perda No 22 Tahun 2010 tentang RTRWP Jawa Barat Kecamatan Cikampek
merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Cikampek yang terletak di jalur pantura
menyebabkan pesatnya perkembangan karena kemudahan aksesibilitas. Pesatnya
perkembangan Cikampek menuntut kebutuhan perencanaan pembangunan dengan persiapan
menyusun struktur ruang PKW Cikampek agar pembangunan lebih terarah dan berkembang
sesuai dengan fungsi masing-masing. Rencananya Cikampek akan dimekarkan dari
Kabupaten Karawang menjadi kota Cikampek, yang terdiri dari dari 4 atau 5 kecamatan
antara lain kecamatan Cikampek, kecamatan Kotabaru, kecamatan Purwasari, kecamatan
Tirtamulya, dan kecamatan Jatisari, dengan ibukota yang berada di kecamatan Cikampek.
Ditargetkan pemekaran tersebut menjadi Kab/Kota yang mandiri. Termasuk Cikampek yang
akan dimekarkan menjadi Kota Cikampek dari Kab. Karawang. Penyusunan struktur ruang
PKW Cikampek pada dasarnya bertujuan untuk mencegah disparitas pembangunan melalui
pusat-pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah sesuai dengan potensinya.
2. Tinjauan Teori
Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional. (UU No 26/2007)
Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. (UU No
26/2007). Teori lokasi dan pusat pertumbuhan yang ditopang oleh kepercayaan kekuatan
pasar bebas melengkapi kondisi terjadinya trickle down effect (dampak penetesan ke bawah),
menciptakan spread effect (dampak penyebaran), serta dampak ganda (multiple effect) pada
wilayah yang lebih luas. Pengembangan Wilayah pada skala regional dikenal 3 jenjang pusat
(Jhon Friedmen, 1966:218-219), yaitu:
1. Pusat Pertumbuhan Utama (Primer) Pusat utama wilayah berfungsi sebagai penghubung
antara pusat-pusat jenjang lebih rendah dengan pusat ekonomi nasional (kota-kota besar).
2. Pusat Pertumbuhan Kedua (Sekunder) Pusat kedua merupakan penghubung antara daerah
perkotaan dengan pedesaan (mengembangkan wilayah yang berada jauh dari pusat utama).
3. Pusat Pertumbuhan Ketiga (Tersier) Merupakan pusat pelayanan lokal. Pusat ini
merupakan lokasi terkecil dalam suatu wilayah.
2.3 Analisis Cluster
Analisis cluster merupakan teknik multivariat yang mempunyai tujuan utama untuk
mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Analisis cluster
mengklasifikasi objek sehingga setiap objek yang paling dekat kesamaannya dengan objek
lain berada dalam cluster yang sama. Cluster-cluster yang terbentuk memiliki homogenitas
internal yang tinggi dan heterogenitas eksternal yang tinggi. Prosedur pembentukan cluster
terbagi menjadi 2, yaitu hierarki dan non hierarki. Metode yang ada ialah hubungan antara
kelompok (between-groups linkage), hubungan dalam kelompok (within-groups linkage),
kelompok terdekat (nearest neighbor), kelompok berikutnya (furthest neighbor), kluster
centroid (centroid clustering), kluster median (median clustering), dan metode Ward's.
3. Metode Penelitian
Pendekatan Homogenitas
KEBIJAKAN TATA RUANG YANG
Wilayah yang memiliki kesamaan ADA DIATASNYA
karakteristik
Pendekatan Fungsional
Dalam menentukan struktur ruang kawasan Cikampek, maka dilakukan beberapa tahap analisa. Tahap
pertama adalah analisa cluster, dengan tujuan dapat mengelompokan Kelurahan yang memiliki
kemiripan karakteristik wilayah yang sama. Data-data di input dan diolah terlebih dahulu dalam
bentuk data ordinal dan interval, agar bisa langsung dilakukan pembobotan.
Analisa cluster ini ditujukan untuk menentukan desa-desa mana yang memiliki kesamaan karakteristik
dan fungsi dengan menggunakan softwere SPSS 20. Analisis hierarchical cluster yang digunakan
memakai metoda between group lingkange dan pengukuran intervalnya dengan squared Euclidean
mistance. Hasil Analisisnya:
Tabel 1. Input Data Awal
No Kelurahan Luas Jumlah Penduduk Kepadatan Lahan Terbangun Pertanian Sarana Pendidikan Kesehatan
1 Kalihurip 19,91 4080 205 15,21 4,7 305 1
2 Kamojing 12,31 3570 290 10,11 2,25 1 6
3 Cikampek Timur 1,12 9893 8833 1,12 0 433 8
4 Cikampek Pusaka 1,87 3848 2058 1,42 0,45 21 2
5 Cikampek Selatan 1,22 10467 8580 0,1 1,12 1816 18
6 Cikampek Kota 0,97 7328 7555 0,97 0 12 5
7 Cikampek Barat 1,94 18221 9392 1,94 0 10 4
8 Dawuan Timur 2,8 9026 3224 1,1 1,7 2 23
9 Dawuan Tengah 2,27 18199 8017 2,27 0 215 17
10 Dawuan Barat 3,19 14938 4683 2,29 0 1889 4
Agglomeration Schedule
Stage Cluster Combined Coefficients Stage Cluster Next Stage
First Appears
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 1 Cluster 2
1 1 4 32,0869 0 0 2
2 1 5 274,00445 1 0 3
3 1 7 1286,048433 2 0 4
4 1 6 7155717,491 3 0 6
5 2 3 354166617 0 0 6
6 1 2 819027138 4 5 0
Kesimpulan dan Rekomendasi
Penentuan Struktur Ruang PKW Cikampek merupakan Hasil analisa cluster diharapkan dapat
mencegah disparitas pembangunan, mempercepat pembangunan di semua wilayah sesuai dengan
potensi, kebijakan, dan arahan pengembangannya. Kesimpulan dan rekomendasi penentuan struktur
ruang PKW Cikampek dengan menggunakan analisis clustebisa dilihat pada tabel 5. sebagai berikut:
Wilayah
Pengembangan Wilayah Pelayanan Rekomendasi
Kamojing Pusat Pertumbuhan Utama
Cluster 1
Kalihurip PKW
Cikampek Pusaka
Cikampek Timur
Cluster 2 Cikampek Selatan Pusat Pertumbuhan Sekunder
Cikampek Kota
Cikampek Barat
Dawuan Timur
Cluster 3 Dawuan Barat Pusat Pertumbuhan Tersier
Dawuan Tengah
Gambar 2.
Hasil Analisis Cluster