KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan segala rahmat dan kemudahan-Nya, Kajian Kebijakan Rancangan
Peraturan Walikota RDTR WP Kota Tebing Tinggi dapat terselesaikan dengan
baik. Kajian Kebijakan Rancangan Peraturan Walikota RDTR WP Kota Tebing
Tinggi, ini secara keseluruhan disusun berdasarkan ketentuan yang tercantum
di dalam Permen ATR/BPN No. 11 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi RTRW
Provinsi, Kab/Kota & RDTR pengganti Rancangan Peraturan Menteri ATR
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail tata Ruang
dan Peraturan Zonasi Kota/Kabupaten.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam setiap proses pelaksanaan pekerjaan Kajian Kebijakan Rancangan
Peraturan Walikota RDTR WP Kota Tebing Tinggi.
Desember, 2021
1-i
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
DAFTAR ISI
1-ii
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
1-iii
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
1-iv
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
1-v
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterkaitan Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Rinci Tata
Ruang ..................................................................................................... 2-3
Tabel 2.2 Kedudukan Rencana Detail Tata Ruang dalam Penataan Ruang dan
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ..................................... 2-9
Tabel 2.3 Kedudukan Rencana Detail Tata Ruang dalam Penataan Ruang ... 2-10
Tabel 2.4 Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR dan RTBL serta
Wilayah Perencanaannya.................................................................... 2-10
Tabel 3.1 Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera
Utara ..................................................................................................... 3-28
Tabel 3.2 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota Tebing Tinggi...................... 3-34
1-vi
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
DAFTAR GAMBAR
1-vii
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
BAB I PENDAHULUAN
1-1
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Produk Hukum Daerah, disebutkan meluputi lima jenis, yaitu (1) Peraturan
Daerah; (2) Peraturan Kepala Daerah, (3) Peraturan Bersama Kepala Daerah, (4)
Keputusan Kepala Daerah, dan (5) Instruksi Kepala Daerah.
Sebagai produk hukum daerah, dari sisi sifatnya, Perkada merupakan produk
hukum yang bersifat pengaturan. Sedangkan dari sisi materi muatannya, Perkada
merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur seluruh materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan,
dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Sehubungan dengan itu, maka
substansi Perkada dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, dan peraturan daerah lain.
1-2
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Berdasarkan hal tersebut, Isu dan permasalahan yang timbul di WP Kota Tebing
Tinggi, antara lain:
A. Potensi
1-3
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
B. Masalah
1. Luapan air Sei Badang dan Sei Padang mengakibatkan banjir kearah
permukiman penduduk, dan menutup bagian jalan sebagai akses keluar
masuk wilayah
2. Adanya permukiman kumuh
3. Tempat pembuangan sementara (TPS) belum dimanfaatkan dengan baik
oleh masyarakat
4. Pendangkalan di Sungai Sei Padang akibat dari aliran air tinggi ke sungai
yang membawa lumpur serta tumpukan sampah
5. Penyebaran narkoba
C. Isu Strategis
1. Kota Tebing Tinggi berada di jalur lintas sumatera yang menghubungkan
Medan dengan sejumlah kota besar sehingga menjadi pintu masuk bagi
sejumlah kota utama dibagian dalam wilayah Sumatera Utara.
2. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu kota satelit dari KSN Mebidangro
yang akan menjadi kawasan strategis untuk menggerakan perekonomian
Sumatera Utara
3. Kota Tebing Tinggi berfungsi sebagai PKW Sumatera
1-4
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
1.3.1. Tujuan
2. Menyediakan bahan materi sebagai dasar penyusunan tata ruang dalam hal
ini RDTR dan dokumen pendukung lainnya
1.3.2. Kegunaan
Hasil penulisan Kajian Kebijakan Rancangan Peraturan Walikota ini diharapkan
akan memberikan kegunaan sebagai berikut:
a) Kegunaan teoritis
1-5
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
b) Kegunaan praktisi
Secara garis besar, tahapan penelitian yang digunakan dalam penyusunan Kajian
Kebijakan Rancangan Peraturan Walikota ini adalah:
1-6
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
1-7
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Penataan ruang sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan antara yang satu dengan yang lain dan harus dilakukan sesuai dengan
kaidah penataan ruang, sehingga diharapkan dapat mewujudkan pemanfaatan
ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung
pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan serta tidak terjadi pemborosan
pemanfaatan ruang dan tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang.
Penataan ruang yang didasarkan pada karakteristik, daya dukung dan daya
tampung lingkungan serta didukung oleh teknologi yang sesuai akan
meningkatkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan subsistem. Hal itu
berarti akan dapat meningkatkan kualitas ruang yang ada, dikarenakan
pengelolaan subsistem yang satu berpengaruh pada subsistem yang lain dan pada
akhirnya dapat mempengaruhi sistem wilayan ruang nasional secara keseluruhan.
Pengaturan penataan ruang menuntut dikembangkannya suatu sistem
keterpaduan sebagai ciri utama. Hal itu berarti perlu adanya suatu kebijakan
tentang penataan ruang yang dapat memadukan berbagai kebijakan pemanfataan
ruang. Seiring dengan maksud tersebut, pelaksanaan pembangunan yang
dilaksanakan, baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah maupun masyarakat,
2-1
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah, harus dilakukan sesuai
dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pemanfaatan
ruang oleh siapapun tidak boleh bertentangan dengan rencana tata ruang.
2-2
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Tabel 2.1 Keterkaitan Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Rinci Tata
Ruang
2-3
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
2-4
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Kota memiliki karakter yang berbeda dengan desa dan masing-masing kota
memiliki ciri lingkungan yang spesifik sesuai fungsi dan perannya dalam sistem
perkotaan yang tercermin pada kegiatan yang berlangsung di kota tersebut.
Kegiatan yang berlangsung kota akan mempengaruhi kebutuhan sumberdaya
alam seperti air, lahan, makanan dan lainnya. Sumber alam lain yaitu ruang,
waktu, keanekaragaman hayati. Ruang memisahkan makhluk hidup dengan
sumber bahan makanan yang dibutuhkan, jauh dekatnya jarak sumber makanan
akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi. Waktu sebagai sumber alam
tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Hewan mamalia di padang pasir,
pada musim kering apabila persediaan air habis dilingkungannya, maka harus
berpindah ke lokasi yang ada sumber airnya. Keanekaragaman juga merupakan
2-5
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang
bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat
memusnahkan sumber makanannya. Sebaliknya suatu spesies yang hanya
tergantung satu jenis makanan akan mudah terancam bahaya kelaparan.
Pembangunan kota yang berkelanjutan menurut Salim [1997] adalah suatu proses
dinamis yang berlangsung secara terus – menerus, merupakan respon terhadap
tekanan peruahan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Proses dan kebijakannya
tidak sama pada setiap kota, tergantung pada kota – kotanya. Salah satu tantangan
terbesar konsep tersebut saat ini adalah menciptakan keberlanjutan, termasuk
didalamnya keberlanjutan sistem politik dan kelembagaan sampai pada strategi,
program, dan kebijakan sehingga pembangunan kota yang berkelanjutan dapat
terwujud.
2-6
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
2-7
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Menurut UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ditinjau dari skalanya
produk rencana tata ruang di Indonesia dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. Rencana tata ruang yang bersifat umum, disebut dengan Rencana Umum Tata
Ruang, yaitu meliputi:
2. Rencana tata ruang yang sifatnya lebih detail, disebut dengan Rinci Tata
Ruang, yaitu meliputi:
2-8
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Tabel 2.2 Kedudukan Rencana Detail Tata Ruang dalam Penataan Ruang
dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2-9
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Tabel 2.3 Kedudukan Rencana Detail Tata Ruang dalam Penataan Ruang
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota disusun apabila RTRW
Kabupaten/Kota tidak/ belum dapat dijadikan acuan pengendalian pemanfaatan
ruang kabupaten/kota. Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota dan RTBL
serta wilayah perencanaanya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2-10
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
b. Asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat, adalah bahwa setiap
Peraturan Daerah harus dibuat oleh lembaga/pejabat pembentuk peraturan
perundang-undangan yang berwenang. Peraturan perundang-undangan
tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, bila dibuat oleh
lembaga/pejabat yang tidak berwenang;
c. Asas kesesuaian antara jenis, hierarki dan materi muatan, adalah bahwa dalam
pembentukan Peraturan Daerah harus benar-benar memperhatikan materi
muatan yang tepat sesuai dengan bentuk dari Peraturan Daerah tersebut;
2-11
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
a. Asas kepastian hukum, adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan
landasan ketentuan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam
setiap kebijakan penyelenggara Negara;
2-12
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
d. Asas keterbukaan, adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara;
g. Asas akuntabilitas, adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
i. Asas efektivitas, adalah asas yang berorientasi pada tujuan yang tepat guna
dan berdaya guna; dan
Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun peraturan terkait penataan ruang
adalah dasar pembentukannya yang terdapat dalam asas-asas. Asas yang harus
diperhatikan mengacu pada asas yang terdapat pada undang-undang tentang
penataan ruang, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, menyebutkan bahwa penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas :
2-13
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
2-14
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
2. RDTR WP Kota Tebing Tinggi memberi arah yang jelas dalam proses
pembangunan demi terwujudnya tertib tata ruang.
2-15
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-1
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-2
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-3
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-4
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-5
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-6
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
e) taman RW (RTH-5);
f) taman RT (RTH-6);
3-7
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
b) hortikultura (P-2);
d) peternakan (P-4).
3-8
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-9
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
f) pergudangan (PL-6)
3-10
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-11
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana
secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi
dengan peraturan zonasi Kabupaten/kota.
3-12
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Peta adalah suatu gambaran unsur alam dan/atau buatan manusia, yang berada
di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang
datar dengan skala tertentu. Sedangkan Basis Data adalah sistem penyimpanan
data spasial yang terstruktur dalam bentuk struktur dan format yang baku pada
media digital untuk memudahkan pencarian, pengelolaan, dan penggunaan
informasi data spasial pada Peta RTR.
3-13
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
b. tingkat ketelitian detail informasi dalam Peta RTR yang dibagi menjadi 4
(empat) tingkat berdasarkan Skala, yang terdiri atas:
1) Peta RTRW Provinsi dengan tingkat ketelitian Skala 1:250.000;
2) Peta RTRW Kabupaten dengan tingkat ketelitian Skala 1:50.000;
3) Peta RTRW Kota dengan tingkat ketelitian Skala 1:25.000;
4) Peta RDTR Kabupaten/Kota dengan tingkat ketelitian Skala 1:5.000;
c. bentuk geometri yang terdiri atas titik, garis, dan poligon; dan
d. topologi.
3-14
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-15
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-16
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-17
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-18
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-19
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-20
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-21
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-22
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Gambar 3.3 Peta Pola Ruang RTRWN Tahun 2020-2024 Kota Tebing Tinggi
3-23
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
h. kawasan perkotaan nasional yang kompak dan berbasis mitigasi dan adaptasi
bencana;
i. pusat pertumbuhan baru di wilayah pesisir barat dan wilayah pesisir timur
Pulau Sumatera;
j. jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan
antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah; dan
k. kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara
yang berbatasan dengan Negara India, Negara Thailand, Negara Malaysia,
Negara Singapura, dan Negara Vietnam dengan memperhatikan
keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara,
kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup.
Kebijakan untuk mewujudkan pusat pengembangan ekonomi perkebunan,
perikanan, serta pertambangan yang berkelanjutan meliputi:
a. pengembangan sentra perkebunan kelapa sawit, karet, kopi, dan tembakau
serta pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri
pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan;
b. pengembangan sentra perikanan serta pengembangan kawasan perkotaan
nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan;
dan
c. pengembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, batubara,
minyak dan gas bumi, panas bumi serta pengembangan kawasan perkotaan
nasional sebagai pusat industri pengolahan pertambangan.
3-24
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-25
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-26
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Gambar 3.4 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Tebing Tinggi menurut RTR
Sumatera
Gambar 3.5 Peta Rencana Pola Ruang Kota Tebing Tinggi menurut RTR
Sumatera
3-27
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
2. Rencana Jaringan
a. Rencana pengembangan jaringan jalan
Jaringan Jalan Nasional
• Jln. Yos sudarso (tebing tinggi) (i/a/1)
• Jln. Jend. Sudirman (tebing tinggi) (i/a/1)
• Jln. Ahmad yani (tebing tinggi) (i/a/1)
• Jln. Hm. Yamin (tebing tinggi)
• Jln. Sisingamangaraja (tebing tinggi) (i/a/1)
• Jln. Diponegoro (tebing tinggi) (i/a/1);
• Jln. Sutoyo (tebing tinggi) (i/a/1)
• Jln. Imam bonjol (tebing tinggi) (i/a/1)
3-29
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Gambar 3.6 Rencana Struktur Ruang Kota Tebing Tinggi menurut RTRW
Provinsi Sumatera
3-30
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Gambar 3.7 Peta Rencana Pola Ruang Kota Tebing Tinggi menurut RTRW
Provinsi Sumatera
3-31
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-32
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Gambar 3.8 Peta Rencana Kawasan Strategis Kota Tebing Tinggi menurut
RTRW Provinsi Sumatera
3-33
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN WALIKOTA
ANALISIS DAN PENYUSUNAN KONSEP RDTR KAWASAN
PERKOTAAN DI KOTA TEBING TINGGI
1 Pusat Kecamatan Rambutan Seluruh Wilayah Kota Tebing Tinggi dan 1. Kegiatan perdagangan dan jasa skala regional
Pelayanan dan berpusat di Kecamatan sekitarnya 2. Kegiatan perkantoran pemerintahan dan swasta
Kota Kelurahan Rantau
3. Kegiatan industri kreatif dan non polutan
Laban, Lalang dan
Mekar Kelurahan 4. Kegiatan institusi pertahanan dan keamanan
Santosa
5. Kegiatan pelayanan pendidikan sampai jenjang
perguruan tinggi
SPPK Pasar Kelurahan Pasar Kel. Bandar Utama, Kel. Badak Bejuang, a. Kegiatan perdagangan dan jasa skala kota
Gambir Gambir Kel. Mandailing, Kel. Bandar Sakti, Kel.
b. Kegiatan pelayanan pemerintahan dan perkantoran
Pasar Baru, Sebagian Kel.Durian,Kel. Pasar
swasta
Gambir , dan Kel. Tebing Tinggi Lama
c. Kegiatan pelayanan kesehatan skala kota
3-34
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN WALIKOTA
ANALISIS DAN PENYUSUNAN KONSEP RDTR KAWASAN
PERKOTAAN DI KOTA TEBING TINGGI
Sistem Pusat
No Pelayanan Lokasi Cakupan WIlayah Fungsi
Kota
SPPK Bulian Keluruhan Bulian Kel. Pinang Mancung, Kel. Teluk Karang, a. Kegiatan perdagangan dan jasa dalam skala antar
Kel. Berohol, Kel. Karya Jaya, Kel. Bulian. kecamatan,
SPPK Tebing Kelurahan Tebing Kel. Deblod Sundoro, Kel. Bagelan, Kel. a. Kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan,
Tinggi Tinggi, Kecamatan Persiakan, Kel. Bandarsono, Kel. Tebing
b. Kegiatan hunian dengan intensitas rendah-sedang,
Padang Hilir Tinggi, Kel. Rambung, sebagian
Kel.Durian,Kel. Pasar Gambir , dan Kel. c. Kegiatanpelayanan pendidikan dasar dan
Tebing Tinggi Lama, Kel. Damar Sari, menengah dan
Kelurahan Tambangan
d. Kegiatan pelayanan kesehatan skala kecamatan.
SPPK Lubuk Kelurahan Lubuk Kel. Padang Merbau, Kel. Pabatu, Kel. a. Kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan,
Baru Baru Lubuk Baru, Kel. Tualang, Kel. Lubuk
b. Kegiataqn hunian intensitas rendah-sedang,
Raya, Sebagian Kel. Bulian
c. Kegiatan pelayanan pendidikan dasar dan
menengah dan
3-35
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN WALIKOTA
ANALISIS DAN PENYUSUNAN KONSEP RDTR KAWASAN
PERKOTAAN DI KOTA TEBING TINGGI
Sistem Pusat
No Pelayanan Lokasi Cakupan WIlayah Fungsi
Kota
PPL Kelurahan Pabatu, Kelurahan Tualang, Kelurahan Deblod Sundoro, Pusat kegiatan jasa dan perdagangan dalam skala
Kelurahan Damarsari, Kelurahan Tambangan Hulu, Kelurahan lingkungan permukiman kota
Durian, Kelurahan Teluk Karang, Kelurahan Berohol, Kelurahan
Simpul transportasi lingkungan permukiman
Bandar Sakti dan Kelurahan Sri Padang
Lokasi pusat-pusat pelayanan lingkungan
diarahkan berada di pusat-pusat perdagangan
dan/atau pemerintahan skala kelurahan
3-36
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-37
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-38
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-39
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-40
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-41
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-42
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-43
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-44
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-45
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-46
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-47
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-48
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-49
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-50
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-51
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
integral dari tujuan pembangunan nasional dalam jangka panjang. Untuk itu,
pengalaman pembangunan kota, khususnya dalam 5 (lima) tahun terakhir
merupakan pembelajaran pembangunan kota yang sangta berharga untuk
menyelenggarakan dan melaksanakan pembangunan kota dalam 20 tahun ke
depan.
3-52
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Tujuan dan sasaran pembangunan daerah Provinsi Sumatera Utara yang tertuang
dalam RPJMD 2019-2023 adalah penjabaran dari visi dan misi Pemerintah Daerah,
dengan visi : “Sumatera Utara yang Maju, Aman, dan Bermartabat”
Perwujudan visi ini dilaksanakan melalui 5 (lima) misi, yaitu :
• Misi Pertama : Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang bermartabat
dalam kehidupan karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang
pangan yang cukup, rumah yang layak, kesehatan yang prima, mata
pencaharian yang menyenangkan, sertaharga-harga yang terjangkau.
• Misi Kedua : Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam politik
dengan adanyap emerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintah
yang baik, adil, terpercaya, politik yang beretika, masyarakat yang
berwawasan kebangsaan, dan memiliki kohesisosial yang kuat serta
harmonis.
• Misi Ketiga Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam
pendidikan karena masyarakatnya yang terpelajar, berkarakter, cerdas,
kolaboratif, berdaya saing, dan mandiri.
• Misi Keempat Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam
pergaulan karena terbebas dari judi, narkoba, prostitusi, dan penyeludupan,
sehingga menjadi teladan di Asia Tenggara dan Dunia.
• Misi Kelima Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam
lingkungan karena ekologinya yang terjaga, alamnya yang bersih dan indah,
penduduknya yang ramah, berbudaya, berperikemanusiaan, dan beradab.
Perencanaan pembangunan dan pengelolaan SPAM Regional selanjutnya
diarahkan pada SPAM Regional Kota Tebing Tinggi-Kabupaten Serdang Bedagei
(SPAM Seriti), yang sampai tahun 2018 sudah dalam tahapan Penyusunan
Feasibility Studi.
3-53
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3-54
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Kota Tebing Tinggi sebagai pusat kegiatan wilayah dan Kota menengah yang
menjadi buffer ekonomi regional dan Nasional
• Sarana Pendidikan
Peningkatan pembangunan pendidikan masyarakat melalui perencanaan
pendidikan, pembaharuan sistem pendidikan termasuk kurikulum,
mengembangkan kualitas sumber daya manusia menuju pendidikan
yang terarah dan agar berdaya saing global, meningkatkan penguasaan,
pengembangan dan pemanfaatan Iptek
• Sarana Kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses
terhadap pelayanan kesehatan, peningkatan mutu, kemampuan dan hasil
guna dari program pendidikan kesehatan berbasis masyarakat melalui
penciptaan lingkungan Sehat
• Jaringan Transportasi
Penataan jaringan transportasi yang handal dan terintegrasi didalam kota
dan antar kota, yang berbasis angkutan massal (mass rapid tranfirtation).
• Pelayanan Air Minum
Peningkatan kualitas air minum dilakukan melalui pengembangan
pelayanan penyediaan air bersih diarahkan untuk mendorong upaya
pihak swasta dalam peningkatan kapasitas perluasan wilayah Pelayanan
• Usaha Mikro Kecil Menengah
Peningkatan kualitas usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM ) dilakukan
dgn penyediaan fasilitas Cold Storage
• Pertanian Perkotaan
Pertanian perkotaan dilakukan dengan fasilitas pemanfaatan lahan yang
minim dengan pola vertikal, penyediaan benih berkualitas tinggi, cepat
panen, minim ruang serta bebas poluta.
3-55
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan. Wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihata kelangsungan
hidupnya (UU No. 26/2007 Pasal 1 angka 1). Secara umum, ruang merupakan
sumber daya alam yang terbatas dan tetap, mengingat ruang tidak dapat ditambah
dan diperbesar. Sementara peningkatan populasi penduduk dari masa ke masa
mengakibatkan meningkatnya kegiatan ekonomi sosia budaya masyarakat.
Semua kegiatan tersebut berlangsung berada dalam ruang dan permintaan
kebutuhan akan ruang semakin meningkat. Bila dilihat dari daya dukungnya,
ruang pada sisi supply relatif tetap, sedangkan kegiatan ekonomi sosial budaya
yang membutuhkan ruang pada sisi demand semakin meningkat. Untuk itulah
perlunya dilakukan penataan ruang.
4-1
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Konsep ruang mempunyai beberapa unsur, yaitu: jarak, lokasi, bentuk, dan
ukuran. Konsep ruang sangat berkaitan erat dengan waktu, karena pemanfaatan
bumi dan segala kekayaannya membutuhkan organisasi/ pengaturan ruang dan
waktu. Unsur-unsur tersebut di atas secara bersama-sama menyusun unit tata
ruang yang disebut wilayah.
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi disusun berdasarkan amanat
Pasal 14 ayat (3) huruf c pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang yang menjabarkan bahwa rencana rinci tata ruang termasuk di
dalamnya adalah Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota. Rencana Detail
Tata Ruang selanjutnya ditetapkan sebagai peraturan daerah, sebagaimana
tertuang pada pasal 27 ayat (1). Kemudian pada Pasal 78 ayat (4) huruf c, bahwa
semua peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota disusun atau disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun (Pasal 27
ayat (1) mengenai rencana rinci tata ruang kabupaten/kota) terhitung sejak
Undang-Undang ini diberlakukan.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan rencana yang secara terperinci
tentang tata ruang wilayah yang dilengkapai dengan peraturan zonasi yanag
secara detail mengatur tata ruang suatu kawasan. sebagaimana ketentuan Pasal 59
Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggraan Penataan
Ruang, bahwa setiap Rencana Tata Ruang Wilayah atau biasa disingkat RTRW
Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian dari wilayahnya yang perlu disusun
RDTR-nya. Dimana bagian dari wilayah yang akan disusun RDTRnya merupakan
kawasan perkotaan atau kawasan strategis Kabupaten/Kota itu sendiri.
4-2
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan RTBL bagi zona-
zona yang pada RDTR ditentukan sebagai zona yang penanganannya
diprioritaskan. Dalam hal RTRW kabupaten/kota tidak memerlukan RDTR,
peraturan zonasi dapat disusun untuk kawasan perkotaan baik yang sudah ada
maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.
Pengembangan RDTR WP Kota Tebing Tinggi dibagi menjadi 5 (lima) sub WP dan
54 (lima puluh empat) blok yang memiliki tujuan untuk mengembangkan WP
Kota Tebing Tinggi sebagai Terwujudnya Kota Tebing Tinggi sebagai Kawasan
Terpadu yang Berkelanjutan Didukung dengan Sarana dan Prasarana yang
Berdaya Saing.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang harus dicapai adalah :
4-3
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
3. Tersedianya aksesibilitas eksternal dan internal yang baik, terkait akses dari
dan menuju WP Kota Tebing Tinggi;
4. Tersedianya keterpaduan program pembangunan antar zona dan sub zona
dalam WP di Kota Tebing Tinggi;
5. Tersedianya fungsi ruang yang serasi sesuai dengan kebutuhan
pengembangan dan daya dukung lingkungan WP Kota Tebing Tinggi; dan
6. Menjadi wilayah yang dapat menjadi hinterland Wilayah Pusat Pertumbuhan
Industri (WPPI) Medan, Binjai, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo,
Simalungun, dan Batubara.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, maka perlu dilakukan cara/strategi
untuk mewujudkannya, yaitu antara lain:
4-4
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
Terbentuknya Kota Tebing Tinggi berawal dari seorang bangsawan dari Wilayah
Bandar Simalungun (sekarang masuk wilayah Pagurawan) bernama Datuk
Bandar Kajum bersama pengikut setianya menyusuri sungai Padang untuk
mencari hunian baru, hingga kemudian mereka mendarat dan bermukim di
sekitar aliran sungai besar itu. Pemukiman itu bernama Kampung Tanjung
Marulak (sekarang Kelurahan Tanjung Marulak, Kec. Rambutan). Kehidupan
bangsawan dari Bandar ini tidaklah tenteram, karena diburu oleh tentara kerajaan
Raya. Maka, Datuk Bandar kajum pun memindahkan pemukimannya ke suatu
lokasi yang persis berada di bibir sungai Padang. Pemukiman itu merupakan
sebuah tebing yang tinggi. Dia dan para pengikutnya mendirikan hunian di atas
tebing yang tinggi itu sembari memagarinya dengan kayu yang kokoh. Kota ini
4-5
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
disebut juga dengan Kerajaan Padang. Sepanjang aliran sungai Padang dari hulu
hingga hilir, daerah tersebut merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Padang,
dengan menjadikan sungai sebagai sarana transportasi utama. Pemukiman Datuk
Bandar Kajum inilah yang sekarang berlokasi di Kelurahan Tebing Tinggi Lama,
Kecamatan Padang Hilir dan kini menjadi lokasi pemakaman keturunan Datuk
Bandar Kajum, kemudian yang diyakini sebagai cikal bakal nama Tebing Tinggi.
Kota Tebing Tinggi yang berada di wilayah DAS Bedagai dengan Sungai Padang
sebagai salah satu sungainya saat ini sering kali mengalami bencana banjir dan
longsor. Banjir di Kota Tebing Tinggi penyebab utamanya adalah meluapnya air
Sei Padang yang dapat diakibatkan oleh faktor iklim, adanya limbah industri dan
limbah masyarakat yang menyebabkan sedimentasi sungai dan lain lain. Oleh
karena itu, pengembangan di Kota Tebing Tinggi harus mempertimbangkan
kondisi rawan bencana dan melibatkan seluruh masyarakat dalam
pelaksanaannya sehingga tujuan pengembangan Wilayah Perencanaan Kota
Tebing Tinggi dapat tercapai.
4-6
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
4-7
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
4-8
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
23. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Sumatera
24. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017 tentang RTRW
Provinsi Sumatera Utara 2017-2037
25. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 4 Tahun 2013 Tentang RTRW
Kota Tebing Tinggi Tahun 2013-2022
4-9
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
5.1. TUJUAN
Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang WP Kota Tebing Tinggi
paling sedikit mengatur mengenai :
Bab I Ketentuan Umum
Memuat pengertian istilah – istilah yang digunakan di dalam
Peraturan Walikota tentang Rencana Detail Tata Ruang WP Kota
Tebing Tinggi.
5-1
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
5-2
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
5-3
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
5-4
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
BAB VI PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
6-1
KAJIAN KEBIJAKAN RANCANGAN PERATURAN
WALIKOTA TENTANG RDTR WILAYAH
PRENCANAAN (WP) KOTA TEBING TINGGI
6.2. SARAN
6-2