PENYUSUNAN
Identifikasi
Ruang terbuka Hijau (RTH) Perkotaan
Kabupaten Sukabumi
1. Latar Belakang
2. Landasan Hukum
3. Maksud, Tujuan Dan Manfaat
4. Ruang Lingkup
5. Metodologi
6. Kewajiban Konsultan
7. Mobilisasi Tenaga Ahli
8. Jadwal Waktu Pelaksanaan
9. Pembiayaan
10. Pelaporan
11. Ketentuan lain-lain.
1. Latar Belakang
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi. Untuk menciptakan aspek planologis perkotaan melalui
keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan sehingga meningkatnya
keserasian lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih maka
diperlukan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area memanjang/ jalur dan atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam
rencana umum (RTRW Kabupaten) maupun rencana rinci tata ruang (RDTR dan Rencana
Tata Ruang Kawasan) dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi :
a. kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;
b. kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;
c. area pengembangan keanekaragaman hayati;
d. area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;
e. tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
f. tempat pemakaman umum;
g. pembatas perkembangan perkotaan ke arah yang tidak diharapkan;
h. pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;
i. penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria
pemanfaatannya;
j. area mitigasi/evakuasi bencana; dan
k. ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan
tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.
Adapun yang menjadi permasalahan bagi penyediaan RTH dalam lingkup ketentuan
peraturan perundangan, apakah saat ini kebutuhan RTH pada wilayah perkotaan sudah
memenuhi kriteria, selain itu RTH juga harus memiliki fungsi utama dan fungsi tambahan
sehingga manfaat RTH dapat memberikan dampak manfaat terhadap lingkungan secara
langsung maupun tidak langsung bagi kelangsungan wilayah Perkotaan.
Kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik terutama RTH saat ini belum terpenuhi/
teridentifikasi sesuai dengan amanat Undangundang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, yang mengakibatkan adanya kecenderungan penurunan kualitas
lingkungan hidup perkotaan sehingga berdampak ke berbagai sendi kehidupan
perkotaan antara lain sering terjadinya banjir, peningkatan pencemaran udara, dan
menurunnya produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang yang tersedia untuk
interaksi sosial.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
memberikan landasan untuk pengaturan RTH dalam rangka mewujudkan ruang kawasan
perkotaan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Sejalan dengan RTRW
Kabupaten Sukabumi 2012-2032, yang mengamanatkan pemenuhan RTH seluas 30 % di
kawasan perkotaan, yang meliputi 20% RTH publik dan 10% RTH privat.
Untuk memenuhi kualitas dan kuantitas RTH Perkotaan sebagaimana amanah
RTRW Kabupaten Sukabumi 2012-2032 tersebut, Dinas Tata Ruang Permukiman dan
Kebersihan Kabupaten Sukabumi melalui Bidang Tata Ruang bermaksud mengadakan
kegiatan Identifikasi Ruang Terbuka Hijau Perkotaan. Adapun kawasan perkotaan yang
2. Landasan Hukum
Kegiatan Identifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Kabupaten Sukabumi
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
5. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sukabumi 2012-2032.
6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
8. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota;
14. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
15. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
16. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan;
18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau Perkotaan;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 86);
20. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemanfaatan
Ruang Wilayah.
4. Ruang Lingkup
a. Lingkup Kegiatan
Studi litertur dari Peraturan Perundangan, Perda RTRW Kabupaten, Dokumen-
dokumen pemerintah daerah lainnya yang mendukung.
Menyiapkan peta kawasan perkotaan untuk survei dan kuisioner untuk
wawancara ke masyarakat dan instansi terkait.
Survey lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait di kabupaten.
Mengumpulkan data kepemilikan lahan secara umum.
Mendokumentasikan keberadaan RTH dan menandai posisinya dalam peta.
Menyusun laporan.
b. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah kegiatan ini adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan dalam
Perda 22 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Sukabumi 2012-203 yakni
meliputi 9 (sembilan) pusat kegiatan sebagai pembentuk sistem perkotaan Kabupaten
Sukabumi.
Secara administratif, ke-9 perkotaan yang termasuk dalam kawasan perkotaan
Kabupaten Sukabumi dapat di lihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1
Kawasan Perkotaan Kabupaten Sukabumi
No Kecamatan Perkotaan Jumlah Luas
Desa/ Kel (Ha)
1 Cicurug PKLp 12 4.896,16
2 Cibadak PKL 6 3.598,19
3 Cisaat PPK 11 1.900,81
4 Sukaraja PPK 5 1.702,80
5 Palabuhanratu PKNp/PKW 6 7.058,14
6 Jampangtengah PKL 2 4.160,52
7 Jampangkulon PKL 2 1.002,07
8 Surade PPK 1 672,43
9 Sagaranten PKL 1 948,92
JUMLAH 46 25.940,03
Sumber : Perda 22 Tahun 2012 tentang RTRW Kab Sukabumi 2012-2032
c. Data dan Fasilitas Penunjang
5. Metodologi
Metodologi dalam Identifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Kabupaten
Sukabumi dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Persiapan pelaksanaan teknis berupa penyusunan metode pelaksanaan, studi literatur
dan penelahaan materi yang mendukung penyusunan kegiatan studi dan pengelolaan
dari studi-studi lain yang terkait;
b. Observasi dan inventarisasi data dan kondisi RTH Publik meliputi ; sebaran lokasi,
luasan, status kepemilikan, jenis tanaman, pola sebaran, dan permasalahannya;
c. Kompilasi dan analisis data hasil survei yang meliputi :
Identifikasi kondisi eksisting terhadap presentase RTH Publik.
Identifikasi potensi RTH untuk pencapaian target pemenuhan kebutuhan RTH Publik.
Memetakan kondisi eksisting RTH Publik hasil inventarisasi dan identifikasi dalam
peta skala 1 : 5.000 dengan format digital (Sistem Informasi Geografis/ SIG).
d. Penyusunan laporan awal.
e. Penyusunan laporan antara yang berisi pemetaan kondisi eksisting dan potensi RTH
Publik.
f. Diskusi dengan pihak terkait.
g. Perbaikan dan penyempurnaan laporan akhir.
6. Kewajiban Konsultan
Dalam penyusunan studi Identifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan
Kabupaten Sukabumi, pihak pelaksana pekerjaan (konsultan) berkewajiban :
a. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
ketentuan perjanjian kerjasama yang telah ditetapkan;
b. Menyusun kajian tersebut berdasarkan ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam
kerangka acuan kerja;
c. Melaksanakan pekerjaannya sampai batas waktu yang disepakati;
d. Melaporkan hasil pekerjaannya dengan tim teknis dan unsur dinas terkait, dalam
kesempatan ini konsultan mengundang narasumber/ tim ahli yang berkompeten untuk
mempresentasikannya;
e. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaannya dapat meminta bantuan teknis, baik
kepada tim teknis maupun instansi terkait lainnya untuk memperoleh petunjuk dan
pengarahan agar mencapai hasil yang optimal;
f. Melaksanakan proses asistensi secara berkala yaitu pada saat :
Sebelum dan setelah dilaksanakannya ekspose laporan pendahuluan, ekspose
laporan antara dan ekspose draft laporan akhir;
Setelah pelaksanaan ekspose draft laporan akhir hingga laporan siap untuk dicetak.
g. Sebelum melaksanakan pekerjaan, konsultan diwajibkan untuk menyusun usulan teknis
dan biaya yang terdiri dari :
Usulan teknik dengan penjelasan terinci tentang metode teknik tahapan kegiatan,
waktu penyelesaian dan lain-lain;
Usulan biaya dengan perincian biaya pada setiap kegiatan yang akan dilakukan;
Program kerja, daftar tenaga ahli dan lain-lain.
Bulan Ke
Bulan Ke 2 Bulan Ke 3
No. Kegiatan 1
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
2 Studi Literatur
3 Survey Lapangan
4 Kompilasi & Analisis Data
5 Penyusunan Draft Identifikasi RTH
Perkotaan Kabupaten Sukabumi
6 Diskusi 1 (Laporan Pendahuluan)
7 Diskusi 2 (Laporan Antara)
8 Diskusi 3 (Laporan Akhir)
9 Penyerahan Laporan Pendahuluan
Identifikasi Ruang Terbuka
10 Penyerahan HijauAntara
Laporan (RTH) Perkotaan Kabupaten Sukabumi 2016 6
11 Penyerahan Laporan Akhir
9. Pembiayaan
Sumber pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sukabumi Tahun
Anggaran 2016.
10. Pelaporan
10.1 Dokumen Laporan
a. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan meliputi Gambaran umum wilayah yang berisi potensi dan
permasalahan, Metode pendekatan, yang meliputi proses penyusunan,
pelaksanaan pekerjaan, penggunaan model dan penggunaan konsep, Organisasi
dan Program Kerja yang menjelaskan keterkaitan hubungan kerja, koordinasi dan
penjadwalan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan. Buku laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima)
buku asli.
b. Laporan Antara (Fakta dan Analisa)
Laporan antara berintikan tentang paparan Data dan Fakta beberapa aspek yang
ada beserta Analisisnya serta perumusan rancangan konsep Masterplan
berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, Buku Laporan Antara dibuat
sebanyak 5 (lima) buku asli untuk keperluan pemeriksaan dan dokumentasi.
c. Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan hasil final dari seluruh pekerjaan perencanaan yang
disempurnakan dari serangkaian diskusi. Buku Laporan Akhir dibuat sebanyak 10
(sepuluh) buku, terdiri dari 5 (lima) buku asli (jilid hard cover) dan 5 (lima) copy-
nya (jilid soft cover).
d. Album Peta
Album Peta terdiri atas peta-peta rencana dalam berbagai tema sesuai dengan
kedalaman rencana sebanyak 4 (lima) album peta berwarna asli ( full block
colour);
e. Back-up data digital berupa soft copy dalam 1 (satu) buah harddisk external
minimal 1 Terra GB dan 10 (sepuluh) buah CD yang memuat seluruh peta dan
hasil pekerjaan ;
AGUS WIDADI.,ST,MT
NIP. 19710828 200312 1 003