Anda di halaman 1dari 52

Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura

Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

BAB

3
PROFIL KOTA JAYAPURA DAN
KAWASAN PRIORITAS PENATAAN
KAWASAN RAWAN BENCANA

PENDAHULUAN

3.1 Gambaran Umum Kota Jayapura


Kota Jayapura berada di wilayah Indonesia bagian Timur, tepatnya berada di bagian Utara dari Provinsi
Papua pada 1°28’17,26”-3°58’0,82” LS dan 137°34’10,6”-141°0’8,22” BT. Batas Kota Jayapura adalah:
 sebelah Utara berbatasan dengan Lautan Pasifik;
 sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Arso (Kabupaten Keerom);
 sebelah Timur berbatasan dengan Negara Papua Neuw Guinea (PNG);
 sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Sentani dan Distrik Depapre (Kabupaten Jayapura).
Kota Jayapura resmi ditetapkan sebagai wilayah administratif tanggal 14 September 1979 dan berubah
status menjadi Kotamadya tahun 1993 berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1993 dengan 4
(empat) distrik, yaitu Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, dan Muara Tami.
Dalam perkembangannya, wilayah administrasi Kota Jayapura telah dimekarkan menjadi 5 distrik, yaitu
Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram, dan Muara Tami, serta terbagi menjadi 25 kelurahan
dan 14 kampung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 1
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Tabel III-1 Wilayah Administrsi Kota Jayapura

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura 2012-2033

Luas Kota Jayapura sebagaimana menurut UU No. 6 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Jayapura,
BPS, dan Claim Pemda adalah 94.000 ha atau 940 km2, sedangkan berdasarkan perhitungan GIS (sumber:
RTRW Provinsi Papua Tahun 2010-2030) adalah 944 km2 atau 94.350 ha. Bila dilihat dari luas distrik di
Kota Jayapura, maka luas wilayah terbesar terdapat di Distrik Muara Tami (67% dari luas Kota Jayapura),
sedangkan yang terkecil terdapat di Distrik Jayapura Utara dan Distrik Jayapura Selatan (5% dari luas
Kota Jayapura).

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 2
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Kota Jayapura tidak hanya mencakup wilayah daratan, tetapi juga wilayah laut dan pulau-pulau kecil yang
ada dalam batas wilayahnya. Perairan pesisir yang dimaksud dalam UU No. 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Pesisir Laut dan Pulau-pulau Kecil adalah laut yang berbatasan dengan daratan meliputi
perairan sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-
pulau, estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna. Luas wilayah laut di Kota Jayapura adalah
2,81 km2 dan panjang garis pantai 116, 77 km (RTRW Provinsi Papua 2010-2030). Pulau-pulau kecil di
Kota Jayapura dapat dilihat pada Tabel III-2.
Tabel III-2 Pulau-pulau Kecil di Kota Jayapura

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura 2013-2033

3.1.1 Kondisi Fisik Dasar


A. Topografi dan Morfologi
Topografi Kota Jayapura cukup bervariasi mulai dari datar (flat) hingga landai danberbukit-bukit
(rolling)/gunung 700 meter di atas permukaan air laut. Pada bagian tepi pantai di bagian Timur
(Base-G) terdiri dari rawa-rawa tipe A (selalu tergenang air), pada bagian Barat sebagian Cagar Alam
Cycloop dan perbukitan, pada bagian Selatan terdapat Hutan Lindung Abepura. Distrik Muara Tami
memiliki lahan datar yang cukup besar dibandingkan dengan distrik-distrik lainnya di Kota
Jayapura. Penyebaran morfologi yang terbentuk atas topografi lahan, yaitu:
a. Morfologi Dataran (0-15%) terluas terdapat di Distrik Muara Tami, dan yang terkecil terdapat di
Distrik Jayapura Utara; dan
b. Morfologi Bergelombang sampai Berbukit (15%-40%), penyebaran hampir di seluruh wilayah
dengan luas yang bervariasi.
Tabel III-3 Luas Kelerengan di Kota Jayapura

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 3
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura 2013-2033

Gambar 3-1 Peta Orientasi Kota Jayapura Terhadap Provinsi Papua

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 4
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-2 Peta Administrasi Kota Jayapura

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 5
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

B. Hidrometeorologi

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 6
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Hidrometeorologi terdiri atas iklim, musim, curah hujan, suhu udara, dan kelembaban udara.
a. Iklim: iklim di Kota Jayapura adalah tropis basah, cenderung panas, basah, dan/atau lembab.
Pola ini dipengaruhi oleh topografi yang tidak rata. Papua terletak di sebelah Selatan
khatulistiwa, sehingga panjangnya siang hari selalu tepat (12 jam sehari), dengan perbedaan
tahunan hanya sekitar 30 menit, antara siang hari terpanjang dan siang hari terpendek.
b. Musim: Kota Jayapura dipengaruhi adanya sirkulasi angin pasat, sirkulasi angin musim, sirkulasi
dalam skala regional maupun pengaruh dalam skala meso. Pengaruh angin pasat dikarenakan
letak wilayah ini yang berhadapan dengan Samudera Pasifik, sedangkan pengaruh angin musim
terjadi karena wilayah ini terletak dalam lintasan sirkulasi angin musim yang berlangsung dalam
periode April-Oktober dan Oktober-April. Selanjutnya sirkulasi regional di Samudera Pasifik,
sangat berpengaruh terhadap pola iklim di wilayah ini. Hal ini dikarenakan adanya Siklon Tropis
antara April hingga November di Utara Pulau Papua. Kondisi skala meso yang berkaitan dengan
kondisi lokal di wilayah ini tetap menjadi salah satu pembentuk karakter iklim di Kota Jayapura.
Musim kemarau terjadi di sekitar Juni hingga Oktober, dan musim hujan terjadi di Desember
hingga Mei.
c. Curah Hujan: variasi curah hujan di Kota Jayapura pada tahun 2010 antara 45-465 mm/tahun.
Jumlah hari hujan pada tahun 2010 bervariasi antara 6-24 hari hujan/bulan, dimana jumlah hari
hujan terbanyak pada bulan Maret dan terendah pada bulan Juli. Sejak tahun 2007-2010,
intensitas rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2009 (278,42 mm/tahun) dan
terendah tahun 2008 (195,83 mm/tahun), sedangkan jumlah hari hujan tertinggi terjadi tahun
2009 (246 hari hujan/tahun) dan terendah tahun 2010 (215 hari hujan/tahun).
d. Suhu Udara: suhu udara minimum di Kota Jayapura adalah ±23,9OC dan suhu maksimum adalah
32,5OC. Rata-rata suhu udara minimum mutlak berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Dok II
pada tahun 2006 adalah 22,8°C dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 24,9°C. Rata-rata suhu
udara maksimum mutlak tahun 2006 adalah 31,7°C dan meningkat menjadi 31,8°C tahun 2007
dan 2008. Pada tahun 2010, suhu minimum adalah 25,3°C dan suhu maksimum adalah 32,1°C.
Peningkatan suhu ini menurut ahli lingkungan merupakan dampak pemanasan global akibat
pembangunan yang mengabaikan lingkungannya.
e. Kelembaban Udara: Kelembaban udara di Kota Jayapura berkisar 77% hingga 82%, kelembaban
udara di Kota Jayapura cenderung rendah. Kelembaban udara tahun 2008 berkisar antara 76%-
82% dengan kelembaban tertinggi tetap di bulan Januari, sedangkan terendah di bulan Agustus.
Kecepatan angin rata-rata meningkat menjadi 7 knot pada tahun 2008. Pada tahun 2010,
kelembaban udara berkisar antara 73%-82% dengan kelembaban tertinggi bulan Januari dan
kecepatan angin 6-8 knot.

C. Geologi

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 7
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Kondisi geologi Kota Jayapura tersusun oleh beberapa jenis batuan dan batuan beku sedimen
dengan sebaran yang cukup luas yang memungkinkan terdapatnya beberapa jenis bahan galian.
a. Tmm = Formasi Makats, yaitu terdiri dari Grewak, Batu Lempung, dan Batu Lanau;
b. Qa = Batuan Kuarter = Aluvium, yakni endapan aluvium dan endapan pantai, yang terdiri dari
kerikil, pasir, lanau, dan endapan pantai mengandung batu gamping koral yang berumur resen
(sekarang);
c. Qpj, yaitu Batuan Gunung, merupakan lava menengah berbiotit;
d. Qc1 merupakan Endapan Pantai Muda, yang terdiri dari endapan klastika lepas halus-kasar
berupa lumpur dan pasir;
e. Batuan Ultramafik (Um): terdiri dari Hasburgrit, Sepentinit, dan Dunit. Mineral utama olivine,
terubah menjadi sepiolit dan antigorit, serta piroksen. Dunit terserpentinitkan, rekahan-rekahan
terisi oleh asbes dan dijumpai urat-urat kuarsa di beberapa tempat;
f. Kelompok Malihan (Ptmc): terdiri dari group Batuan Metamorf Cycloop, berupa Sekis, Setempat
Genes, Filit, Unakit, Batu Pualam, Ambifolit dengan sisipan batu marmer dan batu tanduk terlipat
dan tersesarkan yang merupakan kerak samudera. Sekis bersusun karbonat-klorit, klorit-
muskovit dengan tebal 50 cm. Genes bersusun Mika, Karbonat, Klorit. Satuan batuan ini
bersentuhan tektonik dengan Batuan Ultramafik, serta berumur Pra-Tersier, yaitu 65,4 juta
tahun yang lalu;
g. Formasi Nubai (Tomn): terdiri dari batu gamping bersisipan Biomkrit, Napal, Batu Pasir.
h. Struktur tektonik yang banyak dijumpai di Kota Jayapura terdiri dari pelipatan dan
sesar/patahan. Pelipatan berupa Antiklin dan Sinklin dengan sumbu Dominan berarah Barat
Laut-Tenggara, sedangkan sebagian kecil bersumbu Barat-Timur. Sesar terdiri dari sesar turun,
naik, dan geser-jurus. Hampir semua satuan batuan yang tersingkap di wilayah ini terbentuk
setelah tumbukan pra-tersier, ada juga yang berumur Miosin tengah sampai Miosin akhir. Semua
batuan tersebut terendapkan dalam cekungan Papua bagian Utara yang berkembang di atas
kompleks tumbukan tersebut dan sangat boleh jadi dipengaruhi gerakan kedua lempeng
tersebut.
D. Jenis Tanah
Jenis tanah yang ada di Kota Jayapura memiliki struktur kimiawi yang berbeda-beda. Adapun jenis
tanah di Kota Jayapura adalah sebagai berikut:
a. Latosol, tanah ini terletak pada iklim basah dengan curah hujan 2000-7000 mm/tahun, dengan
bulan kering kurang dari 3 bulan yang terletak pada topografi bergelombang. Salumnya dalam
(1,5-10 m) dengan warna merah coklat hingga kuning. Reaksi tanah masam sampai agak masam
(pH 4,5-6,5) dan kepekaan terhadap erosi kecil. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan, tanaman
palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, kebun karet, lada, dan tegalan yang terdapat di Distrik
Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Abepura, dan Distrik Muara Tami.

b. Mediteran Rensina, jenis tanah ini tersebar di Distrik Abepura dan Distrik Muara Tami.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 8
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

c. Podsolik merah kuning, jenis tanah ini terbentuk pada tipe iklim basah dengan curah hujan 2500-
3500 mm/tahun tanpa bulan kering. Terletak pada topografi bergelombang sampai berbukit-
bukit pada elevasi 10-100 m dpl, salumnya agak tebal (1-2 m) dengan warna merah hingga
kuning. Reaksi tanah sangat masam (pH 3,4-5,0) dan sangat peka terhadap erosi, mempunyai
tingkat kesuburan rendah. Tanah ini sangat luas, terluas di Distrik Jayapura Utara, Distrik
Jayapura Selatan, dan Distrik Heram.
d. Podsolik merah kuning rensina Jenis tanah ini terdapat di Distrik Jayapura Selatan, Distrik
Abepura, dan Distrik Muara Tami.
E. HIDROLOGI
Sungai yang melintas di Kota Jayapura diantaranya adalah:
Distrik Jayapura Utara : Anafre (panjang 2,85 km), Aryoko (panjang 4,68 km), Kloofkamp,
Bahabuaya, APO (panjang 6,327 km), Yapis (3 km), dan Dok IX (3
km
Distrik Jayapura Selatan : Sian Nan (panjang 1 km), Wav Nan (2 km), Masyauw Nan (3 km),
dan Hanya Nan;
Distrik Abepura dan : Acai (2,27 km), Siborogonyie (11,2 km), Kali Kampwalker (10
Heram km), Buper, Jaifuri, Kujabu (3,49 km);
Distrik Muara Tami : Sungai Tami (1 km) dan Moso.

Arah aliran sungai bermuara ke Laut Pasifik, kecuali Sungai Kampwolker dan Buper yang bermuara ke
Danau Sentani. Sungai tidak hanya merupakan suatu alur di permukaan bumi yang berfungsi sebagai
saluran drainase dan terdiri dari aliran air dan sedimen terangkut, melainkan juga suatu sistem keairan
terbuka yang padanya terjadi interaksi antara faktor biotis dan abiotis, yaitu flora fauna disatu sisi dan
hidraulika air dan sedimen disisi yang lain, serta seluruh aktivitas manusia yang berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan sungai.
Kondisi sumberdaya air ini di wilayah hulu masih cukup baik, namun menjadi kurang baik bila berada di
sekitar aktivitas masyarakat dan akhirnya aliran air ini akan bermuara ke laut/danau dengan membawa
air yang sudah tercemar dengan limbah cair dan padat.
Danau juga terdapat di Kota Jayapura, yaitu Danau Yuong dan Wakulu di Distrik Abepura, serta Danau
Sentani yang sebagian berada di wilayah Distrik Heram. Danau Sentani memiliki luas ±9.630 Ha, berada
di Kota Jayapura (Kampung Yoka Distrik Heram) dan Kabupaten Jayapura (Distrik Sentani Timur, Distrik
Waibu, dan Distrik Ebungfauw). Outflow Danau Sentani melalui Sungai Jaifuri yang berada di sebelah
selatan danau, aliran bawah tanah, serta melalui rekahan-rekahan batu kapur yang banyak terdapat di
sebelah Timur Danau Sentani menuju ke Sungai Tami yang selanjutnya bermuara ke Teluk Seko di Lautan
Pasifik. Air danau juga dimanfaatkan sebagai sumber air bersih oleh masyarakat yang bermukim di tepi
danau.
Pantai yang terdapat di Kota Jayapura berdasarkan Data Lingkup Kerja Pengairan Dinas Pekerjaan
Umum Kota Jayapura Tahun 2012 adalah Pantai Skouw Yambe sampai dengan Sae dengan panjang 5 km,

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 9
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Pantai Holtekamp memiliki panjang 10 km, Teluk Youtefa dengan panjang pantai 2 km, Pantai Hamadi 3
km, Pantai Dok II 1 km, dan Pantai Base-G 4 km.
Rawa yang terdapat di Kota Jayapura berdasarkan Data Lingkup Kerja Pengairan Dinas Pekerjaan Umum
Kota Jayapura Tahun 2012 adalah rawa di Kampung Mamberamo (Kelurahan Koya Timur) memiliki luas
3.000 ha, luas rawa di Holtekamp 1.500 ha, Embung Entrop memiliki luas 1 ha, Organda Padang Bulan
memiliki luas rawa 5 ha, Hamadi memiliki luas rawa 5 ha, dan Pasir II dengan luas rawa 8 ha.
Irigasi Muara Tami dengan panjang saluran tersier (1x1 m) adalah 30 km, saluran sekunder (2,5x2 m)
dengan panjang 20 km, dan saluran primer (4x3 m) dengan panjang saluran 30 km (sumber: Data
Lingkup Kerja Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kota Jayapura, 2012).
3.1.2 Kondisi Sosial dan Kependudukan
A. SOSIAL
Kota Jayapura sebagai wilayah perkotaan menjadi tujuan migrasi bagi masyarakat di sekitar Kota
Jayapura maupun kota-kota lainnya di Indonesia. Masyarakat yang menetap telah membentuk
masyarakat majemuk yang berasal dari berbagai suku bangsa dan budaya.
Penduduk asli Papua sendiri (termasuk Kota Jayapura) memiliki ciri-ciri fisik berkulit hitam, berbulu, dan
berambut keriting. Masyarakat asli pada dasarnya termasuk ke dalam rumpun suku bangsa Melanesia,
dengan ciri-ciri berkulit hitam dan berambut keriting, tinggi badan pria sekitar 165-175 cm dan wanita
155-165 cm.
Dari tanda-tanda tersebut terlihat ada keterkaitan dengan penduduk asli Australia, yaitu Suku Aborigin.
Pada penetapan wilayah perbatasan RI-PNG, Pemerintah Belanda dan Pemerintah Australia tidak
memperhatikan batas-batas tradisional antar etnik, yang menyebabkan suku-suku yang sama terbagi
menjadi beberapa bagian kecil. Padahal wilayah perbatasan merupakan wilayah yang bebas bagi
mobilitas suku-suku di Barat dan di Timur, karena antara keduanya terdapat sumberdaya alam yang
saling melengkapi kebutuhan suku-suku tersebut.
a. Distrik Jayapura Utara: Suku asli di Distrik Jayapura Utara adalah Suku Kayobatu.
b. Distrik Jayapura Selatan: Suku asli di Distrik Jayapura Selatan adalah Tobati Enggros, dengan
marga Hamadi, Ireeuw, Afaar, Hasor, Dawir, Hay, Itaar, Mano, Injama, Kerauje, Iwo, Sanyi, Drunyi,
Habubuk, Hanasbey, Srem-srem, Sembra, dan Samay. Kampung Tahima Soroma terdapat Suku Sibi,
Hay, Youwe, dan Soro. Sebagian lainnya telah berpindah ke daratan di sekitar Entrop, Kotaraja, Kali
Acai, atau tempat lainnya. Namun pada saat acara-acara adat, suku-suku ini akan berkumpul.
c. Distrik Abepura: Suku asli di Distrik Abepura termasuk dalam Suku Tobati Enggros yang juga
berada di Distrik Jayapura Selatan. Menurut penduduk setempat, nama asli kedua kampung adalah
”Tubadij” artinya sudah jadi orang di sini atau kampung saya di sini, dan ”Injros” yang terdiri dari
dua kata, yaitu ”Inj” (tempat) dan ”Ros” (dua), yang bila diartikan secara lengkap adalah kampung
kedua atau tempat tinggal kedua. Dulunya kampung ini hanya ada satu kampung, yaitu Tobati,
namun karena perkembangan jumlah penduduk, maka suku utama (Drunyi dan Sanyi) pindah ke
tempat permukiman kedua di Injros. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Tobati, di samping

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 10
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Bahasa English Pidgin oleh sebagian orang yang sering berkunjung secara tradisional ke Papua
Neuw Guinea (PNG) untuk bertemu sanak keluarga mereka yang bermukim di sana. Namun,
jumlah penutur Bahasa Tobati saat ini jarang digunakan secara aktif. Bahasa yang sering
digunakan adalah bahasa persatuan (Bahasa Indonesia) yang diperkenankan di Papua sejak 5
Pebruari 1855 (yang kala itu disebut Maleise Taal-Bahasa Melayu)-ketika penyebaran Agama
Kristen masuk di Pulau Mansinam (Manokwari), Tanah Papua. Selain itu, terdapat Suku Nafri yang
bertempat tinggal di Kampung Nafri.
d. Distrik Heram: Penduduk asli di Kampung Yoka di Distrik Heram termasuk dalam Suku Sentani,
meskipun secara wilayah administrasi berada di Kota Jayapura.
e. Distrik Muara Tami: Suku asli di Distrik Muara Tami adalah masyarakat peramu, yaitu hanya
memanfaatkan hasil hutan. Hanya sedikit masyarakat asli yang mulai terbiasa bertani dengan
mulai menanam umbi-umbian untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Kehidupan pedesaan masih
terasa di Distrik Muara Tami, kecuali di Koya Barat dan Koya Timur yang mulai diramaikan dengan
aktivitas perdagangan, serta wisata pemancingan dan rumah makan.
Disadur dari Laporan Final Bantuan Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Kawasan Muara Tami.
Berdasarkan sejarah, dalam selayang pandang Pulau Papua dijelaskan bahwa sejarah orang Papua
mulai diungkap dalam catatan tertulis setelah ditemukan sepotong catatan tentang New Guenea
dan penduduknya, yang menjadi nenek moyang Bangsa Papua, pada awal kedatangan orang
Portugis dipermulaan abad ke-16.
Suku dengan mobilitas tinggi ini pada saat ini sering disebut para pelintas batas. Warga Indonesia
yang sempat tinggal di PNG kemudian kembali ke Papua diberikan tempat tinggal khusus di
Kampung Mosso. Sebagai para pelintas batas, para penduduk asli perbatasan memiliki KTP khusus
berwarna merah sebagai pengganti paspor/visa jika ingin melakukan kunjungan ke PNG. Suku
yang berbeda menempati kampung-kampung Distrik Muara Tami, seperti:
 Suku di Skouw Mabo, yaitu Malo, Membilong, Palora, Awe, dan Kemo;
 Suku di Skouw Yambe, yaitu Rolo, Patipeme, Ramela, Membilong, dan Pae;
 Suku di Skouw Sae, yaitu Nali, Mutang, Lomo, Reto, dan Palora;
 Suku pendatang di Holtekamp, yaitu Sarmi, Serui, dan Yawa;
 Suku asli yang masih ada di Koya Barat dan Koya Timur adalah Rolo, suku Jawa merupakan
asal para transmigran;
 Suku di Mosso adalah Nyao, yaitu para pelintas batas.
Makanan lokal penduduk adalah sagu. Dulu tersedia cukup melimpah dibeberapa hutan sagu
berawa, namun saat ini sebagian besar hutan sagu telah dijadikan kawasan permukiman, seperti di
Kotaraja dan Entrop. Menangkap ikan di laut dan kerang juga merupakan pekerjaan rutin yang
dilakukan oleh penduduk. Mencari ikan di laut biasanya dilakukan oleh kaum pria, dan wanita
mengumpulkan kerang di laut dan hutan bakau.
B. KEPENDUDUKAN

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 11
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Kota Jayapura memiliki luas wilayah seluas 940 Km2. Mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2016
sebesar 288.786 jiwa. Dilihat dari kondisi Demografis, jumlah penduduk Kota Jayapura mengalami
perkembangan , mengingat pada tahun 2015 menurut data yang diterbitkan Badan Pusat Statistika,
penduduk Kota Jayapura sejumlah 283.490 jiwa, terdiri atas 154.096 jiwa laki -laki dan 134.690 jiwa
perempuan. Jumlah penduduk ini mengalami kenaikan sebesar 2,83 % bila dibandingkan dengan
jumlah penduduk pada tahun 2014, yakni sejumlah 275.694 jiwa terdiri atas 144.440 jiwa laki-laki dan
131.254 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk Kota Jayapura tahun 2016 adalah sebesar 307 jiwa per
Km² (sumber jayapurakota.bps.go.id).
Demikian halnya bila dibandingkan perkembangan Jumlah penduduk Kota Jayapura dari tahun ke tahun
yang juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk sebesar 258.889 jiwa pada
tahun 2010 menjadi sebesar 288.786 jiwa pada tahun 2016. Secara umum pertambahan penduduk di
Kota Jayapura tidak mengalami peningkatan yang pesat. Dalam 6 tahun terakhir rata-rata tingkat
pertumbuhan penduduk Kota Jayapura adalah sebesar 1,84%. Peningkatan jumlah penduduk juga terjadi
pada tiap-tiap kecamatan yang ada di Kota Jayapura. Diperinci tiap distrik, jumlah penduduk terbesar
terdapat di Distrik Abepura yaitu sebesar 82.090 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 44.031
jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 38.059 jiwa, sedangkan untuk jumlah penduduk terendah yang
ada di Kota Jayapura terdapat di Distrik Muara Tamu dengan jumlah penduduk sebesar 12.626 jiwa
dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 6.738 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 5.888 jiwa.
Tabel III-4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Jayapura
Luas Wilayah Kepadatan
No Distrik Laki Perempuan Jumlah
(Km2) Penduduk

1 Muara Tami 6.738 5.888 12.626 626,7 20

2 Abepura 44.031 38.059 82.090 155,7 527

3 Heram 24.358 20.920 45.278 63,2 716

4 Jayapura Selatan 40.051 35.483 75.534 43,4 1.740

5 Jayapura Utara 38.918 34.340 73.258 51 1.436

Jumlah 154.096 134.690 288.786 940 307

Sumber: Badan Pusat Statistika Kota Jayapura 2017

3.1.3 Kondisi Ekonomi

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 12
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

3.1.4 Kondisi Penggunaan Lahan


Kota Jayapura terbentuk dari pencampuran aktivitas yang bersifat perkotaan dan perdesaan (lihat Tabel
III-3 dan Gambar 3-4). Kegiatan perkotaan yang terbentuk dari fasilitas perdagangan, sosial,
transportasi, perkantoran berkembang pada ruas-ruas jalan utama di Kota Jayapura, terutama di Distrik
Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Abepura, dan Distrik Heram. Aktivitas perdesaan, seperti
pertanian, perkebunan, perikanan sebagian besar terdapat di Distrik Muara Tami (dapat dilihat pada
Gambar 3-5). Permasalahan dalam penggunaan lahan di Kota Jayapura diantaranya:
- tingginya perambahan hutan di Kawasan Cagar Alam Cycloop, Taman Wisata Teluk Youtefa, dan
Hutan Lindung Abepura untuk aktivitas penebangan kayu, pertambangan, bahkan permukiman
bagi kelompok masyarakat tertentu;
- pemanfaatan kawasan permukiman yang berpadu dengan kawasan peternakan dalam jumlah
besar; dan
- konflik antara adat dan pemerintah dalam penggunaan lahan.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan lahan terbangun untuk kebutuhan perumahan serta
perdagangan dan jasa sebagai akibat perkembangan kota, maka potensi perubahan lahan cenderung
terjadi pada fungsi lahan ke sawah, tanah kosong, kebun, perairan (terutama rawa dan pantai), serta
ruas-ruas jalan utama di Kota Jayapura. Untuk itu, diperlukan pengendalian penggunaan lahan untuk
menjaga daya dukung lingkungan dan kelestarian alam.

Tabel III-3 Luas Lahan Eksisting di Kota Jayapura

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 13
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura 2013-2033

Gambar 3-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Jayapura

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 14
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-4 Peta Kawasan Pertanian dan Perkebunan Kota Jayapura

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 15
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

A. Sumberdaya Hutan

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 16
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Berdasarkan UU RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Berkembangnya aktivitas ekonomi
telah berpengaruh terhadap alih fungsi lahan, khususnya hutan.
Tabel III-5 Penetapan Hutan Lindung Cagar Alam dan Taman Wisata Alam di Kota Jayapura

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 17
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura Tahun 2013-3033

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.782/Menhut-II/2012 tentang


Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan, diketahui terjadi perubahan
fungsi peruntukan kawasan hutan di Kota Jayapura seperti yang terlihat pada Gambar 3-6.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 18
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3- 5 Peta Kawasan Kehutanan

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 19
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

B. Sumberdaya Galian Batuan


Berdasarkan data survei geologi dan hasil analisis terhadap kegiatan Identifikasi dan Pemetaan
Sumberdaya Alam Mineral (Galian Batuan) di Kota Jayapura Tahun 2011, maka potensi sumberdaya alam
mineral (galian batuan) yang terdapat di wilayah Kota Jayapura adalah Batugamping, Endapan Pasir
Batu (Sirtu), Endapan Tanah Lateritik, Hematit Residual, dan Endapan Logam Emas Sekunder.
a. Batugamping
Batugamping (CaCO3) merupakan jenis batuan sedimen. Berdasarkan koordinat atau yang
terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 3 (tiga)
distrik, yaitu:
 Jayapura Utara : terdapat pada Kel. Gurabesi dan sekitarnya;
 Jayapura Selatan : terdapat diantara Kel. Ardipura-Kel. Entrop;
 Muara Tami : terdapat diantara Kampung Koya Tengah dan Kampung Skow Yambe juga sekitar
Sungai Tami.
b. Endapan Pasir Batu (Sirtu)
Bahan galian ini merupakan batuan yang berasal dari satuan batuan serpentinit dan bongkah
malihan serta bongkah-bongkah batuan beku basa. Keberadaannya di daerah penyelidikan sebagai
hasil dari pengangkatan secara tektonik. Kebanyakan dari material ini yang telah ditambang adalah
batuan yang berkomposisi peridotit.
Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka
keberadaannya tersebar di 2 (dua) distrik, yaitu:
 Abepura : terdapat pada Kelurahan Vim (S. Siborogonyi, belakang Asrama Haji dan
belakang Kantor Otonom); dan
 Heram : terdapat pada Kelurahan Waena (S. Kampwolker), diantara Kelurahan
Hedam dan Kelurahan Yabansai (Padang Bulan Sosial).
c. Endapan Tanah Lateritik
Tanah laterit adalah bahan galian yang masuk dalam kelompok mineral industri logam, walaupun
kenampakannya di alam tidak dalam bentuk atau menyerupai kenampakan layaknya mineral logam
pada umumnya. Endapan ini dapat digolongkan sebagai mineral industri logam, karena hasil
ekstraksi dari endapan yang umumnya berbentuk tanah hasil lapukan ini adalah nikel (Ni) yang
sampai saat ini masih menjadi komoditas yang paling utama dalam pengembangan industri logam.
Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka
keberadaannya tersebar di 4 (empat) distrik, yaitu:
 Jayapura Utara : terdapat pada Kel. Angkasapura;
 Jayapura Selatan : terdapat di sekitar Kelurahan Entrop (belakang Kantor Walikota);
 Abepura : terdapat di Kelurahan Vim (perbukitan Kotaraja-Uncen);
 Heram : terdapat di Kelurahan Waena (perbukitan Buper-Uncen).

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 20
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

d. Hematit Residual (Fe2O3)


Hematit adalah mineral logam yang termasuk dalam kelompok mineral industri dikarenakan sifat
fisik logam yang berasal dari hasil ekstraksi, mineral ini erat hubungannya dengan perkembangan
dunia industri, sehingga dapat digolongkan ke dalam endapan mineral yang bernilai ekonomis.
Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka
keberadaannya tersebar di 3 (tiga) distrik, yaitu:
 Jayapura Selatan : terdapat di sekitar Kel. Entrop (belakang Kantor Walikota);
 Abepura : terdapat di sekitar Kel. Vim (S.Siborongonyie);
 Heram : terdapat di sekitar Kel. Waena (perbukitan Buper-UNCEN).
Hematit adalah salah satu mineral yang menjadi sumber logam besi (Fe). Berdasarkan pengamatan
di daerah prospek menunjukan sifat fisik berwarna hitam hingga agak kemerahan, bentuk kristal
tidak teratur, kekerasan 5,5-6 skala Moh’s dengan berat jenis 4,7-4,8. Hematit pada umumnya
dikenal sebagai mineral oksida besi, karena merupakan logam persenyawaan yang terutama terdiri
dari unsur Fe dan O2 dan unsur-unsur logam lain yang dapat bersenyawa dengan kedua unsur
utama tersebut, sehingga mineral ini banyak dijumpai di alam dengan komposisi kimia yang
bervariasi yang kadang-kadang unsur yang bersenyawa tersebut dapat mempengaruhi dan
menggantikan unsur besi dalam mineral hematit.
e. Endapan Logam Emas Sekunder
Terdapat di beberapa daerah dengan kehadiran endapan emas, beberapa diantaranya telah
ditambang secara sederhana oleh masyarakat. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,
mineral ini dijumpai berwarna kuning dengan kilap logam, bila digores berwarna kuning, habit
massif hingga granular dengan bentuk kristal yang sempurna, belahan hackly, kekerasan 7,8.
Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka
keberadaannya tersebar di 3 (tiga) distrik, yaitu:
 Jayapura Selatan : terdapat di sekitar Kelurahan Entrop (belakang Kantor Walikota-Polimak);

 Abepura : terdapat di sekitar Kelurahan Vim (S.Siborongonyie);

 Heram : terdapat di sekitar Kelurahan Waena (perbukitan Buper-


UNCEN) dan di sekitar Kampung Yoka.

Potensi sumberdaya galian batuan tersebut bila dikaitkan dengan pola ruang di Kota Jayapura adalah
sebagai berikut:
a. Distrik Jayapura Utara
Adanya kawasan hutan lindung dan lokasi pemukiman yang cukup padat. Potensi sumber daya alam
(galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah endapan tanah lateritik dan batugamping.
Namun endapan tanah lateritik berada pada kawasan hutan lindung, sedangkan batugamping
berada pada kawasan padat pemukiman.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 21
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

b. Distrik Jayapura Selatan


Adanya kawasan hutan lindung dan lokasi pemukiman yang cukup padat. Potensi sumber daya alam
(galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah batugamping, endapan logam emas sekunder,
endapan tanah lateritik, dan hematit residual. Namun, batugamping berada pada kawasan padat
penduduk dan kawasan lindung, endapan logam emas sekunder berada pada kawasan hutan
lindung-kawasan lindung; endapan tanah lateritik berada pada kawasan hutan lindung dan kawasan
perkantoran; hematit residual berada pada kawasan lindung.
c. Distrik Abepura
Adanya kawasan hutan lindung, lokasi pemukiman, kawasan lindung, perkebunan dan kawasan
pertanian. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilyah ini adalah endapan
logam emas sekunder, endapan tanah lateritik, hematit residual. Namun endapan logam emas
sekunder berada pada kawasan lindung dan kawasan hutan lindung, endapan tanah lateritik berada
pada kawasan hutan lindung dan kawasan pemukiman dan hematit residual berada pada sekitar
kawasan perkantoran-kawasan lindung.
d. Distrik Heram
Adanya kawasan hutan lindung, kawasan pemukiman, kawasan lindung, perkebunan, dan tambak.
Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah endapan logam
emas sekunder, endapan tanah lateritik, hematite residual.
Namun endapan logam emas sekunder berada pada kawasan lindung-hutan lindung, endapan tanah
lateritik berada pada sekitar kawasan pemukiman, kawasan lindung dan kawasan hutan lindung.
Hematite residual berada pada kawasan lindung dan pasirbatu (sirtu) berada pada sekitar kawasan
pemukiman bersebelahan dengan kawasan lindung.
e. Distrik Muara Tami
Adanya kawasan hutan lindung, kawasan pemukiman, kawasan lindung, kawasan perkebunan,
kawasan pertanian, kawasan cagar budaya, hutan produksi, hutan produksi terbatas, kawasan
pariwisata, dan tambak. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini
adalah pasirbatu (sirtu). Namun pasirbatu (sirtu) berada pada kawasan hutan lindung-hutan
produksi terbatas.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 22
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-4 Peta Kawasan Pertambangan

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 23
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

C. KAWASAN PESISIR DAN KELAUTAN


Sebelah Utara Kota Jayapura berbatasan dengan Samudera Pasifik, panjang garis pantai Kota Jayapura
adalah 116,77 km dan luas wilayah laut 2,81 km2, serta terdapat delapan pulau kecil (RTRW Provinsi
Papua Tahun 2010-2030). Keanekaragaman hayati laut dan pesisir sangat kaya dan terdapat Taman
Wisata Alam Teluk Youtefa seluas 1.650 Ha. Potensi lainnya dari kawasan ini dimanfaatkan untuk
perikanan laut dan pariwisata.
1. Perikanan Laut
Potensi kelautan Kota Jayapura juga memberikan sumber penghasilan bagi masyarakat yang
bermata pencaharian sebagai nelayan. Terjadi penurunan produksi perikanan dari tahun 2006 ke
2007 dan dari tahun 2009 ke 2010.

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura Tahun 2013-2033


2. Pariwisata Bahari
Pesisir dan pulau-pulau kecil ini sangat berpotensi dikembangkan wisata pantai, diantaranya adalah:
a. Pantai Holtekamp di Distrik Muara Tami. Pantai ini berhadapan langsung dengan Kota Jayapura
dan Teluk Youtefa yang terlihat di kejauhan, memiliki wisata pantai dan keindahan pemandangan
alam. Transportasi menuju pantai ini masih melalui darat, dimana berputar dari Kota Jayapura
menyusuri Teluk Youtefa selama kurang lebih 1 jam perjalanan darat.
b. Pantai Base-G di Distrik Jayapura Utara. Dikenal keindahan rekreasi pantai untuk berenang dan
menyelam. Pada waktu Perang Dunia II, pantai ini juga digunakan sebagai markas.
c. Pantai Pasir II di Kelurahan Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara, merupakan salah satu pantai
yang terkenal di kota Jayapura. Pantai ini terletak ±9 km di sebelah utara Kota Jayapura. Dari
pantai ini, kita dapat melihat ke Samudera Pasifik dan juga sebagai pintu gerbang bagi masuknya
kapal dari arah barat.
d. Pantai Hamadi, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata unggulan. Tempat
rekreasi ini memiliki pantai pasir putih sepanjang ±2 km. Di kawasan ini dulu juga menjadi
tempat pendaratan tentara sekutu pada PD II. Pantai Hamadi kini mulai berkembang, sehingga
setiap musim libur sekolah maupun libur panjang akhir pekan, kawasan pantai itu selalu ramai
dikunjungi wisatawan nusantara. Sejumlah objek wisata pantai di Kota Jayapura masih layak
ditawarkan kepada wisatawan asalkan dilakukan pembenahan dan penataan terutama
menyangkut kebersihan serta ketertiban objek wisata.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 24
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

3.1.5 Karakteristik Kebencanaan


Beberapa faktor bencana yang disebabkan oleh faktor meteorologi dan klimatologi adalah banjir,
kekeringan, angin ribut, tinggi gelombang laut. Potensi kebencanaan di Distrik Jayapura Utara adalah:
a. Gempa bumi
Berdasarkan buku Identifikasi dan Pemetaan Daerah Rawan Bencana di Kota Jayapura, Kabupaten
Jayapura, dan Kabupaten Keerom, Kota Jayapura termasuk dalam zona 1 rawan gempa. Zona 1
disebut highly active areas atau daerah sangat aktif kegempaannya, karena merupakan tempat
pertemuan/tumbukan antara Lempeng Pasifik, khususnya Blok Caroline dengan Lempeng Indo-
Australia, sehingga terjadi subduksi, yaitu Lempeng Samudera Pasifik menyusup ke bawah Lempeng
Benua Indo-Australia.

Gambar 3-7 Zonasi Gempa


Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura Tahun 2013-2033
Berdasarkan peta zonasi gempa di Indonesiadiatas Kota Jayapura termasuk daerah yang rawan
gempabumi dengan nilai percepatan tanah ≥1.0 g. Akibat gempa bumi secara langsung adalah
menimbulkan getaran, gelombang tsunami, tanah bergeser/terbelah, liquifaction (penerobosan gas
atau cairan ke permukaan bumi), tanah longsor, dan bangunan runtuh. Secara tidak langsung, gempa
bumi juga dapat mengakibatkan 1) korban jiwa manusia, karena tertimpa tanah longsor, gelombang
tsunami, dan bangunan runtuh; 2) kebakaran; 3) gangguan ekonomi (kemunduran ekonomi atau
bahkan kelumpuhan ekonomi); 4) wabah penyakit, dan sebagainya.
b. Tanah longsor
Pemicu tanah longsor tersebut diantaranya hujan deras, pembabatan tanaman keras/berakar kuat,
serta aktivitas penambangan. Potensi tanah longsor tidak hanya terjadi pada kelerangan lebih
dari 40%, melainkan juga pada pinggiran sungai.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 25
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

(a) Potensi longsor di Distrik Jayapura Utara adalah di kawasan Rumah Sakit Dok II Kelurahan
Bhayangkara, Kawasan Kloofkamp dan Paldam di Kelurahan Gurabesi, Kawasan perdagangan
dan jasa di Jalan Percetakan Kelurahan Gurabesi.
(b) Lokasi kawasan longsor di Distrik Jayapura Selatan berada di perbukitan Entrop (sekitar
walikota), Kelurahan Ardipura, Perbukitan sekitar Teluk Youtefa (Skyline-Vihara) Entrop, dan
Numbay (depan Pelabuhan).
(c) Lokasi kawasan longsor di Distrik Abepura berada di sepanjang Tanah Hitam menuju Koya
(terutama koordinat 02o38,138’ LS–140o43,667 BT, dengan kemiringan mencapai 60o-80o).
c. Tinggi Gelombang Laut
Tinggi gelombang laut dapat mencapai 1,5 meter yang berpotensi terjadi di kawasan pantai di
Kota Jayapura.
d. Abrasi
Kawasan rawan bencana alam rawan abrasi merupakan wilayah pesisir pantai yang luasannya
berkurang, karena gerusan gelombang air laut. Kawasan ini terletak di Pantai Hamadi dan sepanjang
pantai yang menghadap ke Samudera Pasifik.
e. Tsunami
Tsunami dapat timbul bila kondisi di bawah ini terpenuhi, yaitu 1) gempa bumi dengan pusat di
tengah lautan; 2) gempa bumi dengan magnitude lebih besar dari 6.0 skala Ricter; 3) gempa bumi
dengan pusat gempa dangkal, kurang dari 33 km; 4) gempa bumi dengan pola mekanisme dominan
adalah sesar naik atau sesar turun; 5) lokasi sesar (rupture area) di lautan yang dalam (kolom air
dalam); 6) morfologi (bentuk) pantai biasanya pantai terbuka dan landai atau berbentuk teluk.
Potensi tsunami terjadi di Samudera Pasifik. Gempa berkekuatan 8,9 SR yang juga diikuti gelombang
tsunami di Jepang pada tanggal 11 Maret 2011 juga berdampak terhadap pesisir pantai Kota
Jayapura yang berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik. Peristiwa tersebut telah merusak
beberapa bangunan rumah dan jembatan di Kampung Tobati, yang berlokasi di tengah Teluk
Youtefa. Beberapa rumah dan jembatan di Kampung Tobati rusak parah, bahkan beberapa hancur
total akibat gelombang tsunami tersebut. Kurang lebih 20 rumah yang hanyut dan rusak, 16 di
antaranya dari Kampung Tobati dan Metu Debi, serta sedikitnya 4 rumah di Kampung Enggros.
Selain rumah penduduk, ada juga beberapa fasilitas umum yang rusak, seperti Mawu (sebutan
pendopo oleh masyarakat Injros).

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 26
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-8 Peristiwa Tsunami Tanggal 12 Maret 2011 di Teluk Youtefa

f. Angin
Adanya angin maksimum lebih dari 28 knot atau 14 m/s, berpotensi merusak atap rumah bahkan
merobohkan pohon. Angin kencang sering terjadi bersamaan dengan adanya Siklon Tropis di Utara
Papua.
g. Banjir/Genangan Air
Wilayah Distrik Jayapura Utara yang pernah terkena banjir adalah Belakang BRI Kloofkamp dan
Aspol di Kelurahan Gurabesi. Genangan air yang terjadi akibat kondisi drainase yang buruk
(kapasitas saluran yang kurang, terjadi penumpukan sampah, pengaruh pasang surut laut, dimensi
inlet saluran yang kurang memadai), serta perubahan fungsi guna lahan dari lahan resapan air
menjadi kawasan terbangun. Lokasi kawasan genangan dan rawan banjir di Kota Jayapura adalah:
(a) Kawasan genangan dan rawan banjir Distrik Jayapura Utara:
 Kawasan Pusat Kota, Kelurahan Gurabesi
 Kawasan Putaran SPBU APO, Kelurahan Bhayangkara;
 Kawasan Kantor Dinas Perikanan Provinsi Papua, Kelurahan Imbi;
 Kawasan Perempatan Kantor Polsek Jayapura Utara, Kelurahan Imbi;
 Kawasan Kantor P dan P Provinsi Papua, Kelurahan Tanjung Ria;
 Kawasan Pantai Base-G, Kelurahan Tanjung Ria; dan
 Kawasan SD Inpres Angkasa, Kelurahan Angkasapura.
(b) Kawasan genangan dan rawan banjir Distrik Jayapura Selatan:
 Kawasan Kelapa Dua Entrop, Kelurahan Entrop;
 Kawasan Papua Trade Center (PTC), Kelurahan Entrop;
 Kawasan Pasar Hamadi, Kelurahan Hamadi;
 Kawasan Hotel Rais dan Hotel Relat, Kelurahan Argapura;
 Kawasan Posponpes DDI, Kelurahan Entrop.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 27
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

(c) Kawasan genangan dan rawan banjir Distrik Abepura:


 Kawasan Kolam Nyamuk (Konya) Kampus Uncen Abepura, Kelurahan Kota Baru;
 Kawasan Pertigaan Kantor Pos Abepura, Kelurahan Kota Baru;
 Kawasan Pertokoan Saga, Mega, Onyx dan Agro, Kelurahan Kota Baru;
 Kawasan Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Kelurahan Vim;
 Kawasan Kantor BKN, Jl. Baru Kelurahan Way Mhorock;
 Kawasan Kantor Telkom dan kantor Kanwil Pajak, Kelurahan Vim;
 Kawasan Pertigaan Brimob Gereja Pniel, Kelurahan Vim;
 Kawasan Pasar Youtefa, Kelurahan Way Mhorock ; dan
 Kawasan Kantor Dinas Otonom Provinsi Papua, Kelurahan Wahno.
(d) Kawasan genangan dan rawan banjir Distrik Heram:
 Kawasan Perempatan Toko Mega Perumnas I, Kelurahan Waena;
 Kawasan Pertigaan perumnas III dan Denzipur Waena, Kelurahan Waena;
 Kawasan Perumnas IV Padang Bulan, Kelurahan Hedam;
 Depan Hola Plaza, Kelurahan Hedam; dan
 Depan Korem, Kelurahan Hedam.
(e) Kawasan genangan dan rawan banjir Distrik Muara Tami:
 Jalan Sorong dan Jalan Biak Kelurahan Koya Barat;
 Kampung Mamberamo Kelurahan Koya Timur;
 Kampung Holtekamp; dan
 DAS Muara Tami.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 28
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-5 Peta Rawan Bencana Kota Jayapura

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 29
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-10 Peta Rawan Bencana Banjir Kota Jayapura

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 30
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-11 Peta Rawan Bencana Longsor Kota Jayapura

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 31
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

3.1.6 Rencana Penanggulangan Bencana

3.2 Penentuan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan


Bencana
3.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Prioritas Kawasan Rawan Bencana
Dalam mendelineasi kawasan prioritas, Kementerian Agraria dan Tata Ruang telah mempuyai kriteria
dalam menentukan kawasan prioritas yang terdiri dari 7 kriteria. Adapun untuk kriteria tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3-6 Kriteria Dellineasi Kawasan Prioritas
N
KRITERIA INDIKATOR PARAMETER PENJELASAN
O
Bahaya Data Historis Jumlah Kejadian Paling Bahaya dominan diperoleh dari jumlah
1 Dominan Bencana Tahun Banyak kejadian bencana 15 tahun terakhir
2003-2018
Tingkat Tingkat Risiko Kawasan yang termasuk Tingkat rencana risiko bencana yang
Risiko bencana dominan daerah risiko bencana diperoleh dari peta risiko bencana
2
Bencana bencana dominan banjir dan longsor
dominan
Indeks Rencana Kawasan Rencana Kawasan Diperoleh luas rencana budidaya non
Keterpaparan budidaya non hutan budidaya non hutan pada hutan yang berada pada Kawasan
3 masa depan pada RTRW di RTRW di daerah risiko bencana dominan
daerah risiko tinggi tinggi bencana dominan
bahaya dominan
Sistem Lahan Satuan jenis tanah Jenis tanah andosol, Identifikasi daerah dengan jenis tanah
yang rentan grumusol, podsol, mana saja yang peka terhadap bencana
4
terhadap bencana regosol, latosol,
dominan organosol.
Sejarah Sejarah Bencana Lokasi sejarah bencana Identifikasi lokasi sejarah bencana besar
5 Bencana Besar yang pernah besar yang terjadi yang terjadi pada tahun-tahun terakhir
Besar terjadi
Indeks Kawasan terbangun Kawasan terbangun Diperoleh luas Kawasan terbangun yang
Keterpaparan eksisting di risiko eksisting berada di berada pada Kawasan bencana dominan
6
Eksisting bencana tinggi tingkat risiko bencana
tinggi
Rencana Rencana pusat- Pusat-pusat kegiatan Pusat kegiatan yang berada pada
7 Pusat pusat kegiatan kawasan bencana dominan
Kegiatan
Sumber : Kementerian Agaria dan Tata Ruang Tahun 2017

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 32
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

3.2.2 Deliniasi Kawasan Prioritas Rawan Bencana


Adapun untuk input sementara dalam mengisi kriteria tersebut dapat dilihat proses pembuatan delineasi
dengan mengacu kepada skema berikt ini.

Gambar 3-6 Skema Analisis Kawasan Prioritas


Namun dalam mengupayakan untuk mendelineasi awal Kawasan prioritas maka konsultan coba
menentukan Kawasan prioritas dengan cara mengoverlaykan beberapa data peta dan tabulasi dengan
parameter kriteria sebagai berikut.
1. Bencana Dominan
2. Peta Risiko Bencana Longsor dan Banjir
3. Peta Indikasi Keterpaparan Masa Depan
4. Peta Indikasi Keterpaparan Eksisting
5. Peta Jenis Tanah
6. Peta Sejarah Bencana yang Terjadi
7. Peta Pusat-Pusat Pelayanan
8. Peta Usulan Kawasan Prioritas
Adapun hasil-hasil dari analisis tersebut antara lain:
1. Bencana Dominan
Berdasarkan kepada data yang diperoleh dari Inarisk BNPB dapar diketahui bahwa yang menjadi
bencana dominan di Kota Jayapura adalah bencana Banjir dan bencana longsor. Untuk lebih jelasnya
mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 33
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Tabel III-7 Bencana Dominan di Kota Jayapura

Gambar 3-7 Jumlah Kejadian Bencnana di Kota Jayapura

2. Peta Risiko Bencana


Untuk menghasilakan peta risiko bencana untuk kota jayapura dapat dihasilkan dari overlay peta
risiko bencana banjir dan risiko bencana longsor.
3. Peta Indikasi Keterpaparan Masa Depan
Untuk peta indikasi keterpaparan dilihat dari peta rencana pola ruang yang masuk kepada delineasi
peta risiko bencana.
4. Peta Indikasi Keterpaparan Eksisting
Untuk peta keterpaparan eksisting dilihat berdasarkan penggunaan lahan eksisting yang berada pada
lokasi delineasi kawaan risiko bencana.
5. Peta Jenis Tanah
Untuk kondisi jenis tanah yang terdapat di Kota Jayapura.
6. Peta Sejarah Bencana yang Terjadi
Untuk sejarah bencana yang terdapat di Kota Jayapura.
7. Peta Pusat-Pusat Pelayanan
Untuk peta pusat-pusat pelayanan yang masuk kedalam Kawasan rawan bencana.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 34
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-8 Peta Risiko Bencana Longsor dan Peta Risiko Bencana Banjir

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 35
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-9 Peta Deliniasi Bencana Dominan

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 36
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-10 Peta Keterpaparan Masa Dapan

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 37
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-11 Peta Keterpaparan Eksisting

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 38
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-12 Peta Jenis Tanah

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 39
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-13 Peta Sejarah Bencana yang Terjadi

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 40
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-14 Peta Pusat-pusat Pelayanan

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 41
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

8. Peta Usulan Kawasan Prioritas


Dari beberapa peta yang telah dianalisis maka ditentukan peta Kawasan prioritas yang nantinya menjadi
Kawasan yang perlu di detailkan perencanaan Kawasan Rawan Bencananya. Adapun Kawasan yang
menjadi prioritas yang terpilih adalah : Bencana Banjir dan Bencana Longsor disepakati sebagai bencana
prioritas yang akan disusun rekomendasi teknis rencana tata ruang pada skala 1:5.000. berdasarkan
kriteria pada point 2, lokus delineasi kawasan prioritas yang disepakati adalah sebagian dari Kelurahan
Abepantai, Kelurahan Asano, Kelurahan Awiyo, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Vim, Kelurahan Wahno
dan Kelurahan Wai Mhorock di Distrik Abepura; Sebagian Kelurahan Hedam, Kelurahan Waena,
Kelurahan Waena, Keluarahan Yabansai, Kampung Waena, dan Kampung Yoka di Distrik Heram; Sebagian
Kelurahan Ardipura, Kelurahan Argapura, Kelurahan Entrop, Kelurahan Hamadi, Kelurahan Numbai, dan
Kampung Tobati di Distrik Jayapura Selatan; serta sebagian Kelurahan Angkasapura, Kelurahan
Bhayangkara, Kelurahan Gurabesi, Kelurahan Imbi, Kelurahan Mandala, Kelurahan Tanjung Ria, dan
Kelurahan Trikora, sebagaimana terlampir pada peta delinasi kawasan prioritas.
Untuk lebih jelasnya mengenai delineasi Kawasan prioritas di Kota Jayapaura dapat dilihat pada gambar
berikut.

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 42
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 3-15 Peta Usulan Kawasan Prioritas

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 43
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

3.3 Gambaran Tematik Wilayah KRB Prioritas


3.3.1 Kondisi Fisik Dasar
A. Distrik Abepura

Distrik Abepura terdiri dari 3 kampung dan 8 kelurahan. Secara keseluruhan, Distrik Abepura
memiliki luas wilayah seluas 155,7 km2. Distrik Abepura memiliki batasbatas yaitu sebelah
utara; Distrik Jayapura Selatan, sebelah selatan; Kabupaten Keerom, sebelah barat; Distrik
Heram, dan sebelah timur; Distrik Muara Tami.
B. Distrik Jayapura Selatan
Distrik Jayapura Selatan terletak pada posisi 20,54” hingga 20,58” Lintang Selatan dan 1400,66”
hingga 1400,72” Bujur Timur. Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), dataran di
Distrik Jayapura Selatan terdiri dari: 0 m - 100 m = 100 % 01 m - 500 m = 0 % 501 m -1000 m = 0
% 1.001 m keatas = 0 % dengan ketinggian rata-rata ± 15,71 meter diatas permukaan laut. Jarak
antara Ibu Kota Kecamatan ke Daerah Kampung/Kelurahan:
1. Entrop - Tobati : 4 km.
2. Entrop – Tahima Soroma : 8 km.
3. Entrop - Hamadi : 3 km.
4. Entrop - Ardipura : 2 km.
5. Entrop - Numbai : 5 km.
6. Palu - Argapura : 2 km.
Wilayah Distrik Jayapura Selatan bagian utara berbatasan dengan Distrik Jayapura Utara, bagian
timur berbatasan dengan Lautan Pasifik, bagian selatan berbatasan dengan Distrik Heeram, dan
bagian barat berbatasan dengan Distrik Abepura.
C. Distrik Jayapura Utara
Distrik Jayapura Utara terletak pada
posisi ... hingga ... Lintang Selatan dan ...
hingga ... Bujur Timur.
Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Daerah Kampung/Kelurahan:
1. Tanjung Ria – Kayobatu : 2 km.
2. Tanjung Ria – Gurabesi : 10 km.
3. Tanjung Ria – Bhayangkara : 8 km.
4. Tanjung Ria – Mandala : 6 km.
5. Tanjung Ria – Trikora : 6 km.
6. Tanjung Ria – Angkasapura : 4 km.
7. Tanjung Ria – Imbi : 2 km

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 44
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Wilayah Distrik Jayapura Utara, bagian utara berbatasan dengan Lautan Pasifik, bagian timur
berbatasan dengan Teluk Yos Sudarso, bagian selatan berbatasan dengan Distrik Jayapura
Selatan, dan bagian barat berbatasan dengan Gunung Cyclop (kabupaten Jayapura).
D. Distrik Heram
Distrik Jayapura Utara terletak pada posisi ... hingga ... Lintang Selatan dan ... hingga ... Bujur
Timur.
Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Daerah Kampung/Kelurahan:
1. Tanjung Ria - Kayobatu : 2 km.
2. Tanjung Ria - Gurabesi : 10 km.
3. Tanjung Ria - Bhayangkara : 8 km.
4. Tanjung Ria - Mandala : 6 km.
5. Tanjung Ria - Trikora : 6 km.
6. Tanjung Ria – Angkasapura : 4 km.
7. Tanjung Ria - Imbi : 2 km
Wilayah Distrik Jayapura Utara, bagian utara berbatasan dengan Lautan Pasifik, bagian timur
berbatasan dengan Teluk Yos Sudarso, bagian selatan berbatasan dengan Distrik Jayapura
Selatan, dan bagian barat berbatasan dengan Gunung Cyclop (kabupaten Jayapura).

3.3.2 Kondisi Penggunaan Lahan


A. Abepura

Tabel Luas Pengunaan Lahan


Distrik Keterangan Total
Fasilitas Sosial 100,576113
Fasilitas Umum 2,876513448
Hankam 10,8320678
Hutan 18720,36773
Distrik Abepura
Hutan Lindung 1926,422145
Hutan Rawa 4,382534389
Industri 6,95913644
Kantor 3,693592379
Perdagangan dan Jasa 82,42097742
Perkantoran 28,34437705
Perkebunan 1916,201593
Perkuburan 14,16896935
Permukiman 681,2833423
Pertanian 135,0672313
Ruang Terbuka Hijau 16,11723824
Semak Belukar 2091,698024
Sungai 4,942063462
Taman Wisata 221,1891441
Telaga Wakulu 50,13824963
Telaga Young 12,61478884
Tubuh Air 2,431974364

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 45
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Distrik Abepura Total   26032,72781


Grand Total   26032,72781

B. Jayapura Selatan

Tabel Luas Pengunaan Lahan


Distrik Keterangan Total
Cagar Alam 1701,957736
Fasilitas Sosial 24,20417057
Distrik Jayapura Selatan
Fasilitas Umum 14,41309132
Hankam 27,07125573
Hutan 1765,255493
Hutan Bakau 5,734020995
Hutan Lindung 3,04461495
Hutan Rawa 0,382733631
Industri 17,07518883
Pantai 12,12398042
Perdagangan dan Jasa 57,09430475
Perkantoran 15,95547864
Perkuburan 0,910136342
Permukiman 446,1218812
Pertambangan 26,08913672
Ruang Terbuka Hijau 21,42202811
Ruang Terbuka Non Hijau 1,001554656
Semak Belukar 473,8104921
Sungai 1,638544082
Taman Wisata 137,4267477
Distrik Jayapura Selatan
Total   4752,73259
Grand Total   4752,73259

C. Distrik Jayapura Utara

Tabel Luas Penggunaan Lahan


Distrik Keterangan Total
Cagar Alam 7039,604495
Distrik Jayapura Utara Fasilitas Sosial 44,40420245
Fasilitas Umum 17,36611065
Hankam 10,02990006
Hutan 1399,635027
Hutan Rawa 0,199529288
Industri 1,001871799
Kantor 23,18501712
Lahan Terbuka 9,943491822
Pantai 0,645731913
Perdagangan dan Jasa 33,9898184
Perkantoran 24,2748135
Perkuburan 5,492929818
Permukiman 515,6485899
Ruang Terbuka Hijau 12,94203054
Ruang Terbuka Non Hijau 0,853750572

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 46
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Semak Belukar 636,1213539


Sungai 5,637425147
Distrik Jayapura Utara
Total   9780,976089
Grand Total   9780,976089

D. Distrik Heram

Tabel Luas Penggunaan Lahan


Distrik Keterangan Total
Distrik Heram Cagar Alam 505,8119476
  Danau 1215,11221
  Fasilitas Sosial 62,00610351
  Fasilitas Umum 28,50220245
  Hankam 16,88243572
  Hutan 3362,815045
  Hutan Lindung 1135,17077
  Hutan Rawa 2,391369707
  Industri 7,433851744
  Kantor 11,00645217
  Perdagangan dan Jasa 20,74329709
  Perkuburan 3,552836064
  Permukiman 424,261999
  Pertambangan 15,51411099
  Pertanian 0,115843518
  Ruang Terbuka Hijau 29,12748522
  Semak Belukar 1535,426633
Distrik Heram Total   8375,874593
Grand Total   8375,874593

3.3.3 Kondisi Kependudukan


A. Distrik Abepura

1. Kepadatan Penduduk

Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Distrik Kelurahan Luas Jumlah Kepadatan Penduduk


Terbangun Penduduk
Kel. Abepantai 48,05 1571 33
Distrik Abepura Kel. Asano 135,08 4536 34
 
  Kel. Awiyo 92,77 7434 80
  Kel. Kota Baru 41,40 4614 111
  Kel. Vim 226,50 8974 40
  Kel. Wahno 160,76 4914 31
  Kel. Wai Mhorock 126,96 5834 46

2. Rasio Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 47
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Tabel Jenis kelamin dan kelompok Umur


Penduduk (orang)/Population
Kelompok (people)
Jumlah/Total
Umur Laki-
Perempuan/Female
laki/Male
0-4 4402 3931 8.333
5-9 4099 3802 7.901
10-14 3654 3401 7.055
15-19 3964 3624 7.588
20-24 5860 5090 10.950
25-29 5475 4555 10.030
30-34 4548 3699 8.247
35-39 3512 2963 6.475
40-44 2911 2386 5.297
45-49 2111 1718 3.829
50-54 1337 1139 2.476
55-59 957 775 1.732
60-64 598 468 1.066
65+ 603 508 1.111
  44.031 38.059 82.090

B. Distrik Jayapura Selatan

1. Kepadatan Penduduk

Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Luas Jumlah
Kelurahan Kepadatan Penduduk
Distrik Terbangun Penduduk
Kel. Ardipura 92,63 18348 198
Kel. Argapura 111,20 8051 72
Distrik Jayapura Selatan
  Kel. Entrop 204,89 17802 87
  Kel. Hamadi 81,02 21232 262
 
  Kel. Numbai 74,26 9294 125
  Kp. Tobati 202,15 206 1

2. Rasio Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Tabel Jenis kelamin dan kelompok Umur


Penduduk (orang)/Population
Kelompok (people)
Jumlah/Total
Umur Laki-
Perempuan/Female
laki/Male
0-4 4459 4006 8.465
5-9 4172 3799 7.971

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 48
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

10-14 3609 3216 6.825


15-19 3399 3100 6.499
20-24 4350 3964 8.314
25-29 4606 4154 8.760
30-34 4081 3484 7.565
35-39 3134 2889 6.023
40-44 2728 2368 5.096
45-49 1927 1536 3.463
50-54 1327 1172 2.499
55-59 905 757 1.662
60-64 656 501 1.157
65+ 698 537 1.235
  40.051 35.483 75.534

C. Distrik Jayapura Utara

1. Kepadatan Penduduk

Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Luas Jumlah
Distrik Kelurahan Kepadatan Penduduk
Terbangun Penduduk
Kel. Angkasapura 104,81 4908 47
Distrik Jayapura Utara Kel. Bhayangkara 121,28 13623 112
Kel. Gurabesi 61,40 17508 285
Kel. Imbi 85,18 10997 129
Kel. Mandala 41,64 5349 128
Kel. Tanjung Ria 169,23 14698 87
Kel. Trikora 84,48 5833 69

2. Rasio Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Penduduk (orang)/Population
Kelompok (people)
Jumlah/Total
Umur Laki-
Perempuan/Female
laki/Male
0-4 4166 3796 7.962
5-9 3886 3517 7.403
10-14 3558 3219 6.777

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 49
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

15-19 3433 3008 6.441


20-24 4404 3640 8.044
25-29 4223 3751 7.974
30-34 3651 3289 6.940
35-39 2986 2738 5.724
40-44 2539 2336 4.875
45-49 2113 1793 3.906
50-54 1511 1302 2.813
55-59 979 838 1.817
60-64 740 498 1.238
65+ 727 615 1.342
  38.916 34.340 73.256

D. Distrik Heram

1. Kepadatan Penduduk

Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Luas Jumlah
Distrik Kelurahan Kepadatan Penduduk
Terbangun Penduduk
Kel. Hedam 97,23 12112 125
Distrik Heram
Kel. Waena 80,05 17440 218
Kel. Yabansai 233,30 11559 50
Kp. Waena 64,62 1906 29
Kp. Yoka 114,70 2261 20

2. Rasio Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Penduduk (orang)/Population
Kelompok (people)
Jumlah/Total
Umur Laki-
Perempuan/Female
laki/Male
0-4 2357 2078 4.435
5-9 2162 1984 4.146
10-14 1917 1721 3.638
15-19 2475 2366 4.841
20-24 4062 3352 7.414
25-29 2928 2284 5.212
30-34 2235 1901 4.136
35-39 1639 1514 3.153
40-44 1518 1353 2.871
45-49 1184 949 2.133
50-54 848 607 1.455
55-59 489 351 840

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 50
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

60-64 270 215 485


65+ 244 245 489
  24.328 20.920 45.248

3.1 Gambaran Umum Kota Jayapura............................................................................................................................. 1

3.1.1 Kondisi Fisik Dasar....................................................................................................................................................... 3

3.1.2 Kondisi Sosial dan Kependudukan......................................................................................................................... 9

3.1.3 Kondisi Ekonomi......................................................................................................................................................... 12

3.1.4 Kondisi Penggunaan Lahan..................................................................................................................................... 12

3.1.5 Karakteristik Kebencanaan..................................................................................................................................... 24

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 51
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

3.1.6 Rencana Penanggulangan Bencana...................................................................................................................... 31

3.2 Penentuan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana..................................................31

3.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Prioritas Kawasan Rawan Bencana.................................................................31

3.2.2 Deliniasi Kawasan Prioritas Rawan Bencana................................................................................................... 32

3.3 Gambaran Tematik Wilayah KRB Prioritas..................................................................................................... 43

3.3.1 Kondisi Fisik Dasar..................................................................................................................................................... 43

3.3.2 Kondisi Penggunaan Lahan..................................................................................................................................... 44

3.3.3 Kondisi Kependudukan............................................................................................................................................ 46

Tabel III-1 Wilayah Administrsi Kota Jayapura...................................................................................2

Tabel III-2 Pulau-pulau Kecil di Kota Jayapura...................................................................................3

Tabel III-3 Luas Kelerengan di Kota Jayapura.....................................................................................3

Tabel III-4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Jayapura....................................11

Tabel III-5 Penetapan Hutan Lindung Cagar Alam dan Taman Wisata Alam di Kota Jayapura........16

Tabel 3-6 Kriteria Dellineasi Kawasan Prioritas...............................................................................31

Tabel III-7 Bencana Dominan di Kota Jayapura.................................................................................33

Profil Kota Jayapura dan Kawasan Prioritas Penataan Kawasan Rawan Bencana 3 - 52

Anda mungkin juga menyukai