PENDAHULUAN
1.
PENDAHULUAN
Bab 1 Pendahuluan
1
Di dalam RPJMN 2020-2024 sasaran pengarusutamaan Kerentanan Bencana dan
Perubahan Iklim untuk lima tahun ke depan adalah meningkatkan ketahanan suatu
daerah yang diukur untuk menghadapi kejadian bencana, dengan mempertimbangkan
karakteristik kebencanaan secara lebih luas, tidak hanya bencana alam konvensional,
namun juga bencana non-alam (man-made disaster) dan bencana kegagalan teknologi.
Oleh karena itu terkait kebijakan PRB, selain termuat dalam RPJMD, dan renstra BPBD,
sesuai 6 arahan presiden, bahwa pemerintah di tingkat kabupaten/kota harus memiliki
acuan dalam pengurangan risiko bencana utamanya melalui kajian risiko bencana dan
peta rawan bencana.
Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang
memiliki potensi bencana, baik bencana geologi maupun bencana hidrometeorologi.
Adapun jenis-jenis potensi bencana yang ada di Kabupaten Majalengka diantaranya:
Bahaya Gempabumi, Bahaya Letusan Gunung Api, Bahaya Cuaca Ekstrim, Bahaya Banjir,
Bahaya Banjir Bandang, Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan, Bahaya Tanah Longsor
atau Gerakan Tanah.
Dalam kaitan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka perlu melakukan
kajian tentang kebencanaan sebagai dasar pelaksanaan lebih lanjut. Kajian tentang
resiko bencana di wilayah Kabupaten Majalengka tersebut, sebagai dasar hukum dan
landasan kebijakan pelaksanaan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
bencana. Sekaligus dalam rangka pengenalan dan adaptasi terhadap bahaya yang ada,
serta kegiatan berkelanjutan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko jangka
panjang, baik terhadap kehidupan manusia maupun harta benda, sehingga dapat
mengurangi indeks resiko bencana sesuai dengan target mitigasi bencana.
2
b. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk menyusun Peta Resiko (peta
bahaya, peta kerentanan dan peta kapasitas) dengan skala 1: 25.000 untuk wilayah
administrasi Kabupaten Majalengka dengan kedetailan sampai dengan desa/kelurahan.
Adapun untuk sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan laporan ini adalah sebagai
berikut :
3
Melakukan kajian tingkat ancaman bencana secara geografis, geologis, dan
hidrometeorogis.
Melakukan kajian kerentanan baik kerentanan fisik, kerentanan sosial,
kerentanan ekonomi, serta kerentanan lingkungan.
Melakukan kajian kapasitas dalam menghadapi bencana dengan mendasarkan
pada kapasitas lokal yang dimiliki saat ini.
Melakukan kajian risiko serta menyusun Peta Risiko Bencana Kabupaten
Majalengka, sesuai standar BNPB (berdasarkan Perka BNPB No. 2 tahun 2012
tentang Pedoman Pengkajian Risiko Bencana).
Pembahasan jenis bahaya pada kegiatan ini mengacu kepada Pedoman Umum
Pengkajian Risiko Bencana yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana. Adapun jenis bahaya yang harus dikaji di dalam dokumen ini adalah:
1. Bahaya Banjir Bandang;
2. Bahaya Gempabumi;
3. Bahaya Cuaca Ekstrim;
4. Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan;
5. Bahaya Letusan Gunung Api.
5. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan untuk Penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana
Kabupaten Majalengka Tahun 2022 adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Menguraikan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
substansi, ruang lingkup wilayah, dan jangka waktu pekerjaan.
4
BAB II Metodologi
Berisi mengenai pendekatan dan metode yang digunakan dalam Penyusunan
Dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Majalengka Tahun 2022.
BAB V Rekomendasi
Rekomendasi memaparkan rencana aksi peningkatan kapasitas daerah. Rencana aksi
terdiri dari rumusan hasil penjabaran kegiatan dari Indikator Ketahanan Daerah dan
memperhatikan usulan kegiatan pengurangan risiko bencana di tingkat Kota dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana.