Anda di halaman 1dari 52

PERTEMUAN 5

EKSISTENSI DAN SUBSTANSI MANUSIA


BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN
(LANJUTAN)

1. KONSEP YANG DIKEMUKAKAN OLEH BERBAGAI DISIPLIN ILMU


UTK MENGETAHUI EKSISTENSI DAN SUBSTANSI MANUSIA
KONSEP YANG DIKEMUKAKAN OLEH BERBAGAI DISIPLIN ILMU UTK
MENGETAHUI EKSISTENSI DAN SUBSTANSI MANUSIA

• KONSEP
– TEORI CHARLES DARWIN
– ARKEOLOGI
– BIOLOGI DAN MEDIS
– PSIKOLOGI DAN PARA PSIKOLOGI
– SOSIOLOGI
– ANTROPOLOGI
– FILSAFAT
PEMBAHASAN MANUSIA OLEH BIDANG
BIOLOGI MEDIS

Biologi berdasarkan kata biologi sendiri yang


terdiri dari dua kata yaitu bio yang artinya
makhluk hidup, dan logi atau logos yang
artinya ilmu.
Biologi adalah bagian dari mikro organisme
Sep,virus, bakteri , jamur .
BIDANG BIOLOGI MEDIS
Walaupun Ilmu
pengetahuan
bidang biologi
anatomi manusia
sudah begitu
sempurna, yang
sudah sampai
meliputi struktur
organ tubuh
manusia
Para akhli sains bidang biologi , masih
lebih cenderung menitikberatkan
penyembuhan sistim yang berkaitan
dengan bio-fisis, serta bio-psikis saja.
Sehingga belum membuka
metodologi ilmiah tentang
eksistensi maupun
substansi manusia secara
menyeluruh menurut
kodrat dan fitrah manusia
itu sendiri yg didominasi
oleh metafisika
BIDANG BIOLOGI BELUM LAGI
MENYENTUH MASALAH SOUL, MIND

Sehingga bidang biologi medis ini


masih banyak kendala dalam
menghadapi permasalahan
manusia tertentu .
PEMBAHASAN MANUSIA OLEH BIDANG
PSIKOLOGI DAN PARA PSIKOLOGI
Psikologi adalah ilmu jiwa
(pribadi, personalitas
manusia)
sedangkan
Para Psikologi adalah ilmu
jiwa dalam (Psiko Analisa)
yang dikembangkan sebagai
disiplin ilmu oleh Dr. Sigmund
Freud.
PSIKOLOGI
Psikologi Adalah suatu
disiplin ilmu yang masuk
dalam lingkup ilmu
Metafisika khusus, tetapi
karena telah memakai
istilah tersendiri yaitu
Psikologi, sehingga secara
umum seolah-olah
kehilangan identitas
aslinya sebagai ilmu
Metafisika.
Psikologi manusia
Psikologi manusia
cenderung
membahas masalah
perilaku/kepribadian
maupun personalitas
manusia, sehingga
lebih cenderung
memakai istilah
Behaviorism
Catatan:
Behaviorism disebut perspektif pembelajaran di mana setiap tindakan fisik adalah perilaku
BAGIAN-BAGIAN BEHAVIOR

EQ IQ

ATTITUDE BAKAT
MOTIVASI
DAN
ASPEK
ASPEK
LAIN
Bagian-bagian istilah behavior:
a. IQ (Intelligence Quotient) Proses
berfikir rasional dengan standar
b. EQ (Emotional Quotient)
Tempramen (emosional) dengan
standar
c. Bakat adalah suatu kemampuan
khusus , bawaan dari lahir,
d. Attitude/sikap adalah karakter
seseorang,
e. Motivation/dorongan menuju
kreativitas dan aktivitas, dalam istilah
awam berupa keinginan-keinginan,
dalam istilah agama cenderung nafsu,
f. Aspek-aspek lainnya yang saling
berkaitan.
Dengan demikian inti psikologi
kepribadian, secara realitas bersifat
transenden tetapi tidak substansial.
Psikologi modern memakai istilah
EQ:Emotional Quotient(Kecerdasan
emisional)
Masyarakat Maju (Barat, Jepang, Eropa)
mencapai sukses hanya dengan attitude.

 jujur/amanah  kerja keras


 terpercaya  komitmen
 menghargai fasilitas umum
 bertanggung jawab
 kreatif  berani mengambil risiko
 menghargai, melayani,
 bonafide
dan
menolong orang lain,
dll.

Semua itu dalam agama


disebut Akhlak
Psikologi analisa (Parapsikologi)

Disebut juga ilmu


jiwa dalam yang
dipelopori dan
dikembangkan
oleh Dr. Sigmund
Freud cs
Psikologi analisa (Parapsikologi)

pembahasannya hampir meliputi


bagian yang paling transenden dari
jiwa manusia.
SIGMUND FREUD

PERSONALITAS MANUSIA TERDIRI DARI

SUPER
EGO
EGO

ID
Id (dalam bahasa Jerman disebut das es)
adalah komponen utama kepribadian
yang primitive dan instingtif yang hadir
sejak lahir, merupakan sumber energy
psikis yang menggerakkan kegiatan psikis
manusia, melahirkan fenomena pribadi
seseorang seperti : makan, minum, tidur,
libido sexual, menggerakkan perilaku
agresif, dll.
Ego (dalam bahasa Jerman disebut das
ich) merupakan aspek psikologi
kepribadian. Ia menjadi eksekutif dari
kepribadian. Selain itu ia juga yang
membuat keputusan mengenai insting-
insting mana yang akan dipuaskan dan
bagaimana cara memuaskannya. Ego
merupakan sistem kepribadian yang
rasional dan berorientasi pada prinsip
realitas (reality principle).
Ego berperan sebagai mediator antara id
(keinginan untuk mencapai kepuasan)
dan kondisi lingkungan atau dunia nyata.
Ego dibimbing oleh prinsip realitas yang
bertujuan untuk mencegah ketegangan
sampai mendapatkan objek yang dapat
memenuhi kepuasan atau dorongan dari
id.
Hal yang harus diperhatikan dari ego ini adalah:
(1) Ego merupakan bagian dari id yang
kehadirannya bertugas untuk memuaskan
kebutuhan id, bukan untuk mengecewakannya,
(2)Seluruh energi (daya) ego berasal dari id,
sehingga ego tidak terpisah dari id.
(3) Peran utamanya menengahi kebutuhan id
dan kebutuah lingkungan sekitar.
(4) Ego bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan individu dan pengembangbiakannya.
Super ego (dalam bahasa Jerman
disebut das ueber ich) merupakan aspek
sosial dari kepribadian. Berisi komponen
moral dari kepribadian yang terkait
dengan standar atau norma masyarakat
mengenai baik-buruk atau benar-salah.
Super ego berfungsi untuk :
(1) Merintangi dorongan-dorongan id,
terutama dorongan sifat dasar manusia,
sep: seksual, agresif. karena dalam
perwujudannya melanggar norma-
norma yang ada di masyarakat.
(2) Mendorong ego untuk menggantikan
tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-
tujuan moralistik.
(3) Mengejar kesempurnaan (perfection)
DIMENSI SUPER EGO MELIPUTI

PARA
PSIKIS
SQ NYAWA

DIMENSI
SUPER EGO
SPIRIT DAN SUKMA DAN
SEMANGAT ASMHA
BATHIN
PADA DIMENSI SUPER EGO MANUSIA
BERKEMAMPUAN
WAHYU
ILHAM

WANGSIT KATA HATI


INTUISI IDE-IDE

HIPNOTIS
SPIRIT
TELEPATI
SABAR
TELEKINESIS
Pada dimensi super ego ini manusia
memiliki kompetensi (kemampuan):
- Dapat menerima wahyu, ilham, wangsit,
dll.
- Memperoleh intuisi, kata hati, ide-ide dll.
- Memiliki semangat, spirit, tabah , gigih,
sabar dll.
- Dapat mempengaruhi jiwa orang lain,
hipnotis, sihir, telepati, telekinesis.
- Dll.
Psikologi analisa adalah pemahaman dan penghayatan tentang
kemampuan manusia yang supernatural yang transenden diatas
kesadaran atau dibawah kesadaran rasional pada manusia normal.

Psikonesis Menurut Sains dan Parapsikologi


Kemampuan psikokinesis atau telekinesis ini menjadi mulai mendapat
sorotan oleh pakar psikologi semenjak teori psikoanalisis diperkenalkan
oleh pakar psikologi ternama seperti Sigmund Freud melalui pendekatan
teori unconsciousness . Kendati tidak semua pakar psikolog bisa
menerima teori psikoanalisis ini. Para ahli psikologi yang menerima teori
psikoanalisis ini kemudian disebut dengan ilmu parapsikologi untuk
menjelaskan hal-hal yang semula dianggap klenik atau metafisika.
Namun sejauh ini psikologi dan
para psikologi belum lagi
menganalisa unsur-unsur apa
sebagai kausalitasnya (causally) .
dan hanya sampai disinilah batas
metafisika sebagai ilmu
pengetahuan particular yang
dikaji ilmuwan.
Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat .
PEMBAHASAN MANUSIA OLEH BIDANG
SOSIOLOGI

Prof. Dr. Boumana


(1955), pendiri
fakultas sosiologi
Universitas Indonesia,
dalam analisanya
tentang eksistensi
manusia dengan
berbagai variabelnya
PROF DR. BOUMANA MENYIMPULKAN

manusia pada taraf


hewan (Homo
AnimaI)
manusia pada taraf
pribadi (Homo
Individual),
manusia pada taraf
kepercayaan agama
(Homo Religious).
Sudut pandang sosiologi tentang
manusia meliputi eksistensi total
menurut sifat keadaan yang utuh tidak
membahas substansi (elemen, unsur)
terciptanya manusia.
Sehingga kompetensinya tidak sempurna
dan manusia tetap menjadi misteri
dalam dirinya.
Anthropologi
Antropologi adalah studi
manusia
diambil dari Antropos
Yunani
yakni "belajar", ilmu
manusia.
makna antropologi
disebut juga
sebagai suatu atau sisi
lain dari sifat manusia .
Penelitian antropologi tentang manusia
menitikberatkan masalah eksistensinya
melalui peradaban (civilization),
budaya (culture),ras, bangsa, suku,
juga dari sisi karakteristik, bentuk
badan, warna kulit dan kebiasaan
lainnya.
Dari segi antropologi terdapat tiga sudut pandang
hakekat manusia, yaitu :

a. Manusia Sebagai Makhluk Individu


Setiap individu dikaruniai potensi yang berbeda
dengan individu lain,setiap individu memiliki
kehendak, perasaan, cita-cita, semangat, dan daya
tahan yang berbeda.Setiap individu mempunyai
dorongan untuk mandiri, meskipun di sisi lain pada
individu terdapat rasa tidak berdaya sehingga ia
memerlukan orang lain.
Menjadi seorang individu manusia
mempunyai ciri khasnya masing-masing.
Antara manusia satu dengan yang lain
berbeda-beda, bahkan orang yang kembar
sekalipun, karena tidak ada manusia di
dunia ini yang benar-benar sama persis.
Fisik boleh sama, tetapi kepribadian tidak.
b. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah kita ketahui bersama bahwa manusia
tidak dapat hidup sendirian, manusia
membutuhkan manusia lain agar bisa tetap
eksis dalam menjalani kehidupan ini, itu
sebabnya manusia juga dikenal dengan
istilah makhluk sosial. Keberadaanya
tergantung oleh manusia lain.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial
ialah adanya kesadaran manusia tentang
status dan posisi dirinya dalam kehidupan
bersama dan bagaimana tanggung jawab
dan kewajibannya di dalam kebersamaan
itu. Adanya kesadaran interdependensi
dan saling membutuhkan serta dorongan-
dorongan untuk mengabdi sesamanya
adalah asas sosialitas itu.
c. Manusia Sebagai Makhluk Susila
Pandangan bahwa manusia sebagai makhluk
susila bersumber pada kepercayaan bahwa
nurani manusia adalah sadar nilai dan
pengabdi norma-norma.
Kesadaran susila tak dapat dipisahkan
dengan realitas sosial, sebab, justru adanya
nilai-nilai, efektivitas nilai-nilai, berfungsinya
nilai-nilai hanyalah di dalam kehidupan
sosial. Artinya, kesusilaan atau moralitas
adalah fungsi sosial.
Asas kesadaran nilai, asas moralitas adalah dasar
fundamental yang membedakan manusia dari
pada hidup makhluk-makhluk alamiah yang lain.
Ketiga esensi diatas merupakan satu kesatuan
yang tidak terlepaskan dari diri manusia, tinggal ia
sadar atau tidak. Beberapa individu mempunyai
kecenderungan terhadap salah satu esensi itu.
Ada yang cenderung esensi pertama yang lebih
menonjol, ada yang kedua dan ada yang ketiga.
Semua tergantung pemahaman dan pendidikan
yang dialami oleh individu tersebut.
Namun tidak membahas masalah substansi,
sehingga untuk memahami manusia tetap
belum mendapatkan suatu hasil yang
sempurna.
Dalam ilmu filsafat,
pembahasan
mengenai manusia
disebut filsafat
ontologi. Konsep
dasarnya sangat
bergantung dari aksen
dan sudut pandang
sang filosof.,
Analisanya berdasarkan metode
subjektif, radikal, difikirkan,
direnungkan (akal budi) secara
mendalam, meluas dan spekulatif
tentang eksistensi dan substansi
manusia itu.
Statement yang diajukan sangat
bervariasi
PEMBAHASAN MANUSIA OLEH FILSAFAT

METODE
SUBJEKTIF,RADIKAL

ANALISA PARA FILOSOF

DIRENUNGKAN SECARA
MENDALAM/SPEKULATIF
FILSAFAT ONTOLOGI

SUDUT PANDANG PARA HASILNYA BERBEDA-


FILOSOF BEDA
Hasil dari pendapat filosofi contohnya :
- Manusia adalah mahluk religi (homo religious),
- Manusia adalah mahluk beradab (homo civilization)
- Manusia adalah mahluk berbudaya (homo cultural)
- Manusia adalah hewan berfikir (Animale rationale),
- Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya
(Homo homini lupus),
- Manusia adalah mahluk monodualistis: tubuh dan
jiwa,
- Manusia adalah mahluk monodualis: jasmaniah dan
rohaniah,
- dll.
Para filosof memberikan pengertian serta
pemahaman tentang manusia
berdasarkan makna yang hakiki dan
universal menurut aspek filosofinya yang
melampaui batas metode science,
sehingga realitas eksistensi dan
substansinya kurang bermakna dan
objektif, sehingga kompetensinya kurang
terukur.
Bila ingin mengetahui apa, siapa,
dan kemampuan apa pada
manusia itu sesungguhnya secara
ilmiah (scientific approach)
dengan benar, realitas, terpercaya
dan sah, haruslah dengan sumber
utama informasi dari sang
pencipta (Allah SWT).
Prof. DR. H. SS. Kadirun Yahya (1975)
mengatakan :
“Akhir dari naluri (instuisi) adalah awal
pengetahuan (knowledge).
Akhir dari pengetahuan adalah awal dari ilmu
pengetahuan (science).
Akhir dari ilmu pengetahuan adalah awal dari
filsafat (philosophy) dan
Akhir dari filsafat adalah awal dari Firman
Tuhan “.
.
Wahyu (firman Tuhan) berkedudukan
sebagai “The Highest dimension
scientific”,
Yang berarti bahwa wahyu merupa
kan sumber dari ilmu pengetahuan,
jadi bukan hanya suatu tingkat
keyakinan dogmatis yang difahami
oleh masyarakat ilmuwan barat pada
umumnya.
Apabila ditelusuri secara mendasar, mendalam dan meluas,
bahwa asal mula metode ilmiah yang berkembang di
Perguruan Tinggi saat ini bersumber dari Al Qur’an dan Hadist.

Yang menjadi dasar ilmu


pengetahuan para Rasul,
Nabi, Waliyullah,Rahib,
Pendeta dll sebagai dasar
“Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin
dan Haqul Yaqin” nya.
• Sebagai ilmu pengetahuan,
firman Tuhan pada umumnya
didominasi oleh masalah-
masalah metafisika yang
bersifat transenden, yang
sangat sulit dalam penggunaan
bahasa serta pemahamannya
Firman Tuhan :
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada
keraguan padanya, petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa (yaitu)
mereka yang beriman kepada yang
Ghaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian rezeki yang
Kami anugerahkan kepada
mereka” [QS AL BAQARAH (2:2-3)].
UNPAB Medan telah lebih maju
dengan mencoba untuk
memasukkan Firman dan
Hadist, sebagai sumber
informasi dan rujukan dalam
metode ilmiahnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai