Anda di halaman 1dari 18

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT

KABUPATEN BANTUL

Kondisi Umum Bantul


Sebagai salah satu dari lima daerah kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian
tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di
sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan. Secara
geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 0744'04" - 0800'27" Lintang Selatan dan
11012'34" - 11031'08" Bujur Timur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Gunungkidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan
dengan Samudra Indonesia.
Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan dengan 3 kecamatan
diantaranya mempunyai wilayah pesisir atau berbatasan langsung dengan Samudera Hindia,
yaitu Kecamatan Srandakan, Kecamatan Sanden, dan Kecamatan Kretek.

Panjang Garis Pantai 17 Nama Kecamatan Jml. Desa


a. g.
Kabupaten/Kota Km Pesisir Pesisir
b. Luas Kabupaten/Kota 506.85 Km2 Kretek 5
Pusat pemerintahan 1. Di Pulau Utama Sanden 4
c.
Kabupaten/Kota Srandakan 2
Jumlah pulau dalam 1
d.
satu Kabupaten/Kota pulau
Jalan Kabupaten/Kota
e. 665,43 Km
beraspal
Jalan Kabupaten/Kota
f. 230.30 Km
belum beraspal

Potensi Wilayah Pesisir dan Laut Bantul


Aktivitas Daerah Penangkapan dan Pemasaran Perikanan Laut
Saat ini wilayah pesisir yang mempunyai potensi perikanan adalah Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) di Pantai Depok Kecamatan Kretek dan Pantai Pandansimo Kecamatan Srandakan. Di
pantai-pantai tersebut aktivitas nelayan dapat dilihat dari mulai mempersiapkan jaring dan
perahu untuk melaut. Pada siang hari dapat dilihat perjuangan nelayan melawan deras dan
tingginya ombak pantai selatan untuk menurunkan perahunya ke laut. Tidak mudah mereka bisa
menembus ombak dan bahkan kadang-kadang harus mengurungkan niatnya jika kondisi ombak
tidak bersahabat untuk melaut. Untuk mendapatkan tangkapan ikan yang cukup bisa memerlukan
waktu 12-24 jam. Para nelayan tersebut kembali mendarat pada waktu malam menjelang pagi
meskipun ada sebagian yang mendarat di waktu siang hari. Mereka pun menambatkan perahunya
di pinggir pantai.
Rutinitas warga pesisir tampak ramai sekali ketika para nelayan menurunkan kantong-
kantong yang berisi ikan hasil tangkapan. Sementara warga lain yang menjadi pedagang ikan
maupun tengkulak sudah siap menyambut di lokasi sekitar TPI. Riuh suara proses transaksi
pelelangan menjadi tontonan yang menarik. Kegiatan pelelangan tersebut biasanya tidak
berlangsung sampai berjam-jam karena kalau sudah terjadi kesepakatan harga antara nelayan dan
pedagang langsung selesai. Selain aktivitas pelelangan ikan, di sekitar lokasi TPI tersebut
terdapat warung-warung masakan ikan. Menu masakan dan jenis ikan yang ditawarkan pun
beragam dapat dipilih sesuai selera pembeli.
Melihat potensi sumber daya pesisir dengan aktivitas kehidupan masyarakatnya,
selayaknya pemerintah daerah secara mandiri maupun bermitra dengan swasta memilih
pendekatan perencanaan pembangunan yang tepat bagi pengembangan wilayah tersebut.
Perencanaan yang baik adalah yang mampu mengakomodasi semua yang mempunyai
kepentingan dan juga memberi manfaat sehingga dapat dinikmati oleh semua pihak yang terkait
baik pemerintah daerah, swasta yang bermitra atau berinvestasi, maupun masyarakat pesisir yang
menggantungkan mata pencahariannya dari kegiatan penangkapan dan pemasaran hasil ikan laut.
Selain aktivitas ekonomi di dua lokasi TPI yang sekaligus merupakan obyek wisata, kawasan
pesisir yang menjadi obyek wisata alam utama di Bantul adalah Pantai Parangtritis, Pantai
Parangkusumo, Pantai Samas, dan Pantai Pandansimo. Oleh karena itu tidak salah jika pemda
Kabupaten Bantul mengarahkan sektor pariwisata, terutama obyek wisata pantai, menjadi sektor
andalan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bantul secara nyata pantai-pantai tersebut telah memberikan kontribusi yang
cukup besar baik dari nominal PAD maupun jumlah kunjungan wisatawan.
Pada peringatan hari-hari tertentu rutinitas spiritual yang dianggap memiliki nilai mitos
tersendiri bagi masyarakat menambah daya tarik obyek wisata alam bahari di lokasi tersebut.
Upacara ritual tradisional di wilayah pesisir dimaksudkan oleh masyarakat sebagai sarana
mengungkapkan rasa syukur atas limpahan rejeki dari Tuhan dan sebagai wahana memohon
keselamatan serta juga sebagai penghormatan kepada leluhur. Contohnya, upacara labuhan
Jalanidhi oleh para nelayan di pantai Samas, Srigading, Sanden dengan tujuan memohon
keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk senantiasa dikaruniai keselematan, berkah
dan rahmat-Nya dalam setahun berupa adanya hasil tangkapan ikan yang melimpah. Di Pantai
Parangtritis juga ada upacara tradisi labuhan Hondodento. Upacara labuhan biasanya
dilaksanakan bertepatan dengan tanggal 15 Suro, yang prosesinya diawali dari pendopo
Parangtritis menuju Cepuri Pantai Parangkusumo.
Wisata alam dan tradisi pantai selatan tersebut masih menjadi tujuan favorit wisatawan
domestik maupun mancanegara. Kini pemerintah daerah terus membangun infrastruktur yang
mendukung peningkatan fasilitas wisatawan yang datang.
Potensi yang tidak kalah penting dari kawasan pesisir di Kabupaten Bantul adalah
pertanian tanaman hortikultura bawang merah dan cabe merah di desa-desa wilayah Kecamatan
Sanden.
Di desa-desa wilayah ini sudah menjadi tradisi petani setelah musim panen padi berakhir
kegiatan pertanian lahan dilanjutkan dengan menaman bawang merah dan cabe merah baik
secara sendiri-sendiri maupun sistem tumpang sari. Memang perawatan kedua jenis komoditi
hortikultura ini tidak mudah. Petani bisa gagal panen jika perawatannya tidak benar, atau
kegagalannya bisa juga disebabkan oleh penanaman yang salah musim. Pada saat pemanenan,
sebagian besar hasil pertanian tanaman hortikultura tersebut dipasarkan ke daerah lain luar
Kabupaten Bantul karena konsumen luar kabupaten mempercayai kualitasnya.

Kondisi Kondisi
Kondisi Baik Luas Total
Potensi Pesisir dan Laut Sedang Rusak
Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha)
Mangrove 5 1 - 6
Kurang
Kaya/Sehat Miskin Luas Total
Potensi Pesisir dan Laut Kaya/Sehat
Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha)
Padang Lamun - - - -
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Luas Total
Potensi Pesisir dan Laut
Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha)
Terumbu Karang - - - - -

No Nama TPI Alamat


1 TPI Depok Depok, Parangtritis, Kretek
2 TPI Mancingan Mancingan, Parangtritis, Kretek
3 TPI Samas Samas, Srigading, Sanden
4 TPI Patihan Patihan, Srigading, Sanden
5 TPI Kuwaru Kuwaru, Poncosari, Srandakan
6 TPI Pandansimo Ngentak, Poncosari, Srandakan
Potensi Terkait Infrastruktur

Jenis Pariwisata Jumlah Luas Jumlah Biaya Masuk Koordinat


Bahari (buah) Kawasan Pengunjung (Rp.1.000) Geografis
(ha) (org/tahun) Lintang
Bujur
a. Keindahan 8
Alam Pesisir dan
pantai
* Pantai 2.677 (Kec. tergabung tergabung -8,0221 /
Parangkusumo Kretek) dgn Paris dengan 110,3249
P.Parangtritis
* Pantai 1.338.112 Rp. 5000 -8,0248 /
Parangtritis 110,3331
* Pantai Depok tergabung Rp. 5000 -8,0130 /
dgn Paris 110,2927
* Wisata 800 gratis -8,0082 /
ekosistem 110,2805
mangrove
* Pantai Samas 2.316 (Kec. 36.456 Rp. 5000 -8,0044 /
Sanden) 110,2662
* Pantai Patihan 11.267 Rp. 5000 -7,9996 /
110,2527
* Pantai Kuwaru 1.832 (Kec. 270.823 Rp. 5000 -7,9907 /
Srandakan) 110,2269
* Pantai 54.628 Rp. 5000 -7,9886 /
Pandansimo 110,2211
b. Snorkling
b. Diving
c. Renang
d. Goa bawah laut
e. Keindahan
Bawah Laut
f. Selancar Angin
g. Lainnya
(sebutkan)
Aksesibilitas

Jenis Alat Transportasi Jumlah


(unit)
Angkutan Darat
a. Kereta Api
b. Roda Empat 78
c. Roda Tiga 4
d. Roda Dua
Angkutan Udara
Angkutan Air/Laut

Sarana dan Prasarana Lokasi Pariwisata Bahari


Jarak dari Penjualan Kedai/rumah
Penginapan Jumlah Tenaga Kerja
Lokasi pariwisata bahari Ibukota cinderamata makan
(buah) (org)
Kab/Kota (buah) (buah)
a. Parangkusumo 15 75 17 57
b. Parangtritis 15 154 24 86
c. Depok 15 - 7 52
d. Wisata ekosistem
15 - - -
mangrove
e. Samas 15 - - 4
f. Patihan 17 - - 8
g Kuwaru 17 - - 3
h. Pandansimo 17 - - 10

Pemanfaatan Energi Alternatif Kelautan, Pesisir dan Pulau Pulau Kecil


Kapasitas Nilai
Pemanfaatan energi alternatif di Lokasi Satuan Pengelola
produksi/ Produksi
Kabupaten/Kota sumber energi Produksi Sumber energi
bulan (Rp.1.000)
@25.000 LAPAN;UGM;MASY
a. Kincir Angin Pandansimo 1200 Kw 60 Kw
(33) ARAKAT
DPU Bantul;DKP
Samas 51 KW 5 KW @1.000 (1)
Bantul
b. Pasang Surut
@3.500
c. Listrik Tenaga Surya Pandansimo 380 Kw 19 Kw LAPAN;KKP;MASY
(190)
d. Lainnya Sebutkan
Sarana Penunjang

Gudang pendingin (cold storage) 1 Unit


Pabrik es 2 Unit
Galangan kapal perikanan - Unit
Bengkel kapal perikanan - Unit
SPDN/SPBN - Unit
Unit usaha/penjualan sarana perikanan 3 Unit
Pasar ikan 3 Unit
Kedai Pesisir 1 Unit
Sarana komunikasi dengan tenaga surya - Unit
Sarana Air Bersih - Unit
Jetty - Unit
Listrik Tenaga Surya (LTS) 1 Unit
Wartel/Kiospon 1 Unit
Warung internet 5 Unit
Warung khas ikan 73 Unit

Sistem Pengelolaan Wilayah Pesisir


Pengelolaan dan Pemanfaatan Wilayah Pesisir Berbasis Sumberdaya Alam dan
Masyarakat
Prinsip pengelolaan potensi pesisir yang terpadu di Kabupaten Bantul adalah partisipasi
aktif dari seluruh komponen masyarakat (stakeholder), seperti nelayan, pemda/pusat, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), sektor swasta, akademisi, dan masyarakat lokal. Seiring dengan
pelaksanaan otonomi daerah maka paradigma dan pengelolaan pesisir, kewenangan terbesar ada
di tingkat kabupaten. Oleh karena itu daerah memiliki kesempatan lebih luas untuk mengelola
sumber daya dan memanfaatkannya untuk kemakmuran masyarakat lokal. Namun demikian
pemberlakuan pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan (sustainable) masih harus terus
diperjuangkan dan dikawal agar semangat pemda mengejar peningkatan PAD tetap pada jalurnya
yaitu menjaga kelestarian sumber daya dan lingkungan serta memperhatikan aspirasi masyarakat.
Pengelolaan sumberdaya pesisir Kabupaten Bantul tidak hanya memaksimumkan
penggunaan sumberdaya untuk keperluan tertentu yang berguna, seperti produk pertanian
tanaman hortikultura (ladang pasir), produksi perikanan (tangkap dan budidaya), namun dalam
pengelolaan menerapkan sistem pemanfaatan secara berkelanjutan (sustainable) dan mengontrol
aktivitas yang dapat merusak. Dengan demikian perlu adanya pengaturan dalam pemanfaatan
sumberdaya alam sesuai dengan daya dukung lingkungan dan syarat teknis pemanfaatan.
Permasalahan pengelolaan pesisir biasanya dihadapkan pada kondisi kurangnya pendidikan,
pengetahuan, dan tekanan ekonomi. Jadi, untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan dilakukan
peningkatan kemampuan mengelola sumber daya wilayah. Di samping itu, kurangnnya
kemampuan pengelolaan lain biasanya berasal dari lemahnya kerja sama lintas sektor dan adanya
konflik antarpara pengguna, sehingga penyelesaian konflik dan permasalahan di tingkat
pengguna memerlukan komitmen pada tingkat pengambil keputusan lebih tinggi, lembaga
sektoral dan non-sektoral, dan praktisi politik.
Dengan demikian pengendalian lingkungan pesisir pendekatannya tidak cukup
mengandalkan pengendalian fisik, teknologi, hukum, dan kelembagaan tetapi juga masalah
pemberdayaan masyarakat pesisir yang mempunyai potensi mengembangkan dan sekaligus
merusak. Di samping itu kecenderungan tawar menawar politik antara eksekutif dan legislatif
juga menentukan jenis kebijakan dan implikasi pembangunan.

Model Pengelolaan Wilayah Pesisir


Berdasarkan pendekatan pembangunan berkelanjutan, maka pendekatan dan model
pengelolaan wilayah pesisir yang selama ini dominan dilaksanakan secara sektoral dan terpilah-
pilah, pemda Kabupaten Bantul telah merintis perbaikan melalui pendekatan pengelolaan secara
terpadu. Proyek pengelolaan pesisir yang dilaksanakan saat ini perannya hanyalah sebagai
fasilitator atau membantu dan sebagai moderator dalam mengidentifikasi, memelihara dan
mempromosikan, implementasi, serta evaluasi rencana pengelolaan sumber daya wilayah pesisir
secara terpadu. Dengan demikian kerangka kerja proyek pesisir adalah proses dalam
perencanaan, implementasi, dan pengawasan dalam pemanfaatan sumber daya pesisir yang
menguntungkan dan berkesinambungan melalui partisipasi aktif dan aksi-aksi bersama
antarsemua stakeholder.
Model pengelolaan wilayah pesisir yang dilaksanakan berdasarkan pendekatan pembangunan
berkelanjutan berupa:

- Proses partisipatif dalam penilaian ekonomi sumber daya (economic valuation).


- Perencanaan terpadu, seperti penyusunan Rencana Daya Tarik Obyek Wisata (RDTOW)
dan Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir (RTRW Pesisir).
- Peningkatan ekonomi masyarakat pesisir melalui penciptaan alternatif mata pencaharian
berbasis kelautan tanpa merusak lingkungan seperti budi daya perairan dan biota laut.
- Implementasi pemanfaatan wilayah pesisir/laut yang berbasis masyarakat.
- Pelatihan pengelolaan sumber daya wilayah pesisir.
- Analisis kebijakan, pemantauan, dan evaluasi yang mengikutsertakan seluruh
stakeholder.

Mengingat wilayah pesisir pantai selatan Kabupaten Bantul cukup luas dan masih natural,
maka kebutuhan akan kawasan demonstrasi proyek sebagai working model perlu dipilih, dengan
tujuan akhir untuk mencegah praktek-praktek yang merusak lingkungan.
Cara yang ditempuh antara lain mengelola aktivitas manusia (pengguna) yang
mendukung pada usaha-usaha ekonomi dan konservasi dengan mengontrol aktivitas luar
yang merusak sumber daya.
Dalam perencanaan pengelolaan kawasan pesisir berbasis masyarakat, komponen yang
dikondisikan adalah:
1. Peran serta aktif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam untuk kepentingan
saat ini dan generasi mendatang.
2. Masyarakat setempat dipersilakan langsung mengambil keputusan sendiri secara
bertanggung jawab.
3. Tenaga penggerak berasal dari masyarakat tingkat lokal, dan menyediakan keputusan di
tingkat lokal. Instansi pemerintah hanyalah fasilitator dan mengontrol berjalannya proses
tersebut.
4. Kebijakan (policy) diperlukan untuk perijinan dari tingkat atas.

Kebijakan Pengelolaan Luas


Wilayah KP3K Tahun Lokasi Kajian Status *
Rencana Strategis
Review
Rencana Zonasi 2014 Bantul 50.685 Penyusunan Perda
Rencana Pengelolaan 2013 Patihan 50 Raperbup
Rencana Aksi 2013 Baros;Parangtritis 761 Kepbup
Rencana Pemanfaatan
Perda No.4 Tahun
Perda RTRW 2011 Bantul 50.685 2011

Kelembagaan yang ada di Bantul


Susunan Organisasi Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan, terdiri atas :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, terdiri atas :
o Sub Bagian Umum;
o Sub Bagian Program; dan
o Sub Bagian Keuangan dan Aset.
3. Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap, terdiri atas :
o Seksi Pengembangan Penangkapan dan Sarana Prasarana; dan
o Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir;
4. Bidang Perikanan Budi Daya, terdiri atas :
o Seksi Produksi dan Perbenihan;
o Seksi Pengembangan Kelembagaan, Teknologi dan Sumber Daya Manusia
5. Bidang Bina Usaha dan Pengawasan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan,terdiri atas
o Seksi Bina Usaha;
o Seksi Pengawasan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
6. Unit Pelaksana Teknis; dan
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
4. Ancaman Bencana Alam Terhadap Wilayah Pesisir Bantul selama 20 tahun terakhir

Tahun Dampak
Jenis Bencana
Alam Korban Kerusakan Kerugian Uang
Kejadian Kerusakan Rmh
(org) Lahan (ha) (Rp1.000)
a. Abrasi Pantai
*Pantai
Kuwaru 2009 - sarana prasarana,gardu tidak tercatat tidak terdata
pandang SAR,indokor
2010 - sarpras wisata tidak tercatat tidak terdata
500 m2; 9
2011 - sarpras wisata; sarpras baris cemara tidak terdata
budidaya udang
pohon cemara
2012 - tidak ada udang tidak terdata
pohon cemara
2013 - 51 bangunan hilang, udang tidak terdata
25 rumah terancam
* Pantai
Pandansimo 2006 - 6 rumah, 2 lesehan, tidak tercatat tidak terdata
1 los pasar
2010 - sarpras nelayan tidak tercatat tidak terdata
2011 - sarpras nelayan tidak tercatat tidak terdata
* Pantai Samas 2013 - 20 bangunan rusak / tidak tercatat tidak tercatat
hilang termasuk
rumah
dan sarpras umum
*Pantai Goa pohon cemara
Cemara 2013 - - udang tidak tercatat
*Pantai Depok 2013 - 16 bangunan rusak - tidak tercatat
b. Gelombang
pasang
*Pantai Samas 2007 - TPI dan PMT rusak tidak tercatat tidak tercatat
*Pantai
Kuwaru 2009 - sarana prasarana,gardu tidak tercatat tidak tercatat
pandang SAR,indokor
2010 - sarpras wisata tidak tercatat tidak tercatat
500 m2; 9
2011 - sarpras wisata; sarpras baris cemara tidak tercatat
budidaya
*Pantai
Pandansimo 2006 - 6 rumah, 2 lesehan, tidak tercatat tidak tercatat
1 los pasar
2010 - sarpras nelayan tidak tercatat tidak tercatat
2011 - 2 unit PMT; 60 set alat tidak tercatat tidak tercatat
tangkap
*Pantai Depok 2011 - 1 unit PMT; 1 set alat tidak tercatat tidak tercatat
tangkap
c. Banjir/ROB
* Baros, gagal panen melon
Tirtohargo 2009 - & kepiting
2011 - gagal panen
d. Tsunami
e.Gempa 2006 93 216.804 tidak tercatat 1.188.060.323.770
f. Pencemaran
2012 - -
Aspal tidak tercatat -

Data Produksi

Budidaya
Peningkatan produksi terbesar terdapat pada komoditas gurame, nila, dan udang vannamei
dengan peningkatan berturut-turut sebesar 27,83%, 25,73%, dan 14,79%. Komposisi produksi
perikanan budidaya per jenis ikan dapat dilihat pada grafik berikut:

Produksi Benih

Data Produksi Benih


Produksi benih di Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Ikan (BBI) tahun 2005-2013 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Produksi pada tahun 2009 mencapai 3.471.000 ekor dan mengalami penurunan sampai tahun
2012 dan meningkat lagi pada tahun 2013. Hal ini disebabkan karena produksi benih yang dijual
merupakan benih dengan ukuran lebih besar dari pada benih yang dijual tahun 2009 dan
sebelumnya. Peningkatan ukuran benih membawa konsekuensi menurunnya jumlah dalam ekor,
namun nilai produksinya tidak mengalami penurunan.

Produksi benih pada tahun 2013 sebanyak 1.717.147 ekor atau senilai Rp 75.460.300,00.
Produksi dan nilai benih per BBI pada tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tangkap

Realisasi produksi perikanan tangkap pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 51.727
kg atau sebesar 4,5% dari tahun 2012, dengan rincian kenaikan 1,01% untuk tangkap laut dan
7,59% untuk tangkap perairan umum.
Sumber :
Mutijo. 2008. Potensi Sumberdaya Pesisir Kabupaten Bantul.
http://mutijo70.blogspot.co.id/2008/02/potensi-sumberdaya-pesisir-kabupaten.html.
Diakses pada 6 Oktober 2016
Anonim, 2013 . http://www.bantul.go.id/. Diakses 7 Oktober 2016
Hardianto, Septian. 2013. Data Kelautan, Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil.

Anda mungkin juga menyukai