OLEH
DITHO HERMANSYAH
I1E118014
Suatu daerah perairan dimana ikan yang menjadi sasaran penangkapan tertangkap dalam
jumlah yang maksimal dan alat tangkap dapat dioperasikan serta ekonomis. Suatu wilayah
perairan laut dapat dikatakan sebagai “daerah penangkapan ikan” apabila terjadi interaksi
antara sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan dengan teknologi penangkapan ikan
yang digunakan untuk menangkap ikan. Hal ini dapat diterangkan bahwa walaupun pada suatu
areal perairan terdapat sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan tetapi alat tangkap
tidak dapat dioperasikan yang dikarenakan berbagai faktor, seperti antara lain keadaan cuaca,
maka kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan demikian pula
jika terjadi sebaliknya.
Sebab-sebab utama jenis ikan berkumpul disuatu daerah perairan adalah : Ikan-ikan tersebut
memiliki perairan yang cocok untuk hidupnya, mencari makanan, mencari tempat yang sesuai
untuk pemijahannya maupun untuk perkembangan larvanya.
Ikan Demersal
Ikan demersal adalah ikan yang hidup dan makan di dasar laut dan danau (zona demersal).
Lingkungan mereka pada umumnya berupa lumpur, pasir, dan bebatuan, jarang sekali terdapat
terumbu karang. Sehingga berdasarkan definisi ini, ikan demersal dapat ditemukan dari
lingkungan pantai hingga zona laut dalam (abyssal zone), dan terbanyak ditemukan di
lingkungan dekat punggung laut.
Ikan demersal berlawanan dengan ikan pelagis yang hidup dekat dengan permukaan air. Ikan
demersal mengandung sedikit minyak (satu sampai empat persen massa tubuhnya), jika
dibandingkan dengan ikan pelagis yang dapat mencapai 30 persen. Sehingga ikan demersal
termasuk ikan daging putih
Umpan
Penggunaan umpan menjadi salah satu faktor keberhasilan penangkapan ikan dengan
menggunakan rawai dasar. Umpan yang baik dalam pengoperasian rawai dasar adalah ikan
segar, tahan lama dalam masa perendaman alat, mampu menarik perhatian pemangsa baik
secara visual atau aroma. Umpan yang biasa digunakan adalah cumi-cumi, sotong, gurita, ikan
layang, ikan teri, ikan tongkol dan ikan lainnya yang dipotong sesuai bukaan mulut ikan yang
menjadi target penangkapan.
Sesuai peruntukannya bagi nelayan pesisir, rawai dasar pada kajian ini menggunakan tali
utama dan tali cabangnya menggunakan senar jenis monofilamen dari bahan polyamide (PA)
teknik perakitan khususnya penyambungan pada sambungan tali utama dengan tali cabang
menggunakan simpul drop loop pada tali utama.
DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Kabupaten Bengkulu Utara, 2016. Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Bengkulu
Utara 2016-2017. Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara
Syofyan. I., Isnaniah., Siregar. M.R. 2015. Identifikasi dan Analisis Alat Tangkap Rawai Kurau
(Mini Long Line) yang Digunakan Nelayan di Kabupaten Bengkalis Jurnal Berkala Perikanan
Terubuk. Vol. 43(2):89-95
Rosni. 2017. Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di Desa Dahari Selebar
Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. Jurnal Geografi. 9 (1) : 53-54