Anda di halaman 1dari 93

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu
pulau. Kenyataan ini memungkinkan timbulnya struktur kehidupan perairan yang
memunculkan pemukiman-pemukiman penduduk di sekitar garis pantai. Dalam hal
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari para penduduk yang bermukim di daerah
pantai tersebut pada umumnya memilih pekerjaan sebagai nelayan. Menurut
Sastrawidjaya (2002) Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata
pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa pantai atau pesisir.Perikanan adalah
suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumberdaya alam dengan
mengoptimalisasikan dan memelihara produktivitas sumberdaya perikanan dan
kelestarian lingkungan. Sumberdaya perikanan dapat dipandang sebagai suatu
komponen dari ekosisistem perikanan sebagai faktor produksi yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu output yang bernilai ekonomi masa kini maupun masa
mendatang (Silka et al., 2016).
Kabupaten Seruyan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan
Tengah mempunyai luas wilayah 16.404 km2.Bagian timur dan barat merupakan
daerah rawa-rawa pasang surut dan rawa lebak, bagian utara merupakan daerah
berbukit tinggi dan ditumbuhi hutan lebat, dan bagian selatan merupakan daerah rawa
dan pantai (DKP Kab Seruyan, 2016).Secara geografis memanjang dari Selatan
hingga ke Utara Pulau Kalimantan. Di bagian Selatan Kabupaten Seruyan berbatasan
langsung dengan laut Jawa dengan garis pantai sepanjang + 100 km. Desa Sungai
Undang terletak tepat di bibir pantai dimana mayoritas penduduknya bekerja sebagai
nelayan (Winarti. L & Permadi.R, 2015).
Nelayan gillnet merupakan orang yang melakukan penangkapan dengan
menggunakan alat tangkap gillnet, nelayan yang menggunakan gillnet merupakan
nelayan yang ingin menangkap ikan dengan target tertentu. Pengoperasian gillnet
dapat dilakukan dengan jumlah orang yang berbeda dan tergantung besar kecilnya
2

skala usaha yang akan dilakukan oleh nelayan gillnet. Tingkat kesejahtraan nelayan
sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya.Banyaknya tangkapan tercermin pula besar
pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan
konsumsi keluarga.Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan konsumsi
keluarga sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterima. Berdasarkan uraian
tersebut menunjukkan bahwa sektor perikanan merupakan salah satu sasaran
pemerintah dalam usaha meningkatkan ekspor ikan, lapangan kerja sumber devisa
dan untuk gizi makanan (Samuki.L, 2014).
Jaring insang (Gillnet) adalah salah satu jenis alat tangkap yang banyak
digunakan oleh para nelayan, mulai dari jaring insang lingkar, jaring insang dasar,
dan jaring insang permukaan yang dioperasikan pada waktu malam hari. Usaha
penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang sudah bukan merupakan
teknologi yang baru bagi para nelayan, hal ini disebabkan karena bahannya lebih
mudah diperoleh, secara teknis mudah dioperasikan, secara ekonomis bisa dijangkau
oleh nelayan, dan lebih selektif terhadap ukuran ikan yang tertangkap. Jaring Insang
(Gillnet) termasuk salah satu alat tangkap ramah lingkungan yang telah dilakukan
modifikasi. Modifikasi terhadap alat tangkap gill net mendorong munculnya alat
tangkap baru namun secara konstruksi masih sama seperti alat tangkap gill net
(Lisnaet al.,2018).
Kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan harus dilakukan secara
bertanggung jawab dan berkelanjutan.Menurut Baeur (2013) pemanfaatan
sumberdaya yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya penurunan
sumberdaya perikanan salah satunya dapat disebabkan aktivitas penangkapan ikan
yang dilakukan tidak ramah lingkungan sehingga menyebabkan banyaknya hasil
tangkapan sampingan.Menurut Salim & Anggoro (2019) penurunan populasi
sumberdaya ikan juga disebabkan oleh kerusakan ekosistem berupa terumbu karang,
lamun dan mangrove.
Keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya perikanan adalah salah satunya dapat
dipengaruhi oleh penggunaan alat tangkap. Penggunaan alat tangkap ikan ramah
3

lingkungan sangat penting untuk diterapkan dalam proses penangkapan ikan. Hal ini
perlu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan
sumberdaya ikan di masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian mengenai sosial ekonomi dan tingkat keramahan lingkungan menggunakan
alat tangkap jaring insang (gillnet) di Sungai Undang Kuala Pembuang Kabupaten
Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah sehingga dapat diketahui keramahannya
terhadap lingkungan perairan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi sosial masyarakat nelayan yang menggunakan alat tangkap
gillnet di Sungai Undang Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan Provinsi
Kalimantan Tengah?
2. Bagaimana pendapatan masyarakat nelayan yang menggunakan alat tangkap
gillnet di Sungai Undang Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan Provinsi
Kalimantan Tengah?
3. Bagaimana tingkat keramahan lingkungan alat tangkap gillnet di Sungai Undang
Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat nelayan yang menggunakan alat
tangkap gillnet di Sungai Undang Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan Provinsi
Kalimantan Tengah.
2. Untuk mengetahui pendapatan masyarakat nelayan yang menggunakan alat
tangkap gillnet di Sungai Undang Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan Provinsi
Kalimantan Tengah.
3. Untuk mengetahui tingkat keramahan lingkungan alat tangkap gillnet di Sungai
Undang Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah.
4

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini masyarakat dapat menggunakan
gillnet sebagai alat tangkap ramah lingkungan, peningkatan kesejahteraan dan taraf
hidup para nelayan dengan optimalisasi potensi yang ada. Selain itu juga dapat
membantu peran dinas perikanan dan kelautan dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan alat tangkap gillnet dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Masyarakat Nelayan


Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan.Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang
secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang
melakukan pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat penangkapan ikan
ke dalam perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari perahu atau kapal motor,
tidak dikategorikan sebagai nelayan (Departemen Kelautan dan Perikanan,2009).
Masyarakat nelayan adalah masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dan
menggantung hidup mereka di laut, Masalah yang terjadi pada masyarakat nelayan
merupakan masalah yang bersifat multidimensi sehingga untuk menyelesaikannya
diperlukan solusi yang menyeluruh, dan bukan solusi secara parsia (Husen, 2015).
Masyarakat nelayan termasuk salah satu bagian masyarakat Pemalang yang hidup
dengan mengelola potensi sumberdaya perikanan.Sebagai suatu masyarakat yang
tinggal di kawasan pesisir, masyarakat nelayan mempunyai karakteristik sosial
tersendiri yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di wilayah daratan.
Karakteristik yang menjadi ciri-ciri sosial budaya masyarakat nelayan adalah
memiliki struktur relasi patron-klien sangat kuat, etos kerja tinggi, memanfaatkan
kemampuan diri dan adaptasi optimal, kompetitif dan berorientasi prestasi, apresiatif
terhadap keahlian, kekayaan dan kesuksesan hidup, terbuka dan ekpresif, solidaritas
sosial tinggi, sistem pembagian kerja berbasis seks (laut menjadi ranah laki-laki dan
darat adalah ranah kaum perempuan), dan berperilaku konsumtif (Oktama, 2013).

2.2 Keadaan Masyarakat Nelayan


Keadaan sosial ekonomi masyarakat pesisir untuk saat ini berusaha secara
maksimal agar dapat menghasilkan ikan yang bermutu berdasarkan tangkapan secara
tradisional.Hal ini diharapkan dapat melayani kebutuhan masyarakat untuk menjamin
dan mengusahakan bagaimana agar masyarakat nelayan sejahtera, maka pemerintah
6

secara terus menerus harus memberikan pengarahan kepada nelayan secara langsung
maupun tidak langsung melalui penyuluhan dan pelatihan serta melalui media masa
yang telah menjangkau masyarakat (Oktama, 2013).
Kondisi lain yang turut memperburuk tingkat kesejahteraan nelayan adalah
mengenai kebiasaan atau pola hidup. Tidak sepantasnya jika mengatakan nelayan
pemalas, karena jika dilihat dari daur hidup nelayan yang selalu bekerja
keras.Kendalanya adalah pola hidup konsumtif, dimana pada saat penghasilan
banyak, tidak ditabung untuk persiapan paceklik, melainkan dijadikan kesempatan
untuk membeli kebutuhan sekunder (Husen, 2015).
Tingkat sosial ekonomi masyarakat nelayan sejak dahulu sampai sekarang
secara turun-temurun tidak mengalami perubahan yang berarti.Kelas nelayan pemilik
kapal sebagai juragan relative kesejahteraannya lebih baik karena menguasai
sumberdaya penangkapan ikan yang baik seperti kapal, mesin alat tangkap maupun
pendukung lainnya seperti es, garam, dan lainnya.Kelas lainnya yang merupakan
mayoritas adalah nelayan pekerja atau menerima upah dari pemilik kapal (juragan)
dan kalaupun mereka mengusahakan sendiri sumberdaya penangkapan ikannya masih
konvensional, sehingga produktifitasnya tidak berkembang, kelompok inilah yang
terus berhadapan dan digeluti kemiskinan yang termasuk kepada mayoritas
masyarakat berpenghasilan rendah (Masri, 2012).

2.3 Usaha Jaring Insang


Menurut saleh (2007), usaha adalah kegiatan dengan mengerakan tenaga,
pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud.Sedangkan usaha jaring insang
adalah penurunan hasil tangkapan yang telah disesuaikan dengan
pengeluaran,pemasukan dan pembagian modal dari hasil tangkapan.Nelayan
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan
perorangan.
Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang
lain. Sebaliknya nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang
7

dioperasikan oleh orang lain. Sedangkan nelayan perorangan adalah nelayan yang
memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan
orang lain (Subri, 2005).

2.4 Analisis Pendapatan


Menurut Sukirno (2004) dalam ahli ekonomi klasik, pendapatan ditentukan oleh
kemampuan faktor-faktor produksi guna menghasilkan barang dan jasa.Semakin
besar kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan jasa, semakin
besar pula pendapat yang diciptakan.
Pendapatan usaha nelayan merupakan antara penerima (TR) dan semua biaya
(TC).Penerimaan usaha nelayan (TR) adalah perkalian antara produksi yang
diperoleh (Y) dengan harga jual. Biaya usaha nelayan biasanya diklasifikasikan
menjadi dua: biaya tetap dan biaya tidal tetap. Biaya tetap (FC) adalah biaya yang
relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh
banyak atau sedikit.Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contoh biaya untuk tenaga kerja.Biaya
variabel selalu dikeluarkan sepanjang waktu produk selalu berubah tergantung
kepaada besar kecilnya rata-rata/tahun.
Sukirno (2006) mengemukkan terhadap pendapatan yaitu jumlah penghasilan
yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik
harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan adalah:
pertama, pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa
memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara. Kedua,
pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus
dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan,
inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.Ketiga, pendapatan nasional yaitu nilai
seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu Negara dalam
satu tahun.
8

Pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua yaitu pendapatan


permanen dan pendapatan sementara. Pendapatan permanen dapat diartikan yaitu:
pertama, pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat
diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan, upah, dan gaji. Kedua,
pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukan kekayaan
seseorang. Pendapatan pada perwujudan balas jasa dari partisipasi seseorang dalam
satu kegiatan produksi dimana tergambar pada sumbangan faktor-faktor produksi atas
nilai tambah (value added) pada tingkat out put tertentu (Sukirno, 2006).

2.5Alat Tangkap Jaring Insang (Gillnet)


Secara umum jaring insang adalah suatu jenis alat tangkap ikan dari bahan
jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring dari bagian jaring
utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring kea rah horizontal (Mesh Length/ML)
jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah dalam
(Mesh Depth/DP).Usaha penangkapan yang didasarkan pada analisis lingkungan
perairan lebih mudah, dan lebih efesien dalam meningkatkan hasil tangkapan per unit
usaha penangkapan (Manalu, et al., 2015).
Jaring isang (Gillnet) termasuk jaring insang lingkar (encircling gillnet) adalah
jenis alat tangkap ikan yang terdiri dari badan jaring (webbing) serta memiliki
efesiensi dan selektifitas karena berbentuk empat persegi panjang dan cenderung
memiliki ukuran mata jaring (mesh size) tertentu yang seragam. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk menunjang keberhasilan penangkapan ikan dengan
menggunakan alat tangkap jaring insang ialah spesifikasi alat tangkap (jenis bahan
jaring, panjang dan tinggi jaring, pengkerutan jaring, ukuran mata jaring dan warna
jaring), pengetahuan dan keterampilan nelayan, pengetahuan akan musim, serta
pengaruh osenogra (Johanes, et al., 2011).

2.6 Kontruksi Jaring Insang (Gillnet)


9

Jaring insang merupakan alat penangkap ikan yang kontruksinya sangat


sederhana.Bagian utamanya hanya berupa selembar jaring yang dilengkapi dengan
tali ris atas dan bawah. Ukuran mata mata jaring disesuaikan dengan ukuran ikan
yang menjadi target tangkapan utama. Pada tali ris atas ditambahkan tali
berpelampung dan pada tali ris bawah dilengkapi tali pemberat. Ikan tertangkap
karena menabrak jaring dan sulit melepaskan diri, karena bagian insangnya terbelit
atau tersangkut pada mata jaring. Cara menangkap ikan demikian menjadikan alat
tangkap ini disebut sebagai jaring insang atau gillnet (Puspito, 2009).
Kontruksi alat penangkap ikan jaring insang terutama terdiri dari beberapa
komponen berupa tali ris atas, tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah, tali pelampung,
pelampung, badan jaring, pemberat, dan tali pemberat. Sedangkan komponen
tambahan antara lain berupa pelampung tanda dan jangkar (Efkipano, 2012).
Menurut Ardidja (2007), secara umum terdapat 2 jenis jaring insang/Gill Net,
yaitu jaring insang hanyut dan jaring insang tetap yang memiliki kontruksi alat
tangkap yang berbeda seperti berikut:

2.6.1 Jaring Insang (Gill Net) Hanyut


Jaring Insang Hanyut dioperasikan di lapisan permukaan atau pertengahan,
dihanyutkan mengikuti aliran arus, siang maupun malam hari.Wilayah
penangkapannya adalah perairan terbuka, memiliki kedalaman yang cukup jaring
tidak akan menyangkut ke dasar perairan atau benda apapun yang menonjol dari
dasar laut.
Secara umum jaring insang hanyut memiliki ciri sebagai berikut:
1. Jaring terbentang secara vertikal dengan adanya pelampung yang terpasang pada
ris atas dan pemberat pada ris bawah
2. Jaring umumnya dipasang memotong arah migrasi ikan.
3. Satu unit jaring insang bisa terdiri dari beberapa set jaring yang dipasang menyatu
melalui masing-masing selambarnya.
10

4. Selain berfungsi sebagai jaring insang, juga sebagai penaju (pengarah) pada sistem
perangkap.
5. Ikan yang tertangkap adalah ikan seukuran dengan bukaan mata jaring. Ikan akan
terjerat segera setelah meronta mundur karena ujung depan kepalanya masuk ke
dalam mata jaring.

2.6.2 Jaring Insang Tetap (Gill Net)


Jaring insang tetap (Fixed gilnet) adalah jaring insang yang dipasang tetap atau
dijangkarkan atau diikatkan pada sesuatu yang diam baik yang ada di dasar laut
(dijangkar) di permukaan laut atau di daratan.Bentuknya tidak jauh berbeda dengan
jaring insang hanyut, yaitu membentuk seolah dinding tegak di air.Pelampung
dipasangkan pada ris atas, dan pemberat dipasangkan pada ris bawah.Jaring insang
tetap dapat dioperasikan sebagai jaring insang permukaan, jaring insang pertengahan
dan jaring insang dasar (Ardidja, 2007).

2.7 Cara Pengoperasian Jaring Insang (Gill Net)


Jaring insang merupakan alat penangkap ikan yang sangat selektif dan
dioperasikan di semua lapisan kedalaman perairan, ada yang dioperasikan di lapisan
permukaan (jaring insang permukaan), ada yang dioperasikan di lapisan pertengahan
(jaring insang pertengahan) dan ada yang dioperasikan di dekat dasar perairan (jaring
insang dasar). Jaring ini dapat dipasang tetap atau dihanyutkan (Ardidja,2007).
Langkah awal pengoperasian alat ini yaitu penentuan fishing
ground.Pengetahuan mengenai daerah pengoperasian alat tangkap adalah faktor yang
mempengaruhi daerah penangkapan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
tangkapan yang optimal (Manalu, et al., 2015).
Pemasangan jaring insang biasanya dilakukan di daerah penangkapan yang
diperkirakan akan dilewati oleh biota perairan yang menjadi target tangkapan,
kemudian dibiarkan beberapa supaya biota perairan mau memasuki atau terpuntal
pada mata jaring. Lamanya perendaman jaring insang di daerah penangkapan akan
11

berbeda menurut target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang


mengoperasikannya. Untuk jaring insang yang dioperasikan secara semi aktif dan
aktif, biasanya di operasikan pada siang hari yaitu dengan cara mengaktifkan jaring
insang supaya biota perairan yang menjadi target tangkapan dapat dengan cepat
tertangkap (Martasuganda, 2004).

Adapun urutan operasi penangkapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :


a. Jaring diturunkan ke perairan dimana pada ujung jaring telah diikatdengan
pelampung tanda dan bendera sementara kapal tetap dalam posisi terus berjalan
dalam kecepatan rendah.
b. Setelah seluruh jaring telah di turunkan, ujung jaring yang juga diberi pelampung
tanda dan bendera diikatkan pada haluan kapal dan mesin kapal dimatikan selama
± 2- 3 jam.
c. Tiap jam, kapal mengecek posisi keberadaan jaring maupun ikan yang telah
terjerat.
d. Setelah memperkirakan ikan telah banyak terjerat maka jaring kemudian di tarik
naik ke atas kapal oleh dua (2) orang ABK dengan posisi kapal yang bergerak
secara perlahan menuju ujung jaring yang satunya.
e. Setelah jaring naik ke atas kapal, hasil tangkapan kemudian di pisahkan dari alat
tangkap oleh para ABK.

Secara teori ikan yang tertangkap oleh Gill Net kedalam 4 cara tertangkap,
yaitu: terhadang (snagged), terjerat pada tutup insang (gilled), terjerat bagian badan
(wedged) dan terpuntal (entangled). Proses tertangkapnya ikan dengan jaring insang
ada beberapa cara antara lain terjerat disekitar tutup insang, terjepit oleh mata jaring
dan terpuntal. Dengan demikian secara umum tertangkapnya ikan pada jaring insang
dipengaruhi oleh ukuran mata jaring (Manoppo, 1999).

2.8 Keramahan Alat Tangkap gill Net


12

Menurut monintja (2001), alat tangkap yang selektif yaitu adalah alat
diupayakan hanya menangkap ikan atau organisme lain yang menjadi sasaran
penagkapan atau target utama. Menurut FAO (1995) alat tangkap harus memiliki
selektivitas yang tinggi artinya, alat tangkap tersebut diupayakan tidak mengkap
ikan/organisme lain selain target. Ada dua macam selektivitas yang menjadi sub
kriteria, yaitu selektivitas ukuran dan selektivitas jenis.
Selektivitas ukuran berkenaan dengan terhindarnya ikan dari alat tangkap atau
peluang tertangkapnya bervariasi, sesuai dengankarakteristik ikan seperti bentuk
badan, bagian yang terjerat dan ukuran mata jaring.Alat tangkap ramah lingkungan
merupakan jenis teknologi penangkapan ikan yang tidak merusak ekosistem dan
layak untuk dikembangkan. Menurut code of conduct for responsible fisheries
(CCRF) FAO, suatu alat tangkap dapat dikatakan ramah lingkungan apabila
memenuhi Sembilan kriteria, yaitu:
(1) Mempunyai selektivitas yang tinggi
(2) Tidak merusak habitat
(3) Menghasilkan ikan berkualitas tinggi
(4) Tidak membahayakan nelayan
(5) Produksi tidak membahayakan konsumen
(6) Bycatch rendah
(7) Dampak ke biodiversitas
(8) Tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi
(9) Diterima secara sosial.
Masing-masing kriteria dikembangkan menjadi 4 sub. Cara pembobotan dari 4
sub kriteria tersebut adalah dengan membuat skor dari nilai terendah hingga nilai
tertinggi seperti berikut: skor 1 untuk sub kriteria pertama, skor 2 untuk sub kriteria
kedua, skor 3 untuk sub kriteria ketiga, skor 4 untuk sub kriteria keempat. Setelah
nilai diperoleh, maka dibutlah rangking dengan nilai maksimum 36. Kriteria alat
tangkap ramah lingkungan dibagi menjadi 4 kategori dengan rentang nilai sebagai
13

berikut: 1–9 sangat tidak ramah lingkungan, 10–18 tidak ramah lingkungan, 19– 27
ramah lingkungan, 28–36 sangat ramah lingkungan.

Tabel 1. Kriteria Tingkat Keramahan Lingkungan CCRF/FAO 1995


No Kriteria Sub Kriteria Skor
1 Mempunyai -Menangkap > dari 3 varian ukuran berbeda jauh 1
selektivitas yang -Menangkap 3 spesies ikan dengan varian 2
tinggi ukuran berbeda jauh
-Menangkap < 3 dengan ukuran yang relative 3
seragam
-Menangkap ikan satu spesies dengan ukuran 4
yang relative seragam

2 Tidak merusak -Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah 1


habitat yang luas
-Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah 2
yang sempit
-Menyebabkan kerusakan sebagian pada wilayah 3
yang sempit
-Aman bagi habitat 4

3 Menghasilkan -Ikan mati dan busuk 1


ikan berkualitas -Ikan mati, segar, dan catat fisik 2
-Ikan mati dan segar 3
-Ikan hidup 4

4 Tidak -Bisa berakibat kematian pada nelayan 1


membahayakan -Bisa berakibat cacat permanen pada nelayan 2
nelayan -Hanya bersifat gangguan kesehatan yang 3
bersifat sementara
-Aman bagi nelayan 4
14

5 Produksi tidak -Berpeluang besar menyebabkan kematian pada 1


membahayakan konsumen
konsumen -Berpeluang menyebabkan gangguan kesehatan 2
pada konsumen
- Relatif aman bagi konsumen 3
-Aman bagi konsumen 4
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 1
6 By-catch rendah -By-catch ada berupa spesies dan tidak laku di 1
jual di pasar
- By-catch ada berapa spesiesdan ada jenis yang 2
laku di pasar
-By-catch kurang dari tiga jenis dan laku dijual di 3
pasar
- By-catch kurang dari tiga jenis dan berharga 4
tinggi di pasar

7 Dampak ke -Menyebabkan kematian semua makhluk hidup 1


biodeversitas yang merusak habitat
-Menyebabkan kematian beberapa spesies dan 2
merusak habitat
-Menyebabkan kematian beberapa spesies tetapi 3
tidak merusak habitat
-Aman bagi biodiversitas 4

8 Tidak -Ikan yang dilindungi sering tertangkap 1


membahayakan -Ikan yang dilindungi beberapa kali tertangkap 2
-Ikan yang dilindungi pernah tertangkap 3
ikan yang
-Ikan yang dilindungi tidak pernah tertangkap 4
dilindungi

9 Dapat diterima -Biaya investasi murah 1


secara sosial -Menguntungkan 2
-Tidak bertentangan dengan budaya setempat 3
-Tidak bertentangan dengan peraturan yang ada 4
15

Tota 36
l

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Oktober, Tahun 2021, bertempat di
Desa Sungai Undang Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan
Tengah.

3.2 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.Metode
survei digunakan untuk memperoleh faktor dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara aktual dari stakeholder terkait dalam menilai
karakteristik nelayan, kelayakan ekonomi dan keramah lingkungan alat tangkap gill
net.

3.3 Metode Pengambilan Sampel


3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2017), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dari karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek
lain.
16

3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tertentu. Bila populasi besar, dan peniliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili).

3.3.3 Teknik pengambilan sampel


Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2013) menyatakan bahwa purposive samplingadalah teknik
pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, pada umumnya dilakukan dengan
unsur kesengajaan melihat beberapa pertimbangan yang berhubungan atau
berkorelasi dengan tujuan penelitian. Teknik purposive sampling disebut juga sebagai
penghakiman sampling karena dilakukan dengan cara sengaja untuk mendapatkan
informasi yang memiliki kualitas tinggi atau sangat memahami bidang yang ingin
dikaji (Tongco,2007).
Kriteria yang dimaksud adalah masyarakat nelayan yang menggunakan alat
tangkap gill net, bersedia dijadikan responden, sehat jasmani, dapat berkomunikasi
dengan baik dan memiliki waktu untuk di wawancarai.Di dalam penelitian ini,
pengambilan sampel dilakukan terhadap nelayan yang memiliki alat tangkap gill net.
Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik masyarakat
nelayan gill net, mengetahui kelayakan ekonomi, dan keramahan alat tangkap gill net
di Desa Sungai Undang Kuala pembuang Kabupaten Seruyan.

3.4 Metode Pengumpulan Data


17

Untuk mendapatkan data yang akurat peneliti harus memperhatikan hal penting
dalam persiapan penelitian lapangan yaitu dengan penyusunan data informasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Observasi, yaitu pengamatan langsung pada kondisi yang terjadi dalam wilayah
penelitian.
2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan pembicaraan langsung dengan responden masyarakat nelayan gill
net di desa sungai undang kabupaten seruyan, untuk mendapatkan keterangan
mengenai objek penelitian. Adapun data yang akan diambil meliputi,
karakteristik nelayan, parameter pendapatan dan keramahan alat tangkap gill net
di Desa Sungai Undang Kuala Pemuang Kabupaten seruyan.
3. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan
tertulis untuk dijawab secara tertulis pula pada responden. Kuisoner merupakan
kumpulan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden tentang karakteristik nelayan, parameter pendapatan
dan keramahan alat tangkap gill nat di Desa Sungai Undang Kuala Pembuang.
4. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mencatat laporan-laporan
atau mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku jurnal, laporan
penelitian, skripsi dan dokumen yang dianggap relavan dengan masalah yang
diteliti di dalam penelitian.Serta mendokumentasi kegiatan selama waktu
penelitian.

3.5 Analisis Data


3.5.1 Kondisi Sosial Nelayan
Data identifikasi Kondisi Sosial nelayan gill net di analisis secara deskriptif,
analisis deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan
18

yang berlaku untuk umum. Dengan kata lain analisis deskriptif mengambil masalah
atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat
penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
diambil kesimpulannya.
Analisis deskriftif akan digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu
mengidentifikasi karakteristik masyarakat nelayan yang ada di Desa Sungai Undang
Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Kondisi Sosialyang di
perlukan adalah Karakteristik individu sampel yaitu:
a. Usia, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
pendapatan nelayan. Apabila usia nelayan masih berada pada usia produktif, tentunya
akan mempengaruhi hasil produksi dan kemudian berlanjut pada pendapatan
maksimal begitu sebaliknya.
b. Jumlah Anggota Keluarga, jumlah anggota keluarga juga hal yang dapat
mempengaruhi pendapatan seorang nelayan. Hal ini disebabkan semakin banyak
jumlah anggota keluarga, maka nelayan akan semakin giat untuk melaut Karena
beban yang besar dan kebutuhan rumah tangga yang meningkat. Oleh karena itu,
pendapatan juga harus lebih ditingkatkan.
c. Pengalaman melaut, lama melaut juga mempunyai pengaruh terhdap pendapatan
nelayan tangkap. Hal ini karena semakin jauh jarak yang ditempuh nelayan maka
jumlah produksi hasil tangkapan juga akan meningkat yang menyebabkan pendapatan
juga ikut mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya.
d. Tingkat Pendapatan, pendapatan adalah nilai yang diterima dari nelayan dari
hasil penjualan hasil tangkapan yang diukur dalam satuan rupiah
e. Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pendidikan formal yang telah ditempuh oleh nelayan. pendidikan formal juga
merupakan hal yang dapat mempengaruhi pendapatan nelayan, dimana semakin
tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh, akan memungkinkan nelayan untuk lebih
mudah serta membuat inovasi dalam meningkatkan hasil produksi.
19

f. Jenis Pekerjaan, jenis pekerjaan masyarakat nelayan dibagi penjadi dua yaitu
pekerjaan utama dan perkerjaan sampingan. Pekerjaan utama yaitu masyarakat hanya
bekerja sebagai nelayan saja dan pekerjaan sampingan yaitu masyarakat bekerja
sebagai nelayan dan memiliki pekerjaan samping lainnya.
Data yang terkait dengan Kondisi Sosial masyarakat nelayan tersebut diperoleh
melalui wawancara kepada setiap responden yang telah dipilih.Wawancara yang
dimaksud adalah wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman
pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sesuai dengan jenis data yang
dibutuhkan.Lalu pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
MS-Excel 2010.Data hasil kuisioner dari seluruh responden yang telah dikumpulkan
untuk menggambarkan Kondisi Sosialmasyarakat nelayan lalu ditabulasi dengan
Microsoft Excel dan untuk kemudahan ditampilkan dalam bentuk grafik untuk
pembahasan.

3.5.2 Analisis Pendapatan


Dari beberapa kegiatan yang mempengaruhi nilai pendapatan masyarakat di
Desa Sungai Undang dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus yang
tersedia berikut:
Penerimaan
Menurut Ashari (2011), untuk mencari total penerimaan dapat digunakan
rumus:
TR= P.Q
Keterangan:
TR : Total penerimaan
P : Harga jual (Rp/Kg)
Q : Jumlah perkilogram (Kg)
Total Biaya
Menurut Yesi dan Hidayah (2014), untuk mencari total dapat digunakan rumus:
TC= FC+VC
20

Keterangan:
TC : Total biaya (Rp)
FC : Biaya tetap (Rp)
VC : Biaya variabel/ Biaya tidak tetap (Rp)
Dengan kriteria usaha sebagai berikut:
TR>TC maka usaha menguntungkan
TR<TC maka usaha rugi
TR=TC maka usaha dalam keadaan impas

Pendapatan
Menurut Wiyono dan Baksh (2015), analisis pendapatan dapat digunakan
dengan persamaan berikut:
π= TR-TC
Keterangan:
π : Pendapatan
TR : Total penerimaan (Rp)
TC : Total biaya (Rp)

3.5.3 Analisis Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Gillnet


Analisis keramahan lingkungan alat tangkap, berdasarkan ketentuan FAO
(1995) di analisis menggunakan skala likert yang terbagi atas 4 kategori. Adapun
kategori nya dapat dilihat pada tabel 1 yaitu masing-masing kriteria dikembangkan
menjadi 4 sub bab pada pembagian sub kriteria keramahan alat tangkap. Setelah skor
atau nilai sudah didapat, kemudian di buat refensi poin yang dapat menjadi titik acuan
dalam menentukan ranking. Disini skor atau nilai maksimumnya adalah 36 poin,
sedangkan kategori alat tangkap ramah lingkungan akan di bagi menjadi 4 kategori
dengan rentang nilai sebagai berikut:
Nilai/Skor 1-9 : sangat tidak ramah lingkungan
21

Nilai/Skor 10-18 : tidak ramah lingkungan


Nilai/Skor 19-27 : ramah lingkungan
Nilai/Skor 28-36 : sangat ramah lingkungan
Sehingga untuk menentukan hasil akhirnya yaitu: jumlah total bobot nilai
dibagi total responden atau digunakan rumus ketetapan sebagai berikut (Aditya
et.al.,2013dalamSima et. al., 2013) adalah sebagai berikut:
X=Σx1,x2,…..xn
N
= Σxn
N

Keterangan:
Xn : Jumlah total bobot nilai
N : Total responden
3.6 Kerangka Penelitian
Masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh, dan berkembang
di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan yang transisi antara wilayah darat dan laut.
Keadaan masyarakat dapat diidentifikasi dengan melihat permasalahan nelayan yang
ada di desa Sungai Undang Kuala Pembuang dari sosial ekonomi masyarakat nelayan
gill net dan status keramahan lingkungan alat tangkap gill net. Dimana keadaan
dipengaruhi oleh analisis sosial dan ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat
nelayan dari faktor tersebut akan dihasilkan wawasan dan pengetahuan yang
bermanfaat bagi nelayan. Bagan kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar
1.
22

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian


23

VI. KEADAAN UMUM DAERAH

4.1 Keadaan Umum Desa Sungai Undang


4.1.1 Letak Geografis
Desa Sungai Undang merupakan salah satu desa yang termasuk dalam ruang
lingkup kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten seruyan dengan luas wilayah kurang
lebih 14 km2. Desa Sungai Undang terletak di tepi laut dengan ketinggian dari
permukaan laut 0-500 m. Berdasarkan letak geografisnya desa Sungai Undang
memiliki batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kuala Pembuang II
2. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Laut Jawa
3. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Sungai Seruyan
4. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Teluk Segintung

4.1.2 Keadaan Iklim


Klasifikasi iklim kabupaten seruyan mempunyai tipe A dan B,iklim ini sangat
dipengaruhi oleh arah angin yang senantiasa bertukar setiap tahunnya sehingga
terdapat dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Tabel 2. Banyaknya curah hujan diwilayah kecamatan Seruyan Hilir selama 10 Tahun
terakhir

Tahun Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Dec
2016 184,0 354,5 155,0 136,5 310,5 85,0 92,0 58,5 126,5 197,0 490,5 107,5
2017 108,5 122,0 166,0 131,5 219,0 245,5 13,0 5,0 131,5 70,0 438,8 230,2
2018 152,0 216,3 129,5 83,0 280,5 248,5 26,5 14,5 286,5 127,5 208,0 288,5
2019 169,0 100,0 176,0 265,0 268,0 272,0 15,0 0 2,0 137,5 68,5 26,0
2020 192,0 255,0 240,0 255,0 289,0 316,0 297,0 62,5 296,0 152,5 273,0 153,0
2021 352,0 299,5 273,0 96,0

Sumber : Dinas Pertanian dan ketahana pangan kabupaten seruyan


24

Banyaknya curah hujan diwilayah kecamatan Seruyan Hilir selama 10


(Sepuluh) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.Klasifikasi iklim bermacam-
macam dan salah satu model yang banyak digunakan di Indonesia adalah iklim
Schmidt-Ferguson.Mereka menggolongkan iklim dengan indikator utama bulan
basah-bulan lembab-bulan kering. Indikator yang digunakan untuk menentukan bulan
basah,bulan lembab,bulan kering adalah sebagai berikut:

1. Bulan Basah (BB): curah hujan > 100 mm per bulan


2. Bulan Lembab (BL): curah hujan 60- 100 mm per bulan
3. Bulan Kering (BK): curah hujan < 60 mm per bulan
Adapun keadaan bulan basah,bulan lembab, dan bulan kering Desa Sungai
Undang dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jumlah bulan basah, bulan lembab, bulan kering 5(lima tahun ) terakhir di
Wilayah Kecamatan Seruyan Hilir (2016-2020)
No Tahun Bulan Bulam lembab Bulan kering Jumlah
Basah
1 2016 9 2 1 12
2 2017 9 1 2 12
3 2018 9 1 2 12
4 2019 6 2 4 12
5 2020 11 1 0 12
Jumlah 44 7 8
Rata-rata 8,8 1,4 1,6
Sumber : Dinas ketahanan pangan dan pertanian 2020

Berdasarkan pembagian rata- rata bulan basah dan bulan kering dinyatakan
dengan melihat dari nilai “Q’’ sebagai koefisien tipe iklim dapat dilihat pada tabel
berikut in
25

Tabel 4. Klasifikasi Tipe Iklim


Tipe iklim Nilai Q Sifat
A 0>q<0,143 Sangat basah
B 0,143<Q<0,333 Basah
C 0,333<Q<0,600 Agak basak
D 0,600<Q<1,000 Sedang
E 1,000<Q<1,670 Agak kering
F 1,670<Q<3,000 Kering
G 3,000<Q<7,000 Sangat kering
H 7,000<Q<8,000 Luar biasa kering

Dengan mengetahui jumlah rata – rata bulan basah per tahun dan jumlah rata –
rata bulan kering per tahun, maka nilai Q dapat di cari dengan mengunakan rumus di
sebagai berikut:
jumlah rata−ratabulan kering
Q=
jumlah rata−rata bulan basah
1,6
Q=
8,8
= 0,181
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui bahwa Desa Sungai Undang
termasuk kedalam ruang lingkup wilayah Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten
Seruyan yang mana menurut iklimnya termasuk kategori Tipe Iklim B yaitu Basah.

4.1.3 Keadaan penduduk


Desa sungai undang berjumlah 2.740 dengan jumlah KK sebanyak 779 yang
tersebar dari RT 1 – RT 13. Berdasarkan jenis kelamin ,tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan, dan agama di Desa Sungai Undang dapat dilihat pada tabel berikut.
26

Tabel 5.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Jumlah (orang ) Persentase (%)
Laki – Laki 1448 53
Perempuan 1292 47
Jumlah total 2.740 100
Kepadatan penduduk 97,71 per km
Sumber : Profil Desa Sungai Undang 2021

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukan bahwa jumlah laki – laki


sebanyak1.448orang dan jumlah perempuan 1.292 orang dengan kepadatan penduduk
97,85 per km.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkatan Pendidikan


No Tingkat Pendidikan Laki-laki % Perempuan %
(Orang) (Orang)
1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 10 0,78 9 0,77
2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK 84 6,57 94 8,07
3 Usia 7-18 tahun yang tak pernah sekolah 64 5,00 59 5,06
4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 259 20,26 236 20,27
5 Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 40 3,12 50 4,29
6 Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat 21 1,64 18 1,54
7 Tamat SD/sederajat 186 14,55 155 13,31
8 Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 55 4,30 68 5,84
9 Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 29 2,26 26 2,23
10 Tamat SMP/ sederajat 363 28,40 297 25,51
11 Tamat SMA/ sederajat 113 8,84 102 8,76
12 Tamat D-3/ sederajat 8 0,62 13 1,11
13 Tamat S-1/ sederajat 41 3,20 35 3,00
14 Tamat S-2/ sederajat 4 0,31 1 0,08
15 Tamat SLB B 1 0,07 1 0,08
Jumlah 1.278 100 1.164 100
Jumlah Total 2.442
Sumber: Profil Desa Sungai Undang 2020
27

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan


tingkat pendidikan usia 7-18 tahun yang sedang sekolah berjumlah 259 orang laki-
laki dan 236 orang perempuan, pada usia 18-56 tahun tidak tamat SD berjumlah 21
orang laki-laki dan 18 orang perempuan, tamat SD/sederajat berjumlah 186 orang
laki-laki dan 155 orang perempuan, tamat SMP/sederajat terdapat 363 orang laki-laki
dan 297 orang perempuan, tamat SMA/sederajat terdapat 113 orang laki-laki dan 102
orang perempuan, tamat D-3/sederajat terdapat 8 orang laki-laki dan 13 orang
perempuan, tamat S-1/sederajat terdapat 41 orang laki-laki dan 35 orang perempuan
dan tamat S-2/sederajat terdapat 4 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan


No Jenis pekerjaan Laki-laki % Perempuan %
(Orang) (Orang)
1 Petani 32 3,72 3 0,39
2 Buruh Tani 10 1,16 0 0
3 Pengawai Negeri Sipil 22 2,56 9 1,17
4 Nelayan 700 81,49 672 88,07
5 Bidan Swasta 0 0 1 0,13
6 POLRI 21 2,44 3 0,39
7 Pedagang Keliling 0 0 5 0,65
8 Pengrajin Industri Rumah tangga Lainnya 0 0 10 1,31
9 Karyawan Honorer 74 8,61 60 7,86
Jumlah 859 100 763 100
Jumlah Total 1.622

Sumber : Profil Desa Sungai Undang 2020


28

Gambar 2. Alat Tangkap Gill Net


Berdasarkan Tabel 7 Jumlah penduduk yang jenis pekerjaannya sebagai
Nelayan berjumlah 700 orang laki-laki dan 672 orang perempuan total nelayan
berjumlah 1.372 orang dari jumlah total penduduk,petani terdiri dari 32 orang laki-
laki dan 3 orang perempuan. Selain itu juga ada penduduk yang bekerja sebagai
pedagang keliling terdapat 5 orang perempuan, PNS berjumlah 22 orang laki-laki
dan 9 orang perempuan,buruh tani berjumlah 10 orang laki-laki dan karyawan
Honoren berjumlah 74 orang laki-laki dan 60 orang perempuan serta ada 1 orang
bidanSwasta. Mayoritas pekerjaan utama masyarakat desa sungai undang yaitu
sebagai nelayan.

Tabel 8. Jumlah penduduk berdasarkan Agama


No Agama Laki-laki % Perempuan %
(Orang) (Orang)
1 Islam 1.421 98,13 1278 98,91
2 Kristen 21 1,45 11 0,85
3 Katholik 5 0,34 3 0,23
4 Hindu 1 0,06 0 0
Jumlah 1.448 100 1.292 100
Jumlah total 2.740
Sumber: Profil Desa Sungai Undang 2020
29

Desa Sungai Undang memiliki jumlah penduduk yang dapat dikatakan banyak
yaitu berjumlah penduduk 2.740 jiwa. Berdasarkan jenis agama yang dianut, desa
Sungai Undang mayoritas penduduknya beragama Islam dengan jumlah 1.448 orang
Laki-laki dan 1.292 orang Perempuan, 32 orang yang beragama Kristen, 8 orang
yang beragama Katholik, dan 1 orang beragama Hindu.Desa Sungai Undang
memiliki masjid sebagai tempat ibadah penduduk yang beragama islam, selain itu ada
langar mushola, tetapi untuk tempat ibadah lain tidak ada.

Gambar 3. Mesjid Al-Bahri Sungai Undang

4.1.4 Administrasim Pemerintahan


Kantor Desa merupakan wadah yang memberikan informasi tentang
administrasi umum, administrasi desa, administrasi penduduk, administrasi
pembangunan dan administrasi keuangan.Kantor desa juga sebagai wadah perangkat
desa bekerja yang membantu Kepala Desa dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan desa. Secara Administrasi Desa Sungai Undang kecamatan Seruyan
Hilir terdiri dari Kepala Desa Sekretaris, Kaur-kaur, RT dan RW. Adapun gambar
Kantor Desa Sungai Undang dapat dilihat pada gambar dibawah ini
30

Gambar 4. Kantor Desa Sungai Undang


31

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Masyarakat Nelayan


Berdasarkan Hasil Survey di lapangan pada bulan Oktober 2021 pengambilan
sampel dengan metode purposive sampling dalam penelitian ini dengan memenuhi
kriteria-kriteria yang sudah ditentunkan seperti mempertimbangkan kesedian pemilik
kapal untuk memberikan informasi dan terkumpul 18 responden.Narasumber pada
penelitian ini merupakan nahkoda dan ABK kapal sampel yang mengetahui pasti
tentang data dan informasi yang dibutuhkan di dalam penelitian ini.Jumlah responden
dengan karakteristik masyarakat nelayan dilihat pada lampiran I.

Usia
Usia merupakan salah satu karakteristik sosial dari masyarakat nelayan.
Sedikitnya jumlah nelayan yang berusia tua menunjukkan usia yang produktif yang
bekerja sebagai nelayan, yang dapat dilihat pada lampiran I.Usiaproduktif merupakan
usia responden yang berada pada rentang 16-50 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sutjana (2006) yang menyatakan usia kurang produktif merupakan usia yang berada
pada rentang ≤ 15 tahun dan ≥ 51 tahun, sedangkan usia produktif merupakan usia
yang berada pada rentang 16-50 tahun.

6%
22%
22%
39-42 tahun
43-46 tahun
48-50 tahun
51-53 tahun
22% 55 tahun
28%

Gambar 5. DiagramUsia Nelayan Gilnet


32

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Desa Sungai Undang Kuala


Pembuang usia yang menjadi nelayang bervariasi mulai dari usia 39 tahun hingga
usia 55 tahun. Dengan rincian 1 orang berumur 39 Tahun (5,55%), 1 orang berumur
40 Tahun (5,55%), 2 orang berumur 42 Tahun (11,11%), 1 orang berumur 43 Tahun
(5,55%), 2 orang berumur 45 Tahun (11,11%), 1 orang berumur 46 Tahun (5,55%), 3
orang berumur 48 Tahun (16,6%), 2 orang berumur 50 Tahun (11.11%), 1 orang
berumur 51 Tahun (5,55%), 1 orang berumur 52 Tahun (5.55%), 2 orang berumur 53
Tahun (11.11%), dan 1 orang berumur 55 Tahun (5,55%).

Jumlah Anggota Keluarga


Berdasarkan jumlah anggota rumah tangga mayoritas responden tergolong
dalam keluarga inti yaitu berjumlah 4-5 orang, yang terdiri dari dua orang tua (ayah
dan ibu) serta anak, sedangkan untuk responden yang memiliki jumlah anggota
rumah tangga >5, selain keluarga inti yang tinggal dalam satu atap namun ada juga
anggota dari luar keluarga inti yang ikut tinggal bersama satu atap seperti, keponakan,
paman, orangtua dan menantu. Prabawa (1998) dalam Rohimah (2009),
mengungkapkan bahwa setinggi apapun tingkat yang diperoleh seseorang kepala
keluarga dalam rumah tangganya, pada akhirnya akan banyak ditentunkan oleh
pendapatan per jumlah anggota keluarga.
Jumlah anggota keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola
kegiatan ekonomi pada rumah tangga. Banyaknya anggota keluarga maka pola
ekonominya semakin bervariasi, karena masing-masing anggota keluarga belum tentu
mempunyai kebutuhan yang sama. Maka anggota keluarga juga melakukan pekerjaan
sampingan untuk memenuhi kehidupan ekonomi mereka, karena penghasilan yang
didapat oleh nelayan tidak menentu per bulan nya.
33

11% 11%

3 orang
4-5 orang
>5 orang

78%

Gambar 6.Diagram Jumlah Anggota Keluarga Nelayan Gill Net

Pengalaman Melaut
Menurut Manurung (1983) dalam Primyastanto et al. (2012), pengalaman
melaut dalam sektor perikanan merupakan hal penting bagi nelayan, karena dari
pengalamaan inilah diperoleh keahlian keterampilan dalam hal penangkapan ikan
sehingga dapat diukur bagaimana cara nelayan tersebut memperoleh penghasilan.
Berdasarkan diagramdibawah ini dapat diketahui bahwa jumlah responden memiliki
pengalaman melaut 10-15 tahun sebanyak 3 orang (17%).Sebanyak 12 orang (67%)
responden memiliki pengalaman melaut sekitar 20-25 tahun.Sedangkan yang
memiliki pengalaman melaut >25 tahun 3 orang (17%).
Hal ini menunjukkan bahwa lamanya pengalamaan melut yang mendominasi
pada nelayan gillnet adalah rentan waktu 20-25 tahun. Dengan pengalaman melaut
nelayan dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan serta peluang-peluang baru
bagi profesinya dan bertambahnya pengalaman maka nelayan akan lebih mudah
menemukan fishing ground. Rata-rata nelayan memiliki pengalaman melaut berkisar
antara 20-25 tahun (67%). lamanya pengalaman tersebut tentu bukan merupakan
waktu yang singkat.Dari kondisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
masyarakat pada lokasi penelitian sudah lama bertumpu pada sektor perikanan.
34

17% 17%

10-15 Tahun
20-25 Tahun
>25 Tahun

67%

Gambar 7.Diagram Pengalaman Melaut Nelayan Gillnet

Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat nelayan gill net di Desa Sungai Undang Kuala
Pembuang tergolong rendah. Hal ini dikarenakan banyak nelayan yangtamat hanya
sampai SD dan tidak bersekolah.oleh tingkat minat masyarakat untuk melanjutkan
pendidikan ke level yang lebih Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Desa
Sungai Undang Kuala Pembuang tingkat pendidikan terakhir pada responden yaitu
tidak bersekolah sebanyak 3 responden, SD yaitu sebanyak 11 responden, SMP yaitu
sebanyak 3 responden, dan untuk yang tingkat pendidikan terakhirnya SMA yaitu
sebanyak 1 responden. Kondisi ini dipengaruhi tinggi.selain itu lingkungan dan
penghasilan juga menjadi salah satu faktor dalam upaya melanjutkan pendidikan ke
level yang lebih tinggi.
Bagi nelayan pendidikan tidaklah memiliki peranan yang berarti bagi profesi
mereka.Dalam aktivitasnya mereka hanya butuh pengalaman dalam kegiatan
melautnya.Mereka hanya dituntut paham terhadap tempat cuaca yang mendukung
aktivitasnya.
35

17% 6%
17%
TIDAK BERSEKOLAH
SD
SMP
SMA

61%

Gambar 8.Diagram Tingkat Pendidikan Terakhir Nelayan Gilnet

Jenis Pekerjaan Sampingan


Nelayan gillnet di Desa Sungai Udang Kuala Pembuang mempunyai pekerjaan
sampingan yang berbeda-beda (Tabel 9). Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa pekerjaan
sampingan nelayan gillnet ada 4 jenis. pekerjaan tersebut adalah buruh bangunan,
nelayan budidaya, petani, dan tukang kayu. Pekerjaan sampingan yang paling banyak
dipilih oleh nelayan gillnet yaitu nelayan budidaya dengan jumlah 9 responden
(50%). Sampingan pendapatan nelayan adalah suatu pendapatan nelayan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarganya dengan pekerjaan lainnya (Tarigan, 2010).

Tabel 9. Jenis Pekerjaan Sampingan Nelayan Gillnet


No Jenis Pekerjaan Sampingan Jumlah Presentase (%)
1 Buruh Bangunan 5 28
2 Nelayan Budidaya 9 50
3 Petani 2 11
4 Tukang Kayu 2 11

Untuk meningkatkan tarafkehidupannya, nelayan perlu pekerjaan sampingan


lain diluar penangkapan ikan. Mereka bekerja untuk meningkatkan pendapatan
keluarga.Nelayan sendiri memiliki pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu kosong
36

saat tidak musim ikan, karena kenyataannya nelayan bekerja hanya 20-25 hari per
bulan atau sekitar 6 bulan saja dalam setahun.Mereka dapat menjadi buruh bangunan
atau bertani, dan usaha budidaya ikan di lahan yang terlantar.Semua kegiatan itu
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga para nelayan
tersebut, agar hidup mereka lebih baik (Tampubolon, et al., 2011).

5.2 Hasil Tangkapan Nelayan Gill Net


Berdasarkan hasil wawancara di lapangan pada bulan Oktober 2021 di Desa
Sungai Undang Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan jenis ikan yang tertangkap
dengan menggunakan alat tangkap gill net sebanyak 14 spesies. Adapun hasil
tangkapan utama nelayan gill net di Desa Sungai Undang Kuala Pembuang yaitu Ikan
Senangin, Ikan Puput, Ikan Manyung dan Ikan Gulama. Sedangkan hasil tangkapan
sampingan nya adalah Ikan Alo-Alo, Ikan Kakap, Ikan Bawal, Ikan Kembung, Ikan
Tongkol, Ikan Tenggiri dan Ikan Selangat.Hasil tangkapan yang paling dominan
tertangkap adalah ikan puput.Nelayan melakukan penangkapan dengan jarak 4-12 mil
dari garis pantai.

Tabel 10. Hasil Tangkapan Alat Tangkap Gill Net


No Jenis Ikan Nama Ilmiah (*) Harga Ikan/Kg
1 Ikan Tenggiri (’’) Scomberomorus commerson 30.000
2 Ikan Tongkol (’’) Euthynnus affinis 15.000
3 Ikan Puput (’) Ilisha elongate 7.000
4 Ikan Senangin (’) Eleutheronema tetradactylum 30.000
5 Ikan Alo-alo(’’) Lepturacanthus savala 28.000
6 Hiu Putih (’’) Carcharodon carcharies 17.500
7 Ikan Mayung (’) Arius thalassinus 17.000
8 Ikan Kembung (’’) Rastrelingger kanagurta 22.000
9 Ikan Gulama (’) Johnius trachycephalus 10.000
10 Ikan Selangat (’’) Anodontostoma chacunda 16.000
37

11 Ikan Kakap Putih (’’) Lates calcarifer 40.000


12 Ikan Kakap Hitam (’’) Macolor niger 25.000
13 Ikan Bawal Hitam (’’) Parastromateus niger 35.000
14 Ikan Bawal Putih (’’) Pampus argenteus 40.000
Keterangan: *Buku Eastern Indian Ocean And Western Central Pacific
’’ Hasil Tangkapan Sampingan
’ Hasil Tangkapan Utama
Hasil tangkapan yang diperoleh oleh masyarakat nelayan akan langsung masuk
kepada tengulak ataupun pengumpul yang di Pelabuhan Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI). Harga jual ikan sendiri disesuaikan dengan kualitas, jenis, jumlah ikan yang
berada dipasaran. Jika kualitas ikan jelek ataupun rusak tetap ditampung oleh
jurangan yang ada di PPI tersebut, akan tetapi harga ikan tersebut akan sangat jatuh.
Harga ikan juga fluktuatif tidak ada patokan tetap hal ini juga melihat kondisi
dipasaran, jika jumlah ikan yang didapatkan berlimpah maka sedikit menurunkan
harga jual ikan tersebut (Prabowo, 2018).
Menurut hasil wawancara, kegiatan trip penangkapan ikan yang dilakukan oleh
nelayan sebanyak 5-6 x dalam waktu seminggu, dengan jangka waktu 7-8 jam
tergantung situasi dan kondisi di lautan.Dalam waktu seminggu tersebut jika nelayan
tidak turun melaut nelayan maka nelayan melakukan pekerjaan sampingan mereka,
selain itu ada juga nelayan yang memperbaiki alat tangkap yang sudah
dipakai.Nelayan biasanya paling banyak melakukan trip pada bulan Januari-Maret
dan September-November, karena menurut nelayan laut cenderung lebih tenang
sehingga hasil tangkapan yang didapatkan cenderung lebih banyak. Sedangkan pada
bulan April-Agustus dan Desember masyarakat nelayan cenderung melakukan
pekerjaan lainnya, seperti buruh bangunan, nelayan budidaya, petani,dan tukang
kayu.

5.3 AspekPendapatan Nelayan Gillnet


38

Dari hasil penelitian diperoleh data pendapatan nelayan yang sebagian besar
pendapatan nelayan tersebut bersumber dari usaha perikanan tangkap yang di dapat
oleh nelayan yang ada di Desa Sungai Undang Kuala Pembuang Kabupaten
Seruyan.Penerimaan adalah besarnya nilai penjualan produksi yang diperoleh dari
kegiatan penangkapan nelayan tangkap gill net di Desa Sungai Undang Kuala
Pembuang Kabupaten Seruyan dikalikan dengan harga yang berlaku. Sesuai dengan
pendapat yang dikemukan oleh (Passaribu & Djumran, 2005) penerimaan adalah hasil
produksi dalam usaha nelayan tangkap Gill net.Dimana penerimaan adalah seluruh
jumlah hasil tangkapan dikali dengan harga harga jual ikan yang berlaku saat
ini.Masyarakat nelayan di Desa Sungai Undang Kuala pembuang melakukan
penangkapan dalam pertahunnya hanya 6 (enam) bulan, yaitu pada bulan Januari-
Maret dan September-November.
Total biaya adalah seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
produksi penangkapan nelayan gill net di Desa Sungai Undang Kuala Pembuang.
Penambahan biaya tetap dan biaya tidak tetap menghasilkan biaya keseluruhan untuk
penangkapan hal ini juga dipengaruhi oleh keutungan. Hal ini sesuai dengan
persyaratan (Septia, 2013) keuntungan usaha yang mempunyai tujuan untuk mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya dan diperoleh hasil produksi ikan dikurangin
dengan total biaya dengan asumsi bahwa apabila hasil tinggi maka penerimaan akan
tinggi dan keuntungan juga semakin tinggi, keuntungan yang besar dapat juga
diperoleh dengan menekan biaya operasional yang dikeluarkan.
Pendapatan adalah seluruh jumlah hasil penerimaan yang dikurangi dengan
jumlah biaya yang dikeluarkan pada saat produksi.Dalam menghitung pendapatan
bersih usaha nelayan gill net digunakan rumus pengurangan antara penerimaan dan
total biaya. Menurut (Soekartawi, 1995), ialah rumus untuk mencari nilaipendapatan
adalah penerimaan dari hasil penjualan produksi setelah dikurangi dengan total biaya
produksi pada musim tertentu.Adapun grafik dari penerimaan, total biaya dan
pendapatan nelayan gill net dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
39

160,000,000

140,000,000

120,000,000

100,000,000
Rupiah (Rp)

80,000,000
Penerimaan
60,000,000 Total Biaya
Pendapatan
40,000,000

20,000,000

-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718

Responden

Gambar 9. Grafik Penerimaan, Total Biaya, Pendapatan Nelayan Gill Net

Berdasarkan Gambar 9(Lampiran III) dapat dilihat bahwa total rata-rata


penerimaan pada usaha nelayan tangkap gill net di Desa Sungai Undang Kuala
Pembuang Kabupaten Seruyan memperoleh rata-rata penerimaan sebesar
Rp.78.519.444. Setiap total penerimaan hasil penangkapan yang didapatkan
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Ratna & Arif
2013) perubahan iklim yang terjadi mempengaruhi aktivitas penangkapan ikan yang
dilakukan oleh nelayan akibat terjadinya perubahan ekologi yang meliputi perubahan
musim ikan dan perubahan musim angin. Dampaknya adalah menurunnya hasil
tangkapan yang disebabkan oleh sulitnya menentukan wilayah tangkapan,sulitnya
menentukan musim penangkapan ikan, meningkatkannya resiko melaut dan
terhambatnya akses kegiatan melaut.
Adapun rata-rata total biaya yang dikeluarkan oleh nelayan tangkap gill net di
Desa Sungai Undang Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan dapat dilihat pada Grafik
10. Total biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan produksi penangkapan gill net di Desa Sungai Undang.
40

Dari gambar 9 dapat dijelaskan bahwa dari total rata-rata biaya pada usaha nelayan
tangkap gill net yaitu Rp.22.473.333. Penambahan biaya tetap dan biaya tidak tetap
menghasilkan biaya keseluruhan untuk penangkapan dalam per 6 (enam) bulan dapat
dilihat pada (Lampiran 3) hal ini juga dipengaruhi oleh keuntungan.
Berdasarkan gambar 9 bahwa jumlah rata-rata pendapatan selama 6 bulan pada
usaha nelayan gill net yaitu Rp.78.519.444/6(enam) bulan, total rata rata biaya pada
usaha nelayan gill net sebesar Rp.22.473.333perenam bulan. Selanjutnya disimpulkan
bahwa pendapatan yang diperoleh nelayan tangkap gill net yang berada di Desa
Sungai Undang Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan dengan melihat rata-rata
pendapatan nelayan yaitu Rp.56.046.111/ 6(enam bulan).Menurut keputusan
Gubernur Kalimantan tengah No 188.44/604/2020 tentang Upah Minumum
dikatakam UMR Kabupaten Seruyan yaitu sebesar 3.193.750/ bulan.
Besarnya nilai pendapatan nelayan tangkap gill net sangat berpengaruh
terhadap jumlah trip penangkapan dan nilai jual hasil tangkapan nelayan, dimana
nelayan yang sering melakukan proses penangkapan dengan tempat-tempat yang
berbeda dalam tiap trip dapat menambah pendapatan nelayan serta dengan tingginya
nilai jual ikan hasil tangkapan nelayan gill net di Desa Sungai Undang Kuala
Pembuang maka keuntungan nelayan sangat berpengaruh dengan harga yang tinggi.

5.4 Analisis Keramahan Alat Tangkap Gill Net


Berdasarkan hasil wawancara di Desa Sungai Undang Kuala Pembuang
menunjukan bahwa rata-rata nelayan menyatakanalat tangkap gill net yang masuk
kedalam kategori sangat ramah lingkungan dengan skor 27.8.

Tabel 11. Tingkat Keramahan Lingkungan Dari Wawancara Nelayan Gillnet


X X X
No Responden X1 X2 X3 X4 X5 X9 Bobot
1 Ahmadi 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
2 Arbani 1 4 3 3 4 2 3 4 3 27,0
3 Luwansyah 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
41

4 Saipulian 1 4 4 3 4 2 3 3 3 27,0
5 Daham 1 4 4 3 4 2 3 3 3 27,0
6 Juhri 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
7 Rudiansyah 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
8 Sugiman 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
9 Alimansyah 1 4 4 3 4 4 3 4 3 30,0
10 Nanang 1 4 3 3 4 2 3 4 3 27,0
11 Aderan 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
12 Ambri 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
13 Jali 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
14 Ahim 1 4 3 3 4 2 3 4 3 27,0
15 Muyiono 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
Muhamman
16 d 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
17 Yuliadi 1 4 3 3 4 4 3 3 3 28,0
18 Yanto 1 4 4 3 4 2 3 4 3 28,0
Jumlah 18 501,0
Rata-
Rata 27,8

X1: Mempunyai selektivitas yang tinggi X6: By-catch rendah


X2: Tidak merusak habitat X7: Dampak ke biodiversitas
X3: Tidak membahayakan nelayan X8: Tidak membahayakan ikan yang dilindungi
X4: Menghasilkan ikan berkualitas tinggi X9: Dapat diterima secara sosial
X5: Produksi tidak membahayakan
konsumen

Tingkat keramahan lingkungan alat tangkap gill net di Desa Sungai Undang
Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan dianalisis menggunakan kriteria FAO (1995).
Kesuksesan analisis ini tergantung tanggapan responden terhadap apayang kita
42

tanyakan pada mereka. Menurut (Latuconsina, 2010)menyatakan bahwa jaring insang


tergolong ramah lingkungan dengan memenuhi 8 dari 9 indikator ramah lingkungan,
yaitu tidak diizinkan menangkap dikawasan konservasi.
Hasil wawancara menunjukan bahwa rata-rata nelayan menyatakan alat tangkap
gill net di Desa Sungai Undang masuk dalam kategori alat tangkap ramah lingkungan
dengan bobot 27,8. Pengajuan pertanyaan mengenai tingkat keramahan lingkungan
ini sesuai dengan kriteria alat tangkap ramah lingkungan menurut CCRF-FAO
(1995).Kriteria X₁ (mempunyai selektivitas yang tinggi) mendapatkan nilai paling
rendah.Hasil penelitian menunjukan bahwa alat tangkap gill net menangkap lebih dari
tiga spesies dengan ukuran yang berbeda jauh.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
hasil tangkapan ikan sebanyak 14 Spesies dengan ukuran yang berbeda. Berbagai
macam tingkat selektivitas yang menjadi bagian utama yaitu selektivitas ukuran dan
jenis. Selektivitas sangat tinggi ditentukan dalam menangkap satu spesies dengan
ukuran yang sama, selektivitas tinggi ditentukan dalam menangkap tiga spesies
ukuran yang sama, selektivitas sangat rendah di tentukan dalam menangkap tiga
spesies ukuran yang berbeda jauh.
Kriteria X₂ menjelaskan bahwa alat tangkap gill net yang ada di Desa Sungai
Undang tidak merusak habitat, karena alat tangkap ini merupakan alat tangkap pasi
yang tidak akan memiliki dampak negatif yang begitu besar pada lingkungan tempat
gill net di operasikan. Kriteria X₃ menjelaskan bahwa penggunaan dari alat tangkap
gill net dapat menyebabkan luka ringan seperti terkilir bagi nelayan.Hal ini
disebabkan oleh pengoperasian alat tangkap yang masih dilakukan secara manual
(tenaga manusia). Diungkapkan oleh Radarwarti, et.al.,2010, bahwa tingkat bahaya
yang diterima oleh nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap sangat tergantung
pada jenis alat tangkap yang dioperasikan dan keterampilan nelayan.
Kriteria X₄ menjelaskan bahwa hasil tangkapan alat tangkap gill net di
dominasikan oleh ikan-ikan mati namun dalam kondisi masih segar. menurut
pendapat (Rusmilyansari, 2012), kematian ikan disebabkan oleh kontruksi alat
tangkap yang dapat melukai atau tidak melukai dan lama pengoperasian tangkap.
43

Berdasarkan tingkat kesegaran hasil tangkapan, maka alat tangkap gill net termasuk
dalam kategori kurang berkualitas. Hal ini disebabkan hasil tangkapan yang diperoleh
terdiri dari ikan mati,segar dan cacat fisik. Kriteria X₅ menjelaskan bahwa alat
tangkap gill net yang beroperasi di Desa Sungai Undang Kuala Pembuang tersebut
selama kegiatan produksinya tidak membahayakan kesehatan konsumen, alat tangkap
ini tidak menggunakan bahwa kimia beracun serta ikan yang tertangkap masih dalam
keadaan hidup sebelum dinaikkan ke atas kapal.
Kriteria X₆ menjelaskan bahwa By-catch dari gill nett terdiri dari beberapa
spesies yang tidak diperkirakan ke semuanya laku dijual dipasaran dan ada juga yang
berharga tinggi. Hasil tangkapan sampingan sampingan (by catch)dapat didefenisikan
sebagai hasil tangkapan yang tidak diperkirakan sebelumnya akan tertangkap dalam
operasi penangkapan ikan, tetapi tertangkap secara kebetulan (Rusmilyansari, 2012).
Pengaruh dari pengoperasian alat tangkap gil net terhadap Biodersivitas dinyatakan
menyebabkan kematian spesies ikan namun tidak merusak habitat. Status
penangkapan terhdap ikan yang di lindungi alat tangkap gill net dinyatakan pernah
menangkap ikan yang dilindungi dan dilepaskan lagi.Secara sosial alat tangkap gill
net telah diterima oleh masyarakat di Desa Sungai Undang Kuala Pembuang sejak
lama karena tidak bertentangan dengan peraturan daerah serta menguntungkan secara
ekonomi.
44

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkankarakteristik nelayan gill net memiliki rata-rata usia yang masih
produktif dalam berkerja sebagai nelayan. Usiaproduktif merupakan usia
responden yang berada pada rentang 16-50 tahun, dengan presentase 72%.
Jumlah anggota keluarga 4-5 orang dengan presentase 78%. Pengalaman
melaut nelayan di desa Sungai Undang 20-25 tahun dengan presentase 67%..
Jenjang pendidikan yang ditempuh adalah sekolah dasar dengan presentase
61%.Masyarakat nelayan juga memiliki pekerjaan sampingan dan yang paling
banyak dipilih oleh nelayan gill net yaitu nelayan budidaya dengan presentase
50%.
2. Pendapatan nelayan gill net di Desa Sungai Undang Kuala Pembuang mulai
dari Rp.26.010.000 hingga Rp. 90.450.000 dengan rata-rata sebesar Rp.
56.046.111 dalam satu tahun.Pendapatan nelayan di desa Sungai undang
Kuala Pembuang sangat memadai atau dapat dikatakan melebihi UMR yang
telah ditetapkan oleh gubernur Kalimantan Tengah sebesar 3.193.750/ bulan.
3.Tingkat keramahan alat tangkap menurut kriteria FAO memperoleh nilai bobot
27,8 dan menunjukkan bahwa alat tangkap gill net di Desa Sungai Undang
Kuala Pembuang ramah lingkungan.

6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
adalah:
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang karateristik nelayan yang membahas
variabel tentang status kepemelikan rumah, keterlibatan kelembangaan dan
lainnya pada masyarakat nelayan Gill net yang ada di Desa Sungai.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang tingkat pendapatan yang lebih
mendalam lagi seperti menghitung laba rugi, laba untung yang diperoleh oleh
nelayan gillnet di Desa sungai Undang.
45

DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S. 2007. Kapal Penangkap Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan, Teknologi


Penangkapan Ikan. Jakarta. Hal 103.

Ashari, R. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Nila (Oreochromis


niloticus) dan Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Desa Kanaungan Kecamatan
Labakkang Kabupaten Pangkep. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Bauer, R. T. 2013. Amfidromi Pada Udang: Siklus Hidup Antara Sungai dan Laut.
Jurnal Amerika Latin Penelitian Perairan 41(4): 633–650.

Dapartemen Kelautan dan Perikanan. 2009. Tentang Perikanan. Jakarta

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Seruyan, 2016.Profil Peluang Investasi dan
Usaha Bidang Kelautan dan Perikanan.

Efikano, T. D. 2012. Analisis Ikan Hasil Tangkapan Jaring Insang Milenium dan
Strategi Pengelolaannya di Perairan Kabupaten Cirebon. Program Magister
Ilmu Kelautan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Indonesia, Depok.

[FAO] Food and Agriculture Organization. (1995). Code Of Conduct For


Responsible Fisheries. FAO. Rome, Italy. 41P.

Food And Agriculture Organization Of The Unitied Nations. 1974. Eastern Indian
Ocean And Western Central Pacific Rome. Fao Spesies Sheets For Fishery
Purposes.

Husen, I.I. 2015.Dinamika Perubahan Sosial Masyarakat Nelayan Dalam


Meningkatkan Taraf Hidup Di Kelurahan Mafututu Kota Tidore Kepulauan.

Johannes. S., Hans. M dan Delly. D. P. M. 2011. Efisiensi Penangkapan Jaring Insang
Lingkar Dengan Ukuran Mata Jaring Dan Nilai Pengerutan Yang Berbeda Di
Perairan Pesisir Negeri Waai. Program Studi Pemanfataan Sumberdaya
Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Pattimura,
Ambon.

Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 188.44/604/2020.Tentang Upah


Minimum Kabupaten/Kota. 2021.

Latuconsina, H. 2010. Identifikasi Alat Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan di


Kawasan Konservasi Laut Pulau Pombo Provinsi Maluku.Jurnal Ilmiah
Agribisnis dan Perikanan. 3(2): 23-30.
46

Lisna.Jasmine, M. A., Nelwida.& Mia, A. 2018. Tingkat Keramah Lingkungan Alat


Tangkap Gill Net Di Kecamatan Nipah Panjang, Jambi. Jurnal Teknologi
Perikanan dan Kelautan 9 (1): 83-96.

Manalu, A., Usman dan Alit. H. Y. 2015. Analisisa Daerah Pengoperasian Jaring
Insang Permukaan (Surface gill net) di Perairan Bogak Besar Kecamatan Teluk
Mengkudu Kabupaten Serdang Begadai Provinsi Sumatera Utara.Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau, Riau.

Manoppo, L. 1999. Selektivitas Gill Net Hanyut Terhadap Ikan Cakalang


(Katsuwonus Pelamis) di Perairan Lepas Pantai Selatan Jawa
Barat.Tesis.Institut Pertanian Bogor.

Martasuganda, S. 2002. Teknologi Penangkapan Jaring Insang. Institute Pertanian


Bogor. Bogor

Masri.2012. Identifikasi Karakteristik Sosial, Ekonomi, Dan Budaya Masyarakat


Nelayan Sungai Limau Di Kabupaten Padang Pariaman Dalam Penyediaan
Perumahan Permukiman.TESIS.Universitas Diponegoro Semarang. Semarang.

Monitnja, D. R. 2002. Pemanfaatan Pesisir Dan Lautan Untuk Kegiatan Perikanan


Tangkap. Institute Pertanian Bogor. Bogor

Najamuddin. 2011. Buku Ajar Rancang Bangun Alat Penangkap Ikan. Universitas
Hasanuddin, Makasar. Hal 139.

Nugrah, S. 2007. Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin Dan Krejcie-
Morgan: Telah Konsep Dan Aplikasi, Disampaikan Pada Diskusi Ilmiah
Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Unpad, Bandung.

Oktama, Z. R. 2013. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan


Anak Keluarga Nelayan Di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang
Kabupaten Pemalang.SKRIPSI.Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang. Semarang.

Pasaribu. A.M, Djumran Yusuf, Amiluddin. 2005. Perencanaan dan Evaluasi Proyek
Perikanan. LEPHAS. Hasanuddin Universitas Perss. Makassar.

Prabowo. A. W. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Market Share


Bank Syairah Di Indonesia. Akultas Ekonomi Dan Bisnis. Skripsi.Universita
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Primyastanto, M. Soemarno, A. Efani dan S. Muhammad. 2013. Kajian Ekonomi


Rumah Tangga Nelayan Payang Di Selat Madura, Jawa Timur., 15 (2):12-19.
47

Puspito, G. 2009. Perubahan Sifat-Sifat Fisik Mata Jaring Insang Hanyut Setelah
Digunakan 5, 10, 15, dan 20 Tahun. Jurnal Penelitian Sains 12(3).

Radawarti S., M. S. Basarono, D. R. Monintja, A. Purbayanto. 2010. Alokasi


Optimum dan Wilayah Pengembangan Berbasis Alat Tangkap Potensial Teluk
Jakarta. Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut 1(2): 189-198.

Ratna Patriana & Arif Satria. 2013. Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan
Iklim: Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali, Desa Pamoton, Kecamatan
Kalipucang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Jurnal J. Sosek KP 8 (1):12-22.

Rohimah, Esti. 2009. Kajian Kesejahteraan Keluarga: Keragaan Pemenuhan


Kebutuhan Pangan Dan Perumahan Pada Keluarga Nelayan Di Daerah Rawan
Bencana (Skripsi). Dapartemen Ilmu Keluarga Dan Konsumen, Fakultas
Ekologi Manusia, Institute Pertanian Bogor. Bogor.

Rusmilyansari. 2012. Inventarisasi Alat Tangkap Berdasarkan Kategori Status


Penangkapan Ikan Yang Bertanggungjawab di Perairan Tanah Laut. Fish
Scientiae 2(4): 141-151.

Saleh, I. A. 2007. Industri Kecil Sebuah Tinjauan Dan Perbandingan Bina Aksara.
Jakarta

Salim, G. & Anggoro, S. 2019. Domestikasi udang Prospek Masa Depan Sumber
Pangan Dari Laut.Deepublish (CV. Budi Utama).Yogyakarta.181
halaman.ISBN. 9786232093690.

Samuki, L. 2014. Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan Dengan Menggunakan Alat


Tangkap Jaring Insang (Gill Net) Di Kecamatan Meureubo.Skripsi. Universitas
Teuku Umar Meulaboh.

Sastrawidjaya. 2002. Pencemaran Lingkungan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Septia. R., N, A K Mudzakir dan A Rosyid. 2013. Analisis Kelayakan Finansial


Usaha Perikanan Payang Jabur (Boat seine) di Pelabuhan Perikanan Pantai
Asemdoyong Kabupaten Pemalang.Ponegoro, 2(3).

Silka, T. R., Syofyan, I., Isnaniah. 2016. Efektivitas Celah Pelolosan (escape gap)
Pada Alat Tangkap Untuk Menunjang Kelestarian Sumberdaya Ikan. Pada
Jurnal Penelitian Fakultas Perikanan Universitas Riau.

Sima, A. M., Yunasfi., Zulham, A.H. 2013. Identifikasi Alat Tangkap Ikan Ramah
Lingkungan di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai.[SKRIPSI].
Universitas Sumatera Utara. Medan.
48

Soekartawi.1995. Manajemen Pemasaran Dalam Bisnis Modern. Pustaka Harapan.


Jakarta.

Subri, M. 2005. Ekonomi Kelautan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono.2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV.Alfabeta.

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan


R&D. Alfabeta, Bandung.

Sukirno, S. (2004). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukirno, S. (2006). Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Supriyanto, Achamad Sani dan Masyhuri Machfudz. 2010. Metodologi Riset:


Manajemen Sumberdaya Manusia. Malang: UIN-Maliki Press.

Sutjana, I D P., 2006.Hambatan dalam Penerapan K3 dan Ergonomi. Bali:


Universitas Udayana Bali.

Tampubolon, D.M: Muthar, Ahmad: Nurmatias. 2011. Analisis Finansial Usaha


Perikanan Yang Berbeda Pemasarannya. J. Perikanan dan Kelautan, 16 (1): 78-
89. Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan Indonesia. Sumatera Utara.

Tarigan, E.S. 2010. Analisis Pekerjaan Sampingan Nelayan Kecamatantalawi


Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Masjid Lama Kecamatan Talawi
Kabupaten Batu Bara). J. Universitas Sumatera Utara Tahun 2010: 11-20.
Universitas Sumatera Utara. Medan.

Tongcu, M. D. C. (2007). Purposive Sampling As A Tool Or Informant Selection, 5,


147-158.

Winarti, L. &Rokhman, P. 2015. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Nelayan


(Studi Kasus Di Desa Sungai Bakau Kecamayan Seruyan Hilir Timur Dan Desa
Sungai Undang Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan). Jurnal
ZIRAA’AH 40 (3): 203-211.

Wiyono, T dan R. Baksh.2015.Analisis Pendapatan dan Nilai Tambah Usaha Tahu


pada Industri Rumah Tangga Wajianto di Desa Oguranto Kecamatan Bolano
Lambunu Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal Agrotekbis. 3(3):421-426.

Yesi, Y dan A. K. Hidayah.2014.Analisis Finansial Usaha Tani Aren (Arenga pinnata


Meer) di Kampung Sakaq Tada kecamatan Mook Mannar Bulantn Kabupaten
Kutai Barat. Jurnal Agrifor. 13(2). ISSN:1412-6885.
49

Peta Lokasi Penelitian


50

LAMPIRAN I

Lampiran Karakteristik Nelayan Gill Net

Jumlah
N Pendidikan Anggotaa
o Umur Terakhir Keluarga Jenis Pekerjaan
Utama Sampingan
1 39 Tahun SD 4 Ada Nelayan Budidaya
2 40 Tahun SD 5 Ada Buruh Bangunan
3 42 Tahun SD 5 Ada Buruh Bangunan
4 42 Tahun SMP 5 Ada Nelayan Budidaya
5 43 Tahun SD 3 Ada Buruh Bangunan
6 45 Tahun SD 6 Ada Petani
7 45 Tahun SD 4 Ada Nelayan Budidaya
8 46 Tahun SMP 5 Ada Nelayan Budidaya
9 48 Tahun SD 5 Ada Tukang Kayu
10 48 Tahun Tidak Bersekolah 3 Ada Nelayan Budidaya
11 48 Tahun SMA 5 Ada Nelayan Budidaya
12 50 Tahun SD 4 Ada Buruh Bangunan
13 50 Tahun SMP 4 Ada Nelayan Budidaya
14 51 Tahun Tidak Bersekolah 5 Ada Nelayan Budidaya
15 52 Tahun Tidak Bersekolah 6 Ada Petani
16 53 Tahun SD 4 Ada Tukang Kayu
17 53 Tahun SD 5 Ada Buruh Bangunan
18 55 Tahun SD 4 Ada Nelayan Budidaya
51

LAMPIRAN II

Lampiran Total Penerimaan, Total Biaya dan Pendapatan Nelayan Gill Net

No Nama Penerimaan(Rp) Total Biaya(Rp) Pendapatan(Rp)

1 Ahmadi 90.000.000 40.050.000 49.950.000


2 Arbani 34.500.000 8.490.000 26.010.000
3 Lumansyah 74.250.000 16.620.000 57.630.000
4 Saipulian 57.500.000 13.650.000 43.850.000
5 Daham 96.600.000 15.780.000 80.820.000
6 Juhri 49.000.000 11.190.000 37.810.000
7 Rudiansyah 69.000.000 18.060.000 50.940.000
8 138.000.000 47.550.000 90.450.000
Sugiman
9 80.500.000 22.500.000 58.000.000
Alimansyah
10 70.000.000 17.850.000 52.150.000
Nanang
11 110.000.000 47.550.000 62.450.000
Aderan
12 69.000.000 13.500.000 55.500.000
Ambri
13 92.000.000 22.500.000 69.500.000
Jali
14 110.000.000 43.350.000 66.650.000
Ahim
15 66.000.000 17.400.000 48.600.000
Muyiono
16 60.000.000 15.180.000 44.820.000
Muhamand
17 Yuliadi 55.000.000 13.650.000 41.350.000
18 Yanto 92.000.000 19.650.000 72.350.000
Jumlah 1.413.350.000 404.520.000 1.008.830.000
Rata-Rata 78.519.444 22.473.333 56.046.111
52

LAMPIRAN III

Kapal Alat Tangkap Nelayan Pelampung

Hasil Tangkapan Hasil Tangkapan


53

Ikan Mayung/ Arius spp Ikan Bawal Putih/ Papus argentus

Ikan Puput/ Ilisha elongate Ikan Hiu putih/ Carcharodon carcharias


54

Ikan Gulama/ Jhonius trachycephalus Ikan Tenggiri/ Scomberomorus commerson

Ikan Senangin/ Polynemus spp Ikan Kembung/ Rastrellinger spp

Ikan Alo-Alo /Lepturacanthus savala


55

Gambar Mewawancarai Masyarakat


56
57
58

LAMPIRAN IV

I.
A. RESPONDEN
1. Nama lengkap : Ahmadi
2. Umur : 39 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Nelayan Budidaya

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 6 1 18.000.000
2 Mesin 3 1 6.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 3 20 pcs 7.500.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 31.500.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 350.000 1.050.000

2 Perawatan Alat Tangkap 250.000 750.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 150.000 450.000

Jumlah 2.250.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


59

Jumlah Biaya/
No Jenis Biaya Tidak Volume Harga Biaya (Rp)/ 25 Dalam Waktu
Tetap (Trip) Satuan Trip (6 bulan)
1 Solar 16 L 7.000 2.800.000 16.800.000
2 Es Batu 10 Biji 1.000 250.000 1.500.000
3 Air/Biaya - 30.000 750.000 4.500.000
Pembekalan
4 Upah ABK 1 100.000 2.500.000 15.000.000
Jumlah 37.800.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 150 4.500 20.000 5

Jenis Ikan yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Tongkol, Ikan Mayung, Ikan Selangat, Ikan
Kembung
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 20.000 x 4.500
TR= 90.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=2.250.000+37.800.000
TC= 40.050.000
H.PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 90.000.000-40.050.000
π = 49.950.000

II.
60

A. RESPONDEN
1. Nama lengkap : Arbani
2. Umur : 40 Tahun
3. Agama : Islam
4.Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Buruh Bangunan

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 4 1 18.000.000
2 Mesin 3 1 8.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 3 15 7.000.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 33.000.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 200.000 600.000

2 Perawatan Alat Tangkap 250.000 750.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 100.000 300.000

Jumlah 1.650.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


61

Jumlah Biaya/
No Jenis Biaya Tidak Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu
Tetap (Trip) Satuan 15 Trip (6 bulan)
1 Solar 8L 7.000 840.000 5.040.000
2 Es Batu - - - -
3 Air/Biaya - 20.000 300.000 1.800.000
Pembekalan
Jumlah 6.840.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 90 1.500 23.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Tenggiri, Ikan Mayung, Ikan Kembung,
Ikan Selangat,
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 23.000 x 1.500
TR= 34.500.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.650.000+6.840.000
TC= 8.490.000
H. PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 34.500.000-8.490.000
π = 26.010.000

III.
62

A. RESPONDEN
1. Nama lengkap : Lumansyah
2. Umur : 42 Tahun
3. Agama : Islam
4.Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Buruh bangunan
B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 3 1 15.000.0000
2 Mesin 3 1 6.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 3 15 pcs 5.500.000
4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 26.500.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 200.000 600.000
2 Perawatan Alat 200.000 600.000
Tangkap Gill Net
3 Perawatan Mesin 100.000 300.000
Jumlah 1.500.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


63

Jumlah Biaya/
No Jenis Biaya Tidak Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu
Tetap (Trip) Satuan 20 Trip (6 bulan)
1 Solar 13 L 7.000 1.820.000 10.920.000
2 Es Batu 15 Biji 1.000 300.000 1.800.000
3 Air/Biaya - 20.000 400.000 2.400.000
Pembekalan
Jumlah 15.120.000

E. HASILTANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 120 3.000 24.750 4

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Tenggiri, Ikan Mayung dan Ikan Kembung.

F. PENERIMAAN
TR=P.Q

TR= 24.750 x 3.000


= 74.250.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.500.000+15.120.000
TC= 16.620.000
H. PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 74.250.000-16.620.000
π = 57.630.000

IV.
64

A. RESPONDEN
1. Nama lengkap : Saipulian
2. Umur : 42 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : SMP
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Nelayan budidaya

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 5 1 16.000.000
2 Mesin 3 1 6.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 2 15 pcs 6.500.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 28.500.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 200.000 600.000

2 Perawatan Alat Tangkap 200.000 600.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 150.000 450.000

Jumlah 1.650.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


65

Jumlah Biaya/
No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu
Tidak Tetap (Trip) Satuan 25 Trip (6 bulan)
1 Solar 10 L 7.000 1.400.000 8.400.000
2 Es Batu 10 Biji 1.000 200.000 1.200.000
3 Air/Biaya - 20.000 400.000 2.400.000
Pembekalan
Jumlah 12.000.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 150 2.500 23.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Mayung, Ikan Selangat, Ikan Tenggiri dan
Ikan Kembung
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 23.000 x 2.500
TR= 57.500.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.650.000+12.000.000
TC= 13.650.000
H. PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 57.500.000-13.650.000
π = 43.850.000

V.
66

A. RESPONDEN
1. Nama lengkap : Daham
2. Umur : 43 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Buruh Bangunan

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 4 1 17.000.0000
2 Mesin 2 1 8.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 2 19 pcs 8.000.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 33.000.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 250.000 750.000

2 Perawatan Alat 150.000 450.000


Tangkap Gill Net
3 Perawatan Mesin 100.000 300.000

Jumlah 1.500.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


67

Jumlah Biaya/
No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu
Tidak Tetap (Trip) Satuan 20 Trip (6 bulan)
1 Solar 12 L 7.000 1.680.000 10.080.000
2 Es Batu 10 Biji 1.000 200.000 1.200.000
3 Air/Biaya - 25.000 500.000 3.000.000
Pembekalan
Jumlah 14.280.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 120 4.200 23.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Mayung, Ikan selangat, Ikan Tenggiri dan
Ikan Kembung
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 23.000 x 4.200
TR= 96.600.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.500.000+14.280.000
TC= 15.780.000
H.PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 96.600.000-15.780.000
π = 80.820.000

VI.
68

A. RESPONDEN
1. Nama lengkap : Juhri
2. Umur : 45 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Petani

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 4 1 20.000.000
2 Mesin 2 1 7.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 2 15 pcs 5.500.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 32.500.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6
bulan)
1 Perawatan Kapal 200.000 600.000

2 Perawatan Alat 150.000 450.000


Tangkap Gill Net
3 Perawatan Mesin 100.000 300.000

Jumlah 1.350.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


69

Jumlah Biaya/
No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu
Tidak Tetap (Trip) Satuan 20 Trip (6 bulan)
1 Solar 8L 7.000 1.120.000 6.720.000
2 Es Batu 6 Biji 1.000 120.000 720.000
3 Air/Biaya - 25.000 400.000 2.400.000
Pembekalan
Jumlah 9.840.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 120 2.000 24.500 4

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Tenggiri, Ikan Kembung dan Ikan Selangat
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 24.500 x 2.000
TR= 49.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.350.000+9.840.000
TC= 11.190.000
H.PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 49.000.000-11.190.000
π = 37.810.000

VII.
A. RESPONDEN
70

1. Nama lengkap : Rudiansyah


2. Umur : 45 Tahun
3. Agama : Islam
4.Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Nelayan budidaya
B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 3 1 17.000.000
2 Mesin 2 1 6.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 3 16 7.000.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 30.000.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 150.000 450.000

2 Perawatan Alat Tangkap 200.000 600.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 150.000 450.000

Jumlah 1.500.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


Jumlah Biaya/
71

No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu


Tidak Tetap (Trip) Satuan 20 Trip (6 bulan)
1 Solar 14 L 7.000 1.960.000 11.760.000
2 Es Batu 15 Biji 1.000 300.000 1.800.000
3 Air/Biaya - 25.000 500.000 3.000.000
Pembekalan
Jumlah 16.560.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 120 3.000 23.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Tenggiri, Ikan Mayung, Ikan Selangat dan
Ikan Kembung
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 23.000 x 3.000
TR= 69.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.500.000+16.560.000
TC= 18.060.000
H. PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 69.000.000-18.060.000
π = 50.940.000

VIII.
A. RESPONDEN
72

1. Nama lengkap : Sugiman


2. Umur : 46 Tahun
3. Agama : Islam
4.Pendidikan terakhir : SMP
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Nelayan Budidaya

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 2 1 16.000.000
2 Mesin 2 1 7.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 2 19 pcs 8.000.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 31.000.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 400.000 1.200.000

2 Perawatan Alat Tangkap 300.000 900.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 150.000 450.000

Jumlah 2.550.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


Jumlah Biaya/
73

No Jenis Biaya Tidak Volume Harga Satuan Biaya (Rp)/ 25 Dalam Waktu
Tetap (Trip) Trip (6 bulan)
1 Solar 20 L 7.000 3.500.000 21.000.000
2 Es Batu 30 Biji 1.000 750.000 4.500.000
3 Air/Biaya - 40.000 1.000.000 6.000.000
Pembekalan
4 Upah ABK 1 100.000 2.500.000 15.000.000
Jumlah 45.000.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 150 6.000 23.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Kembung, Ikan Tenggiri, Ikan Mayung dan
Ikan Selangat
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 23.000 x 6.000
TR= 138.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=2.550.000+45.000.000
TC= 47.550.000
H. PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 138.000.000-47.550.000
π = 90.450.000

IX.
A. RESPONDEN
74

1. Nama lengkap : Alimansyah


2. Umur : 48 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Tukang Kayu
B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 10 1 20.000.0000
2 Mesin 5 1 8.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 5 15 pcs 6.000.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 34.000.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 300.000 900.000

2 Perawatan Alat 250.000 750.000


Tangkap Gill Net
3 Perawatan Mesin 150.000 450.000

Jumlah 2.100.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


Jumlah Biaya/
75

No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu


Tidak Tetap (Trip) Satuan 25 Trip (6 bulan)
1 Solar 14 L 7.000 2.450.000 14.700.000
2 Es Batu 13 Biji 1.000 325.000 1.950.000
3 Air/Biaya - 25.000 625.000 3.750.000
Pembekala
n
Jumlah 20.400.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 150 3.500 23.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Mayung, IkanSelangat, Ikan Tenggiri dan
Ikan Kembung
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 23.000 x 3.500
TR= 80.500.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=2.100.000+20.400.000
TC= 22.500.000
H.PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 80.500.000-22.500.000
π = 58.000.000

X.
76

A. RESPONDEN
1. Nama lengkap : Nanang
2. Umur : 48 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Nelayan Budidaya

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 4 1 20.000.000
2 Mesin 1 1 7.500.000
3 Alat Tangkap Gill Net 1 15 pcs 6.500.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 34.000.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 250.000 750.000

2 Perawatan Alat Tangkap 250.000 750.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 200.000 600.000

Jumlah 2.100.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


77

Jumlah Biaya/
No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu
Tidak Tetap (Trip) Satuan 25 Trip (6 bulan)
1 Solar 10 L 7.000 1.750.000 10.500.000
2 Es Batu 10 Biji 1.000 250.000 1.500.000
3 Air/Biaya - 25.000 625.000 3.750.000
Pembekala
n
Jumlah 15.750.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 150 3.500 20.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Tongkol, Ikan Mayung, Ikan Selangat dan
Ikan Kembung

F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 20.000 x 3.500
TR= 70.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=2.100.000+15.750.000
TC= 17.850.000
H. PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 70.000.000-17.850.000
π = 52.150.000
78

XI.
A. RESPONDEN
1. Nama lengkap : Aderan
2. Umur : 48 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : SMA
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Nelayan Budidaya

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 7 1 19.000.000
2 Mesin 4 1 7.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 5 18 pcs 7.500.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 33.500.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 350.000 1.050.000

2 Perawatan Alat Tangkap 300.000 900.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 200.000 600.000

Jumlah 2.550.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


79

Jumlah Biaya/
No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu
Tidak Tetap (Trip) Satuan 25 Trip (6 bulan)
1 Solar 20 L 7.000 3.500.000 21.000.000
2 Es Batu 20 Biji 1.000 500.000 3.000.000
3 Air/Biaya - 40.000 1.000.000 6.000.000
Pembekalan
4 Upah ABK 1 100.000 2.500.000 15.000.000
Jumlah 45.000.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 150 5.500 20.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Tongkol, Ikan Mayung, Ikan Kembung dan
Ikan Selangat
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 20.000 x 5.500
TR= 110.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=2.550.000+45.000.000
TC= 47.550.000
H. PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 110.000.000-47.550.000
π = 62.450.000

XII.
80

A. RESPONDEN
1. Nama lengkap : Ambri
2. Umur : 50 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Buruh bangunan

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 3 1 20.000.0000
2 Mesin 3 1 7.500.000
3 Alat Tangkap Gill Net 3 20 pcs 9.000.000

4 Genset - - -

5 Gps - - -

Jumlah 36.500.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 250.000 750.000

2 Perawatan Alat Tangkap 150.000 450.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 100.000 300.000

Jumlah 1.500.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


81

Jumlah
No Jenis Biaya Tidak Volume Harga Satuan Biaya (Rp)/ Biaya/
Tetap (Trip) 20 Trip Dalam
Waktu (6
bulan)
1 Solar 10 L 7.000 1.400.000 8.400.000
2 Es Batu 10 Biji 1.000 200.000 1.200.000
3 Air/Biaya - 20.000 400.000 2.400.000
Pembekalan
Jumlah 12.000.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 120 3.000 23.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Kembung, Ikan Tenggiri, Ikan Mayung dan
Ikan Selangat.
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 23.000 x 3.000
= 69.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.500.000+12.000.000
TC= 13.500.000
H.PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 69.000.000-13.500.000
π = 55.500.000

XIII.
82

A. RESPONDEN
1. Nama lengkap : Jali
2. Umur : 50 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : SMP
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Nelayan budidaya

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 2 1 19.000.0000
2 Mesin 2 1 8.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 2 15 pcs 7.000.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 34.000.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 300.000 900.000

2 Perawatan Alat 300.000 900.000


Tangkap Gill Net
3 Perawatan Mesin 150.000 450.000

Jumlah 2.250.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


Jumlah Biaya/
83

No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu


Tidak Tetap (Trip) Satuan 25 Trip (6 bulan)
1 Solar 15 L 7.000 2.625.000 15.750.000
2 Es Batu 10 Biji 1.000 250.000 1.500.000
3 Air/Biaya - 20.000 500.000 3.000.000
Pembekalan
Jumlah 20.250.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 150 4.000 23.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Kembung, Ikan Tenggiri, Ikan Mayung dan
Ikan Selangat.
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 23.000 x 4.000
= 92.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=2.250.000+20.250.000
TC= 22.500.000

H.PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 92.000.000-22.500.000
π = 69.500.000

XIV.
A. RESPONDEN
84

1. Nama lengkap : Ahim


2. Umur : 51 Tahun
3. Agama : Islam
4.Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Nelayan Budidaya

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 3 1 15.000.0000
2 Mesin 2 1 6.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 2 15 pcs 6.500.000

4 Genset - - -

5 Gps - - -

Jumlah 27.500.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 300.000 900.000

2 Perawatan Alat Tangkap 200.000 600.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 150.000 450.000

Jumlah 1.950.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


Jumlah Biaya/
85

No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu


Tidak Tetap (Trip) Satuan 25 Trip (6 bulan)
1 Solar 18 L 7.000 3.150.000 18.900.000
2 Es Batu 20 Biji 1.000 500.000 3.000.000
3 Air/Biaya - 30.000 750.000 4.500.000
Pembekalan
4 Upah ABK 1 100.000 2.500.000 15.000.000
Jumlah 41.400.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 150 5.000 22.000 6

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Sennagin, Ikan Tenggiri, Ikan Kembung, Ikan Selangat,
Ikan Mayung dan Ikan Tongkol.

F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 22.000 x 5.000
= 110.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.950.000+41.400.000
TC= 43.350.000
H.PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 110.000.000-43.350.000

XV.
A. RESPONDEN
86

1. Nama lengkap : Muyiono


2. Umur : 52 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Petani
B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 9 1 18.000.000
2 Mesin 3 1 7.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 3 16 pcs 6.000.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 31.000.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 200.000 600.000

2 Perawatan Alat Tangkap 150.000 450.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 100.000 300.000

Jumlah 1.350.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


Jumlah Biaya/
87

No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu


Tidak Tetap (Trip) Satuan 25 Trip (6 bulan)
1 Solar 11 L 7.000 1.925.000 11.550.000
2 Es Batu 10 Biji 1.000 250.000 1.500.000
3 Air/Biaya - 20.000 500.000 3.000.000
Pembekalan
Jumlah 16.050.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 150 3.000 22.000 6

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Tenggiri, Ikan Kembung, Ikan Selangat,
Ikan Mayung dan Ikan Tongkol
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 22.000 x 3.000
TR= 66.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.350.000+16.050.000
TC= 17.400.000
H. PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 66.000.000-17.400.000
π = 48.600.000

XVI.
A. RESPONDEN
88

1. Nama lengkap : Muhamand


2. Umur : 53 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : SMP
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Tukang Kayu

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 8 1 20.000.0000
2 Mesin 6 1 8.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 6 10 pcs 7.500.000

4 Genset - - -

5 Gps - - -

Jumlah 35.500.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 250.000 600.000

2 Perawatan Alat Tangkap 150.000 450.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 150.000 450.000

Jumlah 1.500.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


Jumlah Biaya/
89

No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu


Tidak Tetap (Trip) Satuan 20 Trip (6 bulan)
1 Solar 12 L 7.000 1.680.000 10.080.000
2 Es Batu 10 Biji 1.000 200.000 1.200.000
3 Air/Biaya - 20.000 400.000 2.400.000
Pembekalan
Jumlah 13.680.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 120 3.000 20.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Tongkol, Ikan MAyung, Ikan Selangat dan
Ikan Kembung
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 20.000 x 3.000
TR= 60.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.500.000+13.680.000
TC= 15.180.000
H. PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 60.000.000-15.180.000
π = 44.820.000

XVII.
A. RESPONDEN
90

1. Nama lengkap : Yuliadi


2. Umur : 53 Tahun
3. Agama : Islam
4.Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Buruh Bangunan
B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 5 1 17.000.000
2 Mesin 3 1 7.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 3 15 7.500.0000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 31.500.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 150.000 450.000

2 Perawatan Alat Tangkap 100.000 300.000


Gill Net
3 Perawatan Mesin 100.000 300.000

Jumlah 1.050.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


Jumlah Biaya/
91

No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu


Tidak Tetap (Trip) Satuan 20 Trip (6 bulan)
1 Solar 10 L 7.000 1.400.000 8.400.000
2 Es Batu 10 Biji 1.000 200.000 1.200.000
3 Air/Biaya - 25.000 500.000 3.000.000
Pembekalan
Jumlah 12.600.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 120 2.500 22.000 6

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Tenggiri, Ikan Senangin, Ikan Kembung, Ikan Selangat,
Ikan Mayung dan Tongkol.

F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 22.000 x 2.500
TR= 55.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.050.000+12.600.000
TC= 13.650.000
H. PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 55.000.000-13.650.000
π = 41.350.000

XVIII.
A. RESPONDEN
92

1. Nama lengkap : Yanto


2. Umur : 55 Tahun
3. Agama : Islam
4.Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan utama : Nelayan
6. Pekerjaan sampingan : Nelayan Budidaya

B. INVENTASI
No Inventasi Umur Ekonomis Jumlah Biaya (Rp)
1 Kapal 5 1 16.000.0000
2 Mesin 3 1 10.000.000
3 Alat Tangkap Gill Net 3 60 pcs 25.000.000

4 Genset - - -
5 Gps - - -
Jumlah 51.000.000

C. BIAYA TETAP
No Jenis Biaya Tetap Biaya (Rp) Jumlah Biaya/Dalam Waktu (6 bulan)
1 Perawatan Kapal 250.000 750.000

2 Perawatan Alat 200.000 600.000


Tangkap Gill Net
3 Perawatan Mesin 100.000 300.000

Jumlah 1.650.000

D. BIAYA TIDAK TETAP


93

Jumlah Biaya/
No Jenis Biaya Volume Harga Biaya (Rp)/ Dalam Waktu
Tidak Tetap (Trip) Satuan 20 Trip (6 bulan)
1 Solar 15 L 7.000 2.100.000 12.600.000
2 Es Batu 20 Biji 1.000 400.000 2.400.000
3 Air/Biaya - 25.000 500.000 3.000.000
Pembekalan
Jumlah 18.000.000

E. HASIL TANGKAPAN DALAM WAKTU (6 BULAN)


No Jumlah Trip Total Jumlah Tangkapan (Kg) Harga Rata-rata Jenis Ikan

1 120 4.000 23.000 5

Jenis Ikan Yang Tertangkap: Ikan Senangin, Ikan Kembung, Ikan Tenggiri, Ikan Mayung dan
Ikan Selangat.
F. PENERIMAAN
TR=P.Q
TR= 23.000 x 4.000
= 92.000.000
G. TOTAL BIAYA
TC=FC+VC
TC=1.650.000+18.000.000
TC= 19.650.000
H.PENDAPATAN
π = TR-TC
π = 92.000.000-19.650.000
π = 72.350.000

Anda mungkin juga menyukai