Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anas Tasya Hasti Sijabat

Nim: CDA 118 052

Prodi: Manajemen Sumberdaya Perairan

Matkul : Kebijakan Pengelolahan SDI

Dosen Pengampu : Dr.Ir.Hj.Kembarawati,M.Si

1. Jelaskan tentang konsep & pengertian SDA


 Konsep Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan, dan lain-
lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya
atau berkurangnya ketersediaan sumber daya tersebut akan berdampak sangat besar bagi
kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini. Tanpa udara dan air misalnya,
manusia tidak dapat hidup.Demikian pula sumber daya alam yang lain seperti hutan, ikan
dan lainnya merupakan sumber daya yang tidak saja mencukupi kebutuhan hidup
manusia, namun juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kesejahteraan suatu
bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat
manusia, dan sebaliknya pengelolaan sumber daya alam yang tidak baik akan berdampak
buruk. Oleh karena itu, persoalan mendasar sehubungan dengan pengelolaan sumber daya
alam adalah bagaimana mengelola sumber daya alam tersebut agar menghasilkan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi manusia dengan tidak mengorbankan kelestarian sumber
daya alam itu sendiri (Fauzi, 2004).

SDA adalah sesuatu yang masih terdapat didalam maupun diluar bumi yang
sifatnya masih potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi.

2. Apa yang kamu ketahui tentang gerakan penyelamatan SDA, jelaskan ?

Pada tahun 2014, KPK telah melakukan koordinasi dan supervisi atas pertambangan
mineral dan batubara yang berlokasi di 12 provinsi yakni Kepulauan Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, dan Maluku Utara.

Kegiatan tersebut melibatkan instansi pemerintah pusat yang terkait, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kabupaten/kota. Hasil dari kegiatan tersebut antara lain dicabutnya izin-izin
yang tidak memenuhi ketentuan, dibayarkannya kewajiban keuangan yang selama ini
diabaikan oleh pelaku usaha, penegakan aturan, dan pengawasan yang diperketat dengan
melibatkan berbagai pihak.

 KAK GN SDA Indonesia Bagian 1


 KAK GN SDA Indonesia Bagian 2
 KAK GN SDA Indonesia Bagian 3

Pada tahun 2014, KPK telah melakukan koordinasi dan supervisi atas pertambangan mineral
dan batubara yang berlokasi di 12 provinsi yakni Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan
Maluku Utara.

Kegiatan tersebut melibatkan instansi pemerintah pusat yang terkait, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota. Hasil dari kegiatan tersebut antara lain dicabutnya izin-izin yang
tidak memenuhi ketentuan, dibayarkannya kewajiban keuangan yang selama ini diabaikan
oleh pelaku usaha, penegakan aturan, dan pengawasan yang diperketat dengan melibatkan
berbagai pihak.

 KAK GN SDA Indonesia Bagian 1


 KAK GN SDA Indonesia Bagian 2
 KAK GN SDA Indonesia Bagian 3

3. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang SDI

 SDI merupakan organisasi yang pertama kali lahir di Indonesia, pada awalnya


Organisasi yang dibentuk oleh Haji Samanhudi dan kawan-kawan ini adalah
perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang menentang politik Belanda memberi
keleluasaan masuknya pedagang asing untuk menguasai komplar ekonomi rakyat pada
masa itu. Pada tanggal 10 September 1912 berkat keadaan politik dan sosial pada masa
tersebut HOS Tjokroaminoto menghadap notaris B. ter Kuile di Solo untuk membuat
Sarikat Islam sebagai Badan Hukum dengan Anggaran Dasar SI yang baru, kemudian
mendapatkan pengakuan dan disahkan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 14
September 1912. Hos Tjokroaminoto mengubah yuridiksi SDI lebih luas yang dulunya
hanya mencakupi permasalahan ekonomi dan sosial. Selanjutnya karena perkembangan
politik dan sosial SI bermetamorfosis menjadi organisasi pergerakan yang telah beberapa
kali berganti nama yaitu Central Sarekat Islam tahun 1916, Partai Sarekat Islam tahun
1920, Partai Sarekat Islam Hindia Timur tahun 1923, Partai Syarikat Islam Indonesia
tahun 1929, Syarikat Islam tahun 1973, dan pada Majlis Tahkim ke-35 di Garut tahun
2003, namanya diganti menjadi Syarikat Islam  .

Sejak kongres tersebut eksistensi dan pergerakan Syarikat Islam yang masih ada dan tetap
bertahan hingga sekarang disebut Syarikat Islam. Pada saat itu, pedagang-pedagang
keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang
lebih tinggi daripada penduduk Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja
diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan
sosial karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai
Inlanders. SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan
perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya.

Di bawah pimpinan H. Samanhudi, perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi


perkumpulan yang berpengaruh. Tjokroaminoto masuk SI bersama Hasan Ali
Surati, seorang keturunan India, yang kelak kemudian memegang keuangan surat kabar
SI, Oetusan Hindia. Pada tahun 1912, oleh pimpinannya yang baru Haji Oemar Said
Tjokroaminoto, nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam . Membantu anggota-anggota
yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.

Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat


rakyat. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam. Walaupun
dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tetapi dalam kegiatannya SI
menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta
penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah
anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.

Tapi Tjokroaminoto tidak bertahan lama di lembaga yang dibuat Pemerintah Hindia
Belanda itu dan ia keluar dari Volksraad , karena volksraad dipandangnya sebagai
«Boneka Belanda» yang hanya mementingkan urusan penjajahan di Hindia ini dan tetap
mengabaikan hak-hak kaum pribumi. HOS Tjokroaminoto ketika itu telah menyuarakan
agar bangsa Hindia diberi hak untuk mengatur urusan dirinya sendiri, yang hal ini ditolak
oleh pihak Belanda.
Adapun faktor-faktor yang mempermudah infiltrasi ISDV ke dalam tubuh SI antar lain :

1. Central Sarekat Islam sebagai badan koordinasi pusat memiliki kekuasaan yang
lemah. Pemimpin cabang memiliki pengaruh yang kuat untuk menentukan nasib
cabangnya, dalam hal ini Semaoen adalah ketua SI Semarang. Akibat dari Perang Dunia
I, hasil panen padi yang jelek mengakibatkan membumbungnya harga-harga dan
menurunnya upah karyawan perkebunan untuk mengimbangi kas pemerintah kolonial
mengakibatkan dengan mudahnya rakyat memihak pada ISDV. Akibat kemiskinan yang
semakin diderita rakyat semenjak Politik Pintu Terbuka dilaksanakan pemerintah
kolonialis sejak tahun 1870 dan wabah pes yang melanda pada tahun 1917 di Semarang.

2. Jurang antara SI Merah dan SI Putih semakin melebar saat keluarnya pernyataan
Komintern yang menentang cita-cita Pan-Islamisme. Pada saat kongres SI Maret 1921 di
Yogyakarta, H. Fachruddin, Wakil Ketua Muhammadiyah mengedarkan brosur yang
menyatakan bahwa Pan-Islamisme tidak akan tercapai bila tetap bekerja sama dengan
komunis karena keduanya memang bertentangan. Di samping itu Agus Salim mengecam
SI Semarang yang mendukung PKI.

3. Penegakan disiplin partai


Hal ini ada kaitannya dengan desakan Abdul Muis dan Agus Salim pada kongres SI yang
keenam 6-10 Oktober 1921 tentang perlunya disiplin partai yang melarang keanggotaan
rangkap. Keputusan mengenai disiplin partai diperkuat lagi dalam kongres SI pada bulan
Februari 1923 di Madiun. Dalam kongres Tjokroaminoto memusatkan tentang
peningkatan pendidikan kader SI dalam memperkuat organisasi dan pengubahan nama
CSI menjadi Partai Sarekat Islam . Pada kongres PKI bulan Maret 1923, PKI
memutuskan untuk menggerakkan SI Merah untuk menandingi SI Putih.
Pada tahun 1924, SI Merah berganti nama menjadi “Sarekat Rakyat”

Anda mungkin juga menyukai