SDA adalah sesuatu yang masih terdapat didalam maupun diluar bumi yang
sifatnya masih potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi.
Pada tahun 2014, KPK telah melakukan koordinasi dan supervisi atas pertambangan
mineral dan batubara yang berlokasi di 12 provinsi yakni Kepulauan Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, dan Maluku Utara.
Kegiatan tersebut melibatkan instansi pemerintah pusat yang terkait, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kabupaten/kota. Hasil dari kegiatan tersebut antara lain dicabutnya izin-izin
yang tidak memenuhi ketentuan, dibayarkannya kewajiban keuangan yang selama ini
diabaikan oleh pelaku usaha, penegakan aturan, dan pengawasan yang diperketat dengan
melibatkan berbagai pihak.
Pada tahun 2014, KPK telah melakukan koordinasi dan supervisi atas pertambangan mineral
dan batubara yang berlokasi di 12 provinsi yakni Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan
Maluku Utara.
Kegiatan tersebut melibatkan instansi pemerintah pusat yang terkait, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota. Hasil dari kegiatan tersebut antara lain dicabutnya izin-izin yang
tidak memenuhi ketentuan, dibayarkannya kewajiban keuangan yang selama ini diabaikan
oleh pelaku usaha, penegakan aturan, dan pengawasan yang diperketat dengan melibatkan
berbagai pihak.
Sejak kongres tersebut eksistensi dan pergerakan Syarikat Islam yang masih ada dan tetap
bertahan hingga sekarang disebut Syarikat Islam. Pada saat itu, pedagang-pedagang
keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang
lebih tinggi daripada penduduk Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja
diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan
sosial karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai
Inlanders. SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan
perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya.
Tapi Tjokroaminoto tidak bertahan lama di lembaga yang dibuat Pemerintah Hindia
Belanda itu dan ia keluar dari Volksraad , karena volksraad dipandangnya sebagai
«Boneka Belanda» yang hanya mementingkan urusan penjajahan di Hindia ini dan tetap
mengabaikan hak-hak kaum pribumi. HOS Tjokroaminoto ketika itu telah menyuarakan
agar bangsa Hindia diberi hak untuk mengatur urusan dirinya sendiri, yang hal ini ditolak
oleh pihak Belanda.
Adapun faktor-faktor yang mempermudah infiltrasi ISDV ke dalam tubuh SI antar lain :
1. Central Sarekat Islam sebagai badan koordinasi pusat memiliki kekuasaan yang
lemah. Pemimpin cabang memiliki pengaruh yang kuat untuk menentukan nasib
cabangnya, dalam hal ini Semaoen adalah ketua SI Semarang. Akibat dari Perang Dunia
I, hasil panen padi yang jelek mengakibatkan membumbungnya harga-harga dan
menurunnya upah karyawan perkebunan untuk mengimbangi kas pemerintah kolonial
mengakibatkan dengan mudahnya rakyat memihak pada ISDV. Akibat kemiskinan yang
semakin diderita rakyat semenjak Politik Pintu Terbuka dilaksanakan pemerintah
kolonialis sejak tahun 1870 dan wabah pes yang melanda pada tahun 1917 di Semarang.
2. Jurang antara SI Merah dan SI Putih semakin melebar saat keluarnya pernyataan
Komintern yang menentang cita-cita Pan-Islamisme. Pada saat kongres SI Maret 1921 di
Yogyakarta, H. Fachruddin, Wakil Ketua Muhammadiyah mengedarkan brosur yang
menyatakan bahwa Pan-Islamisme tidak akan tercapai bila tetap bekerja sama dengan
komunis karena keduanya memang bertentangan. Di samping itu Agus Salim mengecam
SI Semarang yang mendukung PKI.