1. Faktor Internal
• Penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan
• Munculnya golongan terpelajar
• Kenangan kejayaan di masa lalu
2. Faktor Eksternal
• Kesuksesan pergerakan nasional di negara-negara Asia dan Afrika
• Peristiwa kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
• Masuknya paham baru ke Indonesia seperti liberalisme, demokrasi, dan
nasionalisme
1. Budi Utomo
1.1 Latar Belakang Pergerakan
Pada tahun 1907, Wahidin Sudirohusodo melakukan kunjungan ke STOVIA
dan bertemu dengan para mahasiswa yang masih bersekolah di sana. Lalu, ia
menyerukan gagasan pada mereka untuk membentuk organisasi yang dapat
mengangkat derajat bangsa. Selain itu, Sudirohusodo juga ingin mendirikan sebuah
organisasi di bidang pendidikan yang bisa membantu biaya orang-orang pribumi yang
berprestasi dan mempunyai keinginan untuk bersekolah, tetapi terhambat biaya.
Gagasan ini menarik bagi para mahasiswa di sana, terutama Soetomo, Gunawan
Mangunkusumo, dan Soeradji Tirtonegoro. Selanjutnya, Soetomo bersama dengan M.
Soeradji mengadakan pertemuan dengan mahasiswa STOVIA yang lain untuk
membicarakan gagasan organisasi yang disampaikan oleh Sudirohusodo. Acara itu
berlangsung tidak resmi di Ruang Anatomi milik STOVIA saat tidak ada jam pelajaran.
Pertemuan tersebut membentuk sebuah organisasi yang diberi nama "Perkumpulan
Budi Utomo" sehingga Budi Utomo pun berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta.
1.2 Tujuan Pergerakan
• Menyadarkan kedudukan masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura pada diri
sendiri.
• Berusaha meningkatkan kemajuan mata pencaharian serta penghidupan
bangsa dengan memperdalam kesenian dan kebudayaan.
• Menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat
• Fokus pada masalah pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.
• Membuka pemikiran penduduk Hindia seluruhnya tanpa melihat perbedaan
keturunan, kelamin, dan agama.
2. Sarekat Islam
2.1 Latar Belakang Pergerakan
Syarikat Islam (disingkat SI), atau Sarekat Islam, dahulu bernama Sarekat
Dagang Islam (disingkat SDI) didirikan pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh Haji
Samanhudi. Pada awalnya, organisasi yang dibentuk oleh Haji Samanhudi dan kawan-
kawan ini adalah perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang menentang politik
Belanda memberi keleluasaan masuknya pedagang asing untuk menguasai komplar
ekonomi rakyat pada masa itu. Pada kongres pertama SDI di Solo tahun 1906, namanya
ditukar menjadi Sarikat Islam. Pada tanggal 10 September 1912 berkat keadaan politik
dan sosial pada masa tersebut HOS Tjokroaminoto menghadap notaris B. ter Kuile di
Solo untuk membuat Sarikat Islam sebagai Badan Hukum dengan Anggaran Dasar SI
yang baru, kemudian mendapatkan pengakuan dan disahkan oleh Pemerintah Belanda
pada tanggal 14 September 1912. Hos Tjokroaminoto mengubah yuridiksi SDI lebih
luas yang dulunya hanya mencakupi permasalahan ekonomi dan sosial. ke arah politik
dan Agama untuk menyumbangkan semangat perjuangan islam dalam semangat juang
rakyat terhadap kolonialisme dan imperialisme pada masa tersebut.
3. Muhammadiyah
3.1 Latar Belakang Pergerakan
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung
Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Ada beberapa motif yang
melatarbelakangi berdirinya gerakan ini. Di antara yang penting adalah
keterbelakangan masyarakat Muslim dan penetrasi agama Kristen. Ahmad Dahlan,
yang banyak dipengaruhi oleh reformis Mesir Muhammad Abduh, menganggap
modernisasi dan pemurnian agama dari praktik sinkretis sangat vital dalam reformasi
agama ini. Oleh karena itu, sejak awal Muhammadiyah sangat perhatian dalam
memelihara tauhid dan menyempurnakan monoteisme di masyarakat.
1. Indische Partij
1.1 Latar Belakang Pergerakan
Jauh sebelum pemilihan umum (Pemilu) 1955 berlangsung, sudah ada partai
politik pertama di Indonesia yang bernama Indische Partij.
Indische Partij yang berdiri di masa pergerakan nasional disebut sebagai partai
politik karena secara terang-terangan menyatakan untuk berpolitik.
Tokoh pendiri Indische Partij dikenal dengan tiga serangkai yaitu Douwes
Dekker (Danudirjo Setiabudi), Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki
Hajar Dewantara).
Douwes Dekker beralasan bahwa dirinya merasa ganjil dengan perlakuan
diskriminasi dengan alasan status sosial antara orang Belanda dan pribumi. Sementara
Tjipto Mangunkusumo merasa kolonialisme perlu diakhiri karena eksploitasi yang
dilakukan menyebabkan kemiskinan dan kesengsaraan. Ia kemudian keluar dari Budi
Utomo untuk bergabung dengan Indische Partij demi bisa melakukan perjuangannya
dari segi politik.
Indische Partij berdiri pada 25 Desember 1912 dan menjadi partai politik
pertama di Indonesia.
Penggunaan Bahasa Belanda dalam nama partai ini memiliki alasan karena saat
itu kalangan kaum terdidik di Indonesia lebih sering berkomunikasi menggunakan
bahasa tersebut. Istilah Indische juga digunakan karena pada saat itu kata Indonesia
belum jadi hal yang lazim.
2. Gerakan Pemuda
2.1 Latar Belakang Pergerakan
Latar belakang berdirinya beberapa organisasi pemuda disebabkan peran
pemuda di Organisasi Budi Utomo kurang diakui lebih tepatnya diambil alih oleh
golongan tua yang terdiri dari para pegawai negeri dan kaum priyai. Seperti yang kita
ketahui, organisasi Budi Utomo pada awalnya memang didirikan oleh kumpulan para
pelajar, namun pada perkembangan selanjutnya organisasi ini dikuasai oleh para
pegawai negeri dan kaum priyai.
Akibat golongan muda yang semakin tersingkir, para pemuda kemudian
berinisiatif membuat perkumpulan / organisasi sendiri. Berikut ini beberapa organisasi
pemuda yang berhasil berdiri pada masa pergerakan nasional Indonesia.
1. Trikoro Dharmo
Organisasi ini merupakan organisasi pertama yang didirikan oleh para
pemuda setelah Budi Utomo dikuasai oleh para priyai. Organisasi Trikoro
Dharmo berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta,, setelah 3 tahun
kemudian, tepatnya pada tahun 1918 organisasi ini namanya diubah menjadi
Jong Java. Tokoh organisasi gerakan pemuda Jong Java meliputi : Sunardi, R.
Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman dan Agus Salim. Tujuan organisasi gerakan
pemuda Jong Java yaitu mencapai kejayaan dengan memperkuat persatuan
antara berbagai pemuda dari Jawa, Madura, Sunda, Lombok dan Bali.
Usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu dengan menambah
pengetahuan umum bagi para anggotanya, menjalin tali silaturahmi antar pelajar
sekolah menengah, sekolah kejuruan atau sekolah guru, kemudian lebih
menguatkan perasaan untuk membangkitkan budaya dan bahasa. Pada awalnya
organisasi ini tidak bergerak dalam bidang politik, tetapi setelah masuknya
Agus Salim bidang politik mulai dijajaki. Akhirnya menimbulkan beberapa pro
dan kontra, ada yang setuju dan tidak setuju mengenai pergeseran jalan ke
bidang politik. Akibat pro kontra tersebut, kemudian yang setuju bergerak
dalam politik memisahkan diri untuk membuat perkumpulan baru yang
bernama Jong Islamieten Bond.
3. Gerakan Perempuan
3.1 Latar Belakang Pergerakan
Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs,
latar belakang munculnya organisasi pergerakan perempuan di Indonesia berkaitan
dengan penerapan kebijakan Politik Etis oleh pemerintah kolonial Belanda. Penerapan
Politik Etis pada awal abad ke-20 Masehi telah menciptakan banyak pembaharuan-
pembaharuan penting yang identik dengan unsur modernitas. Baca juga: Istri Sedar:
Pergerakan Politik Perempuan Pertama di Indonesia Hal tersebut berhasil memberikan
kesadaran terhadap kaum perempuan Indonesia untuk turut berjuang demi
kesejahteraan dan kemerdekaan bangsa.
1. Perhimpunan Indonesia
1.1 Latar Belakang Pergerakan
Pada awalnya perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging) terbentuk hanya
perkumpulan yang bersifat sosial. Tempat para mahasiswa Indonesia di belanda
berkumpul dan berbincang-bincang. Namun setelah pemimpin (Indische Partij) tiba di
belanda, Indische Vereeniging tidak lagi bersifat social tetapi sudah berkembang ke
arah politik dan bertujuan untuk menciptakan Indonesia merdeka. Indische Vereeniging
berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia dan tidak lagi menjadi organisasi yang
bersifat sosial tapi telah menjadi organisasi radikal.
4. PARTINDO
4.1 Latar Belakang Pergerakan
Partindo merupakan organisasi kelanjutan dari PNI yang didirikan oleh Sartono
yang pada saat itu menjabat sebagai ketua PNI-lama menggantikan Soekarno yang di
tangkap pemerintah belanda tahun 1929. Organisasi ini berdiri pada 30 april 1931
dengan harapan PNI akan bergabung dengan Partindo.
1. VOLKSRAAD
1.1 Latar Belakang Pergerakan
Volksraad yang diambil dari bahasa Belanda dan secara harafiah berarti
“Dewan Rakyat”, adalah semacam dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda,
rancangan peraturan mengenai Volksraad ini telah disiapkan dan diajukan oleh Menteri
Jajahan Willem K.B. van Dedum pada 1893. Setelah mengalami beberapa perubahan,
rancangan peraturan tersebut kemudian disetujui oleh parlemen Belanda pada 16
Desember 1916. Berdasarkan Dekrit Kerajaan tanggal 30 Maret 1917, disebutkan
bahwa UU mengenai Volksraad mulai berlaku sejak 1 Agustus 1917 sedangkan
lembaganya baru diresmikan oleh Gubernur Jenderal Graaf van Limburg Stirum pada
18 Mei 1918. Pada awal berdirinya, Dewan ini memiliki 38 anggota, 15 di antaranya
adalah orang pribumi. Anggota lainnya adalah orang Belanda (Eropa) dan orang timur
asing:Tionghoa, Arab dan India. Pada akhir tahun 1920-an mayoritas anggotanya
adalah kaum pribumi. Beberapa pemimpin dari pihak radikal seperti, Yamin, dr. A.K.
Gani, Amir Syarifuddin, dan lain-lain mengubah taktik dan mendirikan partai bersifat
kooperatif sejalan dengan arah yang dianut gerakan nasional pada masa itu. Dan
volksraad sebagai wadah penyaluran aspirasi rakyat yang dibenarkan oleh pemerintah,
menjadi pusat perjuangan dalam mencapai cita-cita Indonesia merdeka.
3. Parindra
3.1 Latar Belakang Pergerakan
Dr. Soetomo, salah seorang pendiri Boedi Oetomo, pada akhir tahun 1935 di
kota Solo, Jawa Tengah berusaha untuk menggabungkan antara Persatuan Bangsa
Indonesia (PBI), Serikat Selebes, Serikat Sumatera, Serikat Ambon, Budi Utomo, dan
lainnya, sebagai tanda berakhirnya fase kedaerahan dalam pergerakan kebangsaan,
menjadi Partai Indonesia Raya atau Parindra.
4. GAPI
4.1 Latar Belakang Pergerakan
Pendirian GAPI berawal dari penolakan Belanda terhadap Petisi Soetardjo pada
tahun 1936. Kegagalan Petisi Soetardjo mendorong Moh. Hoesni Thamrin untuk
menyatukan partai politik di Indonesia dalam bentuk organisasi.
Alasan lain terbentuknya GAPI adalah munculnya paham fasisme di dunia
Internasional yang sangat mengkhawatirkan bagi nasib demokrasi di Indonesia. Tokoh
nasional Indonesia khawatir akan penyebaran fasisme di kalangan pemerintah kolonial
Belanda.
KELOMPOK 2 XI IPA 1