Anda di halaman 1dari 7

ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL

Nama : L. Dinu Nezaril Wafi

Kelas : XI MIPA 5

SMA NEGERI 1 PRAYA

2017/2018
Organisasi yang terbentuk diantaranya :

1. Budi Utomo (BU)

Pada tanggal 20 Mei 1908 sebuah organisasi bernama Budi Utomo dibentuk di
Jakarta. Ketua Budi Utomo adalah dr Sutomo, dan tonggak berdirinya Budi Utomo pada
tanggal 20 Mei 1908 dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tokoh lain pendiri Budi
Utomo adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T. Ario Tirtokusumo.

Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan
yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf
yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka
sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan
kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka
mencapai kehidupan rakyat yang layak.
Adapun 7 cabang Budi Utomo yaitu Batavia, Bogor, Magelang, Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, Ponorogo

2. Sarekat Islam (SI)

Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang
bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H.
Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah
kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam.
Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota
yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang
lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S
Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena
bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:

a. perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,


b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya
c. membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan anggaran dasarnya adalah:
a. mengembangkan jiwa berdagang,
b. memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran,
c. memajukan pengajaran den semua yang mempercepat naiknya
derajat bumi putera,
d. menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam,
e. tidak bergerak dalam bidang politik, dan
f. menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong menolong.

3. Indische Partij (IP)

Indische Partij adalah partai politik pertama di Indonesia. menunjukkan para pendiri
Indische Partij yang terkenal dengan sebutan tiga serangkai E.F.E. Douwes Dekker
(Danudirjo Setiabudi), R.M. Suwardi Suryaningrat, dan dr. Cipto Mangunkusumo. Indische
Partij dideklarasikan tanggal 25 Desember 1912.
Tujuan Indische Partij sangat jelas, yakni mengembangkan semangat nasionalisme
bangsa Indonesia. Keanggotaannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa memandang
suku, agama, dan ras.

4. Perhimpunan Indonesia

Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische
Vereeniging. Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan
RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji
Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro
(Wediodiningrat), dan Brentel.

Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adalah Indonesia merdeka, memperoleh


suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat. Kedatangan
tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sangat
mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging. Masuk konsep Hindia Bebas dari
Belanda, dalam pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri. Perasaan
anti-kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow
Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The
Right of Self Determination).

5. Partai Komunis Indonesia (PKI)

Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920.
Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama
teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische
Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-
tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-
lain.

PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang
ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam. Organisasi PKI makin
kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow. Ditambah dengan
tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI semakin luas.

Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan


pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini
sangat sia-sia karena massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau.
PKI telah mengorbankan ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta dalam
pemberontakan. Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air
adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda
sehingga sama sekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai
terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono,
dan Alimin meneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner di
Indonesia.

6. Partai Nasional Indonesia (PNI)

Partai Nasional Indonesia lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas
dari keberadaan Algemeene Studie Club. Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi
sosio politik yang kompleks. Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan
semangatuntuk menyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda.
Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr.
Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI berkembang
sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.

a. Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.


b. PKI sebagai partai massa telah dilarang.
c. Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung
Karno).
Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut,
PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan
nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar
perjuangannya adalah marhaenisme.

7. Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)

PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927. Beranggotakan


organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI,
Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. Tujuan dibentuknya
PPPKI yaitu:
a. menghindari segala perselisihan di antara anggota-anggotanya;
b. menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
c. mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.
Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih

kelemahan dan keretakan. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan
keretakan tersebut.
a. Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
b. Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal.
c. Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi anggota PPKI tersebut.

8. Partai Indonesia (Partindo)

Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka
PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh Sartono pada
tahun 1929. Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-
aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional.
Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan
nonkooperasi.
Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932,
setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal
menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa
berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.

9. Partai Indonesia Raya (Parindra)

Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo
pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan
Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya. Asas politik
Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun
nonkooperasi.
Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi, jadi
luwes. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di volksraad
adalah Moh. Husni Thamrin.
Parindra berjuang agar wakil-wakil volksraad semakin bertambah sehingga suara
yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh
pemerintah Belanda. Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti
pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.

10. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)

Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937
oleh orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan
Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka.
Gerindo juga menganut asas incidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara
lain:
a. mencapai Indonesia Merdeka,
b. memperkokoh ekonomi Indonesia,
c. mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan
d. memberi bantuan bagi kaum pengangguran.

11. Gabungan Politik Indonesia (Gapi)

Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo
Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan
suatu musyawarah antara wakilwakil Indonesia dan negara Belanda di mana anggotanya
mempunyai hak yang sama.

Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu
pemerintah yang berdiri sendiri. Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial
Belanda. Adanya kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda tersebut, atas prakarsa
Moh. Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah Gabungan Politik Indonesia
(Gapi). Berikut ini ada beberapa alasan yang mendorong terbentuknya Gapi.

a. Kegagalan petisi Sutarjo. Petisi ini berisi permohonan agar diadakan musyawarah antara
wakil-wakil Indonesia dan Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia diberi
pemerintahan yang berdiri sendiri.
b. Kepentingan internasional akibat timbulnya fasisme.
c. Sikap pemerintah yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen
sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia
Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda membentuk
komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman.
Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mem-pelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan.
12. Organisasi Keagamaan

Muhammadiyah adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada


tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah berarti umat
Muhammad atau pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh
segala jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad.
Di samping Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki andil bagi kemajuan
bangsa antara lain, berikut ini.
a. Jong Islamienten Bond, berdiri tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta.
b. Nahdlatul Ulama (NU), berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur.
c. Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1932 di Pacor, Lombok Timur.

13. Organisasi Pemuda dan Wanita

Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Organisasi ini
berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr.
Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan
organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan
Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti,
budhi, bakti).

Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita juga tidak mau ketinggalan.
Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan mendirikan Sekolah
Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920 antara lain Putri Mardika
yang didirikan atas bantuan Budi Utomo. Perkumpulan ini bertujuan untuk memajukan
pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan
dana, mempertinggi sikap yang merdeka, dan melenyapkan tindakan malu-malu yang
melampaui batas.

Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya, lalu pada
tahun 1916 di Sumedang, Cianjur, dan tahun 1917 di Ciamis, menyusul di Cicurug
tahun 1918. Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika.
Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan wanita yang benafaskan Islam
dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian pada tahun 1914 menjadi bagian wanita dari
Muhammadiyah dengan nama Aisyah. Di Yogyakarta selain Aisyah juga
ada perkumpulan wanita yang bernama Wanito Utomo, yang mulai memasukkan perempuan
ke dalam kegiatan dasar pekerjaan ke arah emansipasi.

Di samping R.A.Kartini dan Dewi Sartika, masih terdapat seorang tokoh wanita yaitu
Ibu Maria Walanda Maramis dari Minahasa. Beliau mendirikan perkumpulan yang bernama
Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) pada tahun 1917. PIKAT dalam
kegiatannya mendirikan Sekolah Kepandaian Putri.

14. PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia)

Sumpah pemuda, tidak dapat lepas dari organisasi kepemudaan yang bernama PPPI
(Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1926. PPPI mendapat
dukungan dari sejumlah organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond,
Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak, dan Jong Islamienten Bond dengan
penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia. Para pemuda ini
menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang
ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan.

15. Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18
November 1912. Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia, sifatnya
nonpolitik. Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial menuju
kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin.

Tujuan Muhammadiyah ialah sebagai berikut.

1) memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam;


2) mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut agama Islam.

Untuk mencapai tujuan tersebut, usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah
sebagai berikut:

1) mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Islam ( dari TK sampai


dengan perguruan tinggi);
2) mendirikan poliklinik-poliklinik, rumah sakit, rumah yatim, dan masjid;
3) menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan.

16. Taman Siswa

Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar
Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Dengan berdirinya
Taman Siswa, Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik
melainkan bidang pendidikan, yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan
Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa.

Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan ideologi nasionalisme


kebudayaan, perkembangan politik, dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon
pemimpin bangsa yang akan datang.

Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia


merdeka maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari
Pendidikan Nasional. Di samping itu, "Tut Wuri Handayani" sebagai semboyan terpatri
dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai