Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH MINAT

Organisasi Pergerakan Kebangkitan Di Indonesia


Guru Pengajar Jesicha Aprillia, S.Pd

Disusun oleh
Kelompok 1:
1. Anggel Vania Stevanie
2. Ersa Putri Ramadhanti
3. Ivan Faizal
4. Jessica Anastasyah
5. M Rivaldi
6. M rendi kadafi
7. Nuraini
8. Ranti Juniarsa
9. Serlia Riski Alina

MATA PELAJARAN SEJARAH MINAT XI IPS 3


SMA NEGERI 13 PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
LATAR BELAKANG

Pergerakan nasional lahir dari penderitaan rakyat. Bangsa Indonesia terbelakang disemua
bidang. Mereka miskin, ekonominya dikuasai bangsa asing. Pendidikan indonesiapun tertinggal
sebahagian besar rakyat masih buta huruf. Jumlah sekolah lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang relatif banyak. Lagi pula tidak semua orang bebas memasuki sekolah.
Rakyat biasa hanya bisa memasuki sekolah rendah pribumi. Murid-murid hanya diajar sekedar
membaca, menulis dan berhitung, setelah tamat mereka hanya diangkat sebagai pegawai rendah
dengan gaji yang kecil atau sedikit.Pendidikan yang memakai sistem barat hanya boleh diikuti
oleh anak pegawai yang bergaji besar atau banyak, anak bangsawan atau anak orang kaya.
Rakyat tidak mempunyai tempat untuk mengadu nasib. Penguasa-penguasa pribumi tidak
berkuasa lagi. Raja-raja dan para Bupati hanya memerintah sesuai kehendak Belanda. Bahkan,
banyak diantaranya dijadikan alat untuk menindas rakyat. Dalam keadaan seperti itu, golongan
pelajar tampil kemuka. Mereka adalah orang-orang Indonesia yang mendapat pendidikan Barat.
Mereka mempelopori dan memimpin pergerakan nasional. Mereka berjuang di berbagai bidang,
ada yang berjuang di bidang politik, ekonomi, maupun di bidang pendidikan. Tujuan perjuangan
itu satu, yaitu mencapai kemerdekaanbangsa dan tanah air.
PEMBAHASAN

“Pergerakan Nasional Indonesia”

A.   Pengertian
Pergerakan Nasional Indonesia memiliki pengertian sebagai berikut :
a)         Pergerakan
Maksud dari kata “Pergerakan” disini meliputi segala macam aksi dengan menggunakan
“organisasi” untuk menentang penjajahan dan mencapai kemerdekaan. Dengan organisasi ini
menunjuk bahwa aksi tersebut disusun secara teratur, dalam arti ada pemimpinnya, anggota,
dasar, dan tujuan yang ingin dicapai.
b)        Nasional
Istilah “Nasional” menunjuk sifat dari pergerakan, yakni semua aksi dengan organisasi yang
mencakup semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, dan kultural.

B. Strategi Organisasi Pergerakan Kebangsaan Indonesia


Pada masa pergerakan nasional Indonesia ada dua momentum sejarah yang paling mendasar.
Pertama, munculnya gerakan Perhimpunan Indonesia di Belanda. Perhimpunan Indonesia
merupakan organisasi yang menyuarakan kemerdekaan Indonesia dengan melakukan aksi
nasional dan percaya pada kekuatan sendiri, serta merupakan gerakan yang membangkitkan
tujuan dan cita-cita untuk menentang imperialisme dan kolonialisme. Kedua, munculnya Sumpah
Pemuda yang merupakan kristalisasi dari seluruh aspirasi dan cita-cita masyarakat Indonesia
masa itu untuk bersatu memerdekakan diri dari penjajah. Sejak tahun 1908 mulai berdiri dan
berkembang organisasi-organisasi modern di Indonesia baik yang bersifat politik, ekonomi,
maupun sosial dan kebudayaan.

1. Budi Utomo (BU)


Pada tanggal 20 Mei 1908, Sutomo dkk. mendirikan perkumpulan bernama Budi
Utomo di Jakarta. Kongres pertama pada Oktober 1908 memilih Adipati Tirtokusumo
(seorang bupati) sebagai ketua dan Dr, Wahidin Sudirohusodo sebagai wakil ketua. Budi
Utomo mencanangkan pedoman, yaitu pemuda menjadi motornya dan orangtua menjadi
sopirnya. Tujuan dari pergerakan Budi Utomo yaitu untuk menjamin dan
mempertahankan kehidupan bangsa yang terhormat. Jika dilihat dari keanggotaannya,
perkumpulsn ini bersifat kedaerahan, namun juga dapat dikatakan bersifat nasional.Hal
ini dibuktikan dengan partisipasi Budi Utomo ketika berdirinya partai-partai politik.
Gerakan nasional Budi Utomo semakin jelas dengan diubahnya nama Budi Utomo
menjadi Budi Utama dan terlihat dengan jelas tujuannya sejak tahun 1928 ikut serta
melaksanakan cita-cita persatuan Indonesia. Selanjutnya, Budi Utomo mengadakan
integrasi seasas dan sehaluan dan kemudian bergabung dengan PBI (Persatuan Bangsa
Indonesia) menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya).

2. Perhimpunan Indonesia (PI)


Pada tahun 1908, para pemuda Indonesia di Belanda mendirikan perkumpulan
bernama Indische Vereeniging yang bersifat sosial dengan tujuan awal untuk
mensejahterakan anggotanya yang ada di Belanda. Kedatangan Suwardi Suryaningrat
dkk, membawa pengaruh besar kepada perkumpulan ini. Tahun 1922, Indische
Vereeniging berubah menjadi Indonesiche Vereeniging (Perhimpunan Indonesia).
Tujuannya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang dilakukan dengan cara
melaksanakan aksi nasional dan percaya pada kekuatan sendiri. Propaganda PI di
Belanda dilakukan secara aktif, salah satunya menghadiri kongres internasional pada
tahun 1926-1927, seperti : · Kongres Demokrat Internasional di Bierville (1926) ·
Kongres Liga Melawan Imperialisme dan Penindasan di Brussel (1927) Aktivitas PI
dihubungkan dengan pemberontakan PKI tahun 1926-1927 sehingga para pemimpinnya
ditangkapdan diajukan ke pengadilan. Karena tidak terbukti bersalah, pada tahun 1928
mereka dibebaskan.

3. Sarekat Islam
Pada tahun 1911 di Solo muncul perkumpulan dagang Islam bernama Sarekat
Dagang Islam (SDI) dengan Haji Samanhudi sebagai pemimpin. Kemudian, seorang
intelektual dari Surabaya, Haji Oman Said (HOS) Cokroaminoto sebagai promotornya
mengubah SDI menjadi Sarekat Islam pada tahun 1912. Perubahan itu berpengaruh pada
sistem keanggotaannya, anggotanya bukan hanya pedagang Islam, namun mencakup
seluruh umat Islam dari berbagai lapisan masyarakat. Pengaruh pergerakan Sarekat Islam
di masyarakat menyebar ke seluruh wilayah Indonesia sehingga menimbulkan
pemberontakan, seperti : · Pemberontakan di Toli-Toli (Sulawesi Selatan); menimbulkan
korban jiwa, seorang pegawai Belanda dan beberapa orang pegawai bangsa Indonesia.
Pemberontakan dihubungkan dengan kedatangan Abdul Muis ke Sulawesi untuk
keperluan partai, sehingga ia dituduh terlibat pemberontakan. · Pemberontakan
Cimareme (Jawa Barat); terjadi karena protes kaum petani yang menolak menyerahkan
padinya kepada pemerintah dengan harga yang ditetapkan. Sarekat Islam dituduh terlibat
dalam pemberontakan itu. Berdirinya PKI yang diketuai Semaun tahun 1920
membahayakan perkembangan Sarekat Islam, karena jabatannya juga sebagai Ketua
Sarekat Islam cabang Semarang. Karena itu, tahun 1921, Sarekat Islam mengeluarkan
peraturan disiplin organisasi yang melarang semua anggotanya menjadi anggota
organisasi lain. Karena protes dari Semaun atas larangan tersebut, akhirnya Sarekat Islam
pecah menjadi Sarekat Islam Putih, dipimpin HOS Cokroaminoto dan Sarekat Islam
Merah, dipimpin Semaun. Tahun 1929, Sarekat Islam berubah menjadi Partai Sarekat
Islam Indonesia (PSII). Setelahnya, banyak anggota yang keluar dari organisasi itu.
Sarekat Islam mengambil langkag dan taktik nonkooperasi kepada pemerintah kolonial
Belanda. Pada tahun 1930, Sarekat Islam mengalami kemerosotan dan pecah menjadi tiga
partai yaitu PSII kartosuwiryo, PSII Abikusno, dan PSII. Aktivitas partai ini berhenti
setelah pendudukan Jepang.

4. Indische Partij Indische Partij


Didirikan tahun 1912 oleh Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat dengan semboyannya Hindia for Hindia, yang berarti Indonesia (Hindia)
hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang menetap dan tinggal di Indonesia tanpa
memandang jenis bangsanya. Tujuan partai ini, untuk mempersiapkan kehidupan bangsa
Indonesia yang merdeka dan anggotanya terbuka bagi seluruh masyarakat yang tinggal di
wilayah Indonesia. Namun, partai ini tidak dapat berkembang menjadi partai massa
karena stelsel colonial menjadi penghalang dalam proses interaksi dan pergaulan dengan
orang-orang asing di Indonesia. Indische Partij menunjukkan garis politiknya dengan
jelas dan tegas serta menginginkan suatu kesatuan penduduk yang multirasial. Partai ini
banyak mengkritik dan mengecam pemerintahan kolonial Belanda sehingga
menyebabkan ketiga pendirinya ditangkap dan diasingkan ke Belanda tahun 1913. Pada
tahun 1914, Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit, sedangkan
Suwardi Suryaningrat dan Douwes Dekker dikembalikan ke Indonesia tahun 1919.
Douwes Dekker tetap terjun ke dunia politik sedangkan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara) beralih ke dunia pendidikan dan selanjutnya mendirikan Taman Siswa.
Walaupun Indische Partij tidak dapat melawan kehendak Belanda, namun perjuangannya
tetap memiliki arti besar dalam pergerakan kebangsaan Indonesia untuk mencapai
Kemerdekaan.

5. Partai Komunis Indonesia (PKI)


Dipelopori dari ISDV (Indische Social Demokratische Vereeniging) yang
didirikan oleh Sneevliet (pegawai Belanda berpaham komunis) dan Semaun (ketua
Sarekat Islam di Semarang) pada tahun 1914 yang berpusat di Semarang. ISDV
kemudian berkembang dan mempengaruhi anggota-anggota Sarekat Islam singga
akhirnya Sarekat Islam pecah menjadi Sarekat Islam Putih (dipimpin HOS
Cokroaminoto) dan Sarekat Islam Merah (dipimpin Semaun). Pada Tahun 1920, Sarekat
Islam Merah bergabung dengan ISDV dan membentuk PKI yang diketuai Semaun dan
wakilnya Darsono. Tetapi beberapa tokoh Belanda yang tidak menyetujui berdirinya PKI,
memisahkan diri dan membentuk ISDP (Indische Social Demokratische Party) dan
diketuai F. Bahler. Hubungan PKI dan pemerintah Belanda semakin buruk sebagai akibat
dari pemogokan-pemogokan yang mengarah pada masalah timbulnya konflik antara
pemerintah Belanda dan PNI. Pada tahun1926, PKI melakukan pemberontakan di Jawa
Barat dan tahun 1927 di Sumatera Barat. Dengan kegagalan pemberontakan PKI tersebut,
pada tahun 1927 pemerintah kolonial Belanda menyatakan PKI sebagai partai terlarang.

6. Partai Nasional Indonesia (PNI)


Pada tahun 1927, PNI didirikan oleh Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Ir.
Anwari, Sartono Sh, Budiarto SH, dan Dr. Samsi. PNI yang bersifat nasional mengalami
perkembangan pesat, dan dalam waktu singkat berhasil menarik perhatian serta simpati
massa. Tahun 1927, PNI memprakarsai perdirinya PPPKI (Permufakatan Perhimpunan
Politik Kebangsaan Indonesia) ysng merupakan badan koordinasi bermacam aliran untuk
menggalang kesatuan melawan penjajahan. Munculnya berita provokatif, bahwa PNI
akan melakukan pemberontakan, mengakibatkan pemerintah Belanda menangkap para
pimpinan PNI, yaitu Ir. Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Suriadinata yang
kemudian dihadapkan pada pengadilan di Bandung tahun 1930. pengadilan tersebut
menjatuhkan hukuman penjara pada keempat tokoh tersebut. Dasar perjuangan PNI
adalah sosio-nasionalis dan sosio-demokratis (Marhaenisme) serta bersikap
nonkooperatif terhadap Belanda seperti halnya prinsip perjuangan PI di Belanda.

7. Partai Indonesia (Partindo)


Karena para pemimpin PNI ditangkap, pimpinan partai dipegang Sartono SH.
Namun, Sartono menghawatirkan kelanjutan dan perkembangan PNI. Ia khawatir jika
PNI dianggap sebagai partai terlarang oleh pemerintah kolonial Belanda. Akhirnya demi
keselamatan, PNI dibubarkan dan berdiri partai baru yaitu Partai Indonesia (Partindo).
Namun, anggota PNI yang tidak setuju dengan pembubaran, membentuk partai lain
bernama PNI Pendidikan. Setelah Ir.Soekarno dibebaskan tahun 1931, ia memilih
Partindo. Hadirnya Ir. Soekarno membangkitkan semangat juang anggota Partindo dan
menghawatirkan pemerintah Belanda. Ir.Soekarno ditangkap lagi dan diasingkan ke Ende
(Flores), kemudian dipindahkan ke Bengkulu tahun 1937 dan dibebaskan Jepang tahun
1943.

8. Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Pendidikan)


Mereka yang tidak setuju dengan pembubaran PNI, membentuk Pendidikan
Nasional Indonesia (PNI Pendidikan) yang dipimpin Drs. Moh. Hatta dan Sutan Syahrir
dan berpusat di Bandung. Prinsip perjuangannya adalah berpegang teguh pada prinsip
non kooperatif dan model perjuangannya sama dengan yang pernah dilakukan PI, PNI,
dan Partindo. Karena gerakan partai ini dianggap membahayakan kedudukan Belanda,
para pemimpinnya ditangkap dan dibuang ke digul pada tahun 1934. Tahun 1936, mereka
dipindahkan ke Belanda, kemudian ke Sukabumi tahun 1942 hingga datangnya Jepang.
9. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Cikal bakal Parindra adalah Indische Studie Club di Surabaya yang dipimpin Dr.
Sutomo. Pada tahun 1931, perkumpulan itu diubah menjadi Partai Bangsa Indonesia
(PBI) dengan tujuan perjuangannya untuk menyempurnakan derajat bangsa Indonesia
dengan melakukan hal nyata dan dapat dirasakan oleh rakyat. Kemudian pada tahun
1935, PBI dan Budi Utomo bergabung dan selanjutnya membentuk Partai Indonesia Raya
(Parindra) yang bertujuan untuk mencapai Indonesia Raya dengan diketuai Dr. Sutomo
dan berpusat di Surabaya. Perkembangan selanjutnya, banyak organisasi yang bergabung
dengan Parindra, seperti Serekat Sumatera, Serekat Ambon, dsb. Taktik perjuangannya
adalah kooperatif yang insidental (bekerja sama dengan pemerintah colonial Belanda)
yang ternyata menguntungkan bangsa dan pergerakan nasional Indonesia.
KESIMPULAN

Pergerakan Nasional Indonesia memiliki pengertian sebagai berikut :Maksud dari kata
“Pergerakan” disini meliputi segala macam aksi dengan menggunakan “organisasi” untuk
menentang penjajahan dan mencapai kemerdekaan. Dengan organisasi ini menunjuk bahwa aksi
tersebut disusun secara teratur, dalam arti ada pemimpinnya, anggota, dasar, dan tujuan yang
ingin dicapai. Sedangkan Istilah “Nasional” menunjuk sifat dari pergerakan, yakni semua aksi
dengan organisasi yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik,
budaya, dan kultural.

Faktor pengaruh tumbuhnya pergerakan nasional di Indonesia :


Faktor dari dalam :
1. Penderitaan akibat praktek-praktek kolonialisme yang menumbuhkan perasaan senasib
dan sepenanggungan,
2. Politik Etis menumbuhkan golongan cendekiawan dan menjadi pelopor pergerakan
nasional.
Faktor dari luar :
1. Kemenangan Jepang melawan Rusia dalam perang tahun 1905,
2. Adanya pergerakan nasional di negara lain seperti India, Fillipina, Cina, Turki.

Oraganisasi pergerakan Nasional ada yang bersifat kooperatif (Budi Utomo, Sarekat Islam,
Perhimpunan Indonesia, Indische Sociaal Democratische Vereeniging, PNI), dan ada yang
bersifat Non-kooperatif (PBI, GAPI, Parindra).

Anda mungkin juga menyukai