Disusun oleh
Kelompok 1:
1. Anggel Vania Stevanie
2. Ersa Putri Ramadhanti
3. Ivan Faizal
4. Jessica Anastasyah
5. M Rivaldi
6. M rendi kadafi
7. Nuraini
8. Ranti Juniarsa
9. Serlia Riski Alina
Pergerakan nasional lahir dari penderitaan rakyat. Bangsa Indonesia terbelakang disemua
bidang. Mereka miskin, ekonominya dikuasai bangsa asing. Pendidikan indonesiapun tertinggal
sebahagian besar rakyat masih buta huruf. Jumlah sekolah lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang relatif banyak. Lagi pula tidak semua orang bebas memasuki sekolah.
Rakyat biasa hanya bisa memasuki sekolah rendah pribumi. Murid-murid hanya diajar sekedar
membaca, menulis dan berhitung, setelah tamat mereka hanya diangkat sebagai pegawai rendah
dengan gaji yang kecil atau sedikit.Pendidikan yang memakai sistem barat hanya boleh diikuti
oleh anak pegawai yang bergaji besar atau banyak, anak bangsawan atau anak orang kaya.
Rakyat tidak mempunyai tempat untuk mengadu nasib. Penguasa-penguasa pribumi tidak
berkuasa lagi. Raja-raja dan para Bupati hanya memerintah sesuai kehendak Belanda. Bahkan,
banyak diantaranya dijadikan alat untuk menindas rakyat. Dalam keadaan seperti itu, golongan
pelajar tampil kemuka. Mereka adalah orang-orang Indonesia yang mendapat pendidikan Barat.
Mereka mempelopori dan memimpin pergerakan nasional. Mereka berjuang di berbagai bidang,
ada yang berjuang di bidang politik, ekonomi, maupun di bidang pendidikan. Tujuan perjuangan
itu satu, yaitu mencapai kemerdekaanbangsa dan tanah air.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pergerakan Nasional Indonesia memiliki pengertian sebagai berikut :
a) Pergerakan
Maksud dari kata “Pergerakan” disini meliputi segala macam aksi dengan menggunakan
“organisasi” untuk menentang penjajahan dan mencapai kemerdekaan. Dengan organisasi ini
menunjuk bahwa aksi tersebut disusun secara teratur, dalam arti ada pemimpinnya, anggota,
dasar, dan tujuan yang ingin dicapai.
b) Nasional
Istilah “Nasional” menunjuk sifat dari pergerakan, yakni semua aksi dengan organisasi yang
mencakup semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, dan kultural.
3. Sarekat Islam
Pada tahun 1911 di Solo muncul perkumpulan dagang Islam bernama Sarekat
Dagang Islam (SDI) dengan Haji Samanhudi sebagai pemimpin. Kemudian, seorang
intelektual dari Surabaya, Haji Oman Said (HOS) Cokroaminoto sebagai promotornya
mengubah SDI menjadi Sarekat Islam pada tahun 1912. Perubahan itu berpengaruh pada
sistem keanggotaannya, anggotanya bukan hanya pedagang Islam, namun mencakup
seluruh umat Islam dari berbagai lapisan masyarakat. Pengaruh pergerakan Sarekat Islam
di masyarakat menyebar ke seluruh wilayah Indonesia sehingga menimbulkan
pemberontakan, seperti : · Pemberontakan di Toli-Toli (Sulawesi Selatan); menimbulkan
korban jiwa, seorang pegawai Belanda dan beberapa orang pegawai bangsa Indonesia.
Pemberontakan dihubungkan dengan kedatangan Abdul Muis ke Sulawesi untuk
keperluan partai, sehingga ia dituduh terlibat pemberontakan. · Pemberontakan
Cimareme (Jawa Barat); terjadi karena protes kaum petani yang menolak menyerahkan
padinya kepada pemerintah dengan harga yang ditetapkan. Sarekat Islam dituduh terlibat
dalam pemberontakan itu. Berdirinya PKI yang diketuai Semaun tahun 1920
membahayakan perkembangan Sarekat Islam, karena jabatannya juga sebagai Ketua
Sarekat Islam cabang Semarang. Karena itu, tahun 1921, Sarekat Islam mengeluarkan
peraturan disiplin organisasi yang melarang semua anggotanya menjadi anggota
organisasi lain. Karena protes dari Semaun atas larangan tersebut, akhirnya Sarekat Islam
pecah menjadi Sarekat Islam Putih, dipimpin HOS Cokroaminoto dan Sarekat Islam
Merah, dipimpin Semaun. Tahun 1929, Sarekat Islam berubah menjadi Partai Sarekat
Islam Indonesia (PSII). Setelahnya, banyak anggota yang keluar dari organisasi itu.
Sarekat Islam mengambil langkag dan taktik nonkooperasi kepada pemerintah kolonial
Belanda. Pada tahun 1930, Sarekat Islam mengalami kemerosotan dan pecah menjadi tiga
partai yaitu PSII kartosuwiryo, PSII Abikusno, dan PSII. Aktivitas partai ini berhenti
setelah pendudukan Jepang.
Pergerakan Nasional Indonesia memiliki pengertian sebagai berikut :Maksud dari kata
“Pergerakan” disini meliputi segala macam aksi dengan menggunakan “organisasi” untuk
menentang penjajahan dan mencapai kemerdekaan. Dengan organisasi ini menunjuk bahwa aksi
tersebut disusun secara teratur, dalam arti ada pemimpinnya, anggota, dasar, dan tujuan yang
ingin dicapai. Sedangkan Istilah “Nasional” menunjuk sifat dari pergerakan, yakni semua aksi
dengan organisasi yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik,
budaya, dan kultural.
Oraganisasi pergerakan Nasional ada yang bersifat kooperatif (Budi Utomo, Sarekat Islam,
Perhimpunan Indonesia, Indische Sociaal Democratische Vereeniging, PNI), dan ada yang
bersifat Non-kooperatif (PBI, GAPI, Parindra).