NASIONAL SARANA
PERJUANGAN MELAWAN
KOLONIALISME DI INDONESIA
A. POLITIK ETIS (1901)
Politik Etis dipelopori oleh Pieter
Broosshooft dan Conrad Theodore
van Deventer. Dilatarbelakangi oleh
kondisi kaum pribumi di tanah jajahan
yang memprihatinkan dan tangggung
jawab moral terhadap kesejateraan
masyarakat pribumi.
Kebijakan politik etis mencakup
dua bidang yaitu Politik dan Ekonomi.
Conrad Theodore van Derventer adalah
seorang praktisi hukum di Hindia Belanda
yang kemudian menjadi politisi. Dia
membuat karangan terkenal dalam najalah
terkenal DE GIDS (Panduan) pada tahun
1899 dengan judul “Een Eereschuld”
(Utang Budi)
Pada akhirnya politik etis disetujui
oleh pemerintahan Ratu Wilhelmina
pada tanggal 17 September 1901, yang
dikemudian disebut trias van
Derventer.
1. Irigasi
2. Migrasi
3. Edukasi
Perbedaan Perjuangan sebelum
dan sesudah tahun 1908
No Sebelum tahun 1908 Setelah tahun 1908
Faktor ekstern:
Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang menyadarkan dan
membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan bangsa-bangsa
Barat.
Munculnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika yang masuk ke
Indonesia seperti liberalisme, demokrasi, nasionalisme dan sosialisme
yang mempercepat timbulnya nasionalime Indonesia.
Kebangkitan nasional di Asia dan Afrika, misalnya adanya All Indian
National Congress 1885 dan Gandhisme di India dan adanya Gerakan
Turki Muda di Turki.
Faktor Intern:
Adanya penjajahan yang mengakibatkan penderitaan rakyat.
Adanya kenangan akan kejayaan masa lalu.
Munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin pergerakan
nasional.
Ciri-ciri Organisasi Pergerakan Nasional
Ideologi Pergerakan
Nasionalisme Islam Komunis
Budi Utomo, Indische Jong Islamiten Bonds Indische
Partij, Perhimpuan (JIB), Democratische
Indonesia, Partai Muhammadiyah, Vereeniging (ISDV),
Nasional Indonesia, Nahdathul Ulama Partai Komunis
dan Taman Siswa. (NU), dan PSII Indonesia (PKI)
Selamat belajar dan semoga sukses
Wasallamualaikaum Wr Wb.…