Anda di halaman 1dari 49

L AT AR B E L AK AN G M U N C U L N Y A K E S AD AR AN N AS I O N AL

FAKTOR INTERN

1. Adanya penjajahan yang mengakibatkan


penderitaan dan kesengsaraan, sehingga
menimbulkan tekad untuk menentang penjajahan
tersebut.
2. Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau,
seperti zaman Sriwijaya dan Majapahit.
3. Munculnya kaum intelektual yang kemudian
menjadi pemimpin pergerakan nasional.
FAKTOR EKSTERN

1. Munculnya pergerakan nasional di negara-negara


Asia dan Afrika
2. Adanya kemenangan Jepang atas Rusia (1905),
yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-
bangsa Asia untuk melawan bangsa – bangsa
Barat.
3. Munculnya paham-paham baru di Eropa dan
Amerika yang masuk ke Indonesia, seperti:
liberalisme, demokrasi, nasionalisme; yang
kesemuanya mempercepat lahirnya Nasionalisme
Indonesia.
Perbedaan perjuangan sebelum dan
sesudah tahun 1908
Sebelum 1908 Setelah 1908
• Dipimpin raja, atau • Dipimpin dan digerakkan oleh
bangsawan atau tokoh agama kaum terpelajar
• Bersifat kedaerahan • Bersifat nasional dan ada kerja
• Bersifat fisik atau mengangkat sama antardaerah
senjata • Menggunakan cara-cara
• Terfokus pada pemimpin diplomasi seperti media,
• Bersifat reaktif atau spontan perundingan, lobi, mogok
• Memiliki organisasi
• Memiliki fokus yang jelas,
yaitu Indonesia merdeka
Politik Etis

Adanya kritik dari kaum humanis Belanda
terhadap pelaksanaan tanam paksa dan politik
pintu terbuka menyebabkan pemerintah
kolonial Belanda mengeluarkan kebijakan
Politik Etis.
Politik Etis ini menyasar balas budi dalam tiga
bidang:
1. Irigasi
2. Migrasi
3. Edukasi

Bidang pendidikan membuka wawasan bagi kaum
muda pribumi sehingga terpelajar.
Kaum muda terpelajar adalah golongan baru yang
membawa ide-ide pada kesadaran kebangsaan.
Kaum muda terpelajar inilah yang memelopori
lahirnya kebangkitan nasional di Indonesia.
Sejak mendapatkan pendidikan,
kaum pemuda pribumi semakin sadar akan kerjasama
membangun prinsip hidup satu bangsa.
PERS
Berkembangnya pers atau media cetak ikut andil dalam menggerakkan
ide-ide kemajuan.
Media atau pers lebih memacu berkembangnya ideologi dan pergerakan
kebangsaan.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran kebangsaan yang aktualisasinya
nampak dari semakin banyaknya organisasi pergerakan, maka pers
nasional juga semakin menempatkan kedudukannya sebagai alat
perjuangan pergerakan.
Hampir semua organisasi pergerakan pada masa itu memiliki dan
menggunakan surat kabar atau majalah untuk menyuarakan ide-ide dan
aspirasi perjuangannya.
Beberapa surat kabar yang diterbitkan oleh golongan pribumi pada saat itu
antara lain:
a) Medan Prijaji, yang diterbitkan oleh R.M. Tirtoadisuryo tahun 1907.
b) Oetoesan Hindia, yang diterbitkan oleh organisasi Sarekat Islam tahun
1931.
c) De Expres, surat kabar milik organisasi Indische Partij yang memuat
tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik eens Nederlander
was (Andaikata Aku Seorang Belanda) yang mengkritik pemerintah
Belanda
d) Hindia Poetra, milik organisasi Indische Vereeniging
e) Indonesia Merdeka, milik organisasi Perhimpunan Indonesia
f) Pewarta Oemom, miliki organisasi Partai Indonesia Raya
Keberadaan kaum muda terpelajar sangat cocok dan responsif
terhadap berkembangnya paham-paham baru, apalagi paham yang
ikut menggelorakan kemerdekaan.
Pada awal abad ke-20, paham nasionalisme memasuki wilayah
Indonesia.
Paham ini telah mendorong lahirnya kesadaran nasional, kesadaran
hidup dalam suatu bangsa, Bangsa Indonesia. Kesadaran ini
kemudian mendorong untuk merubah dan menyempurnakan
strategi perjuangan bangsa yang selama ini telah dilakukan.
Sehingga terbentuknya pergerakan para pemuda melalui
bermacam-macam organisasi yang muncul sejak abad 20-an.
Perkumpulan para pemuda dari berbagai daerah itu kemudian
berupaya menjalin kerjasama itu melalui Kongres Pemuda I dan II
KONGRES PEMUDA I

Kongres Pemuda I diselenggarakan para 30 April - 2 Mei 1926 di


Batavia. Kongres itu diketuai oleh M. Tabrani.

Putusan kongres pertama ini menghasilkan keputusan yang mendasar


yakni mengakui dan menerima tentang cita-cita persatuan Indonesia
dan bahasa Indonesia disepakati sebagai perekatnya.
KONGRES PEMUDA II

Kongres Pemuda II diselenggarakan di Batavia pada 27-28 Oktober


1928 di tiga lokasi berbeda. Ketua Kongres Pemuda II adalah
Soegoendo Djojopoespito
Pada hari pertama Kongres Pemuda II dilaksanakan di Gedong
Katholieke Jongenlingen-Bond.
Pada hari kedua Kongres Pemuda II dilaksanakan di Rapat kedua di
Oost Java Bioscoop Koningsplein Noord (sekarang jalan Medan
Merdeka Utara).
Sementara penutupannya dilaksanakan di Indonesische Clubgebouw
(sekarang Museum Sumpah Pemuda)

Hadir pula Wage Rudolf Supratman yang memainkan lagu Indonesia


Raya di Kongres Pemuda II dengan alunan biolanya. Lagu Indonesia
Raya juga dinyanyikan untuk pertamakalinya dalam kongres ini oleh
Dolly Salim yang tidak lain adalah putri dari Haji Agus Salim.
Hasil keputusan Kongres Pemuda II ini kemudian kita
kenal dengan Ikrar Sumpah Pemuda:
Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia,
mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah
Indonesia
Kedua: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe
berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia
Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia,
mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia.
PERIODE PERKEMBANGAN
PERGERAKAN NASIONAL
INDONESIA
Munculnya organisasi-organisasi pergerakan nasional pada awal
abad 20 mempunyai ciri-ciri:
1. Keanggotaannya tidak didasarkan atas kelompok etnis (suku)
tertentu melainkan semua kelompok etnis
2. Sebagian besar pemimpin organisasi pergerakan nasional itu
berasal dari kalangan terdidik yang memperoleh pendidikan
Barat serta kelompok intelektual yang sudah bergaul dengan
berbagai bangsa
3. Organisasi-organisasi pergerakan nasional tersebut memiliki
tujuan yang jelas bagi kepentingan seluruh bangsa di bidang
sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, dan politik
4. Organisasi-organisasi pergerakan nasional memiliki paham
kebangsaan atau nasionalisme
Periode Perkembangan Pergerakan
Nasional Indonesia

I. II.
III. IV.
Awal Nasionalisme
Radikal Bertahan
Perkembangan Politik
Periode Awal Perkembangan

BUDI UTOMO

SAREKAT ISLAM

MUHAMMADIYAH
Pada periode ini diwarnai dengan
perjuangan untuk memperbaiki
kondisi sosial dan budaya.
BUDI UTOMO

BU didirikan oleh
Atas ide Dr.
Didirikan tanggal dr. Sutomo dan
Wahidin
20 Mei 1908 mahasiswa
Soedirohoesodo
STOVIA

Tujuan:
Memajukan Bersifat nonpolitik Diketuai oleh
pengajaran dan dan kooperatif R.T. Tirtokusumo
kebudayaan
SAREKAT ISLAM

Didirikan oleh R.M. Atas usul H.O.S.


Tirtoadisuryo dengan nama Cokroaminoto SDI diubah
organisasi SDI (Sarekat
Dagang Islam), 1911.
menjadi SI (1912)
Ketuanya adalah H. Bersifat kooperatif dan
Samanhudi berasaskan Islam

Tujuan: Tahun 1921, SI pecah menjadi 2:


* Memajukan perdagangan
* SI Merah berhaluan sosialis kiri
* Membantu para anggotanya dalam
bidang usaha
(komunis) dipimpin Semaun dan
Darsono
* Memajukan kepentingan jasmani &
rohani penduduk pribumi * SI Putih berhaluan nasionalis
* Memajukan kehidupan agama Islam keagamaan dipimpin H.O.S.
Cokroaminoto
MUHAMMADIYAH

Didirikan oleh KH Ahmad


Dahlan di Yogyakarta Bergerak di bidang pendidikan,
keagamaan dan sosial.
(18 November 1912)

Tujuan:
* Memajukan pendidikan dan
Bersifat nonpolitik dan pengajaran berdasarkan agama
kooperatif Islam
* Memurnikan ajaran Islam yang
sesuai Al Quran dan Al Hadits
Periode Nasionalisme Politik

INDISCHE PARTIJ

GERAKAN PEMUDA

GERAKAN PEREMPUAN
Dalam periode ini, gerakan
nasionalisme di
Indonesia telah mulai
menyinggung bidang politik
untuk kemerdekaan Indonesia.
Didirikan oleh Tiga
Serangkai:
Berjuang untuk melepaskan
Didirikan di Bandung * Douwes Dekker diri dari penjajahan atau
tanggal 25 Desember 1912
* dr. Cipto Mangunkusumo mencapai kemerdekaan.
* Suwardi Suryaningrat

Semboyan:
* Indische los van Holland
Bersifat radikal dan
(Hindia bebas dari Belanda)
nonkooperatif
* Indie voor Indiers (Hindia
untuk orang Hindia)
GERAKAN PEMUDA

Tri Koro Dharmo (1915), diketuai Satiman Wiryosanjoyo

Jong Sumatranen Bond (9 Desember 1917)

Organisasi Kepanduan Bumi Putera (1916)

Jong Ambon (1918)

Jong Minahasa dan Jong Celebes (1918-1919)


GERAKAN PEREMPUAN

Putri Mardika (1912) di Jakarta

Kartini Fonds (1912)

Kautamaan Istri (1913) di Tasikmalaya


yang diasuh oleh Dewi Sartika
Periode Radikal

PERHIMPUNAN INDONESIA

PARTAI KOMUNIS INDONESIA

PARTAI NASIONAL INDONESIA

PARTAI INDONESIA

PNI BARU
Periode radikal adalah masa di mana
organisasi-organisasi pergerakan menolak
bekerja sama dengan pemerintah Belanda
dan secara tegas menuntut kemerdekaan.
Latar belakang
a. Doktrin Wilson (Wilson’s Fourteen Points)
pada bulan Januari 1918 yang salah satu
isinya adalah right of self-determination
b. Pengaruh Revolusi Rusia 1917
c. Pergantian Gubernur Jenderal Hindia
Belanda van Limburg oleh Dirk Fock
(1921) yang sangat curiga terhadap
gerak-gerik organisasi pergerakan
nasional
d. Pemakaian kata “Indonesia” sebagai
identitas bangsa
PERHIMPUNAN INDONESIA

Awalnya bernama Tahun 1922 Tahun 1925 berganti


Indische Vereeniging berganti menjadi menjadi Perhimpunan
(1908) oleh mahasiswa
Indonesia di negeri Indonesische Indonesia yang bergerak
di bidang politik
Belanda Vereeniging

Tokoh:
Bersifat * Achmad Soebardjo
nonkooperatif * Sutan Sjahrir
dan radikal * Sutomo
* Ali Sastroamidjojo
9 Mei 1914, Sneevliet
mendirikan ISDV 23 Mei 1923 ISDV
(Indische Sociaal
Demokratische berubah menjadi Partai
Vereeniging) di Komunis Hindia
Semarang

Bulan Desember 1924


Tahun 1926 melakukan
berubah lagi menjadi
pemberontakan akan
Partai Komunis Indonesia
tetapi dapat ditumpas
dengan Semaun sebagai
oleh Belanda
ketuanya
PARTAI NASIONAL INDONESIA

Asas PNI:
Didirikan pada 4
Juli 1927 di Bandung * Self-help
dengan ketuanya Ir. * Nonkooperatif
Soekarno
* Marhaenisme
PARTINDO

Merupakan Didirikan oleh Mr.


pecahan dari Sartono tanggal
PNI 30 April 1931

Tujuan mencapai
sebuah negara
Indonesia
merdeka
PNI BARU
Didirikan oleh Drs.
Salah satu pecahan Moh. Hatta dan Sutan
PNI Sjahrir pada 27
November 1931

Menekankan
pendidikan politik dan
kesadaran berbangsa
bagi para anggotanya
Periode Bertahan
TAMAN SISWA

PARTAI INDONESIA RAYA (PARINDRA)

GABUNGAN POLITIK INDONESIA (GAPI)


Periode ini merupakan gerakan nasionalisme
Indonesia yang berupaya lebih moderat dan
menahan diri.
Sikap moderat berarti kembali mau bekerja sama
dengan pemerintah Belanda (kooperatif)
Latar Belakang

a. Pada masa Gubernur Jenderal B.C. de


Jong (1931-1936), pemerintah Belanda
mengeluarkan Vergader Verbond yaitu
peraturan untuk membatasi gerak
organisasi-organisasi nasional yang
bersikap radikal.
b. Banyaknya tokoh pergerakan yang
ditangkap lalu dibuang oleh
pemerintah Belanda.
TAMAN SISWA

Didirikan oleh Suwardi Fokus kegiatan di bidang


Suryaningrat di pendidikan dan tidak
Yogyakarta (3 Juli 1922) bersifat politik

Asas Taman Siswa:


* Ing ngarsa sung tuladha
* Ing madya mangun
karsa
* Tut wuri handayani
PARINDRA
Merupakan fusi
dari Budi Utomo
dengan Persatuan
Bangsa Indonesia

Didirikan di Solo
tahun 1935
dengan ketuanya
dr. Sutomo
GAPI
Merupakan gabungan dari
berbagai partai politik: Parindra, Didirikan oleh Moh. Husni
Gerindo, PSII, Persatuan Partai Thamrin tanggal 21 Mei 1939
Katholik, Persatuan Minahasa, dengan semboyan “Indonesia
Persatuan Pasundan, Partai Berparlemen”
Islam Indonesia

Saat pecah PD II, GAPI


mengeluarkan Manifest GAPI
Didirikan karena kegagalan yang isinya mengajak rakyat
Petisi Sutardjo Indonesia dan Negeri
Belanda untuk bekerjasama
menghadapi bahaya fasisme.
STRATEGI PERJUANGAN
ORGANISASI NASIONAL
INDONESIA
1. Organisasi Pergerakan yang Bersifat Radikal

Organisasi-organisasi radikal menerapkan taktik non


koorperasi kepada Belanda. Mereka menuntut
perubahan sekeras-kerasnya dan secepat-
cepatnya. Semua hal yang berkenaan dengan
pencapaian cita-citanya diusahakan sendiri,antara
lain melalui jalinan persamaan nasional,memajukan
pendidikan,dan meningkatkan kegiatan sosial untuk
mensejahterakan rakyat.
Dalam perjuangannya organisasi/partai yang memilih
cara radikal sangat ditakuti oleh Belanda, sehingga
Belanda melakukan pengawasan ketat terhadap
organisasi-organisasi berikut: PNI, Perhimpunan
Indonesia, PKI, Indische Partij
2. Organisasi Pergerakan yang Bersifat Moderat

Strategi perjuangan moderat dengan taktik koorperasi (bekerja sama


dengan pemerintah Belanda) mulai dilaksanakan tahun 1930.
Penyebabnya adalah:
oPemerintah Belanda menangkap tokoh-tokoh kaum pergerakan
yang terlalu radikal.
oBelanda secara terbuka menyatakan bahwa keberadaan suatu partai
politik tidak mempunyai arti lagi.
oSekolah swasta nasional yang dapat melahirkan pemimpin
nasionalis berbahaya ditutup Belanda
oMedia komunikasi massa yang menyuarakan semangat bangsa
dibredel.
Tindakan-tindakan pemerintah kolonial Belanda
tersebut amat merugikan kelangsungan dan kegiatan
organisasi-organisasi pergerakan nasional. Pilihan
satu-satunya bagi kaum pergerakan adalah
mengganti strategi perjuangan yang radikal-
nonkoorperatif menjadi asas perjuangan moderat
koorperatif. Kelompok organisasi yang
perjuangannya bersifat moderat antara lain Persatuan
Bangsa Indonesia, Parindra, Gerindra.
Prinsip Perjuangan Organisasi
Pergerakan Nasional
Kooperatif

Adalah bekerja sama dengan


pemerintah Kolonial Belanda
Contoh organisasi:
Budi Utomo, Sarekat Islam,
Muhammadiyah, GAPI, Parindra
Nonkooperatif

Adalah menolak bekerja sama


dengan pemerintah Belanda
Contoh organisasi:
Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI,
Partindo, PNI Baru

Anda mungkin juga menyukai