Anda di halaman 1dari 8

BAB 3

PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA


PENJAJAHAN DAN TUMBUHNYA SEMANGAT
KEBANGSAAN

PERTEMUAN 11 (TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA SEMANGAT KEBANGSAAN)

D. TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA SEMANGAT KEBANGSAAN


1. Latar Belakang Munculnya Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari Bahasa Inggris, “nation” yang berarti bangsa. Secara umum,
nasionalisme berarti manifestasi (wujud nyata) atas semangat berbangsa dan berbegara.
Hans Kohn mengatakan nasionalisme adalah suatu paham yang menempatkan kesetiaan
tertinggi individu kepada negara dan bangsa. Joseph Ernest Renan mendefinisikan
nasionalisme sebagai sekelompok manusia yang berkeinginan untuk bersatu.
Nasionalisme di negara
kita dimulai dengan
terbentuknya identitas
nasional, penggunaan istilah
“Indonesia” yang merujuk
pada sebuah bangsa.
Mari kita lihat latar
belakang munculnya
nasionalisme atau
pergerakan nasional di
Indonesia. Ada dua faktor
yaitu faktor internal atau
yang berasal dari Bangsa
Indonesia sendiri dan faktor
eksternal atau faktor yang
berasal dari luar Bangsa
Indonesia.
a. Faktor Internal
1) Penderitaan rakyat
akibat penjajahan
diberbagai daerah.
Ini menimbulkan
perasaan senasib
sepenanggungan.
2) Kenangan Kejayaan
Masa lalu. http://indonesiabaik.id
Kejayaan Sriwijaya Gambar 11.1. Infografis asal usul kata Indonesia
dan Majapahit sebagai
motivasi Bangsa Indonesia untuk bangkit kembali.
3) Munculnya kaum terpelajar.
Ini tidak lepas dari adanya politik etis/ politik balas budi atau yang dikenal
sebagai Trias Van Deventer.

MODUL 11 KELAS VIII SEMESTER GENAP


SMP NEGERI 1 PURWOKERTO
1
Politik Etis atau Politik Balas Budi merupakan
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kolonial Hindia
Belanda sejak 17 September 1901. Sebagaimana
diketahui, tanam paksa terlanjur menimbulkan
kerugian besar bagi rakyat Indonesia. Maka, beberapa
aktivis dari Belanda seperti Pieter Brooshooft dan
Courad Theodore van Deventer memprakarsai Politik
Etis sebagai bentuk balas budi kepada rakyat
Indonesia. Van Deventer pertama kali
mengungkapkan perihal Politik Etis melalui majalah De
Gids pada 1899 dalam artikel berjudul berjudul Een
Eereschuld (Hutang Kehormatan).
Ada tiga poin utama dalam Politik Balas Budi ini Gambar 11.2. Van Deventer
yaitu :
• Edukasi/ Pendidikan : Hal ini dilakukan untuk meningkatkan SDM melalui
pembukaan sekolah rakyat (sekolah rendah). Sayangnya hanya laki-laki saja
yang boleh sekolah kala ini dan itupun ditujukan untuk menyiapkan pegawai
rendahan. Ada diskriminasi pendidikan bagi rakyat biasa dan priyayi atau
bangsawan.
• Irigasi : Ini dilakukan dengan pembangunan waduk dan saluran irigasi untuk
mendukung aktifitas pertanian. Sayangnya inipun juga hanya diarahkan untuk
menyukseskan perkebunan
Belanda saja.
• Emigrasi : Pemindahan
penduduk dari Jawa ke luar
Jawa, bahkan sampai ke
Suriname. Sayangnya lagi
dalam pelaksanaannya,
program ini akhirnya hanya
untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja di perkebunan Gambar 11.3. Pengiriman orang Jawa ke Suriname
dengan ongkos murah.
Terlepas dari kegagalan Politik Balas Budi, pendidikan telah merubah generasi
muda pribumi menjadi golongan terpelajar yang nantinya memelopori pergerakan
nasional bangsa kita.
4) Munculnya organisasi etnis kedaerahan atau agama.
Organisasi etnis kedaerahan Misalnya :
• Paguyuban Pasundan (1914) dipimpin oleh Otto Iskandardinata;
• Trikoro Dharmo (1915) atau 3 tujuan mulia (sakti, budi, bakti) yang berbasis
ajaran Jawa yang didirikan oleh Satiman Wirjosanjoyo, Kadarman, dan Sunardi
yang akhirnya pada tahun 1918 diubah menjadi Jong Java;
• Jong Sumatranen Bond (1917), mereka adalah orang Sumatera yang menuntut
ilmu di Jawa seperti Moh. Hatta, Sutan Syahrir, dan M. Yamin;
• Serikat Ambon (1918), Jong Minahasa (1919), Timorsch Verbond (1921)
Organisasi keagamaan misalnya Muhammadiyah (1912) yang didirikan oleh
K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta; Persatuan Islam (Persis) tahun 1923 oleh K.H.
Zamzam, Nahdlatul Ulama (1926) oleh K.H. Hasyim Ashari.

MODUL 11 KELAS VIII SEMESTER GENAP


SMP NEGERI 1 PURWOKERTO
2
b. Faktor Eksternal
Faktor dari luar Indonesia yang mendorong tumbuhnya nasionalisme atau
pergerakan nasional adalah :
1) Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905. Kedua negara berebut wilayah
Korea dan Manchuria. Kemenangan Jepang menumbuhkan keyakinan bahwa
Bangsa Asia dapat mengalahkan Bangsa Eropa.
2) Tumbuhnya nasionalisme diberbagai negara Asia :
• Gerakan Nasionalisme di India (All Indian National Congress atau Partai
Konggres) tahun 1885. Dibawah pimpinan Mahatma Gandhi, terutama setelah
tahun 1920, Partai Konggres ini yang menjadi pemimpin pembebasan India dari
penjajahan Inggris. Mahatma Gandi memimpin perlawanan tanpa kekerasan.
• Gerakan Turki Muda tahun 1908 yang mengubah Turki dari kekuasaan absolut
Turki Usmani (Dinasti Ottoman) menuju Turki yang konstitusional, dan akhirnya
melahirkan Republik Turki berpaham sekuler pada Tahun 1923 yang berdasar
“nation” dengan presiden pertamanya, Mustafa Kemal Ataturk.
• Pergerakan nasional Filipina dibawah pimpinan Jose Rizal dengan mendirikan
Liga Filipina tahun 1882 untuk membebaskan Filipina dari penjajahan Spanyol.
• Revolusi Tiongkok dibawah pimpinan Dr. Sun Yat Sen tahun 1911 yang
meruntuhkan Dinasti Qing. Tanggal 1 Januari 1912 menjadi titik awal berdirinya
Republik Tiongkok.

Gambar 11.4. Dari kiri ke kanan : Mahatma Gandhi (India), Mustafa Kemal Ataturk (Turki), Jose Rizal
(Filipina), dan Dr. Sun Yat Sen (Tiongkok)

3) Munculnya paham-paham baru dari Eropa dan Amerika yang masuk ke Indonesia
seperti liberalisme, humanisme, nasionalisme, dan komunisme.

2. Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia


a. Budi Utomo
Inspirator berdirinya Budi Utomo (BU) adalah dr. Wahidin Sudirohusodo. Tepat
hari Minggu tanggal 20 Mei 1908 Sutomo dan teman-temannya bersepakat mendirikan
Budi Utomo (“Usaha Mulia”). Diketuai oleh Sutomo dengan anggotanya M. Suraji,
Muhamad Saleh, Mas Suwarno, Sulaiman, Gunawan, Muhammad Sulaiman, dan
Gumbreg.
Tujuannya adalah mencapai kemajuan dan meningkatkan derajat bangsa.
Pemerintah mengesahkan organisasi Budi Utomo sejak tahun 1908 (semacam
berbadan hukum) karena tidak melakukan kegiatan politik, sehingga dianggap tidak
membahayakan pemerintah Hindia-Belanda.
Kelahiran Budi Utomo menjadi babak baru dalam menumbuhkan semangat juang
berskala nasional sekaligus menginspirasi berdirinya berbagai organisasi di Indonesia.
Oleh karenanya 20 Mei diperingati sebagai Hari kebangkitan Nasional oleh bangsa kita.
MODUL 11 KELAS VIII SEMESTER GENAP
SMP NEGERI 1 PURWOKERTO
3
b. Sarekat Islam (1911)
Tahun 1911 Haji Samanhudi, seorang pedagang batik di kampung Laweyan, Solo,
mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) atas anjuran R.M. Tirtoadisuryo. Anggotanya
para pedagang batik. Tujuannya untuk memperkuat persatuan pedagang pribumi agar
mampu bersaing dengan para pedagang asing. Atas saran Haji Oemar Said
Cokroaminoto pada tanggal 10 September 1912 Sarekat Dagang Islam (SDI) diganti
menjadi Sarekat Islam (SI), dengan pertimbangan :
1) Ruang gerak lebih luas, tidak terbatas pada perdagangan tetapi juga bidang
pendidikan dan politik.
2) Keanggotaan lebih luas, bukan hanya kaum pedagang, tetapi umat Islam pada
umumnya.

c. Indische Partij (1912)


Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga
Serangkai, yaitu Dr. Dauwes Dekker (Danudirja Setiabudi) menjabat sebagai ketua, dr.
Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) keduanya
sebagai wakil ketua.
Tujuan Indische Partij adalah :
• Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan semua golongan.
• Memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional.
• Mempersiapkan kehidupan rakyat yang medeka.

d. Perhimpunan Indonesia (1924)


Organisasi ini semula bernama Indische Vereeniging yang berdiri pada tahun 1908
di Belanda. Pendiri organisasi ini adalah para mahasiswa yang tengah belajar di negeri
Belanda, yaitu R.P. Sosrokartono, R. Husein Joyodiningrat, R.M. Noto Suroto,
Notodiningrat, Sutan Kasayangan, Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley.
Pada tahun 1922 diubah namanya menjadi Indonesische Vereeniging, dan
mempelopori penggunaan nama Indonesia dalam organisasi pergerakan. Pada tahun
1924 diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Susunan pengurus PI pada
tahun 1924 antara lain, ketua R. Iwa Kusuma Sumantri, sekretaris J. Sitanala,
Bendahara Mohammad Hatta, komisaris Sastromulyono, dan archivaris
Mangunkusumo,
Kegiatan PI antara lain mengadakan pertemuan-pertemuan antar anggota untuk
mendiskusikan nasib bangsanya. Dalam salah satu pertemuan disepakati untuk
menerbitkan majalah “Hindia Putra” sebagai media untuk menyampaikan tulisan para
anggota agar dibaca oleh kaum pergerakan di tanah air. Tahun 1924 majalah ini
berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Tujuan PI adalah berjuang untuk memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang
hanya bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia. Untuk itu, Iwa Kusuma
Sumantri menyampaikan penjelasan tentang asas Perhimpunan Indonesia, sebagai
berikut :
1) Indonesia ingin menentukan nasib sendiri.
2) Untuk dapat menentukan nasib sendiri, bangsa Indonesia harus mengandalkan
kekuatan dan kemampuan sendiri.
3) Dengan tujuan melawan Belanda, bangsa Indonesia harus bersatu.
Ketiga asas ini kemudian menjadi inti Manifesto Politik Perhimpunan Indonesia yang
ditetapkan tahun 1925 yang berbunyi sebagai berikut :

MODUL 11 KELAS VIII SEMESTER GENAP


SMP NEGERI 1 PURWOKERTO
4
“Masa depan rakyat Indonesia secara eksklusif dan semata-mata terletak di dalam
bentuk suatu pemerintahan yang bertanggungjawab kepada rakyat dalam arti yang
sebenar-benarnya, karena hanya bentuk pemerintahan yang seperti itu saja yang dapat
diterima oleh rakyat. Setiap orang Indonesia haruslah berjuang untuk tujuan ini sesuai
dengan kemampuan dan kecakapannya, dengan kekuatan dan usahanya sendiri, tanpa
bantuan dari luar. Setiap pemecahbelahan kekuatan bangsa Indonesia dalam bentuk
apapun haruslah ditentang, karena hanya dengan persatuan yang erat di antara putra-
putra Indonesia saja yang dapat menuju ke arah tercapainya tujuan bersama.”

e. Partai Nasional Indonesia (1927)


Partai Nasional Indonesia (PNI) semula bernama Perserikatan Nasional
Indonesia yang berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung. Pendirinya adalah Ir.
Sukarno, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Cokroadisuryo, Mr. Sunaryo, M. Budiarto, dan dr.
Samsi. Dalam kongresnya yang pertama di Surabaya namanya diubah menjadi Partai
Nasional Indonesia (PNI).
Asas perjuangan PNI ada tiga :
1) Self help artinya berjuang dengan kekuatan sendiri, tidak menggantungkan pada
pihak (negara) lain.
2) Nonkooperasi artinya tidak bersedia bekerja sama dengan pemerintah kolonialis,
dan hanya mengakui pemerintahan yang lahir dari rakyat sendiri.
3) Marhaenisme (kerakyatan), yaitu ajaran yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan rakyat miskin.
Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka dengan kekuatan sendiri. Untuk
mewujudkan hal itu, pada bulan Desember 1927 PNI membentuk Permufakatan
Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) sebagai wadah
kesatuan partai politik Indonesia. Anggota PPPKI adalah PNI, SI, BU, Pasundan,
Sumateranen Bond, Kaum Betawi, Indonesche Studie Club.

f. Partai Komunis Indonesia (1920)


Paham komunis masuk ke Indonesia dibawa oleh seorang Belanda H.J.F.M.
Sneevliet yang bekerja pada sebuah surat kabar di Semarang, sehingga penyebaran
paham ini dimulai dari Semarang. Cara penyebaran paham ini dengan penyusupan
(infiltrasi) ke berbagai organisasi yang potensial. Sneevliet menyusupkan paham ini ke
organisasi perburuhan (Vereeniging Van Spoor Tramweg Personel) di Semarang,
sedangkan Semaun dan Darsono menyusup ke Sarekat Islam, organisasi massa
terbesar saat itu, hingga SI pecah menjadi SI Putih dan SI Merah (menjadi Sarekat
Rakyat tahun 1924).
Sneevliet dan kawan-kawan mendirikan Indische Social Democratische
Vereeniging (ISDV) pada tahun 1914. Pada kongres ke-7, 23 Mei 1920 ISDV berganti
nama menjadi Partai Komunis Hindia (PKH), Desember 1920 PKH berganti nama
menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebagai ketua Semaun, wakilnya Darsono,
sekretaris Bregsma (Belanda), bendahara H.W. Dekker (Belanda), anggotanya Sugono
dan Tan Malaka. Tujuan PKI adalah melaksanakan garis politik yang ditetapkan
komunis internasional (komintern) dengan cara mengusir penjajah Belanda dan
mendirikan negara komunis Indonesia.
Setelah merasa memiliki massa yang banyak, PKI melancarkan pemberontakan
terhadap pemerintah Hindia-Belanda. Tanggal 13 November 1926 PKI menyerang
kedudukan Belanda di Jawa, Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur namun gagal.

MODUL 11 KELAS VIII SEMESTER GENAP


SMP NEGERI 1 PURWOKERTO
5
Akibatnya pemerintah Hindia-Belanda menjadikan PKI sebagai partai terlarang dan
menekan partai-partai lain yang bersikap radikal.

3. Konggres Pemuda sebagai Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia.


Pesatnya perkembangan organisasi pemuda di Indonesia kian menggelorakan
semangat persatuan. Ide untuk menyelenggarakan kongres muncul yang dilatarbelakangi
oleh :
• Manifesto Politik tahun 1925 yang digelorakan Perhimpunan Indonesia (PI) di negeri
Belanda memberikan inspirasi dan semangat pemuda untuk bersatu.
• Tokoh-tokoh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) tahun 1926 dan Pemuda
Indonesia (PI) tahun 1927 selalu menyampaikan cita-cita persatuan dalam setiap
kesempatan, ternyata memperkuat inspirasi berbagai organisasi pemuda di Indonesia
untuk bersatu.
• Munculnya kesadaran bahwa untuk mencapai kemerdekaan bangsa tidak cukup hanya
dengan membanggakan asal-usul, suku, dan fanatisme keagamaan, tetapi masalah
kemerdekan adalah masalah bersama yang harus diperjuangkan secara bersama
pula.
Tanggal 30 April – 2 Mei tahun 1926 diselenggarakan Kongres Pemuda I di Jakarta
yang diprakarsai oleh PPPI. Kongres dilaksanakan oleh suatu komite yang diketuai oleh
Muhamad Tabrani, dengan anggota Bahder Djohan, Sumarto, Jan Toule, Soulehuwij,
dan Paul Pinontuan. Tujuan kongres adalah memajukan paham persatuan bangsa dan
mengeratkan hubungan antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan. Kongres
menghasilkan dua keputusan penting, yaitu :
a. Semua perkumpulan pemuda bersatu dalam organisasi Pemuda Indonesia
b. Konggres Pemuda II perlu segera disiapkan.

Hasil keputusan tersebut ditindaklanjuti dengan diselenggarakannya Kongres Pemuda


II Tanggal 27 – 28 Oktober 1928. Kongres dihadiri olah sekitar 750 orang yang terdiri atas
tiga unsur, yaitu :
▪ Wakil-wakil organisasi pemuda : Jong Java, Jong Sumatera, pemuda Indonesia,
Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong batak Bond, Jong Celebes, Pemuda Kaum
Betawi, dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia. Jumlah seluruhnya sekitar 400
orang. Mereka datang sebagai peserta kongres.
▪ Wakil-wakil partai: Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Serikat Islam (PSI), dan
Budii Utomo (BU). Mereka datang untuk memberi semangat kepada para pemuda.
▪ Pembesar-pembesar Pemerintah Kolonial Belanda. Mereka datang untuk mengawasi
kongres. Bahkan hadir pula polisi-polisi rahasia Belanda membawa senjata.
Kehadiran mereka bukan untuk menjaga keamanan, melainkan mengambil tindakan
apabila dalam kongres terdapat pidato-pidato atau hal-hal yang dianggap
membahayakan kedudukan pemerintah Hindia-Belanda. Untuk menghindari
perselisihan dengan pemerintah, panitia bersepakat melakukan hal-hal sebagai
berikut :
o Mengganti kata “merdeka” dengan kata “mulia” dalam setiap pidato dan ketika
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
o Tidak mengibarkan bendera merah-putih, tetapi warna merah-putih digunakan
untuk dekorasi dan hiasan ruang kongres.

MODUL 11 KELAS VIII SEMESTER GENAP


SMP NEGERI 1 PURWOKERTO
6
Menjelang tengah malam tanggal 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda II ditutup dengan
menyanyikan Lagu Indonesia Raya dengan iringan biola oleh penciptanya W.R.
Supratman, dan menghasilkan keputusan sebagai berikut :
a. Diikrarkannya Sumpah Pemuda oleh semua wakil pemuda yang hadir, yang berbunyi
sebagai berikut :
1) Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia.
2) Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
3) Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa
Indonesia.
b. Lagu Indonesia raya ditetapkan sebagai lagu Kebangsaan Indonesia.
c. Bendera Merah-Putih ditetapkan sebagai bendera Pusaka Bangsa Indonesia.
d. Semua organisasi pemuda dilebur menjadi satu wadah pemuda yang berwatak
nasional dalam arti luas dengan nama Indonesia Muda.

Adapun pengaruh atau arti penting Sumpah Pemuda II terhadap perjuangan


mewujudkan Indonesia merdeka adalah sebagai berikut :
a. Mendorong semangat persatuan dan kebangsaan (nasionalisme).
• Organisasi pergerakan mengubah anggaran dasarnya agar sesuai dengan
Sumpah Pemuda, misalnya Budi Utomo yang semula beranggotakan putera-
putera Jawa dan Madura diubah menjadi terbuka untuk setiap putera Indonesia,
demikian juga Partai Sarekat Islam (PSI) diubah menjadi Partai Sarekat Islam
Indonesia (PSII).
• Pergerakan Wanita terdorong untuk menyatukan semua perkumpulan wanita
dalam Konggres Wanita Indonesia I di Yogyakarta tanggal 22 Desember 1928.
• Organisasi-organisasi kepanduan Indonesia bergabung menjadi Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938, yamg
beranggotakan antara lain Javansche Padvinders Organisatie (JPO), Sarekat
Islam Afdeling Pandu (SIAP), dan Pandu Hizbul Wathon.
b. Mendorong semangat perjuangan untuk menuntut kemerdekaan.
c. Mendorong pertumbuhan Bahasa Indonesia sebagai unsur budaya dan alat pemersatu
bangsa.

Gambar 11.5. Konggres Pemuda 2 di Jl. Kramat 106 Jakarta

MODUL 11 KELAS VIII SEMESTER GENAP


SMP NEGERI 1 PURWOKERTO
7
MODUL 11 KELAS VIII SEMESTER GENAP
SMP NEGERI 1 PURWOKERTO
8

Anda mungkin juga menyukai