Faktor Internal (dalam negeri) Beberapa faktor penyebab timbulnya pergerakan nasional yang
bersumber dari dalam negeri antara lain:
1. Budi Oetomo
Terciptanya Kebangkitan Nasional di Indonesia ditandai dengan 2 peristiwa penting
yakni, berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 dan lahirnya Ikrar
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Organisasi Budi Otomo
Berdiri: 20 Mei 1908
Tokoh pendiri BU: Soetomo, Soeradji Tirtonegoro, Goenawan Mangoenkoesoemo,
Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Raden Ongko Prodjosoedirdjo,
Mochammad Saleh, Raden Mas Goembrek.
Tujuan dari Organisasi Budi Oetomo: meningkatkan martabat rakyat dan bangsa.
Peningkatan ini akan dilakukan dengan mendirikan Dana Siswa (Studiefonds) yang
merupakan lembaga untuk membiayai pemuda yang cerdas, tetapi tidak dapat
melanjutkan studinya.
2. Sarekat Islam
Berdiri pada tahun 1905 oleh Haji Samanhudi di Solo, organisasi pergerakan nasional
ini bergerak di bidang perdagangan. Awalnya nama organisasinya adalah Sarekat
Dagang Islam, sebelum kemudian diubah jadi Sarekat Islam.
HOS Cokroaminoto yang ditunjuk sebagai ketua dari organisasi pergerakan nasional
ini pada tahun 1912. Sederhana saja, tujuan utama dari organisasi ini adalah agar
pengusaha lokal bisa bersaing dengan pengusaha yang datang dari berbagai daerah
lain di luar Jawa dan indonesia.
Tokoh utama pendiri Sarekat Islam: Haji Samanhudi.
Anggota Sarekat Islam: 1) Kyai haji samanhudi.
2) HOS cokroaminoto.
3) Semaun.
4) Abdul muis.
5) Agus salim.
3. Indische Partij
Indische Partij merupakan partai politik pertama di Hindia Belanda yang berdiri pada
25 Desember 1912. Para pendiri Indische Partij ini disebut sebagai Tiga Serangkai,
yaitu E.F.E. Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), RM Suwardi Suryaningrat (Ki
Hajar Dewantara) dan Tjipto Mangunkusumo.
Perhimpunan Indonesia
Pemuda (JONG)
Sumpah Pemuda
1. Pertama Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
air Indonesia.
2. Kedua Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
3. Ketiga Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.