Anda di halaman 1dari 10

PERGERAKAN NASIONAL

INDONESIA

Nama : Fabian Adyatama


No :9
Kelas : VIII G
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan
secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat
nasional.Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah Nusantara baru
muncul sekitar awal abad XX.Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor,
baik faktor intern maupun faktor ekstern.

1.      Faktor Intern
a.       Sejarah Masa Lampau yang GemilangIndonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman
nasional pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama
Majapahit memainkan peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir
seluruh Nusantara.
b.      Penderitaan Rakyat Akibat Penjajah. Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang
panjang dan menyakitkan sejak masa Portugis. Politik devide et impera, monopoli perdagangan,
sistem tanam paksa, dan kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat Indonesia.
c.       Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia. Perkembangan sistem pendidikan pada
masa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik etis. Ini berarti bahwa terjadinya
perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri
Belanda.
d.      Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia. Perkembangan pendidikan di Indonesia
juga banyak diwarnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam.
e.       Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia.
Berkembangnya sistem pendidikan Barat melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi
dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk
mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum
pribumi.
f.       Peranan Bahasa Melayu. Di samping mayoritas beragama Islam, bangsa Indonesia juga memiliki
bahasa pergaulan umum (Lingua Franca) yakni bahasa Melayu. Dalam perkembangannya,
bahasa Melayu berubah menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia.

2.   Faktor Ekstern


a.   Kemenangan Jepang atas Rusia. Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika
keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari
kelompok kulit berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah
dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang
melawan Rusia.
b.  Partai Kongres India. Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India
membentuk All India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris
Allan Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini
kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal.
Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak
inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
c. Filiphina dibawah Jose Rizal. Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 –
1898. Dalam perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang
merintis pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Filipina. Sikap patriotisme dan
nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta
tanah air bagi para cendekiawan di Indonesia.
1.2. Rumusan masalah
Hal-hal yang kiranya dianggap perlu dalam mencapai sebuah tujuan adalah pergerakan
nasional Indonesia dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Dalam makalah ini, penulis akan
berusaha membahas atau memaparkan berbagai masalah yang berkaitan dengan pergerakan
nasional Indonesia yang dimulai dengan berdirinya organisasi-organisasi hingga perjuangan
organisasi tersebut dalam memperjuangkan kemerdekaan sehingga terbentuknya bangsa
indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Pergerakan Nasional


Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi
pergerakan.Masa pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi dalam tiga tahap berikut.
1)   Masa pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo,
Sarekat      Islam,      dan Indische       Partij.
2)   Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia
(PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
3) Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Di
samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.
1. Budi Utomo (BU)
Pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr.
Sutomo.Organisasi Budi Utomo artinya usaha mulia.Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah
partai politik.Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan
yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang
mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka sekolah
pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi
putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat
yang layak.
2. Sarekat Islam (SI)
Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi
pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan
perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam.Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang
lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak.Oleh karena itu agar
memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September
1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh
beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat
Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya
Sarekat Islam adalah:
1.perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
2.isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk
menunjukkan kekuatannya.
3.membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
3. Indische Partij (IP)
IP didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai,
yaitu E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP
ini dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo
dan Eropa di Indonesia.Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi
(diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran
(Indo). IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan bumi
putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja
sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik
rasial yang dilakukan pemerintah kolonial.Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913. Saat itu
pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda dari tangan
Napoleon Bonaparte (Prancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh pemerintah
Hindia Belanda.Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara penjajah melakukan upacara
peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya.Hal yang
ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische Partij. R.M. Suwardi
Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul ‘Als ik een Nederlander was’,
Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M. Suwardi Suryaningrat ditangkap.
Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De Express tanggal 26
Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?, berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan
ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E. Douwes
Dekker turut mengkritik dalam tulisannya di De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul
Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemoen Soewardi Soerjaningrat,
4. Perhimpunan Indonesia dan Manifesto Politik
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische
Vereeniging.Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM
Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji
Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro
(Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adalah untuk
memajukan kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari Indonesia.Kedatangan
tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sangat
mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging.Masuk konsep “Hindia Bebas” dari
Belanda, dalam pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri.Perasaan
anti-kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow
Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The
Right of Self Determination).Dalam upaya berkiprah lebih jauh, organisasi ini memiliki media
komunikasi yang berupa majalah Hindia Poetra.
5. Partai Komunis Indonesia ( PKI )
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei
1920.Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama
teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social
Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh
Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.PKI
terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat.Salah satu upaya yang ditempuhnya
adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam.Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan
karena ada beberapa faktor berikut.
a.       Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan kepada
cabang Sarekat Islam lokal.
b.       Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV harus keluar
dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
6.  Partai  Nasional Indonesia ( PNI )
Berdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club.Salah
satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI).Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di
Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan Algemeene Studie
Club.Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang
kompleks.Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat untuk menyusun
kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini
dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr.
Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena
didorong oleh faktor-faktor berikut.
a.      Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
b.      PKI sebagai partai massa telah dilarang.
c.      Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung
Karno).
Untuk mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi
sebagai pegangan perjuangan PNI.Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan
nasional, dan perbuatan nasional.Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk
mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha
sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar
perjuangannya adalah marhaenisme.

2.2 Peran Manifesto Politik 1925, Kongres 1928 dan Perempuan Pertama dalam Proses
Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia.
1. Peran Manifesto Politik 1925 dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan     Indonesia.
Pada tahun 1908 di negeri Belanda berdirilah organisasi Indische Vereenlging.
Organisasi ini didirikan para mahasiswa yang belajar di negeri Belanda. Mereka itu adalah Sutan
Kasayangan Sorlpada, R.N. Noto Suroto, R.P. Sosrokartono, R. Husein Djayadiningrat,
Notodiningrat, Sumitro Kolopaking, dan dr. Apituley.
Tujuan organisasi ini adalah memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari orang-
orang yang berasal dari Indonesia, maksudnya orang-orang pribumi dan non pribumi bukan
Eropa di negeri Belanda.
Pada mulanya organisasi ini bersifat sosial budaya, namun sejak berakhirnya Perang
Dunia I perasaan anti kolonialisme dan imperialisme tokoh-tokoh Indische Vereeniging semakin
menonjol. Mereka mengubah suasana dan semangat kegiatan organisasi ke dalam bidang politik.
Hal ini dipengaruhi oleh kedatangan tiga tokoh Indische Partij yang dibuang Belanda yakni Dr.
Cipto Mangunkusumo, R.M. Suwardi Suryaningrat, dan E.F.E. Douwes Dekker, yang berjiwa
Nasionalis.
Manifesto politik adalah suatu pernyataan terbuka tentang tujuan dan pandangan
seseorang atau suatu kelompok terhadap masalah negara. Pada masa pergerakan nasional,
Perhimpunan Indonesia mengeluarkan pernyataan politik yang berkaitan dengan nasib dan masa
depan bangsanya. Pernyataan politik ini amat penting artinya bagi terwujudnya Indonesia
merdeka yang didengar dan didukung oleh dunia Internasional.
Konsep-konsep manifesto politik Perhimpunan Indonesia sebenarnyatelah dimunculkan
dalam Majalah Hindia Poetra, edisi Maret 1923. Akan tetapi, Perhimpunan Indonesia baru
menyampaikan manifesto politiknya secara tegas pada awal tahun 1925 yang kemudian dikenal
sebagai Manifesto Politik 1925. Indische Verreniging sejak berdirinya tahun 1908 belum pernah
terjadi perubahan yang mendasar. Dengan mengikuti lajunya perkembangan jaman, terutama
dalam bidang pergerakan nasional maka organisasi yang dibentuk di negeri Belanda juga
mengalami perkembangan.
Pada tahun 1924 nama majalah Hindia Poetra diubah menjadi Indonesia Merdeka.
Kemudian tahun 1925 dipakailah nama baru organisasi Indonesische Vereeniging menjadi
Perhimpunan Indonesia
(PI). Kegiatan organisasi PI ini semakintegas dalam bidang politik.
2.2 Tokoh Pergerakan Nasional

1. Dr Soetomo

Nama Tokoh: Dr. Soetomo

Asal Tokoh: Jawa Timur

Bentuk Perjuangan: Mendirikan Budi Utomo.

2. Dewi Sartika

Nama Tokoh: Dewi Sartika

Asal Tokoh: Bandung

Bentuk perjuangan: Mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Pengasah


Budi.

Dampak perjuangannya terhadap pergerakan nasional: mendorong semangat


perjuangan kemajuan dari kaum wanita untuk kemerdekaan.
3. Ki Hajar Dewantara

Nama Tokoh Ki Hajar Dewantara

Asal Tokoh: Yogyakarta.

Bentuk Perjuangan: mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912,


mendirikan Perguruan Taman Siswa.

Dampak perjuangannya terhadap pergerakan nasional:  Memajukan dunia


pendidikan bangsa Indonesia membuat beliau mendapat julukan sebagai Bapak
Pendidikan Nasional.

4. Ahmad Dahlan

Nama Tokoh: Ahmad Dahlan

Asal Tokoh: Yogyakarta

Bentuk Perjuangan: mendirikan Muhammadiyah.

Dampak perjuangannya terhadap pergerakan nasional: Menjadi salah satu


organisasi masyarakat yang kuat dan turut berjuang dalam kemerdekaan.
5. KH Wahid Hasyim

Nama Tokoh: Wahid Hasyim

Asal Tokoh: Jombang

Bentuk Perjuangan: Mendirikan NU (Nahdatul Ulama).

Dampak perjuangannya terhadap pergerakan nasional: mendorong semangat


kemerdekaan masyarakat melalui organisasi NU.

6. Raden Ajeng Kartini

Nama Tokoh: Raden Ajeng Kartini

Asal Tokoh: Jepara

Bentuk Perjuangan: mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada 1903. Beliau
juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Kumpulan surat suratnya
disusun dalam sebuah buku yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang".
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari apa yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pergerakan nasional Indonesia muncul akibat kesatuan nasib yang ingin merdeka  dan
penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda.
2.      Organisasi-organisasi pergerakan nasional muncul karena keinginan untuk memperjuangkan
kemerdekaan bagi Indonesia.
3.      Kemerdekaan yang dicapai Indonesia saat ini tidak lepas dari perjuangan para tokoh ataupun
organisasi-orgnisasi yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya demi sebuah kemerdekaan
Indonesia.

3.2 Saran
Bangsa Indonesia harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang dicapai dari proses
yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa hendaknya kita
melanjutkan perjuangan atau cita-cita para pejuang dalam pergerakan nasional demi sebuah
kemerdekaan yang sebenarnya.Dan menjadiakan hari esok sebagai pembuktian lahirnya pemuda-
pemuda pergerakan Nasional Indonesia yang rela berjuang demi bangsa dan Negara. Dan para
pemuda di Indonesia harus membuktikan bahwa bangsa Indonesia dapat bersaing dengan
Negara-negara yang lebih maju.

Anda mungkin juga menyukai