INDONESIA
1. Faktor Intern
a. Sejarah Masa Lampau yang GemilangIndonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman
nasional pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama
Majapahit memainkan peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir
seluruh Nusantara.
b. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajah. Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang
panjang dan menyakitkan sejak masa Portugis. Politik devide et impera, monopoli perdagangan,
sistem tanam paksa, dan kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat Indonesia.
c. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia. Perkembangan sistem pendidikan pada
masa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik etis. Ini berarti bahwa terjadinya
perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri
Belanda.
d. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia. Perkembangan pendidikan di Indonesia
juga banyak diwarnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam.
e. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia.
Berkembangnya sistem pendidikan Barat melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi
dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk
mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum
pribumi.
f. Peranan Bahasa Melayu. Di samping mayoritas beragama Islam, bangsa Indonesia juga memiliki
bahasa pergaulan umum (Lingua Franca) yakni bahasa Melayu. Dalam perkembangannya,
bahasa Melayu berubah menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia.
2.2 Peran Manifesto Politik 1925, Kongres 1928 dan Perempuan Pertama dalam Proses
Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia.
1. Peran Manifesto Politik 1925 dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia.
Pada tahun 1908 di negeri Belanda berdirilah organisasi Indische Vereenlging.
Organisasi ini didirikan para mahasiswa yang belajar di negeri Belanda. Mereka itu adalah Sutan
Kasayangan Sorlpada, R.N. Noto Suroto, R.P. Sosrokartono, R. Husein Djayadiningrat,
Notodiningrat, Sumitro Kolopaking, dan dr. Apituley.
Tujuan organisasi ini adalah memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari orang-
orang yang berasal dari Indonesia, maksudnya orang-orang pribumi dan non pribumi bukan
Eropa di negeri Belanda.
Pada mulanya organisasi ini bersifat sosial budaya, namun sejak berakhirnya Perang
Dunia I perasaan anti kolonialisme dan imperialisme tokoh-tokoh Indische Vereeniging semakin
menonjol. Mereka mengubah suasana dan semangat kegiatan organisasi ke dalam bidang politik.
Hal ini dipengaruhi oleh kedatangan tiga tokoh Indische Partij yang dibuang Belanda yakni Dr.
Cipto Mangunkusumo, R.M. Suwardi Suryaningrat, dan E.F.E. Douwes Dekker, yang berjiwa
Nasionalis.
Manifesto politik adalah suatu pernyataan terbuka tentang tujuan dan pandangan
seseorang atau suatu kelompok terhadap masalah negara. Pada masa pergerakan nasional,
Perhimpunan Indonesia mengeluarkan pernyataan politik yang berkaitan dengan nasib dan masa
depan bangsanya. Pernyataan politik ini amat penting artinya bagi terwujudnya Indonesia
merdeka yang didengar dan didukung oleh dunia Internasional.
Konsep-konsep manifesto politik Perhimpunan Indonesia sebenarnyatelah dimunculkan
dalam Majalah Hindia Poetra, edisi Maret 1923. Akan tetapi, Perhimpunan Indonesia baru
menyampaikan manifesto politiknya secara tegas pada awal tahun 1925 yang kemudian dikenal
sebagai Manifesto Politik 1925. Indische Verreniging sejak berdirinya tahun 1908 belum pernah
terjadi perubahan yang mendasar. Dengan mengikuti lajunya perkembangan jaman, terutama
dalam bidang pergerakan nasional maka organisasi yang dibentuk di negeri Belanda juga
mengalami perkembangan.
Pada tahun 1924 nama majalah Hindia Poetra diubah menjadi Indonesia Merdeka.
Kemudian tahun 1925 dipakailah nama baru organisasi Indonesische Vereeniging menjadi
Perhimpunan Indonesia
(PI). Kegiatan organisasi PI ini semakintegas dalam bidang politik.
2.2 Tokoh Pergerakan Nasional
1. Dr Soetomo
2. Dewi Sartika
4. Ahmad Dahlan
Bentuk Perjuangan: mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada 1903. Beliau
juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Kumpulan surat suratnya
disusun dalam sebuah buku yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang".
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari apa yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pergerakan nasional Indonesia muncul akibat kesatuan nasib yang ingin merdeka dan
penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda.
2. Organisasi-organisasi pergerakan nasional muncul karena keinginan untuk memperjuangkan
kemerdekaan bagi Indonesia.
3. Kemerdekaan yang dicapai Indonesia saat ini tidak lepas dari perjuangan para tokoh ataupun
organisasi-orgnisasi yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya demi sebuah kemerdekaan
Indonesia.
3.2 Saran
Bangsa Indonesia harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang dicapai dari proses
yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa hendaknya kita
melanjutkan perjuangan atau cita-cita para pejuang dalam pergerakan nasional demi sebuah
kemerdekaan yang sebenarnya.Dan menjadiakan hari esok sebagai pembuktian lahirnya pemuda-
pemuda pergerakan Nasional Indonesia yang rela berjuang demi bangsa dan Negara. Dan para
pemuda di Indonesia harus membuktikan bahwa bangsa Indonesia dapat bersaing dengan
Negara-negara yang lebih maju.