Anda di halaman 1dari 36

a.

Pergerakan
Maksud dari pergerakan disini
meliputi segala macam aksi dengan
menggunakan organisasi modern
untuk menentang penjajahan dan
mencapai kemerdekaan.
b. Nasional
Istilah nasional menunjukan sifat dari pergeraka,
yakni semua aksi dengan organasasi modern yang
mencakup semua aspek kehidupan, seperti
ekonomi, sosial, politik, budaya, dan kultural
dengan tujuan yang sama , yakni melawan penjajah
untuk digantikan dengan kekuasaan yang depegang
oleh bangsa Indonesia sendiri.
c. Indonesia
Nama Indonesia yang digunakan berfungsi
sebagai simbolis do dalam sejarah pergerakan
nasional dan dengan makin majunya pergerakan
nasional, maka sebutan Indonesia merupakan suatu
keharusan.
Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa
Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan secara
tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat
kedaerahan, belum bersifat nasional. Nasionalisme
yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua
wilayah Nusantara baru muncul sekitar awal abad XX.
Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong
oleh dua faktor, yaitu :
1. faktor intern
2.faktor ekstern.
a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
b. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
c. c . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di
Indonesia
d. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di
Indonesia
e. Pengaruh Perkembangan Pendidikan
Kebangsaan di Indonesia
f. Dominasi Ekonomi Kaum Cina di Indonesia
g. Peranan Bahasa Melayu
h. Istilah Indonesia sebagai Identitas Nasional
a. Kemenangan Jepang atas Rusia
b. Partai Kongres India
c. Filipina di bawah Jose Rizal
d. Gerakan Nasionalisme Cina
e. Gerakan Turki Muda
f. Munculnya paham paham baru di Eropa dan
Amerika yang masuk ke Indonesia
Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai
dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan.
Masa pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi dalam tiga
tahap berikut.

1. Masa pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi


seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij.
2. Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri
organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI),
Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia
(PNI).
3. Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri
organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Di
samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi
pemuda, dan organisasi perempuan.
pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri
organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr.
Sutomo. Organisasi Budi Utomo artinya usaha
mulia. Pada mulanya Budi Utomo bukanlah
sebuah partai politik. Tujuan utamanya adalah
kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari
tujuan yang hendak dicapai yaitu perbaikan
pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan
wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk
kepentingan belanja anak-anak bersekolah,
membuka sekolah pertanian, memajukan teknik
dan industri, menghidupkan kembali seni dan
kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi
cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai
kehidupan rakyat yang layak.
Kongres Budi Utomo yang pertama berlangsung
di Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober – 5 Oktober
1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang yaitu
Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya II, Magelang,
Surabaya, dan Batavia. Dalam kongres yang pertama
berhasil diputuskan beberapa hal berikut.

a. Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk


Jawa dan Madura.
b. Tidak melibatkan diri dalam politik.
c. Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan
budaya.
d. Menyusun pengurus besar organisasi yang
diketuai oleh R.T. Tirtokusumo.
e. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu
kemajuan yang selaras untuk negara dan bangsa.
Terpilihnya R.T. Tirtokusumo yang seorang bupati
sebagai ketua rupanya dimaksudkan agar lebih memberikan
kekuatan pada Budi Utomo. Kedudukan bupati memberi
dampak positif dalam rangka menggalang dana dan
keanggotaan dari Budi Utomo. Untuk usaha memantapkan
keberadaan Budi Utomo diusahakan untuk segera
mendapatkan badan hukum dari pemerintah Belanda. Hal ini
terealisasi pada tanggal 28 Desember 1909, anggaran dasar
Budi Utomo disahkan. Dalam perkembangannya, di tubuh
Budi Utomo muncul dua
aliran berikut.

a. Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi


pada golongan terpelajar saja, tidak bergerak dalam lapangan
politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.

b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum


muda berkeinginan ke arah gerakan kebangsaan yang
demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
Adanya dua aliran dalam tubuh Budi Utomo
menyebabkan terjadinya perpecahan. Dr. Cipto
Mangunkusumo yang mewakili kaum muda keluar dari
keanggotaan. Akibatnya gerak Budi Utomo semakin
lamban. Berikut ini ada beberapa faktor yang
menyebabkan semakin lambannya Budi Utomo.

a. Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk


kalangan priyayi daripada penduduk umumnya.
b. Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda dari
pada kepentingan rakyat Indonesia.
c. Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan
jabatan menyebabkan kaum terpelajar tersisih.
Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi
Utomo mulai terjun dalam bidang politik. Berikut ini
beberapa bentuk peran politik Budi Utomo.

a. Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri


dari serangan bangsa lain.
b. Menyokong gagasan wajib militer pribumi.
c. Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda
untuk pertahanan Hindia.
d. Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat).
e. Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi
pemilihan anggota volksraad.
Pada mulanya Sarekat Islam
adalah sebuah perkumpulan para
pedagang yang bernama Sarekat
Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911,
SDI didirikan di kota Solo oleh H.
Samanhudi sebagai suatu koperasi
pedagang batik Jawa. Garis yang
diambil oleh SDI adalah kooperasi,
dengan tujuan memajukan perdagangan
Indonesia di bawah panji-panji Islam.
Keanggotaan SDI masih terbatas pada
ruang lingkup pedagang, maka tidak
memiliki anggota yang cukup banyak.
Oleh karena itu agar memiliki anggota
yang banyak dan luas ruang lingkupnya,
maka pada tanggal 18 September 1912,
SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
Organisasi Sarekat Islam (SI)
didirikan oleh beberapa tokoh SDI
seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul
Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam
berkembang pesat karena bermotivasi
agama Islam. Latar belakang ekonomi
berdirinya Sarekat Islam adalah:

a. perlawanan terhadap para pedagang


perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b. isyarat pada umat Islam bahwa telah
tiba waktunya untuk menunjukkan
kekuatannya, dan
c. membuat front melawan semua
penghinaan terhadap rakyat bumi
putera.
Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
anggaran dasarnya adalah:

a. mengembangkan jiwa berdagang,


b. memberi bantuan kepada anggotanya yang
mengalami kesukaran,
c. memajukan pengajaran dan semua yang
mempercepat naiknya derajat bumi putera,
d. menentang pendapat-pendapat yang keliru
tentang agama Islam,
e. tidak bergerak dalam bidang politik, dan
f. menggalang persatuan umat Islam hingga
saling tolong menolong.
Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921,
ditetapkan adanya disiplin partai rangkap anggota. Setiap
anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota
organisasi lain terutama yang beraliran komunis.
Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI
Merah.

a. SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan


Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim,
dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
b. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis).
Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di Semarang.

Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama


menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun
1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia
(PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama
menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung
kuat Partai Komunis Indonesia (PKI).
IP didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di
Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E
Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan
Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP ini dimaksudkan
untuk mengganti Indische Bond yang merupakan
organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia.
Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang
terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan
Belanda totok dengan orang Belanda campuran
(Indo). IP sebagai organisasi campuran
menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan
bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah
orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja
sama dengan orang bumi putera agar kedudukan
organisasinya makin bertambah kuat.
cita cita IP banyak disebar luaskan melalui surat
kabar De Expres. Di samping itu juga disusun
program kerja sebagai berikut :
1. Meresapkan cita cita nasional Hindia(Indonesia)
2. Memberantas kesombongan sosial dalam
pergaulan
3. Memberantas usaha usaha yang menimbulkan
kebencian
4. Memperbesar pengaruh proHindia di lapangan
pemerintah
5. Berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi
semua orang Hindian
6. Dalam hal pengajaran kegunaannua harus
ditunjukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan
memperkuat meraka yang ekonominya lemah
Akibat tulisan / buku
karangan Suwardi suryaningrat
yang berjudul Als ik een
Nederlander was (seandainya
saya seorang belanda) yang
isinya berupa sindiran terhadap
ketidakadilan di daerah jajahan
pemerintah belanda akhirnya
menjatuhkan hukuman pada
tahun 1913 dengan
mengasingkan ketiga pemimpin
IP ke negeri Belanda sebagai
tempat pengasingannya karna
hal itu kegiatan IP makin
menurun.
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada
tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran
Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama teman-temannya
seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan
Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang
pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang
bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin,
dan lain-lain. PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam
masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah
melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam. Infiltrasi dapat
dengan mudah dilakukan karena ada beberapa faktor berikut.

a. Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda


lebih memberi pengakuan kepada cabang Sarekat Islam lokal.
b. Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang
merangkap anggota ISDV harus keluar dari SI. Akibatnya SI
terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI,
jumlah anggota PKI semakin besar. PKI
berkembang pesat. Berikut ini ada beberapa
faktor yang menyebabkan PKI berkembang
pesat.

a. Propagandanya yang sangat menarik.


b. Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c. Pandai merebut massa rakyat yang tergabung
dalam partai lain.
d. Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah
kolonial dan kapitalis.
e. Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa
PKI bisa menggantikan Ratu Adil
Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan
Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow. Ditambah
dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan
politik PKI semakin luas. Pada tanggal 13 November 1926,
Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Pemberontakan ini sangat sia-sia karena massa sama
sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau.
PKI telah mengorbankan ribuan orang yang termakan
hasutan untuk ikut serta dalam pemberontakan. Dampak
buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di
tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan
yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama
sekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI dinyatakan
sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih
melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan
Alimin meneruskan propaganda untuk tetap
memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia.
Berdirinya partai-partai dalam pergerakan
nasional banyak berawal dari studie club. Salah
satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI).
Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di
Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari
keberadaan Algemeene Studie Club. Lahirnya PNI
juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang
kompleks. Pemberontakan PKI pada tahun 1926
membangkitkan semangat untuk menyusun kekuatan
baru dalam menghadapi pemerintah kolonial
Belanda. Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir.
Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr.
Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo
Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat
pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.

a. Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa


menggerakkan massa.
b. PKI sebagai partai massa telah dilarang.
c. Propagandanya menarik dan mempunyai orator
ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno).
Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga
asas yaitu self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan
nonmendiancy, sikapnya
terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi.
Dasar perjuangannya adalah marhaenisme. Kongres
Partai Nasional Indonesia yang pertama diadakan di
Surabaya, tanggal 27 – 30 Mei 1928. Kongres ini
menetapkan beberapa hal berikut.

1. Susunan program yang meliputi:


a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran
nasional.
2. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah
nonkooperasi.
3. Menetapkan garis politik memperbaiki keadaan politik,
ekonomi dan sosial dengan kekuatan sendiri, antara lain
dengan mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik,
bank nasional, perkumpulan koperasi, dan sebagainya.
Peranan PNI dalam pergerakan nasional Indonesia
sangat besar. Menyadari perlunya pernyataan segala
potensi rakyat, PNI memelopori berdirinya Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI). PPPKI diikuti oleh PSII (Partai Sarekat Islam
Indonesia), Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond,
Kaum Betawi, Indonesische Studi Club, dan Algemeene
Studie Club. Berikut ini ada dua jenis tindakan yang
dilaksanakan untuk memperkokoh diri dan berpengaruh
di masyarakat.

1. Ke dalam, mengadakan usaha-usaha dari dan untuk


lingkungan sendiri seperti mengadakan kursus-kursus,
mendirikan sekolah, bank dan sebagainya.
2. Keluar, dengan memperkuat opini publik terhadap
tujuan PNI antara lain melalui rapat-rapat umum dan
penerbitan surat kabar Banteng Priangan di Bandung, dan
Persatuan Indonesia di Jakarta.
munculnya gerakan wanita di Indonesia,
khususnya di jawa dirintis oleh R.A. Kartini yang
kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita
Indonesia.
Semasa pergerakan nasional maka muncul
gerakan wanita yangbergerak di bidang pendidikan
dan sosial budaya. Organisa yang ada antara lain
sebagai berikut : Putri Mardika, Kartinifounds,
kerajinan Amal Setia, Aisyah, Pawiyatan Wanito,
Wanito Susilo, Budi Wanito, Putri Budi Sejati, Wanito
Mulyo, Wanito utomo, Wanito Katolik, Wanito taman
siswa.
PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18
Desember 1927. Beranggotakan organisasi-organisasi
seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi
Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum
Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. Tujuan dibentuknya
PPPKI yaitu:

a. menghindari segala perselisihan di antara anggota-


anggotanya;
b. menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia; dan
c. mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.
Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide
persatuan sejak awal mengandung benih-benih
kelemahan dan keretakan. Berikut ini ada
beberapa faktor yang menyebabkan keretakan
tersebut.

a. Masing-masing anggota lebih mementingkan


loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
b. Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas
lokal.
c. Perbedaan gaya perjuangan di antara
organisasi-organisasi anggota PPKI tersebut.
Sumpah pemuda, tidak dapat lepas dari organisasi
kepemudaan yang bernama PPPI (Perhimpunan Pelajar-
Pelajar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1926. PPPI
mendapat dukungan dari sejumlah organisasi
kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond,
Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak,
dan Jong Islamienten Bond dengan penuh keyakinan
ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia.
Para pemuda ini menginginkan suatu upaya
penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan
menentang ketidakadilan yang dialami selama masa
penjajahan. Pertemuan awal dilaksanakan tanggal 15
November 1925 dengan membentuk panitia Kongres
Pemuda I, yang bertugas menyusun tujuan kongres.
Diputuskan pelaksanaan kongres I mulai tanggal 30 April
sampai dengan 2 Mei 1926.
Tujuan Kongres Pemuda I adalah
membentuk badan sentral, memajukan paham
persatuan kebangsaan, dan mempererat
hubungan di antara semua perkumpulan pemuda
kebangsaan. Hal yang menjadi agenda
pembicaraan adalah tentang usulan bahasa
Indonesia yaitu bahasa Melayu sebagai bahasa
persatuan. Mengenai usulan fusi untuk semua
perkumpulan pemuda, tidak ada keputusan.
Setelah berlangsungnya kongres pertama, para
pemuda semakin tergerak untuk menindaklanjuti
dengan melakukan kongres berikutnya.
diawali pertemuan pendahuluan terbentuklah
susunan panitia seperti berikut.
Ketua : Sugondo Joyopuspito
Wakil ketua : Djoko Marsaid
Sekretaris : Mohammad Yamin
Bendahara : Amir Syarifudin
Pembantu : Djohan Tjain, Kotjo Sungkono, Senduk, J.
Leimena, Rohjani.

Kongres Pemuda II berlangsung sejak tanggal 27


Oktober 1928 dan berakhir tanggal 28 Oktober 1928.
Kongres Pemuda II diadakan sebanyak tiga kali rapat.
a. Rapat pertama, di gedung Katolik Jonglingen Bond di
Waterloopein.
b. Rapat kedua, tanggal 28 Oktober pagi, di gedung Oost
Java Bioscoop, di Koningsplein Noord.
c. Rapat ketiga, tanggal 28 Oktober malam, di gedung
Indonesische Clubhuis di Jl. Kramat Raya 106 Jakarta.
Di ruang utama gedung Indonesische
Clubhuis (rumah perkumpulan Indonesia), yang
sejak tanggal 20 Mei 1974 ditetapkan sebagai
gedung Sumpah Pemuda, Sugondo Joyopuspito
membacakan hasil keputusan Kongres (Mail
Report No. 1066x/28 No. J/302-Eigenhandig)
sebagai berikut:
Kongres menetapkan ikrar/sumpah pemuda
yang selanjutnya menjadi landasan perjuangan
untuk mencapai Indonesia merdeka. Pada malam
itu juga, untuk pertama kali diperdengarkan lagu
Indonesia Raya oleh penggubahnya Wage Rudolf
Supratman. Sebagai tindak lanjut dari Sumpah
Pemuda 1928, pada tanggal 24 - 28 Desember
1928 di Yogyakarta para pemuda menyepakati
pembentukan Komisi Besar Indonesia Muda
(KBIM).
Tugas komisi ini adalah mempersiapkan
terbentuknya satu wadah bagi semua Pemuda
Indonesia. Hasil kerja komisi ini terlihat dalam
kongres pemuda di Surakarta pada tanggal 31
Desember 1936 yang berhasil membentuk
organisasi Indonesia Muda (IM), yang merupakan
fusi (peleburan) dari berbagai organisasi pemuda
di Indonesia. Asas IM adalah kebangsaan
Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan
Indonesia Raya. Para anggota IM dilarang
bekerja sama dengan pemerintah Belanda
(bersifat nonkooperatif).

Anda mungkin juga menyukai