Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

PITYRIASIS ALBA

Disusun Oleh :

Alya Shofiyah
1102018060

Penguji:

dr. Hilman Wildan Latief, Sp.DV

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR SLAMET GARUT
PERIODE 26 SEPTEMBER – 29 OKTOBER 2022
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : M. Alkhalifi Zikri
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 13 Januari 2016
Usia : 6 tahun 10 bulan
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Pasir Gelang RT/RW 004/002 Ds. Mekarjaya,
Sukaresmi
Pekerjaan : siswa TK
Tanggal Pemeriksaan : 25 November 2022
No. Telepon : 085795835643
No. RM : 01.33.11.68

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan
pasien pada tanggal 25 November 2022 pukul 10.15 di Poli Kulit dan Kelamin
RSUD dr. Slamet Garut.
A. Keluhan Utama
Bercak – bercak putih pada kedua pipi.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Tn. Alkhalifi bersama ibunya datang ke poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUD dr. Slamet Garut dengan keluhan bercak-bercak putih pada
kedua pipi sejak kurang lebih 3 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
Awalnya keluhan muncul berupa bercak kemerahan berbentuk bulat,
kemudian berubah warna menjadi lebih putih dibanding kulit sekitarnya di
pipi kanan bagian bawah. Lalu bercak putih bertambah banyak, ke area pipi
kiri. Pasien menyangkal adanya keluhan gatal pada bercak tersebut. Pasien
tidak mengeluhkan adanya keluhan kulit dibagian lain.

2
2 minggu sebelum muncul bercak putih, pasien berenang pada siang
hari tanpa menggunakan tabir surya. Ibu pasien mengatakan, pasien senang
beraktifitas diluar ruangan, sering terpapar sinar matahari langsung, Ibu
pasien mengatakan, pasien tidak menggunakan pelindung untuk wajahnya
seperti topi, atau menggunakan sunscreen, ketika bermain diluar saat siang
hari. Pasien mengaku belum pernah memeriksakan penyakitnya ke dokter,
dan belum mengonsumsi obat-obatan maupun mengoleskan sesuatu ke
bercak tersebut.
Ibu pasien mengatakan, pasien sering bersin-bersin setiap pagi hari.
Keluhan terdapat riwayat kulit kering, kulit kemerahan pada pasien
disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat asma, riwayat alergi terhadap
kosmetik, sabun cuci muka, maupun alergi terhadap makanan. Pasien
menyangkal adanya riwayat penyakit panu.
Ibu pasien mengatakan, pasien memiliki kebiasaan mandi dua kali
sehari, mengganti baju dua kali sehari, pakaian dicuci setiap hari dan
menjemur pakaian di tiang jemuran yang terkena cahaya matahari langsung.
Pasien dirumah tinggal bersama kakak, ayah dan ibunya.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengaku sebelumnya belum pernah mengalami keluhan yang
sama. Ibu pasien mengatakan, sering melihat pasien bersin-bersin dipagi
hari. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit panu.
D. Riwayat Alergi
Menurut keterangan ibu pasien, pasien sering bersin – bersin setiap
pagi hari. Riwayat alergi makanan, alergi obat-obatan disangkal.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien memiliki riwayat penyakit asma
III.PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS

3
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,5oC
Tekanan Darah : 95/65 mmHg
Saturasi Oksigen : 98% free air
Nadi : 90 x/menit
Respirasi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Berat Badan : 22 kg
Tinggi Badan : 115 cm

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata


Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Telinga : Bentuk normal dan simetris
Hidung : Deviasi septum (-), secret (-)
Mulut : Bibir tidak kering, Lesi (-), geographic tongue (-)
Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-)
Kulit : Tidak ada kelainan

Thoraks
 Inspeksi : Dalam batas normal
 Kulit : Dalam batas normal
 Paru : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
 Jantung : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

Abdomen
 Inspeksi : Dalam batas normal

4
 Kulit : Dalam batas normal
 Palpasi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
 Perkusi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
 Aukskultasi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

Ekstremitas
 Atas : Edema (-/-), CRT <2 detik
 Bawah : Edema (-/-), CRT <2 detik
 Kulit : Lihat Status Dermatologikus

B. STATUS DERMATOLOGIKUS
1. Status Dermatologikus
Distribusi : Regional
Lokasi : Pipi kanan dan pipi kiri
Jumlah : Multipel
Lesi : Diskret
Bentuk : Tidak teratur
Ukuran : Lentikuler sampai numular
Batas : Tegas
Permukaan : Datar
Sifat : Kering
Efloresensi : Makula hipopigmentasi, skuama pitriasiform

5
IV. RESUME
Pasien Tn. Alkhalifi datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD dr.
Slamet Garut dengan makula hipopigmentasi pada kedua pipi sejak kurang lebih
3 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Awalnya keluhan muncul berupa
makula eritema berbentuk bulat, kemudian berubah menjadi makula
hipopigmentasi di pipi kanan bagian bawah. Makula hipopigmentasi bertambah
banyak, ke area pipi kiri. Pasien menyangkal adanya keluhan gatal pada bercak
tersebut. Pasien tidak mengeluhkan adanya keluhan kulit dibagian lain.
Pasien sering beraktifitas diluar ruangan, terpapar sinar matahari langsung,
dan tidak menggunakan pelindung untuk wajahnya. Pasien belum perbah
berobat, dan belum pernah diobati sendiri. Pasien memiliki riwayat rhinitis
alergi, ibu pasien memiliki riwayat asma. Pasien tidak memiliki riwayat asma,
riwayat alergi terhadap kosmetik, sabun cuci muka, maupun alergi terhadap
makanan. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit dermatofitosis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien baik dengan kesadaran
composmentis. Status generalis didapatkan Tekanan darah 95/65 mmHg, berat
badan 24 Kg dan tinggi badan 115 cm. Pada status dermatologikus didapatkan
distribusi lesi regional dengan lokasi pipi kanan dan pipi kiri. Lesi multipel
dengan konfigurasi diskret. Bentuk tidak teratur. Ukuran lesi terkecil 0,5 x 0,5 x
0,2cm, terbesar 4 x 4 x 0.4cm. Batas lesi tegas serta permukaan datar, bersifat
kering. Pada efloresensi didapatkan makula hipopigmentasi dan skuama
pitriasiform

V. DIAGNOSIS BANDING
1. Pityriasis Alba
2. Pityriasis Versicolor
3. Vitiligo

6
VI. DIAGNOSIS KERJA
Pityriasis Alba

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan tidak wajib dilakukan, namun disarankan:
1. Pemeriksaan KOH 10%

VIII. PENATALAKSANAAN
A. Terapi Umum
1. Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat dicetuskan oleh
berbagai faktor diantaranya sering terpapar dengan sinar matahari
langsung, terdapat riwayat penyakit dermatitis atopi, kulit kering
2. Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari paparan sinar matahari
langsung ke wajah dengan menggunakan pelindung seperti topi
3. Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan untuk penyakit ini
membutuhkan waktu berubulan-bulan untuk perbaikan
4. Menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan obat dengan teratur dan
kontrol tepat waktu

B. Terapi Khusus
i. Topikal
 Sunscreen spf 30 dioleskan sebanyak 2 ftu dua kali sehari pada area
wajah
 Emolien krim dioleskan sebanyak 2 ftu sekali sehari, sebelum
penggunaan sunscreen

IX. PROGNOSIS

7
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Quo Ad Sanactionam : Ad Malam

8
CATETAN SHAY

Meski demikian, secara garis besar, manusia membutuhkan sunscreen sebanyak


2 mg/cm2 dari luas kulit.
"Oleh karena itu ada metode namanya unit ruas jari atau finger tip unit (FTU), di
mana 1 FTU ini sekitar 0,5 gram. FTU ini sekitar 1 ruas jari pangkal telunjuk
ya," kata Dedi.
orang dewasa idealnya wajah dan leher membutuhkan 2,5 gram sunscreen setiap
kali pemakaian.
Dengan demikian, setidaknya harus mengoleskan sunscreen kurang lebih 4-5
ruas jari untuk area wajah dan leher.

9
 Bagaimana si bedanya lesi pityriasis alba dengan pityriasis versicolor?
Dengan vitiligo?
- Kalau pada P V, saya menjadikan PV menjadi DB karena dari
efloresensi mirip dok, namun pada PV biasanya disertai keluhan
subjektif berupa gatal sedangkan PA tidak. Dan pada PV di
pemeriksaan KOH 20% gambaran spageti and meatball
- Predileksi PV (dada, punggung, leher, lengan atas)  seringnya pada
punggung
- Keluhan subjektif Pv  gatal ringan saat berkeringat
- PA SERINGNYA PADA WAJAH, SERINGNYA PADA ANAK
- Pv terkadang disertai gatal, PA tidak
- Kondisi ini lebih berisiko pada anak yang memiliki dermatitis atopik
atau eksim. Anak-anak yang sering mandi air panas atau yang
terpapar sinar matahari tanpa tabir surya juga lebih rentan
mengalaminya. Namun, tidak jelas apakah faktor-faktor ini
merupakan penyebab langsung dari penyakit kulit tersebut.

 Bagiaman patof kena paparan sinar matahari jd hipopigmentasi


 Bagaimana pemeriksaan KOH nya? Diambil darimana?  Preparat
sediaan dibuat dari kerokan skuama pada lesi yang diletakkan pada objek
glass yang ditetesi dengan larutan KOH 20% sebanyak 1-2 tetes,
kemudian ditutup dengan gelas penutup dan didiamkan selama 15-20
menit agar epitel kulit melarut. Setelah sediaan siap, kemudian
dilaksanakan pemeriksaan menggunakan mikroskop cahaya dengan
pembesaran 10x10, dilanjutkan pembesaran 10x40. Pemeriksaan
menggunakan KOH 10-20% ditemukan hifa 14 pendek tebal 2-5µ dan

10
bersepta, dikelilingi spora berukuran 1-2µ gambaran ini khas sphageti and
meatball
 Mengapa PA sering pada anak kecil?
 Jadi kalau pityriasis alba termasuk manifestasi dr DA, apa aja kriteria
DA?
 Apasih fungsi sunscreen? Sinar uv blablaba
 Pityriasis?  sisik
 alba  putih
 Hipopigmentasi  sel melanosit berkurang


 Kenapa pilih humektan  karena humektan berfungsi menarik air
terutama dari dermis menuju epidermis shg air dapat menguap dam
membuat epidermis mjd lebih lembap. Cth humektan  gliserin,
hyaluronic acid, urea, gelatin, sorbitol
 Kenapa harus menggunakan sunscreen? Kenapa pilih spf 30%? Karena
untuk mencegah lesi bertambah banyak, sehingga wajah dilindungi dari
paparan SUV sinar matahari. Kenapa pilih spf 30%? Karena

11

Anda mungkin juga menyukai