Anda di halaman 1dari 10

CASE REPORT SESSION

PTYRIASIS VERSICOLOR
Disusun Oleh :
Dian Andalina Putri

1301-1208-0049

Faezal Nordin

1301-1208-2197

Saharnauli Verawaty

1301-1208-0038

Emmie Idyawatie

1301-1208-2161

Novia Yudhitiara

1301-1208-0260

Alamelu Govindasamy

1301-1208-2173

Supervisor:
Dr. H. Dindin Budhi R, Sp.KK

BAGIAN KULIT & KELAMIN RSUD CIANJUR


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010
I.

KETERANGAN UMUM

Nama

: Ny. Y

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 44 tahun

Alamat

: Parabon Cipanas Cianjur

Pekerjaan

: IRT

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Sunda

Pendidikan

: SMP

Status Marital

: Menikah

Tanggal Pemeriksaan

: 23 Agustus 2010

II.

ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Bercak putih dan kecoklatan disertai sisik halus dan tidak terasa gatal di
daerah punggung, dada, perut, dan kedua tangan.
Anamnesis khusus:
Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh munculnya bercak putih dan
kecoklatan disertai sisik halus di daerah punggung, dada, perut, dan kedua tangan
yang semakin meluas. Keluhan ini tidak disertai dengan rasa gatal. Untuk
keluhannya tersebut, pasien sudah berobat ke Puskesmas dan diberikan obat oles
berupa salep yang dikemas seperti odol ukuran kecil yang digunakan 2x sehari,
namun tidak ada perbaikan.
Keluhan bercak putih dimulai sejak 6 bulan yang lalu yang awalnya
berukuran sebesar koin yang akhirnya bertambah besar paling besar sebesar
telapak tangan. Bercak putih awalnya timbul di punggung, kemudian menyebar ke
perut dan tangan.
Pesien mandi 2 kali sehari dengan sabun dan handuk sendiri. Pasien tidak
pernah bertukar pakaian dengan orang lain. Pasien mengaku sering berkeringat.
Pasien tinggal di rumah bersama 5 orang anggota keluarga yang lainnya. Riwayat
pasien sedang dalam pengobatan atau minum obat-obatan dalam jangka waktu

yang lama disangkal. Riwayat penyakit serupa di keluarga disangkal. Riwayat


pasien sering haus, banyak makan dan sering BAK disangkal. Riwayat adanya
baal-baal pada kulit disangkal.
III.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum

: compos mentis, tampak sakit ringan

Tanda Vital

: T : 110/80 mmHg
R: 24x/m

Gizi

N : 96 x/m
S: afebris

: baik

IV.

STATUS GENERALIS

Kepala

: Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Hidung: sekret hidung (-)
Telinga : sekret telinga (-)
Mulut: faring : hiperemis (-)

Leher

: JVP tidak meningkat


KGB tidak teraba membesar

Thorax

:
Pulmo : sonor, VBS kanan=kiri, rhonki -/-, wheezing -/Cor : BJ murni reguler

Thorax posterior : lihat status dermatologikus


Abdomen

: datar,lembut, BU (+) normal, turgor baik


H/L tak teraba, ruang traube kosong

Ekstremitas
V.

: lihat status dermatologikus

STATUS DERMATOLOGIKUS

a. Distribusi

: regioner

b. Lokasi

: punggung, dada, perut, kedua tangan

c. Karakteristik Lesi

Lesi

: Multipel
Konfluens
Bentuk sebagian besar ireguler, sebagian bulat
Ukuran 1x1 cm s.d 15x10 cm
Batas tegas
Tidak menimbul
Kering

Efloresensi

: makula hipopigmentasi, makula hiperpigmentasi, skuama halus

VI.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan KOH 10% : jamur (+)


VII.

USULAN PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan dengan Lampu Wood
2. SGOT / SGPT

VIII. DIAGNOSIS BANDING


1. Ptyriasis versicolor
2. Ptyriasis alba

IX.

DIAGNOSIS KERJA

Ptyriasis versicolor
X.

PENATALAKSANAAN

UMUM :
1. Menghindari faktor predisposisi
2. Meningkatkan kebersihan diri

3. Menghindari pemakaian handuk, perlengkapan mandi dan pakaian


bersama-sama orang lain
4. Pengobatan harus menyeluruh, tekun dan konsisten
KHUSUS :
1. Topikal : Sampo ketokonazole 2% 2-3 kali/minggu selama 3 minggu
2. Sistemik : Ketokonazole 1 x 200 mg selama 10 hari
XI.

PROGNOSIS

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam


Quo ad sanationam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN
1.

Apakah diagnosis pasien ini sudah benar?


Pitiriasis versikolor yang disebabkan Malassezia furfur adalah penyakit

jamur superfisial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif,


berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam,
terutama meliputi badan dan kadang-kadang ketiak, lipat, lengan, tungkai atas,
leher, muka dan kulit kepala yang berambut.
Tinea versikolor juga dikenal dengan nama lain seperti kromofitosis,
dermatomikosis, liver spots, tinea flava, pitiriasis versikolor flava dan panau.
Pitiriasis versikolor adalah penyakit universal dan terutama ditemukan di daerah
tropis
Gejala Klinis
Kelainan kulit pitiriasis versikolor sangat superfisial dan ditemukan
terutama di badan. Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni,
bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Bercak-bercak
tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan lampu Wood. Bentuk papulo-vesikular
dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimtomatik sehingga
adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut.
Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan
alasan berobat. Pseudokromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau
kemungkinan pengaruh toksik jamur terhadap permukaan pigmen, sering
dikeluhkan penderita.
Pemeriksaan langsung kerokan kulit dengan menggunakan KOH 10% atau
KOH 20% + tinta Parker Blueblack didapatkan hifa panjang bercabang dan
bersepta, dengan disertai atau tanpa artospora. Pemeriksaan biakan jamur dapat
pula dilakukan dengan media agar Sabouraud dextrose.

Pada pasien ini didapatkan :


Anamnesis

Bercak putih dan kecoklatan disertai sisik halus dan tidak terasa gatal di
daerah punggung, dada, perut, dan kedua tangan.
Pemeriksaan Fisik
Makula hipopigmentasi dan makula hiperpigmentasi dengan skuama halus
di punggung, dada, perut, kedua tangan.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan KOH 10% : jamur (+)
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini
menderita Ptyriasis Versicolor
2. Mengapa Ptyriasis Versicolor didiagnosis banding dengan Ptyriasis Alba
pada pasien ini?
Ptyriasis Alba merupakan dermatitis tidak spesifik yang belum diketahui
penyebabnya. Ditandai dengan bercak kemerahan dan skuama halus yang akan
menghilang serta meninggalkan area yang depigmentasi. Lesi berbentuk bulat,
oval atau plakat yang tak teratur. Lesi dapat dijumpai pada wajah, badan, bokong,
paha atas, punggung dan ekstensor lengan. Tidak ada keluhan subyektif.
Dibedakan dari Ptyriasis Versicolor dari pemeriksaan KOH 10% dimana tidak
ditemukan gambaran jamur.

3. Apakah pengobatan pada pasien sudah benar?


Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Pengobatan
dibagi menjadi pengobatan umum dan khusus dengan pengobatan khusus dibagi
menjadi topikal dan sistemik. Pengobatan umum adalah dengan menghindari
faktor predisposisi, meningkatkan kebersihan diri dan menghindari pemakaian
handuk, pelengkapan mandi atau pakaian bersama-sama orang lain.
Untuk pengobatan topikal dapat diberikan sampo selenium sulfide 1,82,5% dengan cara sampo dioleskan seluruh badan, dibiarkan selama 10 menit
kemudian dibilas. Pengobatan dilakukan setiap hari selama 2 minggu dan
kemudian sekali seminggu untuk mencegah rekurensi. Cara lain pemakaian adalah
dengan mengoleskan sampo sebelum tidur dan segera dicuci pada pagi harinya.
Pengobatan topikal lain yang dapat digunakan adalah larutan natrium thiosulphate

20-25% digunakan pada malam hari. Selain itu dapat digunakan sampo
ketokonazol 2% dengan mengoleskan sampo di seluruh badan, dibiarkan selama
5-15 menit kemudian dicuci. Pengobatan dilakukan 2 hingga 3 kali seminggu
selama 2-4 minggu. Dapat juga diberikan propilen glikol 50% dan untuk lesi yang
kecil atau sedikit dapat diberikan krim golongan azol selama 2 hingga 3 minggu.
Bila lesi luas, resisten terhadap obat, sering kambuh dan tidak ada
kontraindikasi dapat diberikan ketokonazol 1x200mg/hari selama 7 hingga 10 hari
atau dosis tunggal 400mg/minggu selama 2 minggu, itrakonazol 200-400mg/hari
selama 3 hingga 7 hari atau flukonazol 400mg dosis tunggal. Untuk mencegah
kekambuhan dapat diberikan ketokonazol 200mg/hari selama 3 hari dalam setiap
bulan, itrakonazol 200mg dosis tunggal 1x/bulan atau dengan sampo 1x/minggu.
Untuk tindak lanjut penderita control setiap minggu dan dilakukan
pemeriksaan dengan KOH. Penyakit dikatakan sembuh bila 2 hingga 3 kali
pemeriksaan dengan KOH dan lampu Wood hasilnya negative.
Pada penanganan pasien ini telah diberikan penyuluhan tentang
penghindaran faktor predisposisi, menjaga kebersihan diri dan menghindari
pemakaian handuk, pakaian dan perlengkapan mandi bersama orang lain. Selain
itu diberikan sampo ketokonazol 2% dengan penerangan cara pemakaian yang
benar selama 3 minggu. Untuk pengobatan sistemik diberikan ketokonazol
1x200mg/hari selama 10 hari. Pasien kemudian diminta kontrol seminggu
kemudian dan dilakukan pemeriksaan dengan KOH setiap kali kontrol.

4. Bagaimanakah prognosis pasien ini?


Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun dan
konsisten. Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah flurosensi negatif
dengan pemeriksaan lampu Wood dan sediaan langsung negative
Prognosis pasien adalah Quo ad vitam : ad bonam karena penyakit ini
tidak menyebabkan kematian. Quo ad functionam : ad bonam karena lapisan kulit

masih boleh berfungsi dengan baik sedangkan Qui ad sanationam : dubia ad


bonam karena dengan pengobatan yang menyeluruh, konsisten dan tekun, ptiriasis
versikolor dapat disembuhkan tetapi kecenderungan untuk kembali kambuh
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai