Anda di halaman 1dari 44

KEPANITERAAN KLINIK MADYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG

LAPORAN KASUS

Dipresentasikan oleh: Wendy Permana, S.Ked. (2071210015)


Pembimbing: dr. Haiman Madjedi, Sp.B.
Laboratorium Ilmu Bedah
RSUD Kanjuruhan Kepanjen

IDENTITAS PASIEN

Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Agama
Alamat
Status perkawinan
Suku
Tanggal MRS
Nomor register

: Ny. L
: 47 tahun
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: Islam
: Dampit
: Menikah
: Jawa
: 28 September 2014
: 359343

ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri perut kanan bawah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poli Bedah RSUD dengan
mengeluh nyeri perut kanan bawah sejak 9
hari SMRS.
Pada awalnya sekitar 1 hari sebelum nyeri
perut kanan bawah, pasien mengeluh nyeri
pada ulu hati terasa seperti masuk angin,
kemudian nyeri berpindah ke perut kanan
bawah.

Nyeri dirasakan terus-menerus, bertambah


hebat, menetap dan tidak menjalar. Nyeri
semakin memberat sejak 1 hari SMRS, nyeri
dirasakan juga pada saat berjalan.
Pasien juga mengeluhkan sering terasa panas
pada dada dan punggung sejak 1 tahun yang
lalu, selain itu pasien mengeluh batuk tidak
berdahak dan tidak berdarah, mumet-mumet,
badan greges, dan keringat dingin jika perut
sakit. Pasien mengaku tidak nafsu makan
tetapi tidak mual dan muntah. Pasien
mengatakan riwayat berat normal, tidak diare,
feses tidak berwarna hitam, tidak sakit saat
berak dan pasien juga mengaku riwayat
kencing normal, tidak nyeri saat kencing.

ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien sebelumnya belum pernah
ANAMNESIS
mengalami sakit serupa. Riwayat
penyakit darah tinggi, sakit gula, sakit
jantung, alergi, riwayat mondok, riwayat
operasi
maupun
sakit
lainnya
sebelumnya disangkal pasien.
Riwayat Pengobatan :
Pasien
belum
pernah
berobat
sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang sakit
ANAMNESIS
serupa
dengan
pasien.
Riwayat
penyakit darah tinggi, sakit gula, sakit
jantung, maupun sakit lainnya dalam
keluarga disangkal pasien.
Riwayat Kebiasaan :
Kebiasaan merokok dan minum kopi
disangkal pasien. Pengisian waktu
luang biasanya berkumpul bersama
keluarga.

Riwayat Sosial Ekonomi :


Penghasilan
satu bulannya cukup untuk
ANAMNESIS
kehidupan
sehari-hari
(ekonomi
menengah ke bawah).
Riwayat Gizi :
Nafsu
makan
menurun,
pasien
mengatakan suka makan makanan
yang pedas.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
tampak kesakitan dengan kesadaran compos
mentis.

Tanda Vital:

Tensi
Nadi
Pernafasan
Suhu

: 120/80 mmHg
: 84 x/menit
: 22 x/menit
: 36,5 C

Head to Toe:
Dalam batas normal

PEMERIKSAAN
FISIK
Status Lokalis:
Inspeksi: Dinding perut sejajar dengan
dinding dada, bentuk supel, venektasi (-),
jaringan
parut/bekas
luka
(-),
tumor/benjolan (-).
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), nyeri
tekan pada titik Mc. Burney (+), Rovsing
sign (+), Obturatoar sign (+), Psoas sign
(+), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN PENUNJANG

RESUME
Ny. L, 47 tahun dengan keluhan nyeri perut
kanan bawah sejak 9 hari SMRS. Sehari
sebelum nyeri perut, pasien mengeluh nyeri
pada ulu hati, kemudian nyeri berpindah ke
perut kanan bawah. Pasien juga mengeluhkan
panas pada dada dan punggung sejak
setahun yang lalu, selain itu pasien mengeluh
batuk, mumet-mumet, badan greges, dan
keringat dingin jika perut sakit. Pasien
mengaku tidak nafsu makan, berak dan
kencing tidak ada keluhan.

RESUME
Pemeriksaan fisik vital sign dan head to toe
dalam batas normal, kecuali pada regio
abdomen pada status lokalis ditemukan nyeri
tekan epigastrium, nyeri tekan pada titik Mc.
Burney, Rovsing sign (+), Obturatoar sign (+),
Psoas sign (+), pemeriksaan lainnya dalam
batas normal.
Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir kali
dalam batas normal dan hasil pemeriksaan
USG menunjukkan gambaran apendisitis.

DIAGNOSIS
Diagnosis pra-operasi:
Abdominal Pain e.c. Appendicitis Acute

Diagnosis pasca-operasi:
Abdominal Pain e.c. Appendicitis Acute

PENATALAKSANAAN
Non-operatif:
Non-medikamentosa
KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi)

Medikamentosa
Terapi cairan: infus
Terapi kausatif: antibiotik (Cefotaksim iv 3x1 gr,
Gentamicin iv 2 x 80 mg)
Terapi simtomatis: analgesik (Ketorolac iv 3x1 gr)

Operatif
Apendiktomi.

PROGNOSIS
Dubia ed bonam

FLOW SHEET
FLOW SHEET

L/O/G/O

PEMBAHASAN

DEFINISI
Apendisitis Akut adalah inflamasi pada
vermiform appendiks.
Apendisitis adalah radang pada organ apendiks
(usus
buntu)
yang
disebabkan
adanya
bendungan pada lumennya (saluran) karena
terjadi pembesaran kelenjar limphoid pada sub
mukosa apendiks.

ANATOMI
Bentuk tabung, p=3-15 cm, berpangkal di sekum
Lumen bagian proksimal sempit dan melebar di bagian
distal
2,5 cm ileocaecal
Pertemuan 3 taenia coli
Letak bervariasi
Persarafan:
Parasimpatis : N.vagus
Simpatis : N. thoracalis X
Vaskularisasi: A. Appendicularis
Terdapat jaringan limfoid

FISIOLOGI
Apendiks Menghasilkan lendir 1-2 ml per
hari.
Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan
oleh GALT (gut associated lymphoid
tissue) yang terdapat di sepanjang saluran
cerna termasuk apendiks, ialah IgA.
Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi.

EPIDEMIOLOGI
Apendisitis dapat ditemukan pada semua
umur, anak <1 tahun jarang dilaporkan.
Insiden tertinggi pada kelompok umur 2030 tahun, setelah itu menurun.
Insiden pada lelaki dan perempuan
umumnya sebanding, kecuali pada umur
20-30 tahun, insiden lelaki lebih tinggi.

ETIOLOGI-PREDISPOSISI
Infeksi bakteri.
Faktor pencetus Sumbatan lumen apendiks:
60% Hiperplasia kelenjar getah bening
35% Fekalit feses yang menjadi keras
4% Benda asing
1% Striktur lumen oleh karsinoma
Kebiasaan makan makanan rendah serat dan
pengaruh konstipasi.

PATOFISIOLOGI
Obstruksi pada appendix

Gangguan pasase

1. Hiperplasia jar. Limfe


2. Fekalit
3. Neoplasma
4. Cacing ascaris
5. Corpus alienum
Nyeri kolik

Akumulasi sekret appendix


Ukuran apendiks
normal

Dilatasi lumen

Pertumbuhan kuman meningkat

Reaksi inflamasi

Dilatasi dinding appendix

Ukuran apendiks yang


meradang

Nyeri pindah dari epigastrium


ke hipokondrium ka bawah
Edema appendix

GAMBARAN KLINIS

GEJALA KLINIS
GEJALA
Abdominal Pain
Migration of Pain to RLQ
Nausea
Vomiting
Anorexia
Fever
Diarrhea
Constipation

FREKUENSI (%)
97-100
49-61
67-78
49-74
70-92
10-20
4 -16
4 -16

PEMERIKSAAN FISIK
Demam biasanya ringan (37,5-38,50C).
Gejala-gejala rangsangan peritoneum dengan
pusat di daerah McBurney:
Nyeri pada tekanan intra abdominal , Palpasi nyeri
yang terbatas pada region iliaka dekstra, disertai nyeri
lepas.
Nyeri tekan dengan defans muskuler menunjukkan
adanya rangsangan peritoneum parietale.

Rebound phenomen
Rovsing sign

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan rectal toucher pada


apendisitis
rovsing sign

PSOAS sign

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Terjadi leukositosis 10.000 - 15.000/l


yang menunjukkan adanya infeksi.
Kemungkinan ditemukan eritrosit dan
leukosit pada urine appendicitis
retrocaecal/ appendicitis pelvis.

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Foto polos abdomen:
Localized air fluid levels
Localized ileus
Peningkatan kepadatan soft tissue di RLQ 50
% pasien dengan appendicitis akut yang masih
awal
Kemungkinan ditemukan Fecalith
Garis yang abnormal pada area Flank dextra

Pemeriksaan USG
Untuk pasien yang obesitas
Telah terjadi perforasi / abses

Pemeriksaan CT-Scan

Sensitivitas 97-100%
Spesifisitas 95%
Keakuratan 98%
Untuk appendicitis abses

DIAGNOSIS BANDING
Umum
Urolitiasis pielum/ureter kanan
Diverkulitis

Wanita
Adnexitis
Kehamilan Ektopik
Terganggu

PENATALAKSANAAN
Diagnosis klinis sudah jelas apendiktomi
Penundaan
tindak
bedah
sambil
pemberian antibiotik dapat mengakibatkan
abses atau perforasi.

KOMPLIKASI
Perforasi Keterlambatan penanganan
Peritonitis Keadaan ini biasanya terjadi
akibat penyebaran infeksi dari apendisitis.
Massa Periapendikuler terjadi bila
apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi
ditutupi oleh omentum.

PROGNOSIS
Apendiktomi yang dilakukan sebelum
perforasi prognosisnya baik. Eksplorasi
laparatomy
Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi
pada 30% kasus apendix perforasi atau
apendix gangrenosa.

TERIMA KASIH

PATOFISIOLOGI

KOMPLIKASI
Periapendikuler infiltrat

1.

Umumnya terjadi setelah 2x24 jam


Proses keradangan pada jaringan sekitar apendiks
yg disebabkan mikroperforasi keluar lumen
apendiks
Terjadi perlekatan antara apendiks dengan jaringan
atau organ sekitar sehingga terbentuk massa
Tx : menghilangkan massa perlekatan secara
konservatif, dilanjutkan dengan apendiktomi

2.

Periapendikuler abses
Terjadi proses
supurasi, penumpukan
pus di periapendikuler
Tx: tindakan bedah
segera (evakuasi pus)

3. Appendisitis
perforata/peritonitis

Terjadi perforasi dari


apendiks, timbul
peritonitis

Tx: Laparotomi

4. Abses hepar
Terjadi emboli kuman-kuman lewat sistem
portal ke hepar timbul mikroabses di hepar

Anda mungkin juga menyukai