Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

DISMENORE
Pembimbing :
dr,op.simatupang,m.ked.OG,Sp.OG
Pendamping :
dr Toman ria sitorus
BAB I
PENDAHULUAN
O Pada umumnya wanita merasakan keluhan berupa
nyeri atau kram perut menjelang haid yang dapat
berlangsung hingga 2-3 hari, dimulai sehari
sebelum mulai haid.
Nyeri perut saat haid (dismenorea) yang dirasakan
setiap wanita berbeda-beda, ada yang sedikit
terganggu namun ada pula yang sangat terganggu
hingga tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-
hari dan membuatnya harus istirahat
Dismenorea didefinisikan sebagai nyeri uterus
yang bersifat siklik yang terjadi sebelum atau
selama menstruasi
BAB II
laporan kasus
O IDENTITAS PASIEN

O Nama : Nyonya D
O Umur : 23 thn
O Jenis kelamin : Perempuan
O Taggal lahir : 04-05-1995
O Agama : Islam
O Alamat : 29 metro
O Pekerjaan : IRT
O Tanggal masuk rumah sakit : 11 – Januari - 2019
O Tanggal keluar rumah sakit : 12 – Januari - 2019
Anamesis
O Keluhan IGD : Datang dengan keluhan nyeri perut
dibagian bawah
O Keluhan Utama : Nyeri perut bawah

O Anamesis : Os datang ke igd di antar oleh suami nya dengan


keluhan nyeri perut bawah , nyeri perut ini di
rasakan sudah 2 hari ini nyeri dirasakan setiap os
haid nyeri seperti tertusuk2 dan keram. Darah haid
yang keluar cukup deras. Os juga mengaku sakit
perut nya hilang jika sudah selesai haid. Jika nyeri
perut sering merasakan lemas dan pusing.
Sebelumnya os menceritakan pernah menjalani
operasi Kista operasi dilakukan ≤ 2 tahun lalu.
Dahulu sebelum melakukan operasi pengangkatan
kista os juga sering merasakan nyeri perut bawah
lebih sakit dibandingkan saat ini . Os memiliki
anak usia 4tahun dengan persalinan normal.
Riwayat penyakit
O Riwayat penyakit dahulu : Os dahulu memiliki kista

O Riwayat penyakit keluarga : tidak ada

O Riwayat sosial ekonomi : Petani

O Riwayat persalinan : G1P1A0

O Riwayat KB : Menggunakan KB suntik


Pemeriksaan umum
O Pemeriksa an umum
O Tekanan darah :120/80mmhg
O Suhu :37,5
O Nadi :82x/menit
O Respirasi :25x/mnt
O GCS :E4,M5,V6
Pemeriksaan fisik kepala
O Wajah : Tampak pucat (-), edema (-), efloresensi (-)
O Bentuk : Normocephalus, simetris
O Rambut : Warna hitam, distribusi normal, tidak mudah dicabut,
tidak mudah rontok, alopecia (-)
O Deformitas : (-), nyeri tekan (-)
O Mata : Konjungtiva : Anemis -/-
O Sklera : Ikterus -/-
O Palpebra : Edema -/-
O Pupil : Bentuk bulat, isokor, RCL +/+
O Secret : -/-
O Telinga: Deformitas (-), massa (-), otorrhea (-), nyeri tekan (-)
O Hidung : Deformitas (-), nafas cuping hidung (-),
epistaksis (-), rinorrhea (-)
O Mulut : Bibir : Kesan normal, sianosis (-), stomatitis (-)
O Lidah : Bentuk kesan normal, warna merah muda,
tremor (-), lidah kotor (-)
Pemeriksaan fisik
O Pemeriksaan Leher
O Kelenjar getah bening : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
O Kelenjar tiroid : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
O JVP : Peningkatan (-)
O Massa : (-)

O Thorax
O Pemeriksaan Paru
O Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral kanan = kiri, retraksi interkosta
(- ), jejas (-), bentuk normochest, pola pernapasan kesan normal
O Palpasi : Ekspansi dada simetris, vocal fremitus kanan = kiri, nyeri tekan
(-)
O Perkusi : Bunyi sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar SIC VII
LMD
O Auskultasi : Suara napas vesikuler di kedua lapang paru, kecuali di SIC I dan
II

O Suara napas bronchovesicular di SIC I dan II


O Suara napas bronchial di manubrium sterni
O Suara napas tracheal di trachea
O Suara napas tambahan: Ronkhi (-/-), Whezzing (-)
Pemeriksaan fisik
O Pemeriksaan Jantung
O Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
O Palpasi : Pulsasi ictus cordis tidak teraba
O Perkusi : Batas: SIC II linea sternalis sinistra
O Batas kiri: SIC IV linea axillaris anterior
O Batas kanan: SIC IV linea sternalis dextra
O Auskultasi : Bunyi jantung S1 & S2 murni reguler, bunyi
tambahan (-)

O Pemeriksaan Mammae

O Bentuk : Simetris
O Papilla mammae : Menonjol
O Kebersihan : Cukup
O Kelainan : Tidak ditemukan
Pemeriksaan fisik
O Pemeriksaan Abdomen
O Inspeksi : Tampak cembung, luka bekas operasi (+)bendungan vena (-)
O Auskultasi : Bunyi peristaltik usus terdengar, frekuensi kesan normal. Aorta
abdominalis (+) kesan normal.
O Perkusi : Bunyi timpani (+). Pembesaran lien & hepar (sulit dievaluasi)
O Palpasi : Nyeri tekan (+)Palpasi hepar, ginjal, dan lien (sulit dievaluasi).
O
O Pemeriksaan ekstremitas
O Ekstremitas superior
O Kulit : Warna cokelat kesan normal, edema (-/-), akral hangat (+/+), fungsi sensorik
normal, efloresensi (-/-).
O Otot : Bentuk eutrofi, tonus normal, kekuatan otot 5/5
O Sendi : ROM dalam batas normal
O Ekstremitas inferior
O Kulit : Warna cokelat kesan normal, edema (-/-), akral hangat (+/+), fungsi sensorik
normal, efloresensi (-/-).
O Otot : Bentuk eutrofi, tonus normal, kekuatan otot 5/5
O Sendi : ROM dalam batas normal
Pemerik sa an penunjang
O Darah rutin lengkap

O Lekosit : 7,100
O Eritrosit : 4,4
O Hemoglobin : 12,0
O Hematokrit : 38
O MCV : 87
O MCH : 27
O MCHC : 31
O Trombosit : 315,000
Ringkasan penyakit
O Wanita 22 tahun datang ke igd dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah sejak 2 hari karena haid , os mengaku keluhan
sering dirasakan jika haid datang, terasa lemas dan perut
keram. Darah yang keluar cukup deras. Nyeri seperti tertusuk-
tusuk . Os memang memiliki riwayat nyeri hebat saat haid sejak
sebelum om melakukan operasi pengangkatan kista. Anak os
berusia 4 tahun dengan riwayat persalinan normal.

O Keadaan Umum : Baik


O Pemeriksaan fisik : Terdapat nyeri tekan (+) regio
hypogastric (pubis)
O Tanda vital : TD:120/80mmhg,RR:22x/mnt,
HR:80X/mnt

Diagnosa : Dismenore
Catatan perkembangan pasien
selama rawat inap
O Tanggal 11/1/2019
O S : Os mengeluh nyeri perut bawah (+) , (+)
keluar darah haid deras (+)
pusing (+) lemas (+) keram (+)
O : KU : baik, GCS : CM , TD:120/80mmhg,
nyeri tekan (+) regio hypogatric
O A : Dismenore
O P : R/Ivfd RL 500cc/12 jam,
R/ meloksikam supp II extra
R/ lanso prazole 20mg 2x1
R/ antasid syr 3xc1
R/paracetamol 500mg 3x1
Ctatan berkembangan pasien
O Tanggal 12/1/2019
O S : Os mengeluh nyeri perut bawah (+)
berkurang, keluar darah haid deras (+)
berkurang pusing (-) lemas (+) keram (-)
O O : KU : Baik, TD 120/80mmhg, nyeri tekan (-)
O A : Dismenore
O P : R/ivfd rl 500cc/ 12jam
R/lansoprazole 20mg 2x1
R/ antasida syr 3x1c
R/ paracetamol 500mg 3x1
Catatan perkembngan pasien
O Tanggal : 12/1/2019

O keluhan Os sudah mulai membaik dan Os sudah


di ijinkan untuk pulang , selama pulang
diberikan obat pulang.

O Medikamentosa :
R/lansoprazole 20mg 2x1
R/ antasida syr 3x1c
R/ paracetamol 500mg 3x1
DISKUSI/ TEORI
PENGERTIAN
O Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang di
sebabkan oleh kejang otot uterus. Nyeri ini terasa di
perut bagian bawah dan atau di daerah bujur
sangkar Michaelis. Nyeri dapat terasa sebelum dan
sesudah haid. Dapat bersifat kolik atau terus
menerus.

O Nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan


suatu penyakit. Istilah dismenorea biasa dipakai
untuk nyeri haid yang cukup berat dimana penderita
mengobati sendiri dengan analgesik atau sampai
memeriksakan diri ke dokter.
Klasifikasi Dismenore
Desminore primer Desminore sekunder

O Desminore primer terjadi O Desminore sekunder


jika tidak ada penyakit dikaitkan dengan
organic, biasanya dari penyakit pelvis organic,
bulan ke-6 sampai tahun seperti endometriosis,
ke-2 setelah menarke. penyakit radang pelvis,
Desminore ini seringkali stenosis serviks,
hilang saat berusia 25thn neoplasma ovarium atau
atau setelah wanita hamil uterus dan polip uterus.
dan melahirkan IUD juga dapat
pervaginam. menyebabkan desminore
sekunder.
ETIOLOGI
O PRIMER O SEKUNDER
O Endometriosis
O Faktor endokrin: Rendahnya kadar O Polip atau fibroid uterus
progesteron pada akhir fase korpus O Penyakit radang panggul
luteum O Perdarahan uterus
O Kelainan organik :retrofleksia disfungsional
uterus, hipoplasia uterus, obstruksi
kanalis servikalis, mioma
O Prolaps uterus
submukosum bertangkai, polip O Maladaptasi pemakaian
endometrium AKDR
O Faktor kejiwaan: ketakutan seksual, O Produk kontrasepsi yang
takut hamil, hilangnya tertinggal setelah abotus
kewanitaannya, dan imaturitas. spontan, abortus terauputik,
O Faktor konsitusi: anemia, penyakit atau, melahirkan.
menahun, dsb O Kanker ovarium atau uterus.
Pathofisiologi
O Primary Dysmenorrhea biasanya terjadi dalam 6-
12 bulan pertama setelah menarche (haid
pertama) segera setelah siklus ovulasi teratur
(regular ovulatory cycle) ditetapkan/ditentukan.

O Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang


terkelupas (sloughing endometrial cells)
melepaskan prostaglandin, yang menyebabkan
iskemia uterus melalui kontraksi miometrium
dan vasokonstriksi.
Pathofisiologi
O Dismenorea sekunder (secondary
dysmenorrhea) dapat terjadi kapan saja setelah
menarche (haid pertama), namun paling sering
muncul di usia 20-an atau 30-an, setelah tahun-
tahun normal, siklus tanpa nyeri (relatively
painless cycles).

O Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada


dismenorea sekunder, namun, secara
pengertian (by definition), penyakit pelvis yang
menyertai (concomitant pelvic pathology)
haruslah ada.
Pemeriksaan Penunjang
O Cervical culture untuk menyingkirkan sexually transmitted diseases.
O Hitung leukosit untuk menyingkirkan infeksi
O Kadar human chorionic gonadotropin untuk menyingkirkan kehamilan
ektopik.
O Sedimentation rate.
O Cancer antigen 125 (CA-125) assay: ini memiliki nilai klinis yang
terbatas dalam mengevaluasi wanita dengan dismenorea karena nilai
prediktif negatifnya yang relatif rendah.
O Laparoscopy
O Hysteroscopy
O Dilatation
O Curettage
O Biopsi Endomentrium
Penatalaksanaan Dismenore primer

O Latihan
O Panas
O Orgasme yang mampu menegakkan kongesti panggul
O Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan
prostaglandin
O Pijat daerah punggung, kaki , atau betis.
O Istirahat
O Obat-obatan
O Terapi Komplementer
O Biofeedback
O Akupuntur
O Meditasi
O Black cohos
Penatalaksanaan Dismenore sekunder

O PRP termasuk endometritis, salpoingitis, abses tuba


ovarium, atau peritonitis panggul. Organisme yang
kerap menjadi penyebab meliputi Neisseria
Gonnorrhoea dan C. thrachomatis, seperti bakteri
gram negative, anaerob, kelompok B streptokokus,
dan mikoplasmata genital. Lakukan kultur dengan
benar.

O Terapi anti biotic spectrum-luas harus di berikan


segera saat diagnosis di tegakkan untuk mencegah
kerusakan permanen (mis, adhesi, sterilitas).
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai