Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

SINDROM NEFROTIK

Aulia Doli Namora Siregar, S. Ked

Pembimbing :
dr. Misriani, Sp.PD

Kepaniteraan Klinik Senior | SMF Ilmu Penyakit Dalam


Laporan Kasus

CASE REPORT
DATA PRIBADI
Anamnesis
Riwayat
Anamnesa Organ
Jantung Tidak Ada Kelainan Tulang Tidak Ada Kelainan

Sirkulasi Tidak Ada kelainan Otot Tidak Ada Kelainan

Saluran Pernafasan Tidak Ada Kelainan Darah Tidak Ada Kelainan

Ginjal dan Saluran Ada Kelainan Endokrin Tidak Ada Kelainan

Kencing

Saluran Cerna Tidak Ada Kelainan Genetalia Ada Kelainan

Hati dan Saluran Tidak Ada Kelainan Panca indra Tidak Ada Kelainan

Empedu

Sendi Tidak Ada Kelainan Psikis Tidak Ada Kelainan


KEADAAN UMUM
KEADAAN UMUM
KEADAAN PENYAKIT
Anemia : Ada Sianosis : Tidak ada

Edema : Tidak Ada Turgor : Tidak ada

Ikterus : Tidak Ada Dispneu : Tidak ada

Eritema : Tidak ada Sikap tidur paksa : Tidak ada


Keadaan Gizi
BB : 50 kg
TB : 156 cm

RBW = BB / (TB-100) x 100%


= 50 / (156-100) x 100%
= 50 / 65 x 100%
= 107 %
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA
LEHER
Struma : Tidak ada kelainan
Kelenjar Limfe : Tidak ada kelainan
Posisi Treakea : Midline
PARU (ANTERIOR)
PARU (POSTERIOR)
JANTUNG
ABDOMEN
GENITALIA
Tidak dilakukan pemeriksaan
EKSTERMITAS ATAS
Bengkak : ada
Merah : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
Clubbing Finger : Tidak ada
Tremor : Tidak ada
EKSTERMITAS BAWAH
Bengkak : ada
Merah : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
Clubbing Finger : Tidak ada
Tremor : Tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FAAL GINJAL
Jenis Pemeriksaan Hasil/Satuan Rujukan

Ureum 31mg/100mL 10-50

Kreatinin 0,9mg/100mL 1,4


DARAH RUTIN
Jenis Pemeriksaan Hasil/Satuan Rujukan

Hemoglobin 10,4 12-16

Hematokrit 31,9% 37-47


3.50/Ul x1000000
Eritrosit 4-5

Leukosit 4330/Ul x1000 4-9

Thrombosit 162000/Ul x1000 150-350

Blood Group O -
Cek Gula Darah
Jenis Pemeriksaan Hasil/Satuan Rujukan

Glukosa Darah Sewaktu 178 mg/100mL <200


DIAGNOSIS
PENATALAKSANAN
FARMAKOLOGIS
- Triway
- Cefotaxime 1g/12 jam
- Ranitidin 1A/12 jam
- Furosemide 1x40mg
- Captopril 12,5 mg 2x1/2
- Dexanta Syr 3x1
PENATALAKSANAAN
NON FARMAKOLOGIS
Bed Rest
FOLLOW UP
Tgl S O A P
26/04/ - Bengkak kedua kaki - Oedem kedua Sindroma Nefrotik Non Farmakologis
2016 tungkai, periorbital -Istirahat
(+) Farmakologis
- Asites (+) -Triway
- Anemis palpebra -Cefotaxime 1g/12 jam
(+) -Ranitidin 1A/12 jam
- Sens: CM -Furosemide 1x40mg
-Captopril 12,5 mg 2x1/2
- TD: 110/70 mmHg
-Dexanta Syr 3x1
- N: 72x/i
- RR: 18x/i
- Temp: 36,9 c
Tgl S O A P
27/04/ - Nyeri ulu hati - Conjuntiva palpebra Sindroma Nefortik Non Farmakologis
2016 (+) -Istirahat
- Oedem tungkai (+) Farmakologis
- Sens: CM -Triway
- TD: 120/80 mmHg -Cefotaxime 1g/12
- N: 82x/i jam
- RR: 22x/i -Ranitidin 1A/12 jam
-Furosemide 1x40mg
- Temp: 37,5 c
-Captopril 12,5 mg
2x1/2
-Dexanta Syr 3x1
Tgl S O A P
28/04/ - Demam (-) - Anemis Sindrom nefrotik Non Farmakologis
2016 - Mual (+) konjungtiva (+) -Istirahat
- Muntah (-) - Oedem tungkai Farmakologis
(+) -Lansoprazole 2x30
- Sens: CM mg
- TD: 120/80 -Metil Prednisolon
4mg 4-0-4
- N: 78x/i
-Furosemide
- RR: 20x/i
1x40mg
- Temp: 26,5 c
-Sohobion 1x300mg
PENDAHULUAN
Sindrom nefrotik (SN) merupakan salah
satu manifestasi klinik glomerulonefritis (GN)
ditandai dengan edema anasarka, proteinuria,
massif adalah sekumpulan manifestasi klinis
yang ditandai oleh proteinuria masif lebih dari
3,5 g/1,73 m2, hipoalbuminemia kurang dari 3,5
g/dl, hiperkolestrolemia, dan lipiduria.
DEFINISI
Sindrom nefrotik (SN) adalah sekumpulan
manifestasi klinis yang ditandai oleh proteinuria
masif (lebih dari 3,5 g/1,73 m2 luas permukaan tubuh
per hari), hipoalbuminemia (kurangdari 3 g/dl),
edema, hiperlipidemia dan lipiduria.Umumnya
nefrotik sindrom disebabkan oleh adanya kelainan
pada glomerulus yang dapat dikategorikan dalam
bentuk primer atau sekunder
EPIDEMIOLOGI
Pada anak-anak (< 16 tahun) paling sering
ditemukan nefropati lesi minimal (75%-85%) dengan
umur rata-rata 2,5 tahun, 80% < 6 tahun saat diagnosis
dibuat dan laki-laki dua kali lebih banyak dari pada
wanita. Pada orang dewasa paling banyak nefropati
membranosa (30%-50%), umur rata-rata 30-50 tahun
dan perbandingan laki-laki dan wanita 2 :1. Kejadian SN
idiopatik 2-3 kasus /100.000 anak /tahun sedangkan
pada dewasa 3/1000.000/tahun. Sindrom nefrotik
sekunder pada orang dewasa terbanyak disebabkan
oleh diabetes mellitus.
ETIOLOGI
Glomerulonefritis Glomerulonefritis (GN) sekunder:
a). Infeksi:
(GN) primer: HIV, Hepatitis Virus B dan C
Sifilis, Malaria, Skistosoma
GN lesi minimal (GNLM) TBC, Lepra
Glomerulosklerosis fokal (GSF) b). Keganasan:
GN membranosa (GNMN) Adenokarsinoma paru, Payudara, Kolon,
Limfoma Hodgki, Mieloma multiple, dan
GN membranoproliferatif Karsinoma Ginjal
(GNMP) c). Penyakit jaringan penghubung:
GN proliferatif lain SLE, Artritis Reumatoid
d). Efek obat dan toksin:
Obat NSAID, Preparat Emas,
Penisilinamin, Probenesid, Captopril
e). lain-lain:
Diabetes Mellitus, Amiloidosis, Pre-
eklamsi, Sengatan lebah
KLASIFIKASI
Secara klinis dibagi menjadi 3 kelompok :

Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik


Bawaan Idiopatik

Sindrom Nefrotik
Sekunder
PATOFISIOLOGI
PROTEINURIA

ALBUMIN PLASMA

TEKANAN ONKOTIK KOLOID PLASMA


CAIRAN INTERSTISIEL
CAIRAN INTRAVASKULAR

PRODUKSI
ALBUMIN DAN EDEMA
SINTESIS RENIN-ANGIOTENSIN
LIPOPROTEIN
CAIRAN EKSTRASEL
ALDOSTRERON
KADAR TG & LDL

RETENSI Na & H2O
REABSORPSI Na PADA TUBULUS
LIPIDURIA
Diagnosis
1. Manifestasi Klinis
Lemas, urin berbusa, kehilangan nafsu makan
Hipertensi
Garis putih pada kuku (muehrckes band)
merupakan tanda hypoalbuminemia
Edema anasarca (generalisata) menyebabkan
pertambahan berat badan
Pada urinalisis dapat ditemukan oval fat bodies
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Darah perifer lengkap, hipoalbuminemia, fungsi hati,
profil lipid, elektrolit, guladarah, hemostasis
Urinalisis (proteinuria, albuminuria, hematuria, sedimen
urin), urin dipstick
Protein urin kuantitatif 24 jam
Pemeriksaan titer ANA, Antu dsDNA, C3, C4, HbsAg, antu
HCV, anti HIV
Elektroforesis protein apabila dicurigai myeloma
multiple.
Biopsy ginjal untuk diagnose pasti.[4]
penatalaksanaan
Pengobatan SN terdiri dari pengobatan spesifik
yang ditujukan terhadap penyakit dasar dan
pengobatan non-spesifik untuk mengurangi
proteinuria, mengontrol edema dan mengobati
komplikasi.
Diagnosis Banding

Sindrom nefritik akut


Congestive Heart Failure
Gagal Jantung Kronik
Penatalaksanaan
Tirah baring + Istirahat total disertai dengan evaluasi diet,
evaluasi diet protein normal 0,8-1,0g/kgbb/hari, rendah
garam 1-2g/hari

Furosemid 1-3 mg/kgbb/hari 2x/hari bila


Diuretik diuretik tidak direspon dapat diberikan
albumin per infus1 g/kgbb selama 4 jam

Kortikosteriod sesuai dengan ISKDC, yaitu


Imunosupressan
pemberian terapi inisial 4 minggu dan terapi
alternatif selama 4 minggu

Antibiotik Pemberian antibiotik untuk pencegahan


infeksi sekunder
Komplikasi

Infeksi
Hipovolemi
Hambatan pertumbuhan
Efek samping obat-obatan
Gagal ginjal
Prognosis

SN kelainan minimal : baik


Kelainan non minimal : kurang baik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai