Anda di halaman 1dari 42

*

PEMBIMBING : dr. M.F Susanti Handayani, Sp. An


dr. Dadang Mulyawan, Sp. An

OLEH : Wikke Aditia Pertiwi 2010730

KEPANITERAAN KLINIK STASE ANASTESI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA JAKARTA
2015
*
*Nama : An. M. Abdul
*Usia : 11 bulan
*Jenis kelamin : Laki-laki
*Agama : Islam
*Tanggal Operasi : 29 Juni 2015
*No. RM : 429161
*Diagnosa pre-operasi : Hisprung
*Jenis operasi : Kolostomi
*Ahli anestesi : dr. Santi, Sp.An
KELUHAN Buang Air Besar tidak lancar sejak 11 bulan
UTAMA sebelum masuk rumah sakit

KELUHAN
TAMBAHAN *
PERUT KEMBUNG
Menurut Ibu pasien, pasien buang air
besar tidak lancar sejak 11 bulan
sebelum mausk rumah sakit (saat lahir),
buang air besar terkadang 1 minggu
sekali dan berbentuk bulat-bulat seperti
kotoran kambing dan berwarna
kehijauan. Perut pasien pun terkadang
kembung.

*
Riwayat Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat
Keluarga yang sama

Riwayat
Pengobatan Belum pernah diobati sebelumnya

Riwayat Alergi obat, makanan, cuaca dan debu


Alergi disangkal
5
Ibu rutin melakukan ANC di bidan setiap bulannya, ibu
Riwayat tidak pernah sakit selama masa kehamilan. Anak lahir
kehamilan
dan cukup bulan, spontan di bidan tanpa penyulit
peersalinan kehamilan. BBL 2700 gram, PBL 48 cm dan anak
langsung menangis sesaat setelah lahir.

Hepatitis : usia 0, 1, 6 bulan


Riwayat Polio : usia 0, 2, 4 6 bulan
Imunisasi BCG : usia 2 bulan
DPT : usia 2, 4, 6 bulan
Campak : usia 9 bulan

Pola ASI saja sampai usia 6 bulan. Saat ini OS biasanya


Makan makan 3 kali/ hari dengan nasi, laukpauk dan
sayur dengan frekuensi yang sedikit.
6
*Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
*Kesadaran : Composmentis
Tanda- tanda Vital
*Nadi : 131 kali/menit, reguler, isi
cukup
*Pernafasan : 22 kali/menit
*Suhu : 36,9 0C
*Antropometri
*BB : 7,3 kg (berat badan kurang)
*TB : 72 cm
*
STATUS GENERALIS

*Kepala
*Bentuk : Normochepal
*Rambut : Hitam, distribusi rata, tidak mudah dicabut
*Mata :Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-
), edema palpebra (-/-)
*Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)
*Mulut : Bibir lembab, faring hiperemis (-)
*Telinga : Normotia, serumen (-/-)
*Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar
tiroid (-)
Thorax
Inspeksi Gerak dada simetris, tidak terdapat
retraksi dinding dada.
Palpasi Vokal premitus simetris kanan dan kiri

Perkusi Sonor di ke dua lapang paru

Auskultasi Bunyi paru vesikular (+/+), ronkhi (-/-),


wheezing (-/-)

9
Abdomen
Inspeksi Perut tampak cembung
Auskultasi BU (+) 8 x/menit
Perkusi Hiper Timpani pada seluruh kuadran abdomen
Palpasi Nyeri tekan (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-), distensi abdomen (+)

Akral Superior KANAN KIRI


Akral Hangat/hangat Hangat/hangat
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
RCT < 2 detik/ < 2 detik < 2 detik/ < 2 detik
Akral Inferior
Akral Hangat/hangat Hangat/hangat
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
RCT < 2 detik/
10 < 2 detik < 2 detik/ < 2 detik
*
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
RUJUKAN

Hemoglobin 13.2 g/dL 12.8 – 16.8


Leukosit 12,9 rb/uL 4.5 - 13
Natrium 138 mEq/L 135 - 147
Kalium 4.2 mEq/L 3.5 – 5.0
Clorida 1,12 mEq/L 94 - 111
*Diagnosis Pra-operasi : Hisprung

*Diagnosis Post-Operasi : Post


Colonostomi atas indikasi Hisprung
Disease
*
Anak Laki-laki usia 11 bulan dengan diagnosis
hisprung, pasien dijadwalkan untuk dilakukan
kolonoskomi

*Keadaan umum : Tampak sakit sedang


*Kesadaran : Composmentis
*Tanda-tanda vital praoperatif
*Nadi : 131 kali/menit, reguler, isi
cukup
*Pernafasan : 22 kali/menit
*Suhu : 36,9 0C
*Status fisik : ASA II

*
Kolonoskomi dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2015.
Penatalaksanaan anestesi 10 menit sebelum dilakukannya
operasi

* Blokade Regional
* Posisi: Supine
* Teknis Anestesi : Anastesi umum

*
ANESTESI UMUM

Penilaian dan persiapan pra anestesi

Induksi anestesi

*
Tatalaksana jalan napas

Mulai pembedahan
*
*Fentanyl : 1ug/kg = 1 x 7,3  7,3 ug
*Profopol : 1 ug/kg = 1 x 7,3  7,3 ug
*Esmeron
*Dexamethasone
*Neostigmine : 0,04 mg/kg = 0,04 x 7,3 
0,292
*Atropine
*
Kebutuhan maintenance/ rumatan : (BB= 7,3 kg)
* BB < 10 kg : 100ml x 7,3 = 730 cc/24 jam : 30,4 cc/jam
* Kebutuhan cairan 730 cc

Kebutuhan defisit puasa (lama puasa 4 jam)


* 4 jam x 100 cc = 400 cc
* Jam I : 50% (400cc) + 26 cc/jam = 226cc
* Jam II : 25% (400cc) + 26 cc/jam = 126cc
* Jam III : 25% (400cc) + 26 cc/jam= 126cc
Total pemberian cairan 226 + 126 + 126 + (7,3 x 18 cc) =
609,4 cc / 3 jam

*
Jam Nadi RR SpO2
10.20 WIB 141x/mnt 27x/mnt 99%
10.25 WIB 147x/mnt 24x/mnt 100%
10.30 WIB 134x/mnt 26x/mnt 100%
10.35 WIB 136x/mnt 22x/mnt 99%
10.40 WIB 132x/mnt 22x/mnt 100%
10.45 WIB 147x/mnt 21x/mnt 100%
10.50 WIB 152x/mnt 24x/mnt 100%
10.55 WIB 137x/mnt 22x/mnt 99%
11.00 WIB 138x/mnt 22x/mnt 98%
11.05 WIB 149x/mnt 24x/mnt 99%
11.10 WIB 138x/mnt 22x/mnt 100%

*
Jam Nadi RR SpO2
11.15 WIB 131x/mnt 23x/mnt 100%
11.20 WIB 161x/mnt 21x/mnt 100%
11.25 WIB 146x/mnt 20x/mnt 99%
11.30 WIB 147x/mnt 22x/mnt 100%
11.35 WIB 140x/mnt 24x/mnt 99%
11.40 WIB 139x/mnt 23x/mnt 100%
11.45 WIB 142x/mnt 24x/mnt 100%
11.50 WIB 137x/mnt 25x/mnt 100%
11.55 WIB 139x/mnt 23x/mnt 100%
12.00 WIB 149x/mnt 24x/mnt 99%
12.05 WIB 137x/mnt 22x/mnt 100%

*
*Keadaan umum : Tampak sakit sedang
*Kesadaran : Sadar
*Nadi : 142x/menit
*Respirasi : 22x/menit

*
Tindakan meniadakan nyeri sentral
disertai hilangnya kesadaran yang
bersifat reversibel

*
Trias Anestesia
 Hipnotik
 Analgesia
 Relaksasi otot
Penilaian & Persiapan
Pra Anestesi Premedikasi

Induksi Emergency

Maintenance Relaxant

*
PEMERIKSAAN LABORATORIUM & PENUNJANG
ANAMNESIS  Pemeriksaan darah
 Identifikasi pasien  Radiologi
 Riwayat penyakit  EKG
 Riwayat obat-obatan MASUKAN ORAL
 Riwayat operasi  Operasi elektif dengan anestesia harus dipuasakan :
 Kebiasaan dewasa 6-8 jam, anak 4-6 jam, bayi 3-4 jam
PEMERIKSAAN FISIK KLASIFIKASI STATUS FISIK
 Gigi-geligi (The American Society of Anesthesiologists)
 Tindakan buka mulut  ASA I
 Lidah  ASA II
 Leher  ASA III
 Punggung  ASA IV
 ASA V
E

*
TUJUAN :
 Mengatasi obstruksi jalan napas
 Mengantar udara atau gas anestesi dari mesin anestesi

Langkah pertama untuk tatalaksana jalan napas adalah dengan


dilakukannya “triple manuver”

SUNGKUP MUKA
 Indikasi pemakaian :
• Tindakan operasi yg singkat (½-1) jam tanpa membuka rongga perut, keadaan
umum pasien cukup baik
 Ukuran :
• Ukuran 03 untuk bayi baru lahir
• Ukuran 02,01,1 untuk anak kecil
• Ukuran 2,3 untuk anak besar
• Ukuran 4,5 untuk dewasa

*
INTUBASI TRAKEA : Tindakan memasukkan pipa trakea ke dalam
trakea melalui rima glottis, sehingga ujung distalnya berada kira-kira
dipertengahan trakea.
LARINGOSKOPI
Secara garis besar dikenal dua macam laringoskop :
 Bilah, daun (blade) lengkung (Macintosh) untuk anak besar-
dewasa
 Bilah lurus (Miller, Magill) untuk bayi-anak dewasa

*
DEFINISI : Pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi.
TUJUAN :
 Meredakan kecemasan dan ketakutan
• Diazepam 10-15mg peroral
Melancarkan induksi anestesi
Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
Mengurangi refleks yg membahayakan
Meminimalkan jumlah obat anestetik
Mengurangi mual muntah pasca bedah
 Ondansetron 2-4 mg
 Mengurangi isi cairan lambung
 Ranitidine 150 mg atau Simetidine 600mg peroral
 Analgesia
 Fentanyl : 20 – 50 mg/kg, ana1-2 ug/kg
 Pethidine : 1-2 mg/kg,anak 1mg/kg

*
DEFINISI : Tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar
sehingga memungkinkan dimulainya pembedahan
INDUKSI INTRAVENA
Propofol :
- Dosis 2-3 mg/kgBB ; onset of action ± 40 detik ; duration of action 5-10 menit
- Tidak dianjurkan untuk manula dan ibu hamil
- Sering menimbulkan rasa nyeri pada penyuntikan
 Ketamin :
- Dosis 1-2 mg/kgBB ; onset of action ± 30 detik ; duration of action 5-15
menit
- Tidak dianjurkan pada pasien hipertensi
- Efek yang tidak diharapkan pasien tertidur dengan mata terbuka dan adanya
halusinasi

*
INDUKSI INHALASI:
- Obat anestesi dihirup bersama udara
- Biasa dikerjakan pada bayi, anak yg blm trpasang jalur vena, dewasa yg
tdk kooperatif
 Halotan
 Digunakan sebagai induksi anestesi kombinasi dengan N2O +O2
 Kadar MAC ntuk anestesi 0,76%
 Efek yg tidak diharapkan pasien sering batuk
 Isofluran
• Jarang dilakukan krn pasien srg batuk dan waktu induksi menjadi lama
 Sevofluran
• Efek kardiovaskular cukup stabil
• Tidak ada keluhan batuk saat induksi berlangsung
• Jarang menyebabkan aritmia

*
Dapat dikerjakan dengan metode Intravena dan Inhalasi
RUMATAN INTRAVENA
 Fentanyl (opioid dosis tinggi):10-50 mcg/kgBB  menyebabkan pasien
tidur dgn analgesia cukup
 Propofol : 4-12 mg/kgBB/jam
RUMATAN INHALASI
 Menggunakan campuran N2O dan O2 3:1 ditambah
Halotan 0,5-2 Vol% atau Isofluran 2-4 Vol% atau sevofluran 2-4 Vol%
(bergantung apakah pasien bernapas spontan, dibantu atau dikendalikan)

*
Manfaat obat ini di bidang anestesi :
 Memudahkan dan mengurangi cedera dari tindakan
laringoskopi dan intubasi trakea
 Membuat relaksasi otot lurik selama tindakan pembedahan
 Menghilangkan spasme laring dan refleks jalan napas atas
selama anestesi
 Memudahkan pernapasan kendali selama anestesi

*
Nondepol Intermediate acting ( 15-30 menit )
*gallamin (flaxedil), atrakurium (notrixum), vekuronium
(norcuron), rokuronium (esmeron), cistacuronium
Nondepol Short-acting ( 10-15 menit)
*mivakurium (mivacron), ropacuronium

*
EPHEDRINE
 Hipotensi
 Bila TD sistol < 90mmHg  berikan 2cc
SULFAS ATROPIN
 Diberikan sebagai antibradikardi (<60)  berikan 2cc
AMINOFILIN
 diberikan bila terjadi bronkokonstriksi  5mg/KgBB
SUKSINIL KOLIN
 Spasme atau kejang laring
 dosis 0,5 mg/kgBB

*
ADRENALIN
 Diberikan apabila terjadi cardiac arrest
 0,25- 0,3 mg/KgBB
DEXAMETHASON
 Apabila terjadi reaksi anafilaksis
 berikan 1mg/KgBB

*
Tujuan :
- Mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pada tindakan anestesi
- Memperkirakan kemungkinan terjadinya kegawatan
- Evaluasi hasil tindakan
Yang perlu dimonitor selama operasi:
- Tingkat kedalaman anestesi - EKG
- Tekanan darah - Respirasi
- Nadi - Jumlah perdarahan
- Saturasi oksigen - Status cairan
- Produksi urin - Warna kulit/mukosa

*
Setiap pasien yang telah pulih dari anestesi umum akan dibawa
ke Unit Perawatan Pasca Anestesi (UPPA) atau Recovery Room.
Hal-hal yang dapat terjadi pada pasien pasca anestesi :
 Gangguan pernapasan
 Gangguan kardiovaskular
 Gelisah
 Nyeri
 Mual muntah
 Menggigil

*
STEWARD SKOR

NILAI 2 1 0

Pertahankan jalan
PERNAFASAN Batuk-menangis Perlu bantuan
napas

PERGERAKAN Gerak bertujuan Gerak tak bertujuan Tidak bergerak

*
Bereaksi terhadap
KESADARAN Menangis Tidak bereaksi
rangsangan

Jika jumlah >5 pasien dapat dipindahkan ke recovery room


*
(aganglionik megakolon) adalah kelainan
congenital yang disebabkan oleh
DEFINISI kegagalan migrasi sel–sel neural crest
yang mengarahkan kepada abnormalnya
persyarafan usus.

Penyakit Hirschsprung terjadi pada 1 dari


*
5.000 kelahiran hidup  penyebab tersering
obstruksi saluran cerna bagian bawah pada
EPIDEMIOLOGI
neonatus.
Lebih sering pada laki-laki dibandingkan
perempuan dengan perbandingan 4:1.
Kerusakan dengan tidak adanya
sel-sel ganglion parasimpatik Persarafan parasimpatik
otonom pada pleksus submukosa yang tidak sempurna
(Meissner) dan myenterik
(Auerbach) pada satu segmen
kolon atau lebih.

Peristaltik abnormal

Tidak adanya gerakan


peristaltik

konstipasi dan obstruksi


usus fungsional
Penumpukan isi usus
dan distensi usus
*
*Pengeluaran mekonium yang terlambat
* Muntah hijau  disebabkan oleh obstruksi usus, yang
dapat pula terjadi pada kelainan lain dengan gangguan
pasase usus, seperti pada atresia ileum, enterokolitis
netrotikans neonatal, atau peritonitis intrauterine
*Distensi abdomen manifestasi obstruksi usus dan
dapat disebabkan oleh kelainan lain seperti atresia
ileum

*
*PEMBEDAHAN
*antibiotika  untuk enterokolitis dan
mencegah terjadinya sepsis

Anda mungkin juga menyukai