KELUHAN
TAMBAHAN *
PERUT KEMBUNG
Menurut Ibu pasien, pasien buang air
besar tidak lancar sejak 11 bulan
sebelum mausk rumah sakit (saat lahir),
buang air besar terkadang 1 minggu
sekali dan berbentuk bulat-bulat seperti
kotoran kambing dan berwarna
kehijauan. Perut pasien pun terkadang
kembung.
*
Riwayat Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat
Keluarga yang sama
Riwayat
Pengobatan Belum pernah diobati sebelumnya
*Kepala
*Bentuk : Normochepal
*Rambut : Hitam, distribusi rata, tidak mudah dicabut
*Mata :Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-
), edema palpebra (-/-)
*Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)
*Mulut : Bibir lembab, faring hiperemis (-)
*Telinga : Normotia, serumen (-/-)
*Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar
tiroid (-)
Thorax
Inspeksi Gerak dada simetris, tidak terdapat
retraksi dinding dada.
Palpasi Vokal premitus simetris kanan dan kiri
9
Abdomen
Inspeksi Perut tampak cembung
Auskultasi BU (+) 8 x/menit
Perkusi Hiper Timpani pada seluruh kuadran abdomen
Palpasi Nyeri tekan (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-), distensi abdomen (+)
*
Kolonoskomi dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2015.
Penatalaksanaan anestesi 10 menit sebelum dilakukannya
operasi
* Blokade Regional
* Posisi: Supine
* Teknis Anestesi : Anastesi umum
*
ANESTESI UMUM
Induksi anestesi
*
Tatalaksana jalan napas
Mulai pembedahan
*
*Fentanyl : 1ug/kg = 1 x 7,3 7,3 ug
*Profopol : 1 ug/kg = 1 x 7,3 7,3 ug
*Esmeron
*Dexamethasone
*Neostigmine : 0,04 mg/kg = 0,04 x 7,3
0,292
*Atropine
*
Kebutuhan maintenance/ rumatan : (BB= 7,3 kg)
* BB < 10 kg : 100ml x 7,3 = 730 cc/24 jam : 30,4 cc/jam
* Kebutuhan cairan 730 cc
*
Jam Nadi RR SpO2
10.20 WIB 141x/mnt 27x/mnt 99%
10.25 WIB 147x/mnt 24x/mnt 100%
10.30 WIB 134x/mnt 26x/mnt 100%
10.35 WIB 136x/mnt 22x/mnt 99%
10.40 WIB 132x/mnt 22x/mnt 100%
10.45 WIB 147x/mnt 21x/mnt 100%
10.50 WIB 152x/mnt 24x/mnt 100%
10.55 WIB 137x/mnt 22x/mnt 99%
11.00 WIB 138x/mnt 22x/mnt 98%
11.05 WIB 149x/mnt 24x/mnt 99%
11.10 WIB 138x/mnt 22x/mnt 100%
*
Jam Nadi RR SpO2
11.15 WIB 131x/mnt 23x/mnt 100%
11.20 WIB 161x/mnt 21x/mnt 100%
11.25 WIB 146x/mnt 20x/mnt 99%
11.30 WIB 147x/mnt 22x/mnt 100%
11.35 WIB 140x/mnt 24x/mnt 99%
11.40 WIB 139x/mnt 23x/mnt 100%
11.45 WIB 142x/mnt 24x/mnt 100%
11.50 WIB 137x/mnt 25x/mnt 100%
11.55 WIB 139x/mnt 23x/mnt 100%
12.00 WIB 149x/mnt 24x/mnt 99%
12.05 WIB 137x/mnt 22x/mnt 100%
*
*Keadaan umum : Tampak sakit sedang
*Kesadaran : Sadar
*Nadi : 142x/menit
*Respirasi : 22x/menit
*
Tindakan meniadakan nyeri sentral
disertai hilangnya kesadaran yang
bersifat reversibel
*
Trias Anestesia
Hipnotik
Analgesia
Relaksasi otot
Penilaian & Persiapan
Pra Anestesi Premedikasi
Induksi Emergency
Maintenance Relaxant
*
PEMERIKSAAN LABORATORIUM & PENUNJANG
ANAMNESIS Pemeriksaan darah
Identifikasi pasien Radiologi
Riwayat penyakit EKG
Riwayat obat-obatan MASUKAN ORAL
Riwayat operasi Operasi elektif dengan anestesia harus dipuasakan :
Kebiasaan dewasa 6-8 jam, anak 4-6 jam, bayi 3-4 jam
PEMERIKSAAN FISIK KLASIFIKASI STATUS FISIK
Gigi-geligi (The American Society of Anesthesiologists)
Tindakan buka mulut ASA I
Lidah ASA II
Leher ASA III
Punggung ASA IV
ASA V
E
*
TUJUAN :
Mengatasi obstruksi jalan napas
Mengantar udara atau gas anestesi dari mesin anestesi
SUNGKUP MUKA
Indikasi pemakaian :
• Tindakan operasi yg singkat (½-1) jam tanpa membuka rongga perut, keadaan
umum pasien cukup baik
Ukuran :
• Ukuran 03 untuk bayi baru lahir
• Ukuran 02,01,1 untuk anak kecil
• Ukuran 2,3 untuk anak besar
• Ukuran 4,5 untuk dewasa
*
INTUBASI TRAKEA : Tindakan memasukkan pipa trakea ke dalam
trakea melalui rima glottis, sehingga ujung distalnya berada kira-kira
dipertengahan trakea.
LARINGOSKOPI
Secara garis besar dikenal dua macam laringoskop :
Bilah, daun (blade) lengkung (Macintosh) untuk anak besar-
dewasa
Bilah lurus (Miller, Magill) untuk bayi-anak dewasa
*
DEFINISI : Pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi.
TUJUAN :
Meredakan kecemasan dan ketakutan
• Diazepam 10-15mg peroral
Melancarkan induksi anestesi
Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
Mengurangi refleks yg membahayakan
Meminimalkan jumlah obat anestetik
Mengurangi mual muntah pasca bedah
Ondansetron 2-4 mg
Mengurangi isi cairan lambung
Ranitidine 150 mg atau Simetidine 600mg peroral
Analgesia
Fentanyl : 20 – 50 mg/kg, ana1-2 ug/kg
Pethidine : 1-2 mg/kg,anak 1mg/kg
*
DEFINISI : Tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar
sehingga memungkinkan dimulainya pembedahan
INDUKSI INTRAVENA
Propofol :
- Dosis 2-3 mg/kgBB ; onset of action ± 40 detik ; duration of action 5-10 menit
- Tidak dianjurkan untuk manula dan ibu hamil
- Sering menimbulkan rasa nyeri pada penyuntikan
Ketamin :
- Dosis 1-2 mg/kgBB ; onset of action ± 30 detik ; duration of action 5-15
menit
- Tidak dianjurkan pada pasien hipertensi
- Efek yang tidak diharapkan pasien tertidur dengan mata terbuka dan adanya
halusinasi
*
INDUKSI INHALASI:
- Obat anestesi dihirup bersama udara
- Biasa dikerjakan pada bayi, anak yg blm trpasang jalur vena, dewasa yg
tdk kooperatif
Halotan
Digunakan sebagai induksi anestesi kombinasi dengan N2O +O2
Kadar MAC ntuk anestesi 0,76%
Efek yg tidak diharapkan pasien sering batuk
Isofluran
• Jarang dilakukan krn pasien srg batuk dan waktu induksi menjadi lama
Sevofluran
• Efek kardiovaskular cukup stabil
• Tidak ada keluhan batuk saat induksi berlangsung
• Jarang menyebabkan aritmia
*
Dapat dikerjakan dengan metode Intravena dan Inhalasi
RUMATAN INTRAVENA
Fentanyl (opioid dosis tinggi):10-50 mcg/kgBB menyebabkan pasien
tidur dgn analgesia cukup
Propofol : 4-12 mg/kgBB/jam
RUMATAN INHALASI
Menggunakan campuran N2O dan O2 3:1 ditambah
Halotan 0,5-2 Vol% atau Isofluran 2-4 Vol% atau sevofluran 2-4 Vol%
(bergantung apakah pasien bernapas spontan, dibantu atau dikendalikan)
*
Manfaat obat ini di bidang anestesi :
Memudahkan dan mengurangi cedera dari tindakan
laringoskopi dan intubasi trakea
Membuat relaksasi otot lurik selama tindakan pembedahan
Menghilangkan spasme laring dan refleks jalan napas atas
selama anestesi
Memudahkan pernapasan kendali selama anestesi
*
Nondepol Intermediate acting ( 15-30 menit )
*gallamin (flaxedil), atrakurium (notrixum), vekuronium
(norcuron), rokuronium (esmeron), cistacuronium
Nondepol Short-acting ( 10-15 menit)
*mivakurium (mivacron), ropacuronium
*
EPHEDRINE
Hipotensi
Bila TD sistol < 90mmHg berikan 2cc
SULFAS ATROPIN
Diberikan sebagai antibradikardi (<60) berikan 2cc
AMINOFILIN
diberikan bila terjadi bronkokonstriksi 5mg/KgBB
SUKSINIL KOLIN
Spasme atau kejang laring
dosis 0,5 mg/kgBB
*
ADRENALIN
Diberikan apabila terjadi cardiac arrest
0,25- 0,3 mg/KgBB
DEXAMETHASON
Apabila terjadi reaksi anafilaksis
berikan 1mg/KgBB
*
Tujuan :
- Mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pada tindakan anestesi
- Memperkirakan kemungkinan terjadinya kegawatan
- Evaluasi hasil tindakan
Yang perlu dimonitor selama operasi:
- Tingkat kedalaman anestesi - EKG
- Tekanan darah - Respirasi
- Nadi - Jumlah perdarahan
- Saturasi oksigen - Status cairan
- Produksi urin - Warna kulit/mukosa
*
Setiap pasien yang telah pulih dari anestesi umum akan dibawa
ke Unit Perawatan Pasca Anestesi (UPPA) atau Recovery Room.
Hal-hal yang dapat terjadi pada pasien pasca anestesi :
Gangguan pernapasan
Gangguan kardiovaskular
Gelisah
Nyeri
Mual muntah
Menggigil
*
STEWARD SKOR
NILAI 2 1 0
Pertahankan jalan
PERNAFASAN Batuk-menangis Perlu bantuan
napas
*
Bereaksi terhadap
KESADARAN Menangis Tidak bereaksi
rangsangan
Peristaltik abnormal
*
*PEMBEDAHAN
*antibiotika untuk enterokolitis dan
mencegah terjadinya sepsis