Anda di halaman 1dari 32

ANESTESIA UMUM PADA OPERASI

BENJOLAN DI PUNGGUNG
Azlin Nur Suliany
Putry Nurul Fitriya
Lidia Dwi Putri

Kepaniteraan Klinik Bagian Anestesiologi


Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta Pusat
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2017
IDENTITAS PASIEN

 Nama Pasien : Ny. Halimah


 Tanggal Lahir : Jakarta, 09-07-1940
 Umur : 76 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Kp. Pisangan kel.Penggilingan
ANAMNESIS
 K.U: Benjolan di punggung sebelah
kanan sejak 4 tahun yang lalu

 R.P.S.
: Benjolan di punggung sebelah
kanan sejak 4 tahun yang lalu, awalnya sebesar biji
kacang yang semakin lama semakin membesar
seperti telur ayam. Pasien tidak mengeluhkan nyeri,
kemerahan maupun keluar cairan. Demam (-)
Asesmen Pra-Anestesia Dan Sedasi
Riwayat Psikososial
• Merokok (-), Alkohol (-), Kopi (-), Teh (+) kadang-
kadang
Riwayat Pengobatan
• Tidak ada

Riwayat Alergi
• Alergi Amoxicillin. Alergi makanan (-), lateks/plester/debu (-)

Riwayat penyakit dahulu


• Hipertensi (-), Penyakit jantung (-), Diabetes melitus (-),
Asma (-), Tuberkulosis (-)
Riwayat Keluarga
• Hipertensi (-) ibu, DM (-), Jantung (-)
Gangguan komunikasi
• Tidak ada

HIV (+) ?
• Tidak ada

Apakah pasien memakai


• Alat bantu dengar (-), gigi palsu (-)
Riwayat operasi
•Benjolan tersebut sudah di operasi
namun benjolan tersebut timbul
kembali.

Khusus pasien wanita


•Hamil (-), Menyusui (-)
KEADAAN PRA BEDAH
 Keadaan Umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : composmentis
 TTV :
- TD : 154/91 mmHg
- N : 86 kali/menit
- S : 36,80 C
- P : 20 kali/menit
 Berat badan (BB) : 52 Kg
 Tinggi badan (TB) : 150 cm
PEMERIKSAAN FISIS
 Kepala : Normochepali
* Mata : konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-).
* Telinga : tdk ditemukan kelainan
* Hidung : tidak ditemukan kelainan
* Mulut : bibir pucat dan sianosis (-),
Tonsil tidak membesar
 Leher : pembesaran KGB (-)
 Dada :
* Jantung : Batas jantung dlm bts
Normal, murmur (-), gallop (-)
* Paru : Simetris, retraksi costa (-),
sonor dikedua lapangan
paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
* Mamae : tidak ada kelainan
Perut : simetris, supel, timpani, Bising usus (+),
normal, Nyeri tekan Epigastrium (+)
 Ekstremitas : Hangat
Status lokalis
 a/r torakal posterior dx :
terdapat benjolan dengan ukuran
diameter ±5 cm konsistensi keras, mobile,
tidak nyeri, warna sama dengan kulit
sekitarnya.
HASIL LABORATORIUM
 laboratorium darah :
- Hb : 12.4 g/dL (11.7 – 15.7)
- Lekosit : 7.9 103/μL (3.60 – 11.00)

 Pembekuan :
- Masa perdarahan : 3.00’ (1-3’)
- Masa pembekuan : 5.00’ (4-6)
 Diagnosis Pre operasi
 Tumor punggung dextra

 JenisOperasi
 Eksterpasi

 DiagnosisPost operasi
 Tumor punggung dextra

 Status Fisis : ASA (2)


TATALAKSANA ANESTESI
Persiapan Anestesi
• Dilakukan assesmen pre anestesi kepada pasien
• Dilakukan pemeriksaan kembali identitas pasien, persetujuan
operasi, lembaran konsultasi anestesi, obat-obatan dan alat-
alat uang diperlukan
• Jalur intravena sudah terpasang diruangan
• Mengganti pakaian pasien dengan pakaian operasi
• Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi terlentang
• Manset tekanan darah terpasang di tangan kiri, pulse
oxymeter terpasang di digiti II manus sinistra, elektroda EKG
terpasang.
Jenis Anestesi
• Anestesi Umum
TATALAKSANA ANESTESI
Induksi
• Induksi dilakukan dengan pemberian Propofol 120 mg IV dengan
menggunakan analgetik narkotik jenis Fentanyl 150 mg IV, Muscle
relaxan attracurium diberikan secara IV 30 mg.

PERHITUNGAN DOSIS
Propofol PERHITUNGAN DOSIS
Dosis Induksi 2 - 2.5 mg/kg Tramus
2 - 2.5 mg x 52 kg = 104 - 130 mg Dosis intubasi : iv 0,3-0,5mg/kg 
kasus : 52 x 0,5 = 26 mg  diberikan
Fentanyl 30 mg
Dosis sebagai Analgetik Intraoperatif 0.7 - 2
g/kg
0.7 - 2 g x 52 kg = 36.4 – 104 g(0.0364 –
Dosis maintenance per bolus 0.1 –
0.104 mg) 0.2 mg/kg
0.1 – 0.2 mg x 52 kg = 5.2 – 10.4 mg
Note: 1 g = 0.001 mg
• Nilai refleks bulu mata
• Berikan O2 dengan Face mask ±
5liter/menit, lakukan Triple airway
manuver pada pasien, kemudian
lakukan bantuan ventilasi pompa.
• Amati tanda vital pasien
• Diberikan O2
• Dilakukan pemasangan pipa orotrakeal dengan ETT No. 7,
mulut dibuka dengan cross finger dan laringoskop, ETT
dimasukkan ke dalam trakea,pastikan dengan menggunakan
stetoskop. Cuff dikembangkan agar ETT terfiksasi. Intubasi
berhasil dilakukan. Dipasang OPA. ETT dan pipa difiksasi dan
dihubungkan dengan mesin anestesi.
• Setting ventilator mekanik
TV: 500, RR: 12 x/menit, I:E = 1:2
MEDIKASI
• Operasi berlangsung
selama 3 jam
• Untuk
mempertahankan
anestesi digunakan,
O2 3 L/menit,
sevofluran
• Fentanyl 150 mg
• Recofol 120 mg
• Tramus 10 mg
• Ondansetron 4 mg
• Ketorolac 30 mg
• Ephedrine 10 mg
• Tramadol 50 mg
PASCA ANESTESIA
 Jumlah Cairan :Asering : 500 ml

 Jumlah Perdarahan : 20 cc
 Lama anestesia : 1 jam
 Lama pembedahan : 30 menit
 Pasien dipindahkan ke RR
 Pasang tensi, SpO2, O2 nasal 3L

Keadaan Post Operasi dan Perawatan Pasca Anestesi di RR

• Pasien dapat bernapas spontan, dilakukan penyedotan sekret


jalan napas melalui sisi mulut dan ETT
• Ekstubasi dilakukan
• Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan
• Dilakukan pemeriksaan tanda vital dan SpO2
• Tercatat TD 163/88, Nadi 86x/mnt, SpO2 100%
• Observasi aktivitas motorik, pernapasan, dan kesadaran
Aldrette Score
-
SKOR
Aktivitas
ALDRATE
: mampu mengangkat semua Ekstremitas (2)
- Pernapasan: Dapat Bernapas Dalam dan Batuk (2)
- Sirkulasi : Tekanan Darah ± 20% dari Nilai Pra Anetesi (2)
- Kesadaran : bangun ketika dipanggil (1)
- Saturasi O2 : ≥ 92 % dengan udara kamar (2)

Skor : 9/10

 Pasien dibawa kembali ke ruang perawatan biasa


FENTANYL
 Sebagai analgesia dan anestesia
 Tidak mengganggu kardiovaskuler  >> digunakan induksi
pasien dg kelainan jantung
 Dosis induksi IV : 5 – 40 μg. Dosis Analgesia IV/IM 25 – 100 μg, (0,7
– 2 μg/kg BB)
 Dosis rumatan 0,3-1 μg /kg BB
 Fentanyl + droperidol  neuroleptanalgesia
 Efek samping :
- KV : bradikardi, hipotensi
- Pulmoner : Depresi pernapasan, apnoe
- GI : mual, emesis, pengosongan lambung terteunda,
spasme tr.biliaris
- Mata : miosis
- Muskuloskeletal : kekakuan otot
Propofol

 Dosisbolus untuk induksi 2-2.5 mg/kg (pasien 120mg)


dosis rumatan IV total 4-12 mg/kg/jam
 Efek puncak ; 1 menit
 Lama aksi :5-10 menit
 Efek samping :
 Kv : hipotensi,aritmia, takikardi, bradikardi,hipertensi
 Pulmoner : depresi pernapasan, apneu,cegukan,
bronkospasme, laringospasme
 SSP :sakit kepala, pusing
 GI : mual muntah, kram abdomen
Tramus
(atracurium besylate 10 mg)
 Pelumpuh otot non depol kerja sedang (20-45’)
 Golongan Bensiliso-kuinolinum : d-tubokurarin,
metokurin, doksakurium, mivakurium.
 Obat ini berkompetensi untuk reseptor kolinergik pada
lempeng akhir motorik.
 Metabolisme : eliminasi hofmann dan hidrolisis ester
enzimatik non spesifik pd pH dan suhu normal.Aman
untuk hepar dan ginjal
 Dosis intubasi : iv 0,3-0,5mg/kg  kasus : 52 x 0,5 = 26
mg  diberikan 30 mg
Dosis pemeliharaan : iv 0,1-0,2mg/kg  kasus : 52 x
0,2 = 10,4  diberikan 10 mg
 Eliminasi : plasma, hati, ginjal
 Awitan aksi : < 3 menit
 Efek puncak : 3-5 menit
 Lama aksi : 20-30 menit
 Efek samping : hipotensi, vasodilatasi, hipoventilasi,
bronkospasme, blok yang tidak adekuat
Ketorolac
 Analgesik non-narkotik,aktivitas antipiretik yang lemah
 Menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap
sebagai analgesik yang bekerja perifer karena tidak
mempunyai efek terhadap reseptor opiat.
 Dewasa
Ampul : 10 mg diikuti dengan 10–30 mg tiap 4 sampai 6 jam
bila diperlukan. Harus diberikan dosis efektif terendah. Dosis
harian total tidak boleh lebih dari 90 mg untuk orang
dewasa dan 60 mg untuk orang lanjut usia
 ES:
-Saluran cerna : diare, dispepsia, nyeri gastrointestinal,
nausea.
-Susunan Saraf Pusat : sakit kepala, pusing, mengantuk,
berkeringat.
Ondancentron
 Cara pemberian: PO dan PE
 Dosis PO: 4-8 mg/kgBB dan dosis PE: 0,1
mg/BB
 Metabolisme obat ini terutama secara
hidroksilasi dan konjugasi dengan glukoronida
atau sulfat di hati
 Waktu paruh 3,5-5,5 jam. Mula kerja kurang
dari 30 menit, lama aksi 6-12 jam
 ES: Konstipasi. Gejala lain dapat berupa sakit
kepala, flushing, mengantuk, gangguan
saluran cerna, nyeri dada, susah bernafas
Ondancentron mempunyai Efek
anti emetik terjadi melalui:
1. Blokade sentral pada CTZ dan nukleus
traktus solitarius melalui kompetitif selektif
di reseptor 5-HT3
2. Memblok reseptor perifer pada ujung
saraf vagus yaitu menghambat ikatan
serotonin dengan reseptor pada ujung
saraf vagus
Lanjutan,..
Indikasi Kontraindikasi

• Pencegahan mual • Hipersensitivitas


dan muntah yang • kehamilan
berhubungan • Menyusui
dengan operasi
• Penyakit hati
dan pengobatan
kanker dengan
radioterapi dan
sitostatika
Efedrin
 Efedrin bekerja pada reseptor a dan β, termasuk a1, a2, β1 dan β2,
baik bekerja langsung ataupun tidak langsung. Efek tidak langsung
yaitu dengan merangsang pelepasan noradrenalin.
 Efedrin 25mg – 50mg im atau sc bisa untuk mengtasi keadaan
hipotensi, 25mg PO 1x1 untuk mengatasi hipotensi ortostatik, juga
sebagai bronkodilator dan dekongestan.
 Efedrin 10-25mg iv pada orang dewasa sebagai pilihan
simpatomimetik mengatasi blokade susunan saraf simpatis yang
disebabkan anestesi regional ataupun untuk mengatasi efek
hipotensi yang diakibatkan oleh obat anestesi.
 Efedrin selain meningkatkan tekanan darah, dapat juga
memperbaiki aliran darah plasenta pada operasi SC.
 Efedrin mencegah nyeri akibat injeksi propofol. Pencampuran
efedrin dengan propofol dapat menjaga hemodinamik dan
mencegah nyeri akibat suntikan propofol.
Kontraindikasi efedrin
 Riwayat hipertensi
 Tirotoksikosis
 Angina pectoris
 Aritmia
 gagal jantung
Tramadol
 Tramadol tersedia untuk pemakaian oral, PE, im,
rektal, sc.
 Dosis tramadol 50-100mg
 Suntikan iv harus diberikan secara perlahan untuk
mengurangi potensi yang merugikan, terutama
rasa mual.
 Tramadol akan muncul didalam plasma selama
15-45 menit, mempunyai onset selama 1 jam yang
mencapai konsentrasi plasma rata-rata selama 2
jam.
 ES: depresi pernafasan, kejang, sakit kepala, mual,
sedasi, mulut kering, berkeringat.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai