Disusun oleh:
Identitas Pasien
Nama : Tn.P
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Alamat : Jakarta
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Ruang rawat :
Tgl Masuk RS : Agustus 2020
No. CM : 11-30-XX-X
1
ANAMNESIS
Nyeri pada rahang bawah bagian kiri Nyeri pada tulang belikat kanan
5 jam SMRS
Pasien mengalami kecelakaan sekitar pukul 06.00 ketika pasien berangkat menuju tempat kerja, kecelakaan
terjadi akibat tertabrak sepeda motor dari belakang. Kemudian jam 06.30 dibawa ke IGD RS Tugu Ibu Kelapa
Dua Cimanggis. Pasien menangkal adanya keluhan seperti mual, muntah, nyeri kepala, pingsan
2
ANAMNESIS
3
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang • Kepala : Normocephali, anemis -/-, sklera ikterik
Kesadaran : Composmentis -/-, Mallampati II
Tanda-tanda Vital • Leher : Pembesaran KGB (-)
Tekanan Darah : 120/60 mmHg • Thoraks :
Nadi : 80x/menit - Pulmo:Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Suhu : 36,5℃ - Cor : BJ 1-2 reguler, gallop (-). Murmur (-)
Pernapasan : 20x/menit • Abdomen : Soepel (-), defense muscular (+), Nyeri
BB : 50 kg tekan seluruh perut (+), BU (+) meningkat
TB : 160 cm • Ekstremitas : t.a.k
Z-Score : 0,35 (Normal)
VAS score :7
4
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Creatinin : 1,8 mg/dL
Hematologi GFR : 37 mL/menit/1,73m2
Hemoglobin : 9,6 g/dL
Hematokrit : 39 % Elektrolit
Leukosit : 15.400/µL Natrium : 142 mmol/l
Trombosit : 271.000/µL Kalium : 3,7 mmol/l
BT/CT : 3’/13’ Chlorida: 107 mmol/l
Kimia Klinik HBsAg Non Reaktif
SGOT : 94,3 U/L Anti HCV Non Reaktif
SGPT : 36,5 U/L Covid-19 non reaktif
Ureum : 40 mg/dL
5
Status Anestesi
6
DIAGNOSIS
Rencana Penatalaksanaan
7
Teknik Anestesi (GA ETT)
8
Durante Operasi
Cairan :
- PO : RL 500 cc
- DO : RL 1000 cc
9
Terapi Pasca Operasi
• Bed Rest
• Head Up 30 derajat
• Diet Sementara Puasa Rencana TPN
• Teruskan terapi rehidrasi dan pemberian cairan rumatan
• Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam iv
• Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam iv
• Inj. Metronidazole 500 mg/24 jam drips
• Inj. Ondancetron 8 mg iv
10
TINJAUAN PUSTAKA
ANESTESI UMUM
1. Sedasi Trias
2. Analgesi Anestesi
3. Relaksasi
11
▪ FAKTOR RESPIRASI (Zat Anestesi Inhalasi)
-
Setiap respirasi zat anestesi masuk dlm paru-paru.
- Tekanan partial zat anestesi dalam alveoli naik,
difusi ke kapiler-kapiler alveoli tekanan partial
zat anestesi di a. pulmonalis juga ikut meningkat.
▪ Blood/Gas partitioncoefficient
Rasio dari konsentrasi zat anestetikum dalam darah dan
konsentrasi dlm gas bila keduanya dlm keseimbangan
15
FAKTOR GAS ANESTESI
MAC
Makin rendah nilai MAC makin tinggi potensi
16
Tahap Anestesi
Analgesia
Disinhibition
Anestesi bedah
• pasien tidak sadar dan tidak memiliki refleks nyeri; respirasi sangat
teratur, dan tekanan darah tetap terjaga.
Depresi Meduler
Mekanisme kerja anestesi umum bervariasi. Sebagai depresan SSP, obat ini
biasanya meningkatkan ambang batas eksitasi neuron SSP. Potensi anestesi
inhalasi kira-kira sebanding dengan kelarutan lemaknya. Mekanisme aksi
termasuk efek pada saluran ion oleh interaksi obat anestesi dengan lipid
membran atau protein dengan efek selanjutnya pada mekanisme
neurotransmitter pusat
Mekanisme Kerja
18
STADIUM I
(St. Analgesia; St. Disorientasi)
19
STADIUM II
(St. Eksitasi;St. Delirium)
20
STADIUM III
(St. Operasi)
Mulai dari akhir stadium II, dimana pernafasan mulai teratur.
1. Plana 1
Ditandai dengan pernafasan teratur, pernafasan torakal sama kuat dgn
pernafasan abdominal, pergerakan bola mata terhenti, kadang-kadang
letaknya eksentrik, pupil mengecil lagi dan refleks cahaya (+),
lakrimasi akan meningkat, refleks farings dan muntah menghilang,
tonus otot menurun.
2. Plana 2
Ditandai dengan pernafasan yang teratur, volume tidal menurun dan
frekwensi pernafasan naik. Mulai terjadi depresi pernafasan torakal,
bola mata terfiksir ditengah, pupil mulai midriasis dengan refleks
cahaya menurun dan refleks kornea menghilang.
21
3. Plana 3
Ditandai dgn pernafasan abdominal yang lebih dominan daripada torakal
karena paralisis otot interkostal yang makin bertambah sehingga pada
akhir plana 3 terjadi paralisis total otot interkostal, juga mulai terjadi
paralisis otot-otot diafragma, pupil melebar dan refleks cahaya akan
menghilang pada akhir plana 3 ini, lakrimasi refleks farings & peritoneal
menghilang, tonus otot-otot makin menurun.
4. Plana 4
Pernafasan tidak adekuat, irreguler, ‘jerky’ karena paralisis otot
diafragma yg makin nyata, pada akhir plana 4, paralisis total diafragma,
tonus otot makin menurun dan akhirnya flaccid, pupil melebar dan
refleks cahaya (-) , refleks sfingter ani menghilang.
22
Stadium IV
(St.Paralisis)
23
Anestesi Umum pada Geriatri
Definisi Geriatri
Geriatri atau lanjut usia adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek
klinis dan penyakit yang berkaitan dengan orang tua. Dikatakan pasien
geriatri apabila :
▪ Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin
meningkatnya usia
▪ Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif
▪ Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila :
▪ Ketergantungan pada orang lain
▪ Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena
berbagai sebab.
▪ Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis)
yang progresif.
Batasan Usia menurut WHO
▪ Farmakodinamik
Respons klinis obat anestesi pada pasien usia lanjut disebabkan karena adanya gangguan
sensitivitas pada target organ (farmakodinamik).
Bentuk sediaan obat yang diberikan dan gangguan jumlah reseptor atau sensitivitas menentukan
pengaruh gangguan farmakodinamik efek anestesi pada pasien usia lanjut.
Pasien berusia lanjut akan lebih sensitif terhadap obat anestesi. Jumlah obat yang diperlukan lebih
sedikit dan efek obat yang diberikan bisa lebih lama.
Kombinasi anestesi epidural - general untuk toleransi
endotrakea dan mencegah pasien terbangun intraoperatif
▪ Anestesi Inhalasi
▪ Anastesi Intravena dan Benzodiazepine
▪ Opiat
▪ Pelumpuh Otot
Evaluasi Pre-Operatif
2 Prinsip
Informed Consent
Pemeriksaan Fisik
Evaluasi Pre-Operatif
Pemeriksaan Penunjang
▪ Ulkus kronis yang disebabkan oleh PAD dan ulkus gaster sangat umum terjadi
pada orang lanjut usia, dan luka ini berhubungan dengan pelepasan, infeksi,
bau busuk, dan nyeri iskemik yang parah dan memerlukan perawatan luka
yang sering.
▪ Menurut Sorenson dan Pace dalam penelitian meta-analisisnya pada tahun
1992 yang membandingkan antara mortalitas, deep-vein thrombosis (DVT),
dan kehilangan darah tidak terdapat perbedaan secara statistik yang signifikan
dalam kematian atau kehilangan darah dengan teknik anestesi, meskipun
penelitian ini menemukan kejadian DVT yang jelas berkurang pada kelompok
anestesi regional
Komplikasi pasca Operatif cont.
▪ Menurut Hwang et al terdapat adanya hubungan antara usia dan komplikasi pasca
operasi
▪ Hwang et al menyatakan bahwa tingkat komplikasi bedah dan keseluruhan
meningkat dengan usia
▪ Di sisi lain, Howard et al. melaporkan bahwa frekuensi komplikasi medis
meningkat pada kelompok usia di atas 80 tahun, tetapi tidak pada kelompok usia
70 hingga 79 tahun; Namun, tidak ada peningkatan terkait usia dalam frekuensi
komplikasi bedah yang terdeteksi
Komplikasi pasca Operatif cont.
▪ Usia lanjut bukan merupakan kontraindiksi untuk anestesi umum maupun regional
▪ Penyakit yang umumnya ditemukan pada usia lanjut memiliki dampak yang
signifikan terhadap tindakan anestesi dan memerlukan perawatan khusus
▪ Meminimalkan risiko perioperatif pada pasien geriatri memerlukan suatu penilaian
preoperatif yang bijaksana terhadap fungsi organ, manajemen intraoperatif yang teliti
untuk gangguan yang menyertai, dan kontrol nyeri pasca operasi yang optimal
▪ Pada teknik anestesi umum, sangat penting untuk titrasi dosis obat dan lebih
bijaksana untuk menggunakan obat-obatan kerja pendek.
DAFTAR PUSTAKA
▪ Darmojo B. 2009. Geriatri Ed. 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 3-4; 56-66.
▪ Fukui, et al. 2018. Risk Factors for Postoperative Complications among the Elderly after
Plastic Surgery Procedures Performed under General Anesthesia. National Hospital
Organization Nagasaki Medical Center, Nagasaki, Japan
▪ Katzung, B. G., & Trevor, A. J. (Penyunt.). (2015). Basic & Clinical Pharmacology (11th
Edition ed.). San Fransisco, USA: McGraw-Hill.
▪ Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Geriatric Anesthesia. Dalam: Clinical Anesthesiology,
5th Edition. Philadelphia, 2013. Lange Medical Books/ McGraw-Hill, hal: 951-8
▪ Kumra VP. Issues in geriatric anaesthesia. SAARC J. Anesthesia. New Delhi, 2008.
Hal:39 – 49
▪ Jin F, Chung F. minimizing perioperative adverse events in the elderly. Brit J Anaesth.
2001; 87 (4): 608-24
▪ Miller R. Miller’s Anesthesia 2 Ed. 7. 71:2261-73