Riwayat Penyakit
Riwayat Alergi Riwayat Operasi
Dahulu
B1 (Breath) B2 (Blood)
Airway paten, nafas Spontan TD : 120/78 mmHg, N : 78 x/menit, teraba
RR : 20 kali permenit penuh, kuat, regular
Inspeksi : Pergerakan dada simetris Auskultasi S1&S2 regular, murmur (-),
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), gallop (-)
ronki (-/-), stridor (-/-) Akral : hangat, CRT <2s, edema (-/-/-/)
SpO2 : 99%
Mallampati : I
EVALUASI PRE ANESTESI
B3 (Brain) B4 (Bladder)
B5 (Bowel) B6 (Bone)
Jejas/hematoma(-), abdomen supel,
Alignment tulang punggung baik,
buncit, BU (+) 4x/menit Kekuatan motoric (5/5/5/5), ROM tidak
Mual (-)
terbatas
Muntah (-)
Tidak terdapat fraktur/dislokasi/malformasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Apendisitis Akut
Planning
• Apendiktomi
PRE-OPERASI ( 5 FEBRUARI 2021)
Pasien digolongkan dalam ASA I
Diagnosis Pra Bedah : Apendisitis Akut
Jenis Pembedahan : Apendiktomi
Jenis Anestesi : Anestesi Regional-Spinal
Posisi Pasien : Supine
Anestesi : 5 Februari 2021 pukul 13.00
Lama Operasi : 50 Menit
Tindakan Anestesi Regional
B1 (Breath) B2 (Blood)
Airway paten, nafas Spontan TD : 120/70 mmHg, N : 72 x/menit, teraba
RR : 23 kali permenit penuh, kuat, regular
Inspeksi : Pergerakan dada simetris Auskultasi S1&S2 regular, murmur (-),
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), gallop (-)
ronki (-/-), stridor (-/-) Akral : hangat, CRT <2s, edema (-/-/-/)
SpO2 : 100%
EVALUASI POST OPERATIF
B3 (Brain) B4 (Bladder)
Kesadaran :compos mentis, GCS : Terpasang foley kateter
E3M4V5
Pupil isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya +/
+
Nyeri kepala (+)
EVALUASI POST OPERATIF
B5 (Bowel) B6 (Bone)
Kekuatan motoric (5/5/5/5), ROM tidak
BU (+) 7x/menit
terbatas
Mual (+)
Tidak terdapat fraktur/dislokasi/malformasi
Muntah (-)
INSTRUKSI POST OPERASI
• Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan pukul 14.00 WIB dengan posisi supine
• Pantau tanda vital setiap 15 menit
• Pantau skoring Bromage
• Infus RL 20 tpm
• Ketorolac Tromethamine 3 x 30 mg
Post Operatif Day-2
• S: •A
• Nyeri kepala (-), mual 9+), muntah (-), • Apendisitis Akut post Apendiktomi
nyeri luka operasi (+)
•P
• O:
• Obs TTV
• Kesadaran : CM
• Cefotaxime 2x1gr
• KU : Baik
• Metronidazole 3x500mg
• TD : 120/70mmHg
• RR : 20x/m
TINJAUAN PUSTAKA
HENTI JANTUNG PADA SPINAL ANESTESI
PENDAHULUAN
• Cairan serebrospinal (CSS) merupakan hasil ultrafiltrasi plasma yang jernih tidak berwarna,
tidak berbau dan berada dalam ventrikel otak, sisterna otak, dan ruang subarakhnoid sekitar
otak dan medula spinalis.
• Volume CSS pada orang dewasa rata-rata memproduksi sekitar 500 ml CSS/hari, atau 21
ml/jam (0,3 ml/kgBB/jam), dengan berat jenis CSS 1.002 – 1.009, pH 7,32 dan 50 ml berada
dalam ruang intrakranial.
• Aliran CSS melalui sistem ini dipermudah oleh faktor-faktor sirkulasi dan postural yang
menimbulkan tekanan pada sistem saraf pusat (SSP) sebesar 10 mmHg. Penurunan tekanan
akibat pengeluaran CSS selama lumbal pungsi untuk analisis laboratorium dapat menimbulkan
nyeri kepala yang hebat.
• Secara anatomis, dura mater spinalis memanjang dari foramen magnum ke segmen kedua
sakrum. Ini terdiri dari matriks jaringan ikat padat kolagen dan serat elastis. Sebanyak sekitar
150 ml CSS beredar pada satu waktu dan diserap oleh vili arakhnoid.
EPIDEMIOLOGI
Dua penelitian prospektif terbesar yang dirancang untuk mengevaluasi kejadian komplikasi selama
anestesi spinal melaporkan 2 kasus pada 1881 pasien dan 26 kasus pada 40.640 pasien untuk
insiden keseluruhan 7 kasus untuk setiap 10.000 (0,07%) anestesi spinal. Sebuah tinjauan terhadap
sekitar 4000 anestesi regional mengungkapkan enam kasus bradikardia berat (denyut nadi 20
sampai 40 kali/menit) dan enam lainnya (0,15%) dengan serangan jantung setelah anestesi spinal.
Angka ini tinggi bila dibandingkan dengan kejadian 3 henti jantung dari sebab apapun untuk setiap
10.000 kasus (0,03%) yang dilaporkan untuk pasien yang menjalani operasi nonkardiak
FAKTOR RISIKO
Penurunan preload dapat memicu tiga refleks yang mengakibatkan bradikardia berat hingga
asistol.
A. Refleks pertama intrakardiak, terkait dengan reseptor di sel pacu jantung. Penurunan aliran
balik vena ke jantung menyebabkan penurunan pengisian atrium, dengan pengurangan
peregangan sel pacu jantung yang menyebabkan penurunan detak jantung.
B. Refleks kedua dikaitkan dengan mechanoreceptors di atrium dan ventrikel kanan, dan
baroreseptor di atrium kanan dan vena cava.
C. Refleks ketiga ditentukan oleh mechanoreceptors di dinding inferoposterior ventrikel kiri,
memicu refleks Bezold-Jarish di mana stimulasi reseptor tersebut meningkatkan aktivitas
sistem saraf parsimpatis dan menghambat aktivitas sistem saraf simpatis, menghasilkan
bradikardia, vasodilatasi sistemik , dan hipotensi.
BEZOLD-JARISCH Reflex
TATALAKSANA
Adekuat Preload: dengan pemberian cairan untuk mengkompensasi kehilangan volume cairan
Pemberian Atropin atau vasopresor.
Pengobatan dini (HR <60 bpm) harus dipertimbangkan pada pasien dengan berbagai faktor
risiko.
DISKUSI