Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI KASUS

ANESTESI UMUM DENGAN


STABILISASI POSISI TENGKURAP
Disusun Oleh :
Rayyan Fitriasa
1102014223

Pembimbing :

dr. Slamet Agus Waluyo Jati, SpAn

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ANESTESI DAN REANIMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
PENDAHULUAN
• Anestesi -> a = tanpa dan aesthesis = rasa
• Anestesiologi: ilmu kedokteran -> pemberian anestesi ataupun
analgesia, pengawasan keselamatan penderita yang mengalami
pembedahan atau tindakan lainnya, pemberian bantuan hidup dasar,
perawatan intensif pasien gawat, terapi inhalasi dan menanggulangan
nyeri
• Anestesi umum & anestesi regional (Spinal, Epidural, Kaudal)
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. E
• No. RM : 881****
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 47 tahun
• Tanggal Lahir : 04 Desember 1976
• Pekerjaan : Pedagang
• Alamat : Pekansari, Cibinong, Bogor
• Agama : Islam
• Status Pernikahan : Menikah
• Tinggi Badan : 169 cm
• Berat Badan : 89 Kg
• Tanggal Masuk RS : 23 April 2019
Anamnesis

Keluhan Utama:
Muncul benjolan pada punggung 2 bulan sebelum masuk Rumah Sakit
dan akan dilakukan tindakan pembedahan.
Riwayat Penyakit Sekarang:
• Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan muncul
benjolan di daerah punggung. Benjolan dirasakan tidak nyeri namun
mengganggu pergeakan pasien

Riwayat Penyakit Dahulu:


• Pada bulan April 2018 Pasien mengaku terdapat Tumor Phyloides
pada mammae Dextra dan sudah dilakukan operasi. Pasien juga
mengatakan terdapat mioma uteri subserosum dan kista yang
membuat perutnya menjadi membear
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum Tanda-tanda Vital


• Keadaan umum : Tampak sakit
sedang • Tekanan darah : 119/80 mmHg
• Kesadaran : Compos • Frekuensi nadi : 78 x/menit
Mentis • Frekuensi napas : 22 x/menit
• BB : 89 Kg • Suhu : 36oC per axilla
• TB : 159 cm
Status Generalis

• Kepala : Normocephal • Tenggorokan : Faring hiperemis (-), uvula


• Mata : CA (-/-), SI (-/-), RCL (+/+), RCTL (+/+), ditengah, tonsil T1-T1
pupil bulat, isokor, diameter 3 mm • Mulut : Mallampati grade 2, gigi goyang (-),
gigi ompong (+), gigi palsu (+), buka mulut
• Telinga : Normal, nyeri tekan (-) , liang telinga
maksimal 3 jari
lapang (+/+), membran timpani intak (+/+),
Otorhea (-/-) • Leher : Tampak simetris, Jarak thyroid-mental
• Hidung : Normal, choana lapang, sekret (-/-), 3 jari, Jarak hyoid-thyroid 2 jari, pembesaran
deviasi septum (-), polip (-/-) KGB (-) dan pembesaran kelenjar tiroid (-),
trakea tidak deviasi, ekstensi leher sempurna
tanpa tahanan
Status Generalis

Pulmo Cor
I: Pergerakan dada simetris statis dan dinamis I : Ictus cordis tidak terlihat
P: Fremitus taktil dan vokal simetris P: Ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis
P: Sonor diseluruh lapang paru sinistra
A: Suara napas vesikuler (+/+), Rhonki (+/+), P: Batas jantung kanan pada ICS V linea para
Wheezing (-/-) sternalis dextra, batas jantung kiri pada 2cm
lateral ICS V linea midklavikula sinistra
A: Bunyi Jantung I – II normal, regular, tidak ada
murmur maupun gallop
Status Generalis

Abdomen Ekstremitas
I : Datar, sikatriks (-), striae (-), caput Akral hangat, CRT < 2 detik, udem (-),
medusa (-), spider nevy (-)
A : Bising Usus (+) frekuensi 4x/menit,
metalic sound (-)
P : Supel, nyeri tekan (-),
hepatosplenomegali (-), asites (-)
P : Timpani seluruh lapang abdomen
Pinggang : Nyeri ketuk CVA (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Darah (29 Januari 2019)

HEMATOLOGI ELEKTROLIT

Hemoglobin 13,7 12-16 g/dL Natrium 134* 135-147 mmol/L

Hematokrit 40* 37-47% Kalium 4.9 3.5-5.0 mmol/L

Eritrosit 4,8 4,3 – 6,0 juta/uL Klorida 95 95-105 mmol/L

4,800 – KOAGULASI
Leukosit 7490
10,800/uL Waktu Perdarahan 2’00” 1-3 menit
150,000 – Waktu Pembekuan 4’00” 1-6 menit
Trombosit 296000
400,000 /uL
Analisa Gas Darah
MCV 83 80 – 96 fL
pH 7.37-7.45
MCH 29 27 – 32 pg
pCO2 33-44 mmHg
MCHC KLINIK
KIMIA 34 32 – 36 g/dL
pO2 71-104 mmHg
Gula darah
86 < 140 mg/dL Bikarbonat (HCO3) 22-29 mmol/L
sewaktu
Kelebihan Basa (BE) (-2)-3 mmol/L
SGOT 16 <35 u/I
Saturasi O2 94-98%
SGPT 14 <40 u/I
Ureum 24 20 – 50 mg/dl
Kreatinin 0,7 0,5 – 1,5 mg/dl
eGFR (Formula
94,93 mL/mnt/1.73m2
MDRD)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi (13 Februari 2019)

• Foto Thorax AP
• Kesan: Tidak tampak kelainan radiologis pada jantung dan paru

• USG Punggung
• Kesan : Lesi pada para medial punggung kiri karakteristik benigna, DD
Lipoma
Pemeriksaan Penunjang
EKG (29 Januari 2019)

Sinus Rhythm dengan Hipertrofi ventrikel kiri


Pemeriksaan Penunjang
Ekokardiografi (29 Januari 2019)

AR moderate, AS mild ec. Degeneratif


Kontraktilitas LV dan RV baik
LVH konsentrik
TR mild, MR mild, katup pulmonal normal
Low probability of PH
5.Diagnosis Kerja 5.Diagnosis
• Giant Lipoma regio Anestesi
Punggung Dextra • ASA II

5.Rencana 5.Rencana
Tindakan Anestesi
• Eksisi Lipom • Anestesi Umum
LAPORAN ANESTESI
Anestesi Umum
Persiapan Pasien
1.Induksi
Informed consent
Intravena : Propofol 160mg
Mengkaji pre-anestesi Inhalasi : Sevoflurame 2 mg
Puasa sejak pukul 03.00 WIB Antiemetik:
tanggal 23 April 2018 Ondancentron 8 mg
Pengosongan kandung kemih pada Antibiotik:
pagi dan sebelum operasi. Ceftriaxone 2 gram
Pendataan kembali identitas Obat post operasi:
pasien di kamar operasi. Tramadol 100 mg IV
Ondancentron 4 mg
Pemeriksaan fisik di ruang
Cairan:
persiapan : TD : 136/80 mmHg,
Ringer Laktat
Nadi 84x/menit, RR 14x/menit. Asering
NaCl
Koloid
Pre-medikasi (jika diperlukan):
Midazolam 5,5 mg
Persiapan Obat Anestesi dan Cairan

Induksi: Antiemetik: Antibiotik: Obat post operasi:


• Intravena • Ondancentron 4 • Ceftriaxone 2 gram • Tramal 100 mg IV
• Inhalasi mg • Ondancentron 4
mg

Cairan: Pre-medikasi (jika Induksi (jika Analgetik (jika


• Ringer Laktat diperlukan): diperlukan): diperlukan):
• Asering • Midazolam 2,75 mg • Propofol 55 mg • Fentanyl 55 mcg
• NaCl
• Koloid
• Darah (jika
Relaksan Gas anestesi Antihemoragik (jika Obat emergensi (jika
diperlukan): diperlukan): diperlukan): Sulfat
• Sevoflurane atropin,
• Notrixum 27,5 mg • Isoflurane • Asam tranexamat Dexamethasone,
dan 5,5 mg / 45 • Vit. K Ephedrine, Lidocain
menit
Persiapan Cairan Perioperatif
BB = 55 Kg

Maintenance (M)
• BB x Kebutuhan cairan perjam
Pada jam ke-1 =
• (4ml x10kg)+(2ml x10kg)+(1ml
x35kg) ml/jam= 95 ml/jam M + 50% (P)+ O
95 + 50% (570) + 330= 710 ml
Pengganti Puasa (P) Pada jam ke-2 =
• M x Jam puasa M + 25% (P)+ O
• 95 ml x 6 jam = 570 ml Jenis
95 + 25% (570) + 330= 567,5 ml

Operasi (O) sedang


• BB x Jenis Operasi
• 55 kg x 6 ml/kgbb = 330 ml
Pelaksanaan Anestesi

Pukul 09.00 Pukul 10.00 Pukul 10.15 Pukul 10.30


• Pasien dibaringkan • Pembiusan dengan Regivell 20 mg • Ceftriaxone IV 2 gram • Ondancentron IV 4 mg
• Pasang infus No. 20 G pada tangan dan Catapres 15 mcg • TD : 170/100 mmHg, HR : 55x/m, • TD : 170/90 mmHg, HR : 58x/m,
kanan dengan cairan Ringer Laktat • Nilai bromage score : 3 SpO2 : 100% SpO2 : 100%
• Memasang monitor EKG dan pulse • Ondansentron 4 mg iv • Cairan infus yang sudah masuk 500
oksimetri • TD : 190/90 mmHg, HR : ml
• TD 191/90 mmHg, HR 84x/m, RR 110x/menit, SpO2 : 100% • Pergantian cairan infus baru Ringer
14x/mnt, T 36oCSpO2:98% Laktat

Pukul 10.45 Pukul 11.30 Pukul 11.40


• Mulai pembedahan • Pembedahan selesai • Pasien dipindahkan ke Recovery
• TD : 170/90 mmHg, HR : 58x/m, • TD : 170/90 mmHg, HR : 58x/m, room
SpO2 : 100% SpO2 : 100%
6.Post Operatif Intruksi pasca bedah
6.Pemantauan • Tiba di Recovery Room pukul 11.43 • Bila kesakitan: Tramal IV
Selama Operasi • Pemasangan oksigen dan 100 mg
monitoring
• Lama pembiusan : 1 jam • Bila Mual/muntah:
• Kesadaran : compos mentis
30 menit Ondancentron IV 4 mg
• TD : 160/87 mmHg, HR : 65x/m,
• Lama pembedahan : 45 SpO2 : 100%, RR : 18x/m • Infus: Ringer Laktat 20
menit • Aldrette score: tpm
• Perdarahan : 200 cc • Kesadaran : 2 • Obat-obatan lain sesuai
• Urin Output : 50 cc • Pernafasan : 2 terapi bedah
• Total Cairan Infus : 750 ml • Sirkulasi : 2 • Pemantauan TTV setiap 15
• Aktivitas : 1 menit selama 2 jam
• Warna kulit: 2
• Total : 9 (Boleh ke ruang
perawatan)
• Pasien dipindahkan ke ruang
perawatan pukul 12.11
ANALISA KASUS
• Fraktur kominutif interthrochanter os femur dextra
• ASA III
• Anestesi spinal menjadi teknik anestesi yang dipilih
1. Bagian tubuh yang akan dioperasi adalah tungkai.
2. Durasi operasi hanya sekitar <3 jam.
3. Pasien tidak memiliki kontraindikasi anestesi spinal absolut namun pasien
memiliki kontraindikasi relatif yaitu kelainan anatomi vertebra lumbalis.
4. Menurunkan risiko aspirasi, hipoksemia, dan komplikasi pada paru.
5. Pasien tetap sadar, perawatan pasca bedah minimal sehingga nyeri pasca bedah
lebih mudah dikelola
ANALISA KASUS
Obat yang digunakan adalah Regivell 20 mg dan Catapres 15 mcg.
Bromage score 3

Sesaat sebelum dilakukan anestesi spinal, tekanan darah pasien tinggi yaitu mencapai 190/90
mmHg dan denyut nadi 110x/menit namun 15 menit setelah dilakukan anestesi spinal, tekanan
darah pasien turun menjadi 170/100 mmHg dan denyut nadi 55x/menit.

Penggunaan obat tambahan yaitu Catapres 15 mcg yang mengandung Clodidine 15


mcg digunakan sebagai adjuvan terhadap Bupivacaine dalam anestesi spinal.

Pemberian ondancentron 4 mg sebagai antiemetik pada pasien ini.


KESIMPULAN
• Anestesi spinal dapat diberikan pada tindakan yang melibatkan tungkai bawah,
panggul, dan perineum.
• Anestesi lokal dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan ester dan
golongan amide.
• Clonidine dapat menstimulasi Alfa-2 adrenergik di pontin lokus Coeruleus yang
menurunkan aktivasi adenyl cyclase dan defosforilasi reseptor Alfa-2 yang
mengaktivasi kanal kalium sehingga kalium keluar sel dan hiperpolarisasi
membran sel sehingga menimbulkan efek sedasi dan analgesia.

Anda mungkin juga menyukai