Anda di halaman 1dari 32

PRESENTASI KASUS 1:

SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDI
Mutia Aridha Imannisa, dr.

Pendamping:
Hj. Darmiana, dr.,mm
Identitas Pasien
◦ Nama : Ny. E
◦ Umur : 57 tahun
◦ Alamat : Cijati
◦ Agama : Islam
◦ Suku : Sunda
◦ Pekerjaan : IRT
◦ No Rekam Medis : 810169-20
◦ Tanggal Masuk RS : 6 Maret 2021
◦ Tanggal pemeriksaan : 6 Maret 2021
Keluhan Utama

Dada Berdebar
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh dada berdebar sejak 4 jam SMRS, keluhan
dirasakan memberat dan terus menerus. Keluhan dada
berdebar diawali saat 3 hari yang lalu, namun hilang timbul.
Pasien menyangkal adanya sesak nafas maupun nyeri dada.
Tidak didapatkan batuk, panas badan, maupun mual muntah
sebelumnya. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Tidak ada
obat-obatan rutin yang sedang diminum oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Riwayat DM, HT, Jantung, ginjal disangkal.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mengobati keluhan
Riwayat Keluarga
◦ Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien.
◦ Riwayat DM, HT, Jantung, Ginjal pada keluarga disangkal
Pemeriksaan Fisik
◦ Keadaan umum : tampak sakit sedang
◦ Kesadaran : compos mentis GCS 15
◦ TB/BB : 157/55
◦ Tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 191 x/menit, regular, isi cukup
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,4 oC
Spo2 : 98% free air
Pemeriksaan fisik
◦ Kepala : Normocephal
◦ Mata : Pupil isokor, Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
◦ Leher : KGB: tidak membesar, Deviasi trakea (-) , Peningkatan
JVP (-), Pembesaran Tiroid (-)
◦ Thorax : Bentuk dan gerak : simetris, Retraksi dinding dada (-)
◦ Cor : BJ murni regular, Murmur (-), Gallop (-)
◦ Pulmo : VBS kiri=Kanan, Ronki (-/-), Wheezing (-/-)
◦ Abdomen : Supel, Hepar/Lien tidak teraba, Bising usus (+) normal,
Nyeri tekan (-)
◦ Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, Edema (-/-), Sianosis (-/-) 
Differential Diagnosis

◦ Supraventrikuler Takikardi
◦ Atrial Fibrilasi
◦ Atrial Flutter
Usulan Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Lab:
◦ Hematologi rutin
◦ GDS
◦ Diff. count
◦ Fungsi ginjal
◦ Elektrolit (Na, K, Ca)
2. EKG
6 Maret 2021
Pukul 04.45 WIB
Hasil usulan pemeriksaan
Nama test Hasil Unit Nilai normal
HEMATOLOGI
1. Darah Rutin
Hemoglobin 14.2 g/dL 12.3-15.3
Eritrosit 4.99 Juta/uL 4.1-5.1
Leukosit 8,100 /mm3 4,500-10,000
Trombosit 264,000 /mm3 150,000-450,000
Hematokrit 42 % 35-47
2. KIMIA KLINIK
Glukosa darah sewaktu 100 mg/dL 100-150
kreatinin 0.94 mg/dL 0.5-1.1
6 Maret 2021
Pukul 04.45 WIB
Hasil usulan pemeriksaan
Nama test Hasil Unit Nilai normal

HITUNG JENIS      
Eosinofil 2 % 0.5 – 5.0
Basofil 1 % 0.0 – 1.0
Limfosit 40 % 25.0 – 50.0
Monosit 3 % 3.0– 9.0
Netrofil Segmen 52 % 50-70%
     
EKG

• Irama supraventrikular
takikardi
• 191 bpm
• axis normal,
• Tidak terdapat gel.P
• Kompleks QRS sempit
• R-R interval sempit dan
teratur
RESUME
◦ Seorang Wanita 57 tahun, dengan keluhan dada berdebar sejak 4 jam
SMRS, keluhan dirasakan memberat dan terus menerus. Keluhan dada
berdebar diawali saat 3 hari yang lalu, namun hilang timbul.
◦ Tanda vital
TD = 90/60mmHg
HR = 191 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup.
RR = 30 x/menit, reguler SpO2 100% (nasal kanul 3 lpm)
T = 36.8o C (aksila) Pemeriksn Fisik: dalam batas normal
◦ Pemeriksaan EKG: Irama supraventrikular takikardi 191 bpm, axis
normal
Diagnosa

◦ Supraventrikular Takikardi
Treatment
Farmakologi
◦ Bed rest
◦ IVFD RL 20 tpm
◦ O2 nasal kanul 3 Lpm
◦ Konsul dr. Sp.JP
Advice:
1. Herbesser 20mg IV bolus,
2. EKG dan TTV Ulang:
3. (TD 90/60mmHg, N: 73-87x/m, R: 18x/m) -> Herbesser 1x1 PO prn
4. Rawat ruang biasa
◦ Monitoring:
◦ Keadaan umum, tanda vital
◦ EKG serial
◦ Edukasi
◦ Menjelaskan diagnosis, tatalaksana, prognosis dari pasien, serta
komplikasi yang mungkin terjadi.
PROGNOSA
◦ Qua ad vitam : dubia ad bonam
◦ Qua ad fungsionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
BASIC SCIENCE
Anatomi
• SA nodes  jaras internodus  AV nodes  bundle HIS RBB
 serabut purkinje

LBB  serabut purkinje


• SA nodes (pace maker) terletak di dekat hubungan antara vena cava superior
dan atrium kanan. Pada dewasa = 15 x 5 x 1,5 mm, dipengaruhi sistem saraf
simpatis dan parasimpatis
• Jaras internodus, terdiri dari
1. anterior (Bachman)
2. media (Wenckebach)
3. posterior (Thorel)
• AV Nodes : neuromuskular khusus pada orang dewasa berukuran 2 x 5 mm.
Impuls dafi atrium mengalami perlambatan 0.07 detik.
Fasikulus
anterior
kiri
Fasikulus
Bundle his
posterior
kanan

◦ Kecepatan arus potensial listrik bergantung tempat, sistem konduksi, dan


otot jantung yang dilalui. Kecepatan tertinggi pada serabut purkinje sekitar
4000mm/detik. Kecepatan terendah pada AV nodes yaitu 200mm/detik.
Kecepatan listrik di atrium 1000mm/detik sedangkan kecepatan di
ventrikel 400mm/detik.
Fisiologi

Potensial Aksi
0 : Depolarisasi cepat pembukaan Na+
1 : Repolarisasi kecil Na+ menutup, K+ membuka
2 : Depolarisasi (Plateu) K+ menutup, Ca2+ membuka
3 : Repolarisasi Ca2+ menutup, K+ membuka
4 : Potensial membran istirahat
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI
Mekanisme Aritmia
◦ Automatisasi, semua otot jantung memiliki kemampuan depolarisasi spontan
(menghasilkan impuls). Impuls tercepat SA nodes 60-100kali/menit. Pada
keadaan normal semua mengikuti irama dari SA nodes.
◦ Re-entry
◦ Gangguan konduksi, perlambatan/gangguan impuls (blokade jantung). Pada EKG:
perpanjangan RR interval, QRS diikuti/tidak hilangnya gambaran satu QRS
secara periodik.
Pemeriksaan Penunjang
1.EKG
Sinus rythm >100x/mnt 2. Foto thorax
Untuk menilai ada atau tidaknya pembesaran
Tidak terdapat gel.P
jantung
Kompleks QRS sempit
R-R interval sempit
dan teratur
3. Ekokardiografi
Untuk memeriksa adanya gangguan struktural jantung
4. Kadar elektrolit
Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, dan magnesium yang
menandakan disritmia.
5. Monitor Holter (EKG 24 jam)
Untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung / efek obat antidisritmia
6. Tes Stress Latihan
Untuk melihat aktivitas atau latihan yang menyebabkan disritmia
7. Pemeriksaan Obat
Untuk menyatakan toksisitas obat jantung / interaksi obat
8. Pemeriksaan Tiroid
Untuk melihat kadar yang tiroid yang dapat meningkatkan disritmia
PENATALAKSANAAN
◦Non Farmakologi
- Pasang Monitor EKG
- Terapi O2 4L / menit, lalu lakukan prosedur vagal manuver
- Riwayat inap
- Rujuk ke Sp.JP

◦Farmakologi
Obat aritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a) Anti aritmia kelas 1 (sodium channel blocker), menurunkan depolarisasi
Kelas IA
- Quinidine : u/ terapi pemeliharaan agar mencegah berulangnya Atrial Fibrilasi
-Procainamide: u/ ventrikel ekstrasistol atrial fibrilasi dan aritmia yang menyertai
anastesi
- Dysopiramide : u/ SVT akut dan berulang
Kelas IB
- Lignocain : u/ aritmia ventrikel akibat iskhemik miokard, ventrikel takikardi
- mexiletine : u/ aritmia ventrikel dan VT
Kelas IC
- Flecainide :u/ ventrikel ektopik dan takikardi
PENATALAKSANAAN

b) Antiaritmia kelas 2 (beta adregenik blokade)


- Atenolol, metoprolol, Propanolol : Indikasi aritmia jantung, angina
pectoris, dan hipertensi
c) Antiaritmia kelas 3 (Prolong repolarisasion)
- Amidarone : indikasi VT, SVT berulang
d) Antiaritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
- Verapamil: indikasi Supraventricular aritmia
EPIDEMIOLOGI
◦ Prevalensi supraventrikular takikardi :
◦ Dewasa muda , semakin tua >> berat
◦ Wanita 2x lebih berisiko dari Pria
◦ Risiko meningkat seiring bertambahnya usia
◦ Di Indonesia
◦ Prevalensi : 3.5 %
◦ Insidensi : 35/1000 orang per tahun
KOMPLIKASI
◦ Suplai Oksigen ke jaringan menurun  sinkop (pingsan), hipotensi, syok
kardiogenik
◦ Sudden death

Anda mungkin juga menyukai