INFARK
Case Report
Pendahuluan
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan penyakit kardiovaskular utama yang memiliki
tingkat mortalitas yang tinggi dan menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia
(Kemenkes Tahun 2013)
SKA menempati posisi ke-7 sebagai penyakit tidak menular tertinggi di Indonesia, dimana
terdapat sekitar 1,5% penduduk atau 2.650.340 orang yang terdiagnosis oleh dokter
bedasarkan gejala yang mengalami SKA di Indonesia. Selain itu, diperkirakan kematian
yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular akan terus meningkat
SKA dapat disebabkan oleh karena aliran darah di koroner yang terhenti secara tiba-tiba
akibat oklusi yang disebabkan oleh karena pecahnya plak ateroma pada pembuluh darah
koroner, sehingga terjadi gangguan aliran darah ke miokardium yang mengakibatkan
iskemia yang signifikan dan berkelanjutan
Penyakit ini dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu
Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segmen ST (IMA-EST)/ ST Segment Elevation
Myocardial Infarction (STEMI),
Infark Miokard Non-Elevasi Segmen ST (IMA-NEST)/ Non-ST Segment Elevation
Myocardial Infarction (NSTEMI),
Angina pektoris tidak stabil/Unstable Angina Pectoris (UAP)
Faktor Resiko
Umur Merokok
Jenis Kelamin (terbanyak Pria) Diabetes
Riwayat PJK dalam keluarga Hipertensi
Dislipidemia
Pada Wanita, usia tua, atau pasien dengan DM dapat memiliki keluhan
atipikal atau bahkan angina ekuivalen/setara (Sesak, mudah lelah, palpitasi,
pingsan, nyeri di bagian tubuh yang lain) sehingga perlu diberi perhatian
lebih ketat. (Pitfalls kardiologi)
Diagnosis
Angina tipikal berupa rasa tertekan/berat daerah retrosternal menjalar ke lengan kiri, leher, area
interskapuler, bahu, atau epigastrium; berlangsung intermiten atau persisten (>20 menit); sering
disertai diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan sinkop. (PERKI)
Tatalaksana Awal
Tirah Baring
Oksigenasi
Aspirin
Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate)
Nitrogliserin
Morfin
Identitas Pasien
Nama : tn. L
Umur : 69 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Pelawa
Pekerjaan : Petani
Masuk RS : 19 Agustus 2022
Ruang : ICCU
Nyeri dada
Nyeri dada sebelah kiri Anamnesis
Nyeri dirasakan sejak 2 hari yang lalu
Nyeri tumpul seperti tertindih benda berat.
Nyeri dirasakan menjalar ke lengan kiri tembus ke bahu bagian belakang.
Nyeri menghilang dengan istirahat
Nyeri ulu hati dirasakan sejak 2 hari yang lalu, terasa mual dan muntah.
Sesak Napas sejak 2 hari yang lalu bersamaan dengan nyeri dada.
Batuk sejak 2 hari yang lalu, berlendir warna putih, tidak ada darah
Riwayat demam disangkal.
Jantung :
I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis tidak teraba
A : BJ I/II murni regular, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : perut datar
Perkusi :timpani,shiLting dullness tidak ada
Palpasi :Supel, terdapat nyeri tekan epigastrium
hepatomegali ,& splenomegali tidak ada
Auskultasi : Bising usus normal.
Ekstremitas
Teraba hangat, CRT<2 detik, edema tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi
Echocardiography
Laboratorium
Hematology
HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hemoglobin 12.5 gr/dL 11.0-18.0
Leukosit 8.10 ribu/uL 4.00-11.00
Trombosit 326 ribu/uL 150-400
Kimia Darah
Fungsi Ginjal Fungsi Hati
HASI SATUAN NILAI HASI SATUA NILAI
L NORMAL L N NORMAL
Ureum 35 mg/dL 10-50 SGOT 84 U/L <35
Creatinin 0.83 mg/dL <1.1 SGPT 91 U/L <45
Sesak Napas sejak 2 hari yang lalu bersamaan dengan nyeri dada.
Batuk sejak 2 hari yang lalu, berlendir warna putih, tidak ada darah
Riwayat demam disangkal.
EKG posterior
V7-V9: ≥ 0.5 mm
PPCI
REVASKULARISA
STEMI SI
ACS Fibrinolitik
NSTEACS Konvensional
THERAPY KONVENSIONAL
Oksigen
bila SpO2 <90% / PO2 <60 mmHg)
DAPT
Antikoagulan
Perhatikan indikasi dan KI
High intensity statin
ACEi/ARB
Beta Blocker
Nitrat
STEMI
EVOLUSI EKG STEMI
EKG = klinis ?
Pre-infarct angina?
(tanpa disertai gejala
sistemik)
ESC, 2020
Assessing bleeding vs
thrombotic risk is important
before prescribing
Antithrombotic
Bleeding Risk antithrombotic therapy
Efficacy
Major Minor
ARC - HBR
Dose regimen of antiplatelet and anticoagulant drugs in NSTE-ACS patients
Goal therapy STEMI (ACC/AHA)
Rapid reperfusion
Complete flow
Sustained flow (pertahankan flow yang telah direperfusi)
Since 1980, the ACC and AHA have shared a responsibility to translate scientific evidence into clinical practice guidelines with
recommendations to standardize and improve cardiovascular health.
ETC
MINOCA