Anda di halaman 1dari 10

Skenario SOCA 2020 Blok 11-12 Kardiovaskuler

HIPERTENSI

SKENARIO
ANAMNESIS:
Seorang laki-laki 45 tahun (insidensi, FR hipertensi) datang ke klinik dengan keluhan sering sakit kepala (cephalgia) sejak 2 bulan terakhir ini
(kronis). Keluhan ini dirasakan terus menerus dan semakin memberat sekita sedang stress (faktor memperberat; suspek hipertensi), dan
berkurang bila minum obat dari warung. Keluhan tidak disertai nyeri otot, cepat lelah, gangguan penglihatan, sesak, tungkai bengkak, sering
kencing, terdapat darah di air kencing, maupun low back pain (menyingkirkan suspek gangguan/komplikasi mata, pulmo, ginjal)

Riwayat kebiasaan: sering mengkonsumsi makanan asin seperti ikan asin hampir setiap hari, sering makanan yang digoreng, jarang
mengkonsumsi buah dan sayur serta jarang berolahraga (FR hipertensi & dislipidemia). Rokok (-), kopi (-), alkohol (-). Karyawan asuransi
bagian marketing (sedentary lifestyle; FR hipertensi, dislipidemia).
Riwayat pengobatan: kadang-kadang mengkonsumsi obat sakit kepala yang dibeli di warung.
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit jantung (-), DM (-), asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: ayahnya menderita tekanan darah tinggi dan meninggal karena stroke (FR genetik).

PEMERIKSAAN FISIK:
Keadaan umum : tampak sehat, compos mentis
TB/BB : 170 cm/65 kg (BMI 22.5, DBN)
Tanda vital : TD : Tensi 175/100 mmHg diulang 3 kali (hipertensi stage II)
Nadi : 88x/menit, kuat, reguler, isi cukup, pulsus defisit (-)
Resp : 20x/menit
Suhu : 36,7 C
Kepala (DBN) : mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Telinga: kesan tak tampak kelainan
hidung: pernafasan cuping hidung -/-
mulut : bibir sianosis (-)
Leher (DBN) : tiroid tak tampak membesar
JVP 5+2 cmH2O
KGB tak teraba membesar
Toraks (DBN) : bentuk dan gerak simetris, tipe pernapasan : abdomino-torakal
Cor : iktus kordis tampak dan teraba di ICS V 1 jari medial LMCS
batas kiri di ICS V 1 jari medial LMCS
batas atas di ICS II sinistra
batas kanan di linea sternalis dekstra
bunyi jantung S1-S2 normal, murmur (-), irama gallop (-)
Pulmo : ronki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen (DBN) : datar, lembut, nyeri tekan epigastrium (-)
hepar/lien tak teraba, ginjal tak teraba membesar
nyeri ketok CVA (-/-)
Ekstremitas (DBN) : kuku clubbing (-), sianosis (-), edema pretibial (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Darah Rutin
Hemoglobin : 14 g/dL (R: 14-18 g/dL)
Hematokrit : 42% (R: 40-48%)
Lekosit : 5.600/mm3 (R: 4.000-11.000/mm3)
Trombosit : 252.000/mm3 (R: 200.000-400.000/mm3)
Hitung Jenis : 1/2/4/54/36/3 (R: (0-1/1-6/3-5/40-70/30-45/2-10))

Urine Rutin: Dalam batas normal

Kimia Darah
GDP : 97 mg/dL (R: 60-110 mg/dL)
GD2JP : 130 mg/dL (R: 100-140 mg/dL)
Profil lipid : Kolestrol total: 220 mg/dL (R: 200 mg/dL)
HDL : 34 mg/dL (R: >60 mg/dL) (dislipidemia)
LDL : 138 mg/dL (R: <100 mg/dL)
Trigliserida : 180 mg/dL (R: 150 mg/dL)
Asam urat : 5,5 mg/dL (R: 3,4 - 7,0 mg/dL)

10 years ASCVD Risk Score pada pasien ini 6,6% (interpretasi: pasien berisiko rendah (<7,5%) utk penyakit kardiovaskular aterosklerotik
(cth: IMA, SKA, stroke)

DIAGNOSIS BANDING:
• Hipertensi Stage II e.c Hipertensi Primer
• Hipertensi Stage II e.c Hipertensi Sekunder
DIAGNOSIS KERJA:
Hipertensi Stage II e.c Hipertensi Primer + dislipidemia

PROGNOSIS KASUS:
Qua ad Vitam : ad bonam (anda vital pasien baik, tidak mengancam nyawa)
Quo ad Functionam : ad bonam (pada pasien belum ada komplikasi , belum ada target organ damage)
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam (resiko terjadi peningkatan tekanan darah kembali apabila pasien tidak patuh terhadap
penatalaksanaan seperti minum obat yang diberikan dan melakukan perubahan gaya hidup yang disarankan)
Skenario SOCA 2020 Blok 11-12 Kardiovaskuler
Sindrom Koroner Akut

SKENARIO
Seorang laki-laki 48 tahun (insidensi ACS pada laki-laki; FR minor ACS) datang diantar istrinya ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri
seperti ditindih oleh benda berat (angina) sejak 5 jam yang lalu (akut). Nyeri menjalar ke bahu kiri (reffered pain, rangsangan n. vagus)
disertai dengan keringat dingin berbutir-butir (diaforesis). Nyeri dada dirasakan saat pasien sedang bekerja di rumahnya (faktor pencetus).
Nyeri sedikit berkurang dengan istirahat (faktor memperingan). Pasien juga mengeluhkan adanya sesak napas yang timbul sekitar 30 menit
setelah nyeri dada (dypsnea) yang dirasakan, dan mengeluh mual (nausea) tapi tidak sampai muntah. Pasien menyangkal batuk dan demam.

Riwayat kebiasaan: merokok 1 bungkus/hari sejak SMA (FR stress oksidatif; FR mayor ACS) dan jarang olahraga (FR pembentukan plak;
FR minor ACS)
Riwayat penyakit dahulu: pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini, riwayat dislipidemia (-), hipertensi (-), DM (-) (menyingkiran FR
lain)
Riwayat penyakit keluarga: ayah pasien meninggal akibat penyakit jantung pada usia 50 tahun (FR mayor ACS; FR genetik)

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : kesadaran compos mentis, lemah (malaise), sakit sedang (karena angina)
BB : 90 kg
(BMI 26,4 = Obese grade I; FR minor ACS)
TB : 175 cm
Tanda Vital : T: 110/70 mmHg, N: 76x/menit, R: 30x/menit (takipnea akibat angina), S: 37ºC
Kepala : conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5+2 cm H2O
Thorax : Inspeksi: simetris
Palpasi: DBN
Perkusi: paru kiri – kanan sonor, jantung : batas kiri : 1 cm medial LMCS
Auskultasi ; VBS kiri = kanan , Bunyi jantung: S1-S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : : soepel, bising usus (+), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : tidak dingin, oedem -/-

Pemeriksaan Laboratorium:
Hematologi rutin:
Hb : 13,5 g/dL (R: 14-18 g/dL)
Ht : 40% (R: 40-48%)
Eritrosit : 4.800.000/ mm3 (R: 4.500.000-6.500.000/mm3)
Leukosit : 11.800/ mm3 (leukositosis→ inflamasi; R: 4.000-11.000/mm3)
Trombosit : 268.000/ mm3 (R: 200.000-400.000/mm3)
Hitung Jenis : 0/3/2/75/12/8 (neutrofilia, limfositopenia; R: 0-1/1-6/3-5/40-70/30-45/2-10)

Kimia Klinik
GDS : 100 mg/dL (R: <140 mg/dL)
Troponin T : (+)/100 ng/mL (meningkat→ nekrosis miokardium; R: <50 ng/mL)
Ureum : 40 mg/dL (R: 19-43 mg/dL)
Kolesterol total : 265 mg/dL (R: 200 mg/dL)
Kolesterol HDL : 35 mg/L (R: >60 mg/dL) (dislipidemia)
Kolesterol LDL : 195 mg/dL (R: <100 mg/dL)
Trigliserida : 175 mg/dL (R: <150 mg/dL)
hs-CRP : 35 mg/dL (meningkat→ proses inflamasi; R: <1 mg/dL)
Elektrolit: : Na: 140 mEq/L (R:135-145 mEq/L)
K: 5,0 mEq/L (R: 3,6-5,5 mEq/L)
CI: 100 mEq/L (R: 95-105 mEq/L)
Ca: 5,2 mg/dL (R: 4-5,5 mEq/L)
Mg: 2,2 mg/dL (1,8-2,6 mEq/L)

Urinalisis Rutin
Makroskopis Mikroskopis
Warna : kuning muda Eritrosit : 1-2/LPB
Kekeruhan : jernih Leukosit : 2-3/LPB
Bau : khas urine Epitel : 1-2/LPK
BJ : 1.010 Kristal : negatif
pH : 6,0 Silinder : negatif
Glukosa & protein : negatif Bakteri : negatif
Bilirubin : negatif
Urobilin : 0,2
Keton : negatif
Nitrit : negatif
EKG

Hasil foto thorax PA : foto thorax tidak ada kelainan

DIAGNOSIS BANDING
• Jantung : Sindrom Koroner Akut
• Abdomen : Kolik Abdomen, Ulkus Peptikum, Kolesistitis

DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis fungsional : SKA (sindrom koroner akut)
Diagnosis anatomi : infark miokard akut di dinding inferior
Diagnosis etiologi : atherosclerotic heart disease
Diagnosis EKG : CAD STEMI dinding inferior; ST elevasi ada di lead II, III, avF
Diagnosis tambahan : dislipidemia, obese tipe I, hipertensi stage I
Diagnosis faktor risiko : usia (laki-laki 45 tahun), dislipidemia, riwayat keluarga, perokok berat, obesitas, hipertensi, dan aktivitas fisik
kurang.

PROGNOSIS KASUS
Qua ad Vitam : dubia
Quo ad Functionam : dubia
Quo ad Sanationam : dubia

dubia karena sangat tergantung dari waktu. Waktu yang harus dilakukan Primary PCI adalah <12 jam sejak onset keluhan
Skenario SOCA 2020 Blok 11-12 Kardiovaskuler
Gagal Jantung

SKENARIO
Anamnesis
Seorang wanita berusia 68 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama sesak nafas (dypsnoe) yang terasa memberat sejak 1 minggu
yang lalu (akut). Pasien merasa keluhan tidak membaik meski beristirahat dan membuat tidak mampu melakukan aktivitas apapun (suspek
kelainan di jantung; NYHA IV). Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien telah merasakan sesak nafas sejak 3 tahun (rekurens/ kronis)
yang lalu dan sering bolak-balik rumah sakit untuk keluhan ini. Sejak sat itu, pasien merasa mudah lelah (fatigue) dan sesak saat beraktivitas
(dypsnoe d’effort), mual (nausea) dan muntah (vomitus), rasa berdebar di dada (palpitasi) dan bengkak di kedua tungkai bawah (edema perifer;
suspek gagal jantung). Sejak 1 tahun yang lalu pasien juga sering terbangun di tengah malam karena sesak (orthopnea; suspek edema paru
karena gagal jantung) dan harus tidur menggunakan 2-3 bantal untuk mengurangi sesaknya (faktor memperingan suspek edema paru). BAB
dan BAK tidak ada kelainan.

Disangkal: merasakan nyeri dada hebat seperti ditekan benda berat sebelum keluhan muncul (menyingkirkan suspek ACS), riwayat asma,
demam, batuk maupun pilek (menyingkirkan infeksi atau kelainan di saluran nafas dan infeksi sistemik).
Riwayat penyakit dahulu: Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak usia 50 tahun, namun tidak mengkonsumsi obat secara teratur
(hipertensi tidak terkontrol; FR gagal jantung).
Riwayat penyekit keluarga: Kedua orang tua pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes, ayah pasien juga meninggal karena stroke pada
usia 58 tahun (FR genetik).

Pemeriksaan fisik
KU : compos mentis, tampak lemah (malaise) dan sesak nafas (dypsnoe)
TD : 160/100 mmHg (hipertensi stage II)
RR : 30x/menit (takipnea)
Nadi : 160 x/mnt (takikardia)
Suhu : 36,5 C
TB : 155 cm (BMI 27,1 = Obese grade I)
BB : 65 kg

Kepala : DBN
Leher : JVP 5+4cm (meningkat peningkatan volume darah di atrium kanan dan vena jugularis)

Jantung:
Iktus kordis di ICS 6 linea axillaris anterior (kardiomegali; LVH (Left Ventricular Hypertrophy))
Batas jantung kanan ada di linea parasternal kanan,
Batas jantung kiri ada di linea axillaris anterior
Batas atas di ICS 3. S1 dan S2 normal, murmur (-), S3 (+) (irama gallop, suspek kelainan katup mitral dan payah jantung)

Paru-Paru:
VBS +/+; ronchi basah di kedua lapan paru (karena edema paru)

Abdomen:
kesan cembung, shifting dullness (+) (ascites; GK gagal jantung kanan), venektasi (-)
Hepar teraba 10 cm dibawah costa (hepatomegali; GK gagal jantung kanan).

Ekstremitas:
kedua tungkai bawah pitting oedema (+) (edema perifer; GK gagal jantung kanan), capillary refill: normal, sianosis (-).

Laboratorium:
Hematologi
Hemoglobin : 13, 2 g/dL (R:12-16 g/dL)
Hematokrit : 40% (R: 37-43%)
Lekosit : 7.700 sel/mm3 (R: 5.000-10.000 sel/mm3)
Trombosit : 236.000 sel/mm3 (200.000-400.000 sel/mm3)
LED : 20 mm/jam

Kimia Klinik
GDS : 120 mg/dL (R: <140 mg/dL0
Urea : 41 mg/dL (R: 10-50 mg/dL)
Kreatinin : 0.97 mg/dL (0,5-0,9 mg/dL)
Natrium : 143 meq/L (R:135-145 mEq/L)
Kalium : 4.5 meq/L (R: 3,6-5,5 mEq/L)
Kolesterol total : 185 mg/dL (R: 200 mg/dL)
Kolesterol HDL : 45 mg/L (R: >60 mg/dL)
Kolesterol LDL : 90 mg/dL (R: <100 mg/dL)
Trigliserida : 130 mg/dL (R: <150 mg/dL)

EKG
Irama: Sinus
HR: 100 x / menit
Aksis -30
Tampak Gel S V1 + Gel R V6
Photo Thorax
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Kerja : Chronic Heart Failure Cardiomyopathy
Diagnosis anatomi : Kardiomegali ventrikel kiri
Diagnosis etiologi : Hipertensi stage II
Diagnosis fungsional : Gagal jantung NYHA Kelas IV
Diagnosis EKG : sinus takikardia
Diagnosis tambahan : Obese grade I

PROGNOSIS KASUS
Qua ad Vitam : dubia ad malam
Quo ad Functionam : dubia ad malam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam

Gagal Jantung dikaitkan dengan angka kematian sekitar 60% dalam 5 tahun setelah diagnosis. Kombinasi dari peningkatan kelangsungan hidup
pasca infark miokard akut dan penambahan umur pada negara maju terutama daerah barat cenderung mengarah pada peningkatan prevalensi
keseluruhan gagal jantung
Skenario SOCA 2020 Blok 11-12 Kardiovaskuler
ARITMIA

SKENARIO
Seorang pria 76 tahun (insidensi, FR AF), datang ke klinik dengan keluhan kadang terasa berdebar-debar (palpitasi) tanpa sebab sejak sebulan
yang lalu (akut). Pasien menyangkal keluhan nyeri dada (angina), sesak napas (dypsnoe), sakit kepala (cephalgia), bicara pelo (rero), lemah
anggota badan (malaise), ataupun nyeri tungkai bawah bila berjalan → (menyingkirkan suspek ACS, stroke, apalagi gatau).

Riwayat penyakit dahulu: pernah mengalami keluhan ini namun sudah lupa karena menghilang sendiri. Pasien memiliki riwayat hipertensi
sejak 15 tahun yang lalu, berobat tidak teratur, saat ini mengkonsumsi Amlodipin 10 mg 1x1 (FR aritmia jantung). Tidak ada riwayat diabetes
dan kadar kolestrol tinggi dalam darah.

Riwayat kebiasaan merokok sudah berhenti sejak 20 tahun yang lalu (FR penyakit kardiovaskuler)

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : compos mentis
BB/TB : 65 kg/175 cm (BMI 21.2; DBN)
Tanda Vital : T: 160/80 mmHg (Hipertensi stage II), N: 68x/menit (pulsus defisit (*lihat auskultasi cor)), ireguler (GK AF), R: 20x/menit,
S: 37ºC
Kepala : conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik , pupil bulat isokor kiri=kanan, refleks cahaya +/+
Mulut : sisa tar di sela-sela gigi (+) (dental plaque ada kaitannya sbg FR AF, tpi belum ada penjelasan pastinya)
Leher : trakea letak sentral, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, JVP 5+2 cm H2O
Thorax : bentuk dan pergerakan simetris
Pulmo : sonorm VBS simetris kiri=kanan, Rh -/-, Wh -/-
Cor :
- Inspeksi : ictus cordis terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V LCMS, thrill (-)
- Perkusi : batas atas ICS II linea parasternal sinistra
: batas kiri di ICS V 2 cm lateral LCMS
: batas kanan ICS II linea parasternal kanan
- Auskultasi : S1-S2 iregular , 82x/menit (pulsus defisit), murmur (-)
Abdomen : soepel, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-, motorik baik, kekuatan otot 5/5 baik tungkai atas dan bawah, oedem tungkai (-)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hematologi rutin:
Hb : 14 g/dL (R: 14-18 g/dL)
Ht : 42% (R: 40-48%)
Eritrosit : 4.200.000/ mm3 (R: 4.500.000-6.500.000/mm3)
Leukosit : 10.000/ mm3 (R: 4.000-11.000/mm3)
Trombosit : 375.000/ mm3 (R: 200.000-400.000/mm3)
GDS : 120 mg/dL (R: <140 mg/dL)
Kolesterol total : 220 mg/dL (R: <200)
LDL : 144 mg/dL (R: <100) (dislipidemia)
HDL : 34 mg/dL (R: >60)
Trigliserida : 198 mg/dL (R: <150)

EKG

Interpretasi
HR : itung dewe cuk mripatku lara
Irama : irreguler
Gel P : diganti oleh gel. F
PR interval : absent (karena gel P tidak jelas)
Gel QRS : normal ( karena <3 kotak kecil)
ST segmen : depends
Gel T : gbs ditentukan (krn kecampur sm gel P)
Simpulan : Atrial Fibrilasi
DIAGNOSIS BANDING
• Aritmia cordis e.c Atrial Fibrilasi paroxysmal persistent
• Aritmia cordis e.c Atrial fibrilasi paroxysmal permanent

DIAGNOSIS
Diagnosis Fungsional : Palpitasi cordis
Diagnosis Anatomi : jantung normal
Diagnosis Etiologi : Atrial Fibrillation
Diagnosis EKG : Atrial Fibrillation Normoventricular response
Diagnosis Faktor Risiko : Hipertensi, dislipidemia, faktor genetik, jarang olahraga
Diagnosis Komplikasi :-
Diagnosis Tambahan : Hipertensi dan dislipidemia

PROGNOSIS KASUS
Qua ad Vitam : dubia ad bonam (Pada umumnya baik karena tidak berhubungan dengan kerusakan struktur jantung dan terapi
definitif yaitu ablasi memiliki angka kesembuhan >90%)
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam (Pada umumnya kurang baik karena akan rekuren bila putus obat, kecuali bila dilakukan terapi
intervensi)
Skenario SOCA 2020 Blok 11-12 Kardiovaskuler
GANGGUAN PEMBULUH DARAH VENA

SKENARIO
Anamnesis:
Seorang wanita (Ny. A), usia 60 tahun (FR thrombophlebitis) datang ke Poliklinik dengan keluhan utama nyeri (dolor) dan bengkak (oedem)
pada tungkai bawah kiri (dd: trauma, selulitis, SVT, DVT, CVI) sejak 3 hari yang lalu (akut). Keluhan diketahui mulai dirasakan setelah ia
melakukan perjalanan sekitar 8 jam dengan kereta api (duduk terlalu lama, FR thrombosis). Nyeri terutama di daerah betis kiri. Pasien
menyangkal terjatuh atau ada luka pada kaki. Pasien juga menyangkal adanya demam (febris) atau rasa gatal (pruritus) di kaki dan pasien
masih bisa berjalan tapa bantuan (VAS rendah).

Riwayat penyakit dahulu: 1 tahun sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama, tetapi sembuh sendiri setelah 4 minggu. Pasien
mempunyai varices di kedua tungkai sejak 2 tahun yang lalu. Sebelum menopause, la rutin menggunakan pil KB (FR thrombophlebitis). Pasien
juga mempunyai riwayat hipertensi (FR thrombosis) dan minum obat hipertensi secara teratur, DM disangkal. Belum ada usaha berobat
sebelumnya dan tidak ada riwayat alergi obat tau alergi lainnya.
Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada riwayat penyakit pembuluh darah perifer dalam keluarga (menyingkirkan etiologi genetik).
Riwayat kebiasaan: tidak merokok maupun minuman beralkohol.

Pemeriksaan Fisik:
• KU: sakit sedang, compos mentis
• TB/BB: 155 cm/68 Kg (BMI 28.3 = obese grade I; FR thrombosis)
• Tanda vital : TD :140/85 mmHg (hipertensi stage I) Nadi: 80x/menit reg, equal, isi cukup
Resp : 20x/menit Suhu: 37o C
• Kepala : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
• Thorax : bentuk dan pergerakan simetris
Cor dan pulmo dalam batas normal
• Abdomen : soepel, hepar/lien tidak membesar
• Ekstremitas superior : dalam batas normal
• Ekstremitas inferior dextra: : varises (+) (FR thrombophlebitis)
Ekstremitas inferior sinistra : tampak oedem yang sangat nyata di seluruh tungkai bawah, nyeri (dolor/tenderness) dan teraba
hangat (kalor), sedikit eritema (tanda kardinal inflamasi; GK Thrombophlebitis)

Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin:
• Hb : 13,5 g/dL (R:12-16 g/dL)
• Ht : 39 % (R: 37-43%)
• Lekosit : 8.600/mm3 (R: 5.000-10.000 sel/mm3)
• Trombosit : 278.000/mm3 (200.000-400.000 sel/mm3)
• Hitung jenis : 0/2/4/54/36/2 (R: 0-1/1-6/3-5/40-70/30-45/2-10)

USG Doppler:
Kesan: thrombophlebitis superficialis meliputi vena superficialis di betis dan vena saphena magna
bagian distal regio cruris dengan panjang thrombus 5 cm, tidak ditemukan thrombus pada vena
saphena magna bagian proksimal, vena poplitea, dan vena femoralis.

DIAGNOSIS BANDING
• Suspek Superficial Thrombophlebitis e/r ekstremitas inferior sinsitra
• Suspek Deep Vein Thrombosis e/r ekstrimitas inferior sinistra
• Suspek Celulitis e/r ekstremitas inferior sinistra
• Suspek Migratory Thrombophelbits e/r ekstrimitas inferio sinistra

DIAGNOSIS KERJA
Superficial venous thrombosis e/r ekstremitas inferior sinistra + Obesitas II + Hipertensi Stage I + Varises e/r ekstremitas inferior dextra

PROGNOSIS KASUS
Qua ad Vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam

SVT termasuk penyakit benign (bukan kelainan yang berat) dan self limited (akan sembuh dalam 2-6 minggu), namun sering rekuren dan
pada beberapa kasus bisa persisten dan mengganggu mobilitas.

Anda mungkin juga menyukai