Wb
IDENTITAS PASIEN
Nama Umur Jenis Kelamin Status Perkawinan Suku Bangsa Agama Pendidikan Alamat Tanggal masuk RS Tanggal keluar RS
: : : : : : : : : :
Tn. S 60 tahun Laki-laki Menikah Sunda Islam SMP Bungbulang 19 April 2012 25 Mei 2012
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Pasien merasa lebih nyaman apabila tidur dengan menggunakan 3 4 bantal dan sering terbangun karena sesak. Keluhan sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca sekitar, dan tidak disertai dengan bunyi mengi. Keluhan ini juga diikuti dengan pembengkakan pada kedua kaki.
Keluhan juga disertai dengan adanya mual tanpa disertai muntah dan juga BAB normal. Menurut keluarga pasien, nafsu makan pasien menurun dikarenakan rasa mual yang dirasakannya. Pasien juga mempunyai riwayat penyakit jantung sejak 2 tahun yang lalu dan selalu kontrol untuk pengobatannya.
Keluhan batuk dirasakan pasien sejak 2 bulan SMRS. Batuk berdahak dan tidak disertai dengan darah. Keluhan adanya keringat pada malam hari disangkal. Riwayat merokok diakui oleh pasien sejak SMA, pasien merokok sehari 2 bungkus.
Riwayat
Alergi
Anamnesa sistem
Kulit : t.a.k Kepala : t.a.k Mata : t.a.k Telinga : t.a.k Hidung : t.a.k Mulut : t.a.k Tenggorokan: t.a.k Leher : JVP meningkat
Dada ( jantung/paru-paru)
: Sesak nafas (+), Batuk (+) Abdomen (lambung/usus) : Mual (+) Saluran kemih/alat kelamin : t.a.k Saraf dan otot : t.a.k Ekstremitas : edema kedua tungkai bawah (+)
Riwayat hidup
Tempat lahir : Dirumah Ditolong : Paraji
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu BMI
: Tampak sakit sedang : Compos Mentis : 110/80 mmHg : 92 x/menit : 36 x/menit : 36,8o C : 55kg / (1,60m)2 21,48 (normoweight)
Kepala Mata
: CA -/-, SI -/-, pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+ Telinga : daun tel t.a.k, cairan -/-, sumbatan -/Hidung : PCH -/-, sekret -/-, Perdarahan -/Mulut : SPO (-), bibir lembab, deviasi lidah (-) :JVP 5+2 cmH2O, tidak teraba pembesaran KGB
Leher
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis tidak teraba Perkusi : - Batas jantung kanan linea parasternal dextra di ICS IV - Batas jantung kiri linea axilla anterior sinistra di ICS V - Batas jantung atas linea parasternal sinistra di ICS II Auskultasi : BJ I-II reguler, Gallop (+) s3, Murmur (-).
Toraks Paru-paru
Inspeksi : Hemithorak kanan-kiri simetris saat statis dan dinamis Palpasi : Hemithorak kanan-kiri simetris saat fremitus fokal dan taktil Perkusi : hipersonor pada seluruh lapang paru Auskultasi : VBS kanan=kiri, Ronkhi bsh halus dikedua basal paru +/+, Wheezing -/
: Datar lembut : Bising usus (+) normal : tidak teraba pembesaran organ : Timpani 4 kuadran abdomen
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin Haemoglobin : 12,7 gr/dl (13,0 18,0 ) Hematokrit : 42% (40 - 52) Leukosit : 7.800/mm3 (3.800 10.600) Trombosit : 252.000/mm3 (150.000 440.000) Eritrosit : 4.52 juta/jam (3.6 - 6.5) LED : Bahan tidak cukup(0 - 10)
AST ( SGOT) : 42 U/L ALT (SGPT) : 20 U/L Ureum : 53 mg/dl Kreatinin : 1,06 mg/dl Glukosa darah puasa : 95 mg/dl Asam urat : 2,05 mg/dl
EKG
Irama : Sinus HR : 300/3 : 100x/menit atau 1500/16 : 94x/menit Aksis : I positif, III positif, AVF positif normal < 35 Gelombang P : Normal PR interval : 4 kotak kecil (0,04 x 4 = 0,16 s) normal (0,12 0,20 s) QRS komplek : V1-V6, 2-3 kotak kecil (0,04 x 2 = 0,08) J point di sejajar, transisional pd V3 normal ST segment : sedikit terlihat ST depresi pada lead II T inverted : Pada V1 Kesimpulan : irama sinus dengan ST depresi dan T inverted
FOTO THORAK
Pembesaran jantung CTR > 50 % (70%) dengan bendungan paru
RINGKASAN
Pasien laki-laki berusia 60 tahun, datang dengan keluhan dispneu sejak 1 minggu smrs, serta adanya orthopneu, dispneu deffort dan paroksismaal nokturnal dispneu. Sesak nafas timbul setelah melakukan aktifitas ringan dan hilang dengan istirahat. Riwayat penyakit jantung diakui sejak 2 tahun SMRS. Adanya nyeri dada yang dirasakan menjalar ke daerah punggung. Adanya edema pada kedua tungkai. Badan terasa lemas dan tidak nafsu makan.
Keluhan batuk dirasakan pasien sejak 2 bulan SMRS. Batuk disertai dengan dahak. Riwayat merokok di akui sejak SMA, merokok sehari 2 bungkus. Pada pemeriksaan fisik diapatkan adanya gallop s3, ronkhi basah pada basal paru dan disertai hipersonor pada hemitorak kanan-kiri depan-belakang .
Pada laboratorium di temukan SGOT dan Ureum meningkat. Pada rontgen thorak didapatkan jantung yang membesar dan bendungan paru. Pada EKG didapatkan adanya T inverted pada lead I, dan ST depresi pada lead II.
DIAGNOSIS KERJA
CHF
CHF berdasarkan
Kriteria Mayor
PND Distensi vena2 leher Peningkatan vena jugularis Ronkhi Basah Halus Kardiomegali Edema paru akut Gallop S3 Refluks hepatojugular
Kriteria Minor
Edema ekstremitas Batuk malam Sesak pada aktivitas Hepatomegali Efusi pleura Kapasitas vital berkurang 1/3 dr normal Takikardia >120
Nyeri dada yang menjalar ke punggung PJK berdasarkan Berdasarkan EKG terdapat iskemi pada V1
Pasien
mengeluh sesak napas Batuk yang berdahak sejak 2 bulan yang lalu Pada pemeriksaan fisik didapatkan perkusi : hipersonor pada hemitorak kanan- kiri depan-belakang, Terlihat ekspirasi memanjang. Pada auskultasi : VBS Kanan = kiri Ronkhi +/+, Wheezing -/ Riwayat merokok saat muda dan mengkonsumsi rokok kretek sebanyak 2 bngkus rokok per hari (+).
PPOK berdasarkan
Terapi
Oksigen
2 - 3 L/mnt Ceudocard 5 mg dalam 450 cc RL dengan microdrip 20 gtt/menit Levofloxacin 1 x 1 inf Farsix Inj. 1 x 2 ampl I.V Ranitidin Inj. 2 x I I.V KSR 2 x 1 P.O Tyarit 1 x 1 mg Alganax 0,5 mg 2 x 1 tab Lactulat 3 x C 1 Codein 3 x 10 mg PO Pasang Folley Cateter
Prognosis
Quo ad vitam Quo ad fungsionam Quo ad sanationam : dubia ad bonam : dubia ad malam : dubia ad bonam
Edukasi
Bed rest total Diet rendah garam Diet lunak Diet rendah lemak
Follow Up
Terlampir
PEMBAHASAN
Gagal Jantung
Definisi
klinis (sekumpulan tanda dan gejala) yang ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.
Klasifikasi
Patogenesis
Gangguan katup jantung > aliran darah jantung terganggu > gangguan pengisisan darah ventrikel > gangguan kontraksi ventrikel > Gagal jantung Arterosklesrosis arteri koronaria > hipoksia miokard > iskemik miokard > ggn kontraksi ventrikel > gagal jantung
Hipertensi > penyempitan pembuluh darah jantung > aliran darah berkurang > hipoksia miokard > iskemik > gangguan kontraksi ventrikel > gagal jantung
Hipertensi pulmonal > aliran darah bbalik ke ventrikel akanan > ventrikel kanan bekerja lebih keras > hipertrofi
Klasifikasi Fungsional
New York Heart Association Functional Classification Kelas 1 : Aktivitas fisik tidak terbatas dan tidak ada keluhan saat melakukannya Kelas 2 : Aktivitas sedikit terbatas dan ada keluhan saat melakukan aktivitas fisik sehari-hari Kelas 3 : Aktivitas sangat terbatas dan ada keluhan saat melakukan aktivitas fisik sehari-hari yang ringan Kelas 4 : Timbul keluhan bahkan pada saat istirahat
Kriteria Framingham
Kriteria Mayor PND Distensi vena2 leher Peningkatan vena jugularis Ronkhi Kardiomegali Edema paru akut Gallop S3 Refluks hepatojugular Kriteria Minor Edema ekstremitas Batuk malam Sesak pada aktuvitas Hepatomegali Efusi pleura Kapasitas vital berkurang 1/3 dr normal Takikardia >120
Penurunan berat badan > 4,5 Kg dalam 5 hari pengobatan Diagnosa ditegakkan dari 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor harus ada pada saat yang bersamaan.
Penatalaksanaan
Terapi
Non Farmakologis
Farmakologis
Farmakologis
Diuretik Menurunkan preload Nitrat Farmakologis ACE inhibitor ARB Menurunkan afterload CCB Antikoagulan
Definisi
penyakit Jantung Koroner adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah nadi) yang dikenal sebagai atherosklerosis. Pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit karena terjadi endapanendapan lemak (atheroma dan plaques) pada didindingnya.
Faktor Resiko
1. Hipertensi 2. Kolesterol darah 3. Merokok 4. Diet 5. Usia 6. Sex 7. Kurang latihan 8. Turunan
Etiologi
Adanya aterosklerosis koroner dimana terjadi kelainan pada intima bermula berupa bercak fibrosa (fibrous plaque) dan selanjutnya terjadi ulserasi, pendarahan, kalsifikasi dan trombosis. Perjalanan dalam kejadian aterosklerosis tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal, akan tetapi diberati juga banyak faktor lain seperti : hipertensi, kadar lipid, rokok, kadar gula darah yang abnormal.
Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tidak dapat dipenuhi karena terdapat stenosis menetap arteri koroner yang disebabkan oleh proses aterosklerosis
Disebabakan oleh kontraksi otot polos Unstable pembuluh darah angina koroner sehingga pectoris mengakibatkan iskemia miokard.
Merupakan nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. Hal ini terjadi akibat penyumbtan arteri koronaria oleh trombus.
Definisi
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversible. Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun/ berbahaya.
Faktor resiko
1. Asap rokok
Perokok aktif Perokok pasif 2. Polusi udara Polusi di dalam ruangan Gas buang kendaraan bermotor Debu jalanan Polusi di tempat kerja ( bahan kimia, zat iritasi, gas beracun) 3. Infeksi saluran nafas bagian bawah
Klasifikasi ppok
Derajat Derajat 0 Beresiko Derajat I Gejala klini (batuk, produksi sputum) Dengan atau tanpa gejala klinis VEP 1 / KVP <70% Klinis Normal Faal Paru
Derajat III
PPOK Berat
Derajat IV
PPOK Sangat Berat
Gejala diatas ditambah tandatanda gagal nafas atau gagal jantung kanan
Normal Spirogram and Spirogram Typical of Patients with Mild to Moderate COPD
Gejala eksaserbasi : Batuk makin sering / hebat Produksi sputum bertambah banyak Sputum berubah warna Sesak napas bertambah Keterbatasan aktivitas bertambah Terdapat gagal napas akut pada gagal napas kronik Kesadaran menurun
TERIMA KASIH