Anda di halaman 1dari 34

Case Report session (CRS)

ADHF on CHF fs NYHA II-IV

Robiatul Adawiyah
G1A218032
Pembimbing :
dr. Muhammad Fuad Arbi, Sp.JP

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
2019
Pendahuluan
Gagal jantung adalah
suatu kondisi Prevalensi penyakit gagal
patofisiologi, dimana jantung meningkat seiring
terdapat kegagalan dengan bertambahnya umur,
jantung memompa tertinggi pada umur 65-74
darah yang sesuai tahun.
dengan kebutuhan
jaringan.

Gagal jantung suatu sindrom


klinis terdapat tanda & gejala Prevalensi lebih tinggi pada
khas, seperti edema, sesak perempuan dibanding laki-
napas, dan kelelahan, akibat laki.
kelainan fungsi jantung yang
mendasarinya.
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Ny. S
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Aur duri Blok C rt 16
MRS : 2 september 2019

Anamnesa : Autoanamnesa
Keluhan Utama: Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak ± 1 hari
SMRS
Riwayat penyakit sekarang
 Pasien rujukan dari RS Theresia dengan diagnosis NSTEMI+CHF.Pasien datang dengan keluhan
nyeri dada sebelah kiri sejak ± 1 hari SMRS.Nyeri muncul mendadak dan hilang timbul.Rasa nyeri
seperti sensasi ditusuk-tusuk dan menjalar ke lengan kiri serta tembus ke bagian punggung
belakang. Nyeri timbul saat pasien sedang beraktifitas fisik dan nyeri berkurang saat beristirahat.
Pasien mengeluhkan merasa cepat lelah, mual (-), muntah (-). Batuk (-), sasak (-). Pasien juga
mengatakan dadanya terasa panas.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu Riwayat Penyakit keluarga Riwayat Kebiasaan
 Riwayat sakit jantung (+) • Riwayat sakit jantung (-)  Pasien memiliki riwayat
merokok (-)
 Riwayat hipertensi (-) • Riwayat hipertensi (-)
 Riwayat diabetes (-) • Riwayat diabetes (-)
6
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
GCS : 15 (E4V5M6)

 Sp02
Nadi TD RR
Suhu

36.5 °C 85 x/menit 130/90 mmHg 23x/menit 96 %


PEMERIKSAAN FISIK
Leher Kepala
Normocephal
Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-),
JVP 5+3 cmH2O
Mata
Paru Conjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), Refleks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris cahaya (+), Pupil Isokor
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : Bronkial (+/+) Rhonki (-/-) ,Wh (-/-) Telinga
Serumen minimal

Jantung Hidung
Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-)
Inspeksi : Iktus kordis tidak ter;ihat
Palpasi :Iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi :
• Atas : ICS II linea parasternalis sinistra Mulut
• Kanan : ICS IV linea parasternalis destra Sianosis (-)
• Kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
A uskultasi : BJ I/II reguler, gallop (+), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal Ekstremitas sup
Palpasi : Soepel,Nyeri tekan (+) epigastrium Akral hangat, edema (-), CRT <2 detik
Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-)

Ekstremitas inf
Akral hangat, edema (-), CRT<2 detik

PEMERIKSAAN FISIK
n
a
t
o
m
i
F
I
s
I
o
l
o
g
i
Definisi
Epidemiologi
RS Jantung Harapan
Eropa gagal jantung 0,4-2%, Kita, 400-500 pasien/hari
↑ pada usia lanjut rata-rata berobat jalan dan 65% 03
01 pasien gagal jantung
umur 74 tahun.

Negara berkembang
AS Prevalensi gagal jantung prevalensi gagal jantung
mencapai 4,8 juta orang dengan cukup tinggi dan makin
02 meningkat. Gagal jantung 04
500 ribu kasus baru per masih masalah kesehatan
tahunnya. utama.
ETIOLOGI

Keadaan-keadaan yang meningkatkan :

 Beban awal (preload) meliputi regurgitasi aorta, dan cacat septum ventrikel

 Beban akhir (afterload) meningkat pada keadaan-keadaan seperti stenosis aorta


dan hipertensi sistemik.

 Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardium dan


kardiomiopati.
Lain:
• Faktor mengganggu pengisian ventrikel (stenosis katup atrioventrikularis)
• Keadaan seperti perikarditis konstriktif dan tamponade jantung mengakibatkan
gagal jantung melalui kombinasi beberapa efek seperti gangguan pada pengisian
ventrikel dan ejeksi ventrikel.
• Faktor yang memicu terjadinya gagal jantung melalui penekanan sirkulasi yang
mendadak (disritmia, infeksi sistemik dan infeksi paru-paru, serta emboli paru)
Klasifikasi

NYHA:
1. Kelas I : Penderita dengan gagal jantung tanpa adanya pembatasan aktivitas fisik, dimana
aktivitas biasa tidak menimbulkan rasa lelah dan sesak napas.
2. Kelas II : Penderita dengan gagal jantung yang memperlihatkan adanya pembatasan aktivitas fisik
yang ringan, merasa lega jika beristirahat.
3. Kelas III : Penderita dengan gagal jantung yang memperlihatkan adanya pembatasan aktivitas fisik
yang ringan, kegiatan fisik yang lebih ringan dari kegiatan biasa sudah memberi gejala lelah, sesak
napas.
4. Kelas IV : Penderita dengan gagal jantung yang tidak sanggup melakukan kegiatan apapun tanpa
keluhan, gejala sesak napas tetap ada walaupun saat beristirahat.
AHA:
1. Stage A pasien beresiko tinggi untuk gagal jantung tetapi tidak memiliki penyakit
jantung struktural atau gejala-gejala dari gagal jantung
2. Stage B pasien memiliki penyakit jantung struktural tetapi tidak memiliki gejala-gejala
dari gagal jantung
3. Stage C pasien memiliki penyakit jantung structural dan memiliki gejala-gejala dari
gagal jantung
4. Stage D pasien memiliki gagal jantung berat yang menuntut intervensi khusus.
Diagnosis
Kriteria Mayor Kriteria Minor
 Paroxysmal Nocturnal  Edema ekstremitas Kriteria
Dyspnea (DNP)  Batuk malam hari Framingham
 Distensi vena leher  Dyspnea on Effort
 Ronki paru  Hepatomegali •2 mayor
 Kardiomegali  Efusi pleura • 1 mayor + 2
 Edema paru akut  Penurunan kapasitas vital 1/3 minor
 Gallop S3 dari normal
 Peninggian tekanan vena  Takikardi
jugularis
 Refluks hepatojugular
Tatalaksana

Non farmakologi:
Farmakologi:
1. Menjaga stabilitas fisik
2. Ketaatan berobat 1.ANGIOTENSIN-CONVERTING
ENZYME INHIBITORS (ACEI)
3. Pemantauan berat badan
2. PENYEKAT β
mandiri
3. ANTAGONIS ALDOSTERON
4. Asupan cairan
4.ANGIOTENSIN RECEPTOR
5. Pengurangan berat badan BLOCKERS (ARB)
6. Latihan fisik 5.DIURETIK
Farmakologi

ACE Inhibitor
Untuk pasien disfungsi sistolik LV dan fraksi ejeksi LV < 40%
Efek :
 menurunkan preload dan afterload,
 kardiak indeks dan fraksi ijeksi 
 Contoh : kaptopril, enalapril, lisinopril, fosinopril, dan
kuinapril
ACE Inhibitor (mekanisme aksi)

Aktivasi sindrom RAA  peran ACE  mekanisme kompensasi utama


HF
ACEI  menghambat ACE  Angiotensin II  :
• vasodilatasi dan menurunkan resistensi vaskular sistemik (afterload ) secara
tidak langsung
• Aldosteron   retensi air dan Na   K serum   preload 
• Bradikinin   vasodilatasi

Manfaat ACEI :
• vasodilatasi, menghambat akumulasi cairan dan meningkatkan aliran
darah ke organ vital (otak, ginjal dan jantung) tanpa ada refleks takikardi
Beta Bloker
Indikasi pemberian penyekat β:
1. Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %
2. Gejala ringan sampai berat (kelas fungsional II - IV NYHA)
3. ACEI / ARB (dan antagonis aldosteron jika indikasi) sudah
diberikan
4. Pasien stabil secara klinis (tidak ada perubahan dosis diuretik,
tidak ada kebutuhan inotropik i.v. dan tidak ada tanda retensi
cairan berat)

Kontraindikasi
1. Asma
2. Blok AV (atrioventrikular) derajat 2 dan 3, sindroma sinus sakit
(tanpa pacu jantung permanen), sinus bradikardia (nadi < 50
x/menit)
Antagonis Aldosteron (ARA)

Indikasi Kontraindikasi

- Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40% - Konsentrasi serum kalium >5,0

- Gejala sedang sampai berat mmol/L

(kelas fungsional III- IV NYHA) - Serum kreatinin >2,5 mg/dL

- Dosis optimal penyekat β dan - Bersamaan dengan diuretik

ACEI atau ARB (tetapi tidak hemat kalium atau suplemen

ACEI dan ARB) kalium


- Kombinasi ACEI dan ARB
Antagonis Aldosteron (ARA)

• Spironolakton dan eplerenon mengeblok reseptor


mineralocortikoid (target aldosteron)  menghambat
reabsorpsi Na dan ekskresi K
• Efek pada jantung  mengurangi fibrosis kardiak dan
remodelling ventrikel
• ESO : resiko hiperkalemia dan disfungsi renal

30
Diuretik
• Pasien HF dg overload volume
kombinasi + ACEI dan/ BB

• Mekanisme aksi :
ekskresi air dan Na   preaload 

• Diuretik loop  lebih poten


• Diuretik tiazid (HCT)  diuretik lemah jarang digunakan
pada HF sbg terapi tunggal
Digunakan sebagai kombinasi dengan diuretik loop untuk meningkatkan efektifitas diuresis
Lebih disukai jika untuk pasien retensi cairan ringan dan TD tinggi
Profil obat-obat diuretik loop

32
PROGNOSIS
Prognosis gagal jantung yang tidak mendapat terapi tidak diketahui.
Sedangkan prognosis pada penderita gagal jantung yang mendapat
terapi yaitu:
1. Kelas NYHA I : mortalitas 5 tahun 10-20%
2. Kelas NYHA II : mortalitas 5 tahun 10-20%
3. Kelas NYHA III : mortalitas 5 tahun 50-70%
4. Kelas NYHA IV : mortalitas 5 tahun 70-90%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai