Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus

EKLAMPSIA

Abdul Rachmad Masumi, S.Ked

PEMBIMBING
dr. H. Ld. Tamsila, M.Kes., Sp.OG
Identitas pasien

◍Nama : Ny. L
◍Umur : 22 tahun
◍Pendidikan Terakhir : SMA
◍Pekerjaan : Swasta
◍Agama : Islam
◍Suku : Muna
◍Alamat : Desa Lupia
ANAMNESIS

Keluhan utama : Kejang-kejang


Anamnesis terpimpin :
Pasien datang dengan keluhan kejang sejak pukul 10.20 WITA. Kejang
terjadi sebanyak 6 kali di rumah, kejang bersifat seluruh badan dengan durasi 20
menit, setelah kejang pasien sadar. Setelah di RS pasien kembali kejang >4x, kejang
bersifat seluruh badan dengan durasi 30 menit, setelah kejang pasien tidak sadar.
Keluhan lain: nyeri perut tembus belakang (-), pelepasan air-air (-), lendir (-), darah (-),
mual mntah (-), NUH (-), penglihatan kabur (-), sakit kepala (+).
Riwayat penyakit dahulu: Riwayat kejang (-), Hipertensi (-), DM(-), Asma (-). Riwayat
alergi makanan dan obat-obatan(-).

HPHT: 15/3/2019
Taksiran Persalinan: 22/12/2019
ANC: 1x/bulan diposyandu
USG:-
KB:-
Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum Tanda Vital


KU : Sakit Berat TD : 160/90 mmHg

Nadi : 126x/menit
Kesadaran : Somnolen
Pernapasan : 33x/menit
GCS: E3V4M5 Suhu : 37,50C/axillar
Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam Vagina
 DJJ: 154x/menit  Tidak dilakukan
 His: - pemeriksaan
 TBJ: -
 L1: antara umbilikus dan px Riwayat Obstetrik
 L2: PUKI  G1P0A0
 L3: Kepala  I: 2019/Kehamilan
 L4: Belum masuk PAP Sekarang
STATUS GENERALISATA

Kepala Normocephal

konjungtiva anemis (-/-), sklera


Mata ikterik (-/-)
Hidung : deviasi septum (-),
Hidung sekret (-)

Telinga Telinga : normotia, sekret (-)


STATUS GENERALISATA

LEHER
Pemb. kelenjar getah bening (-)
kaku kuduk (-)

TORAKS
Inspeksi : Pergerakan simetris kanan dan kiri, retraksi interkostal (-),
Palpasi : Nyeri tekan (-),massa tumor (-)
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler(+/+), ronkhi -/-, wheezing -/-
STATUS GENERALISATA

JANTUNG
Inspeksi : Iktus cordis tidak nampak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : batas jantung kanan pada ICS V linea parasternal dextra,
batas jantung kiri ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi: BJ I/II reguler, S3 gallop (-), murmur (-)

ABDOMEN
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Pemeriksaan Laboratorium

Nama Pemeriksaan Hasil

HbsAg Non reaktif

VDRL Negatif

Anti HIV/B20 Non reaktif

Hb 10,4 g/dl

Lekosit 16.900 uL
RESUME

Pasien datang dengan keluhan kejang sejak pukul 10.20 WITA.


Kejang terjadi sebanyak 6 kali di rumah, kejang bersifat seluruh badan
dengan durasi 20 menit, setelah kejang pasien sadar. Setelah di RS pasien
kembali kejang >4x, kejang bersifat seluruh badan dengan durasi 30 menit,
setelah kejang pasien tidak sadar. Keluhan lain: nyeri perut tembus
belakang (-), pelepasan air-air (-), lendir (-), darah (-), mual mntah (-), NUH (-
), penglihatan kabur (-), sakit kepala (+). Riwayat penyakit dahulu: Riwayat
kejang (-), Hipertensi (-), DM(-), Asma (-). Riwayat alergi makanan dan obat-
obatan(-). HPHT: 15/3/2019,Taksiran Persalinan: 22/12/2019, ANC:
1x/bulan diposyandu, USG:-, KB:-
Keadaan umum pasien sakit berat, kesadaran delirium, TTV: TD:
160/90 mmHg, Nadi: 126x/menit, RR: 33x/menit, Suhu: 37,5 c. DJJ:
154x/menit, His: -, TBJ: , L1: antara umbilikus dan px, L2: PUKI, L3: Kepala ,
L4: Belum masuk PAP. PDV: Tidak dilakukan. Riwayat obstetri: G1P0A0, I:
2019/Kehamilan Sekarang.
FOLLOW UP
Tanggal Keluhan Instruksi Dokter
Minggu S : Pasien datang dengan keluhan kejang sejak pukul 10.20 WITA. P:
27/03/19 Kejang terjadi sebanyak 6 kali di rumah, kejang bersifat seluruh badan - IVFD RL 28 tpm
13.25 dengan durasi 20 menit, setelah kejang pasien sadar. Setelah di RS - Bolus MgSO4 40%
pasien kembali kejang >4x, kejang bersifat seluruh badan dengan 4gr (10cc) + 10 cc
durasi 30 menit, setelah kejang pasien tidak sadar, sakit kepala (+). aquades bolus dalam
O : KU: pasien sakit berat, kesadaran somnolen 5 menit
TTV: TD: 160/90 mmHg, - IVFD RL 28 tpm +
Nadi: 126x/menit, MgSO4 40% 6
RR: 33x/menit, gr(15cc) 28 tpm
Suhu: 37,5 c. - Pasang kateter
GCS: E3V4M5 - Pasang monitor
DJJ: 154x/menit, - O2 5 lpm
His: -, TBJ:-,
L1: antara umbilikus dan px,
L2: PUKI,
L3: Kepala ,
L4: Belum masuk PAP.
PDV: Tidak dilakukan.
A : G1P0A0 + Gravid Preterm + Eklampsia
Tanggal Keluhan Instruksi Dokter
Minggu S : Kejang seluruh badan dengan durasi 30 menit setelah kejang P:
27/03/19 pasien tidak sadar - IVFD RL 28 tpm +
14.05 O : TTV MgSO4 40% 6
TD: 180/90 mmHg, gr(15cc) 28 tpm
Nadi: 125x/menit, - MgSO4 40% 2 gr (5
RR: 33x/menit, cc) bolus
Suhu: 37,5 c. - Observasi TTV dan
SpO2: 87% DJJ
Pupil: Isokor - Pembebasan jalan
DJJ: 155x/menit, nafas dengan metode
His: -, TBJ:-, Chin Lift
A : G1P0A0 + Gravid Preterm + Eklampsia - O2 5 lpm
- Pasien didorong ke
ruang OK
Tanggal Keluhan Instruksi Dokter
Minggu S : Penurunan Kesadaran P:
27/03/19 O : TTV - IVFD RL 28 tpm +
17.30 TD: 175/80 mmHg, MgSO4 40% 6
Nadi: 120x/menit, gr(15cc) 28 tpm
RR: 30x/menit, - Observasi TTV dan
Suhu: 37,2 c. DJJ
SpO2: 78% - Pembebasan jalan
GCS: E2V2M3 nafas dengan metode
Pupil: Isokor Chin Lift
A : G1P0A0 + Gravid Preterm + Eklampsia - O2 5 lpm
Minggu S : Penurunan Kesadaran P:
27/03/19 O : TTV - Pasien pindah ke
18.30 TD: 172/82 mmHg, ruang ICU
Nadi: 120x/menit, - Pasien batal operasi
RR: 31x/menit, - Awasi tanda-tanda
Suhu: 37,2 c. syok dan TTV
SpO2: 76% - Suction jika berlendir
GCS: E2V2M3 - O2 5 lpm
Pupil: Isokor
A : G1P0A0 + Gravid Preterm + Eklampsia
Tanggal Keluhan Instruksi Dokter
Minggu S : Penurunan Kesadaran P:
27/03/19 O : TTV - IVFD RL 28 tpm +
20.45 TD: 172/84 mmHg, MgSO4 40% 6
Nadi: 120x/menit, gr(15cc) 28 tpm
RR: 34x/menit, - Observasi TTV dan
Suhu: 37,2 c. DJJ
SpO2: 54% - Awasi tanda-tanda
GCS: E1V1M1 syok
Pupil: Isokor - O2 5 lpm
A : G1P0A0 + Gravid Preterm + Eklampsia - Suction jika berlendir
Senin S : Pasien Meninggal Dunia
28/03/19
03.00
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi eklampsia
Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan
serangan kejang tiba-tiba yang dapat disusul
dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau
masa nifas yang menunjukan gejala preeklampsia
sebelumnya.

Prawirohardjo. 2016
EPIDEMIOLOGI

Pada Negara sedang


berkembang frekuensi
dilaporkan berkisar antara
0,3% sampai 0,7%, sedang
di Negara-negara maju Di Indonesia Preeklamsia
angka eklamsia lebih kecil, berat dan eklamsia
yaitu 0,05% sampai 0,1%. merupakan penyebab
kematian ibu berkisar 1,5%
sampai 25%, sedangkan
kematian bayi antara 45%
sampai 50%

Djannah. 2009
FAKTOR RESIKO

PNPK, 2016
PATOFISIOLOGI Aliran darah
Invasi trofoblas Lumen arteri A. Spiralis relatif Kegagalan uteroplacenta
pada a. spiralis distensi dan kaku vasokontriksi remodelling a. spiralis

Disfungsi Endotel Merusak membran Menghasilkan Hipoksia dan


Pembuluh darah sel, nukleus, dan oksidan iskemik placenta
protein sel endotel

Agregasi trombosit
Gangguan pada sel endotel yg Permeabilitas Perubahan Proteinuria
metabolisme rusak kapiler endotel kapiler
prostaglandin glomerulus
Hipoalbuminemia
Tromboksan
Prostasiklin
Tek. onkotik
Vasokontriksi
sistemik
Hipertensi Kegagalan Edema
autoregulasi otak
Spasme
Peregangan selaput a.retina dan
meningen edema retina Vasospasme,
iskemik, dan Kejang
edema otak
Prawirohardjo. 2016
Sakit kepala Gang. Visus
Gejala Klinik

Prawirohardjo. 2016
Waspodo. 2005
Waspodo. 2005
Terapi

Waspodo. 2005
Komplikasi pada Eklampsia

• Edema paru
• Ablasio retina
• Sindroma HELLP
Maternal • Gagal ginjal akut
• Cardiac arrest
• Kematian Maternal

• Dismaturitas
• Prematuritas
Janin • Sindroma Distress Respirasi
• Kematian perinatal
KEMATIAN MATERNAL
Kematian maternal pada eklampsia disebabkan karena
beberapa hal antara lain karena perdarahan otak, kelainan
perfusi otak, infeksi, perdarahan dan sindroma HELLP.

Vasospasme a. cerebri Hipertensi yg ekstrem

Kegagalan autoregulasi
Iskemik lokal dan peningkatan perfusi
darah serebral
Gangguan metabolisme
Rusaknya barier otak dgn
pd membrane sel
terbukanya tight junction
sel-sel endotel pembuluh
Kegagalan ATP- darah
dependent Na/K pump
Udem Vasogenik
Lesi infark yang bersifat
irreversible
Infark dan perdarahan perikapiler
Prognosis

◍Bila penderita tidak terlambat dalam ◍Prognosis janin pada penderita


pemberian pengobatan, maka geiala eklampsia juga tergolong buruk.
perbaikan akan tampak jelas setelah Seringkali janin mati intrauterin atau
kehamilannya diakhiri mari pada fase neonatal

Andalas . 2012
THANK YOU
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai