TINJAUAN PUSTAKA
1.1.2 Etiologi
Apa yang menyebabkan pre-ekslampsia dan eklampsia samapi sekarang belum
diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab yang
member jawaban yang memuaskan. Teori yang harus dapat menerangkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, keha primigravida, hamil ganda
dan molahidasidosa.
2. Kejadiannya makin meningkat dengan makin tuanya usia kehamilan.
3. Gejala penyakit berkurang bila terjadi kematian janin.
1.1.3 Patofisiologi
Pada pre-eklampsia terjadi spasme pembuluh darah di sertai dengan retensi garam dan
air. Pada biopsy ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus, pada beberapa kasus,
lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat di lalui oleh satu sel darah
merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah kan
naik. Sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat
dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan intertisia belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi
air dan garam.
1. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus.Pada organ-organ :
a. Otak
Pada pre-eklampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas-batas normal.
b. Placenta dan rahim
Aliran darah menurun ke placenta dan menyebabakan gangguan janin dank arena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-eklampsia sering terjadi peningkatan
tonus rahim dan kepekaannya terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus premature.
c. Ginjal
Filtrasi glomelurus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun, hal ini menyebabkan
filtrasi natrium melalui glomelurus menurun. Sebagai akibatnya terjadi retensi garam dan
air. Filtrasi glomelurus dapat turun sampai 50 % dari normal sehingga pada keadaan
lanjut dapat terjadi oligouria dan anuria.
d. Paru-paru
Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena
bronkopneumonia sebagai akibat hidraminion, dan molahidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus,
4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan –kehamilan berikutnya.
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, kejang dan koma
Teori yang saat ini banyak dikemukakan sebagai penyebab pre-eklampsia ialah
iskema placenta, akan tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang
berkaitan dengan penyakit itu. Teori iskemia placenta dianggap dapat menerangkan berbagai
gejala pre-ekslampsia dan ekslampsia yaitu :
- Kenaikan tekanan darah
- Pengeluaran protein pada urine
- Edema kaki, tangan sampai muka
- Terjadinya gejala subjektif
Sakit kepala
Mata kabur
Nyeri pada epigastrium
Sesak nafas
Berkurangnya urine
- Menurunkan kesadaran wanita hamil samapai koma
- Terjadi kejang
Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan angiotensin, rennin,
dan aldosteran sebagai kompensasi sehingga peredaran darah dan metabolism dapat
berlangsung. Pada pre-eklampsia dan eklampsia terjadi penurunan angiotensin, rennin, dan
aldosteran tetapi di jumpai edema, hipertensi, dan ptotein uria.
Bagaimana teori iskema implantasi dapat menerangkan gejala klinik tersebut.
Berdasarkan teori iskemia placenta bahan troflobos akan diserap ke dalam sirkulasi yang
dapat meningkatkan sensifitas terhadap angiotensin, rennin dan aldosteran, spasme pembuluh
darah arterio dan tertahannya garam air.
Teori iskemia daerah implantasi placenta di dukung pernyataan sebagai berikut :
1. Pre-eklampsia dan eklampsia lebih banyak terjadi pada aspirasi. Kadang-kadang
ditemukan asbes paru-paru
e. Mata
Adanya edema retina spasme pembuluh darah. Bila terdapat hal-hal tersebut maka harus
dicurigai pre-ekslampsia berat pada ekslampsia dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan
edema intra okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan.
f. Keseimbangan air dan elektrolit
Pada pre-ekslampsia ringan tidak dijumpai adanya perubahan tapi pada pre-eklampsia berat
dan ekslampsia kadar gula darah naik sementara, asam laktat dan asam organic lainnya,
sehingga cadangan alkali akan turun (Prof. Dr Rustam Mochtar, synopsis obstetric jilid I)
1.1.7 Diagnosis
Pada umumnya diagnosis didasarkan atas adanya 2 dari tanda utama yaitu : hipertensi,
edema, dan proteinuria. Hal ini memang berguna untuk kepentingan statistik, tapi dapat
merugikan penderita karena tiap tanda dapat merupakan bahaya kendatipun ditemukan
sendiri. Adanya satu tanda harus menimbulkan kewaspadaan, apalgi karena cepat tidaknya
penyakit tidak dapat diramalkan dan bila ekslampsia terjadi, maka prognosis bagi ibu maupun
bayi menjadi jauh lebih buruk.
1.1.8 Pencegahan
Pengobatan hanya dapat dilakukan simtomatis karena etiologi preeclampsia, dan faktor-
faktor apa saja dalam kehamilan yang menyebabkannya. Tujuan utama penanganan
mencegah terjadinya pre eklampsia berat dan eklampsia, melainkan janin hidup dan
melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.
Pada dasarnya pengobatan atau penanganan preeclampsia terdiri atas pengobatan medic
dan penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat
optimal, yaitu sebelum janin dalam kandungan , akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup
di luar kandungan dari pada di dalam uterus.
Pengobatan preeklampsia yang tepat ialah pengakhiran kehamilan karena tindakan
tersebut mengingat sebabnya dan mencegah terjadinya eklampsia dengan bayi yang masih
prematur penundaan pengakhiran kehamilan mungkin dapat menyebabkan eklampsia dan
kematian janin. Pada janin dengan berat badan rendah kemungkinan hidup pada preeclampsia
berat lebih baik di luar dari pada di dalam uterus. Cara pengobatan dapat dilakukan dengan
induksi persalinan atau persalinan atau section cesarean menurut keadaan pada umumnya.
a. Penanganan pre eklampsia ringan
Instirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan. Istirahat
dengan berbaring pada posisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke placenta meningkat,
aliran darah ke ginjal juga banyak, tekanan vena pada ekstremitas bawah turun dan resorbsi
cairan dari daerah tersebut bertambah. Selian itu juga mengurangi kebutuhan volume darah
yang beredar. Oleh sebab itu dengan istirahat biasanya tekanan darah turun dan edema
berkurang. Pemberian fenobarbital 3 x 3 mg sehari akan menenangkan penderita dan dapat
juga menurunkan tekanan darah.
b. Penanganan pre eklampsia berat
Para penderita yang masuk sudah ada tanda-tanda dan gejala PEB segera harus diberi
sedative yang kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang. Apabila sudah 12 – 24 jam
bahaya akut dapat diatasi dapat dilakukan cara terbaik untuk menghentikan kehamilan,
tindakan ini perlu untuk mencegah eklampsia.
Sebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang dapat diberikan:
Larutan sulfas magnesium 40% sebanyak 10 ml (4 gr) disuntikkan IM bokong kiri dan
kanan sebanyak dosis permulaan dapat diulang 4 gram tiap 6 jam menurut keadaan.
Tambahan sulfus magnesium hanya diberikan jika dieresis baik, reflek patela + dan
kecepatan pernafasan lebih dari 16x per menit. Obat tersebut akan menenangkan,
menurunkan tekanan darah, kemungkinan kejang dan eklampsia. Apa bila terjadi oligouria,
sebaiknya penderita diberi glukosa 20% secara IV. Obat diuretika tidak diberikan secara
rutin.
Kadang-kadang keadaan penderita dengan pengobatan tersebut diatas menjadi lebih
baik, akan tetapi umunya pada PEB sesudah bahaya akut sebenarnya sebaiknya di
pertimbangkan untuk menghentikan kehamilan oleh karena dalam keadaan demikian harapan
janin untuk hidup terus tidak besar dan adanya janin dalam uterus menghambat sembuhnya
penderita dan penyakitnya.
Indikasi untuk pengakhiran kehamilan ialah ringan dengan kehamilan lebih dari cukup
bulan, dengan hipertensi atau protein uria menetap selama 10 – 14 hari, dan janin cukup
matur untuk dilahirkan.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
I. Identitas Pasien
Umur : 34 TH Umur : 41 th
Pendidikan :- Pendidikan :-
Os rujukan dari RS tungkal dengan keluhan ingin melahirkan dan tekanan darah
yang tinggi.
III. Riwayat Perjalanan Penyakit
a. Haid
Menarche Umur : 12 tahun
Haid : teratur tidak teratur
Lama haid : 7 hari
Siklus : 28 hari
Dismenorrhea : Ya Tidak
Warna Merah Tua Merah Segar
Merah Kehitaman Coklat
Bentuk Perdarahan / Haid : encer bergumpal flek
Bau haid : anyir Busuk
Flour albous : Sebelum Sesudah
Jumlah : Banyak Sedikit
Lama : 2 Hari
Warna : Putih
Banyak : Sedikit
b. Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan : Kawin : Ya Tidak
Jika Kawin : Berapa kali : 1 kali lamanya perkawinan 18 th
Usia : 16 Tahun
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tahun Umur Jenis Penolong Penyulit Nifas Anak ket
Kehamilan Persalinan JK BB
GPA : G3 P2 A0
HPHT : lupa
TP : -
ANC : Bidan
Imunisasi TT : lengkap
e. Riwayat KB
Implant IUD
Tidak KB Lain-Lain
Hipertensi TB
Hipertensi TB Tifoid
B. DATA OBJEKTIF
a.Pemeriksaan Fisik
2. Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit
Temperature : 36,5oC
Pernafasan : 22 x/menit
Dalam Dangkal
1. Inspeksi
a. KEPALA
Rambut : Kebersihan
Rontok : Ya Tidak
hiperemi
Perdarahan
Lain-lin, jelaskan :
………………………………………………………….....
b. Leher
c. Dada
d. Abdomen
e. Genitalia Esterna
Pengeluaran Vagina : -
Leopold II : PU-KI
TBJ : 3720 gr
HIS : -
3.Auskultasi
4. Pemeriksaan dalam :
5. Pemeriksaan Panggul
- Promontorium : TDP
- Os Sacrum : TDP
6. Pemeriksaan Laboratorium
a. Urine rutin
Protein : +2
Glukosa :(-)
b. Darah rutin
Hb : 10,9 g/dl
Hematokrit : 31,4 %
Golongan Darah :A B AB O
c. Kimia Darah
SGOT : 47 U/L
SGPT : 47 U/L
Ur : 25 mg/dl
Kr : 0.9 mg/dl
d. Elektrolit
Natrium : 146.27 mmol/L
Kalium : 4.63 mmol/L
Chlorida : 94.48 mmol/L
Calcium : 1.26 mmol/L
C. ASSESMENT (DIAGNOSIS)
- G3P2A0 hamil Aterm belum inpartu dengan Preeklampsia Berat + HELLP Syndrome
D. PLANNING
Planning
20/4/2017 S: Ingin melahirkan
O : KU : sedang
TD: 170/100 mmHg RR: 22X/M
N: 80X/M T : 36.5
DJJ 160 x/m
A :- G3P2A0 hamil Aterm belum inpartu dengan Preeklampsia Berat +
HELLP Syndrome
- JTH Preskep
P: - IVFD RL xx gtt/I + drip 25 cc MgSO4
- Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV)
- Inj. Dexamethasone 2x1 ampul IV)
- Nifedipin tablet 4x10 mg
- Dopamet 3x250 mg
- Observasi TTV, Reflek patella
- Rencana operasi
22.15 - Dilakukan SC
- Bayi lahir jenis kelamin lak-laki BB 4300 gram, A/S 9-10
- Operasi selesai jam 22.30
- Rawat ibu di ICU
16.00
S: Nyeri luka operasi
O : KU : sedang
TD: 139/76 mmHg RR: 22X/M
N: 79X/M T : 36.5
SpO2 = 97%
Hasil Labor tgl 21/4/2017 (16.25 WIB)
Hb : 8.6 g/dl
Leukosit : 11.4. 109 g/l
Eritrosit : 3.07. 10 12 g/l
Trombosit : 53. 109 /L
Hematokrit : 23,4 %
A : Post SC hari I a/i PEB + Hellp Syndrome
P: - IVFD RL xx gtt
- Inj. Dexamethasone 3x1 ampul (IV)
- Inj. Kalnex 3x1 ampul (IV)
- Inj. Metoclopramide 6x½ ampul (iv)
- Inj. Omeprazole 1x40 mg (IV)
- Pronalges Supp 3x1
- PO: - DC 6x 100 mg
- Dopamet 3x250 mg
- B 6 2x1 tab
22/4/2017
S :Nyeri luka operasi, perut kembung
O : KU : sedang
TD: 146/85 mmHg RR: 20X/M
N: 79X/M T : 36.5
SpO2 = 98%
A : Post SC hari 2 a/i PEB + Hellp Syndrome
P: - IVFD RL xx gt
- ACC pindah ruangan biasa oleh dr. Ade Permana, Sp.OG
- PO: - Nifedipin tablet 4x10 mg
- Dopamet 3x250 mg
- Disfiatil 2x1 tab
- Enzymflex 1x1 tab
Bila tidak ada obat di atas – vit B6 2x1 tab
23/4/2017
S :Nyeri luka operasi, perut kembung
O : KU : sedang
TD: 146/85 mmHg RR: 20X/M
N: 79X/M T : 36.5
A : Post SC hari 3 a/i PEB + Hellp Syndrome
P: - IVFD RL xx gt
- PO:
- Dopamet 3x250 mg
- B 6 2x1 tab
PEMBAHASAN
Pasien Ny. ES 34 th rujukan dari RS Tungkal, dirujuk ke RSUD Raden Mattaher dengan
keluhan ingin melahirkan dan tekanan darah yang tinggi. Pasien dirujuk dengan alasan
peralatan operasi sedang rusak. Pada pemeriksaan dijumpai Tekanan Darah 170/110
mmHg, proteinuria + 2 dan hamil aterm, pasien didiagnosa dengan G3P2A0 hamil Aterm,
belum inpartu dengan Preeklampsia Berat, JTH Preskep. Diagnosa PEB ditegakkan
berdasarkan kriteria penegakan,
Pre-eklampsia berat, bila satu atau lebih tanda atau gejala dibawah ini ditemukan :