Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LAPORAN KASUS DAN LANGKAH-LANGKAH


DIAGNOSIS OKUPASINYA
A. ANAMNESIS ( AUTOANAMNESIS)
1) Identitas
- Nama
- Umur
- Jenis kelamin
- Pekerjaan
- Status pernikahan
- Kedudukan dalam keluarga
- Alamat
- Agama
- PendidikanTerakhir

: Ny. S
: 24 tahun
: Perempuan
: Penjahit Baju
: Sudah Menikah
: Orang tua ( Ibu )
: perintis ,BTN Hamsih
: Islam
: SMA

2) Keluhan Utama
: Nyeri Punggung belakang
3) Anamnesis terpimpin
- Nyeri punggung di alami sejak 9 bulan terakhir, nyeri bersifat hilang
timbul dan memberat bila terlalu lama duduk bekerja dan berkurang
setelah istirahat. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya, tidak ada demam.
BAB biasa kuning, BAK lancer kuning. Riwayat mengalami keluhan yang
sama sebelumnya ada dan sudah pernah berobat di puskesmas dan ada
perbaikan gejala namun beberapa waktu kemudian keluhan muncul
kembali.
4) Anamnesis sistemik
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat Sosio ekonomi

Anamnesis Okupasi
1. Jenis Pekerjaan
Riwayat Pekerjaan sekarang

:Diabetes Melitus (-) Hipertensi (-)


:Hipertensi (+), Penyakit Jantung (-)
:Pasien tidak memiliki tempat kerja lain
Selain pegawai di Usaha Konveksi
Karya Tiga Dimensi

Jenis
pekerjaan

bahan/material
yang digunakan

Tempat kerja
(perusahaan)

Masa kerja
(dalam bulan / tahun)

Penjahit
baju

1 set mesin jahit,


kain, benang,

Ruko Karya Tiga


Dimensi

2013-sekarang
(4 tahun)

Riwayat pekerjaan sebelumnya


Sebelum menjadi penjahit 3 tahun yang lalu dan bekerja sebagai ibu rumah
tangga yang bertugas memasak, menyapu, membersihkan rumah dan
mencuci.Selama bekerja sebagai ibu rumah tangga dan belum pernah
mengalami gejala nyeri pinggang bawah seperti sekarang.
2. UraianTugas
Pasien adalah penjahit yang bekerja sebagai karyawan . Bekerja
6 hari dalam seminggu dari senin- sabtu, bekerja dari jam 08.0020.00 atau sekitar 10 jam dalam sehari dengan waktu istirahat
setiap waktu sholat dan makan sekitar 3 jam diantara waktu
kerja.

Uraian Tugas Rutin


Jam 05.15
Jam 07.45
Jam 08.00
12.00
Jam 12.00
13.00
Jam 13.00
16.00
Jam 16.00
16.30
Jam 16.30
18.15
Jam 18.15
18.30
Jam 18.30
19.45
Jam 19.45
20.00
Jam 20.00

Sholat Subuh, menyiapkan makanan dan


membersihkan rumah, Mandi
Berangkat kerja
Mulai melakukan pekerjaan ( menyiapkan kain,
menjahit dll)
Ishoma
Lanjut Menjahit
Istirahat
Lanjut Menjahit
Ishoma
Lanjut Menjahit
Pulang ke rumah
Bersama keluarga

22.00
Jam 22.00

Istirahat

Berangka
t kerja

Bangun jam 05.15


sholat, menyiapkan
makanan, sarapan dan
membersihkan rumah,

Mulai
Melakukan
pekerjaan jam
08.00 -12.00

Jam

Ishoma
Jam 12.00
13.00
Lanjut
melakukan
pekerjaan

Istirahat
jam
22.00
Bersama
keluarga jam

Istirahat jam
16.00 -16.30

Lanjut
menjahit jam
18.30-19.45

Pulang
kerumah

Istirahat
jam 18.15
-18.30

Lanjut
menjahit

3. Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja


pada pekerja serta pada lingkungan kerja

Urutan
kegiatan

Mengukur
ukuran
tubuh
model
Membuat
pola
dan
Menggunti
ng
kain
dan

Bahaya potensial

Fisik
-

Kimia
-

Biologi
-

Debu

kain

Ergonomi
Posisi
berdiri,
jongkok,

Psikososial
Kejar target
batas waktu
bila pesanan
banyak
Posisi berdiri, monoton
jongkok,
Finger press

Ggn
kesehatan
yang
mungkin
LBP,
stress
kerja
LBP,
ISPA,
stress
kerja

Risiko
kecelaka
an

Terluka
karena
benda
tajam
seperti
jarum,
gunting,
peniti

Menjahit

Bisin
g

Bekerja
dengan
gerakan

monoton

LBP,
NIHL,
stress
kerja

repetitive,

Tersengat
Listrik,
tertusukjar
um

posisi duduk
lama,
pinggang
twisted,
side
bending,Per
gelangan
tangan dan
jari- jari
fleksi >45o
dan
ekstensi
>45o, leher
fleksi>30o
4.

Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami (gejala /


keluhan yang ada)
Pasien mengalami nyeri pinggang kurang lebih 9 bulan yang lalu. Keluhan nyeri pinggang
terjadi akibat duduk terlalu lama saat menjahit ( > 8 Jam ) perhari. Pasien merupakan
karyawan di penjahit Konversi Karya Tiga Dimensi.

5. Body Discomfort Map

Keterangan :
1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja dapat mengisi sendiri
2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pekerja dengan memberti tanda/mengarsir
bagian- bagian sesuai dengan gangguan muskulo skeletal yang dirasakan pekerja
Tanda pada gambar area yang dirasakan :
Kesemutan = x x x

Pegal-pegal = / / / / /

Baal

Nyeri

= vvv

= ////////

Ket:
-

Untuk tangan dan pergelangan tangan kanan dan kiri resiko sedang ( brief survey 2 )
Untuk lengan kanan dan kiri resiko sedang ( brief survey 2 )
Untuk leher resiko sedang ( brief survey 2 )
Untuk punggung resiko tinggi ( brief survey 3 )
untuk kaki resiko rendah ( brief survey 1 )

B. PEMERIKSAAN FISIS
1) Keadaan umum
: Sakit ringan / kesadaran compos mentis
2) Tanda vital dan antropometri
- Tekanan darah: 120/80 mmHg
- Pernapasan
:18x/mnt
- Nadi
: 88x/mnt
- Suhu
: 36,7o C

3) Status Gizi

Tinggi Badan : 152cm


1,6kg/m2( Normoweight)

KEPALA
- Anemis : ( - )
- Ikterus : ( - )
- Sianosis : ( - )
- Edema : ( - )
THORAX
- I : Simetris : (D) =(S)
- P : Massa Tumor : ( - )
Nyeri Tekan : ( - )
- P : Sonor
-

A : BP : Vesikuler
BT : Rh : -/_ ;Wh : -/_

Berat

Badan:

50

Kg

IMT

LEHER
- MT : ( - )
- Pembesaran :
a) Tiroid : ( - )
b) KGB : ( - )
- NT : ( - )
- DVS : R+ 0MmH20
JANTUNG
- I : IC Tidak Nampak
- P : IC Tidak teraba
-

P : Batas Jantung : Dalam Batas


normal
Pekak : ( + )
A : BJ : I / II Murni Reguler
BT : Bising ( - )

ABDOMEN
- I : Bentuk : datar
- A : Bising Usus : ( + ) kesan
Normal
- P : Massa Tumor : ( - )
Nyeri Tekan : ( - )
Hepar : Tidak Teraba
Lien : Tidak Teraba
- P : Timpani ( + )

EKSTREMITAS
- Edema
- Deformitas

MATA
- Persepsi Warna : Normal

Tulang Belakang
- I : deformitas ( - ), Edema ( - ),
Skoliosis ( - )
- P : Nyeri Tekan ( + ) pada

Kelopak Mata : Normal

Konjungtiva : Hiperemis ( N )
Sekret ( - )
Gerakan Bola Mata : Normal
Sklera
: Ikterus ( - )
Lensa Mata : Sulit Di Nilai
Bulu Mata
: Normal

:(-)
:(-)

Effloresensi Kulit : ( - )

Nyeri Tekan Gastrocnemius : ( - )


Tanda Pendarahan : ( - )

paravetebra lumbalis
-

Pemeriksaan Khusus

a) Laseque test

: Nyeri tidak menjalar

b) Patrick tesnt

: Nyeri tidak menjalar

c) Contra patrick test: Nyeri tidak menjalar

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

D. RESUME KELAINAN YANG DI DAPAT:


Seorang perempuan 24 tahun, bekerja sebagai penjahit baju dengan
keluhan nyeri punggung bawah yang dialami sejak 9 bulan terakhir.
Nyeri dirasakan hilang timbul pada punggung tidak menjalar dan
memberat saat pasien, duduk lama. Nyeri dirasakan berkurang saat
pasien berisitirahat. Keluhan seperti ini pernah dirasakan pasien
sebelumnya, pasien berobat ke puskesmas dan ada perbaikan gejala
namun beberapa waktu kemudian keluhan di rasakan kembali. Nyeri
dirasakan tidak menganggu aktivitas. Pada pemeriksaan fisik di
dapatkan TD 120/80 N: 88x/menit, RR 18 x/menit, S: 36,7C. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan lasequetes, tes Patrick dan tes contra
Patrick nyeri (+) tidak menjalar. Pemeriksaan lain dalam batas normal.
E. DIAGNOSIS KLINIS
Low Back Pain
F. DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
Hernia Nukleosis Pulposus
G. DIAGNOSIS OKUPASI
Langkah
1. Diagnosis Klinis

Diagnosis
Low Back Pain
Seorang perempuan 24 tahun, bekerja sebagai penjahit
baju dengan keluhan nyeri punggung yang dialami sejak

9 bulan terakhir.Nyeri dirasakan hilang timbul pada


punggung tidak menjalar dan memberat saat pasien,
duduk lama dan saat beraktivitas. Nyeri dirasakan
berkurang saat pasien berisitirahat. Keluhan seperti ini
Dasar diagnosis
(anamnesis,
pemeriksaan fisik,
pemeriksaan
penunjang, body map,
brief survey)

pernah dirasakan pasien sebelumnya, pasien berobat ke


puskesmas dan ada perbaikan gejala namun beberapa
waktu kemudian keluhan dirasakan kembali. Nyeri di
rasakan tidak menganggu aktivitas.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD 120/80 N:
88x/menit, RR 18x/menit, S: 36,70C. Pada pemeriksaan
fisis di temukan lasequetes, tes Patrick dan tes contra
Patrick nyeri (+) tidak menjalar. Pemeriksaan lain dalam
batas

normal.

Berdasarkan

body

discomfort

map

terdapat keluhan nyeri di area 12 (pinggang belakang)


dan brief survey menunjukkan untuk daerah punggung
beresiko tinggi.
2. Pajanan di
tempat kerja
Fisik

Kebisingan

Kimia

Debu kain, minyak pelumas

Biologi

Bakteri, jamur,virus ( terdapat pada bahan atau kain )

Ergonomi

Bekerja dengan gerakan repetitive, duduk lama, berdiri,


jongkok, pergelangan tangan fleksi, bagian ulna dan
radial deviasi, pergelangan memutar, dan full extended,
jari- jari fleksi >45o dan lengan terangkat >45o, leher
fleksi>30o , bahu terangkat,kepala membungkuk >20 o,
kaki kadang squat
Monoton

Psikososial
3 . Evidence Based

Berdasarkan hasil penelitian Trie Hermawan dkk, Hubungan Postur


Tubuh Menjahit dengan Keluhan Low Back Pain pada Penjahit di
Karya Tiga Dimensi Makassar.
Sikap kerja membungkuk dan memutar selama bekerja sebagai
faktor risiko nyeri punggung bawah menunjukkan bahwa sikap
duduk statis memperbesar risiko nyeri punggung bawah sebesar 2,35
kali.

Seorang tenaga kerja yang melakukan satu gerakan berulangulang(repetitive motions) atau melakukan pekerjaan fisik berat atau
mengalami stress mekanik atau berada dalam posisi statis untuk
waktu lama maupun vibrasi setempat mengakibatkan inflamasi
tendon, insersio dan persendian sehingga menjepit saraf akhirnya
timbullah keluhan nyeri, kelemahan /kerusakan (impairment) dan
kerusakan fisik.
Adanya hubungan antara lama kerja dengan keluhan low back pain.
Waktu kerja bagi seorang tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan
sebaiknya 6-8 jam/hari.Jika pekerjaan berlangsung lama tanpa
istirahat yang cukup, maka kemampuan tubuh akan menurun dan
dapat menyebabkan kesakitan pada anggota tubuh.
Adanya hubungan antara masa kerja dengan keluhan
low back pain yaitu terdapat 76,7%dengan masa kerja
di atas 5 tahun.

HUBUNGAN POSTUR TUBUH MENJAHIT DENGAN


KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PENJAHIT DI
PASAR SENTRAL KOTA MAKASSAR

4. Apakah pajanan
cukup
Masa kerja

Ya

Jumlah jam terpajan/


hari

12 jam

Pemakaian APD

Tidak ada

Konsentrasi pajanan

Sulit dinilai

Lainnnya...........

Kesimpulan jumlah
pajanan dan dasar
perhitungannya

5. Faktor individu
yang berpengaruh
terhadap timbulnya
diagnosis klinis

6 . Pajanan bahaya
potensial yang
sama di luar

Pasien juga melakukan beberapa gerakan repetitif di


rumah saat mengerjakan pekerjaan rumah, misalnya saat
menyapu. Pasien juga sering berada pada posisi berdiri

4 Tahun

tempat kerja

saat di rumah misalnya saat memasak.

7 . Diagnosis
Okupasi

Low Back Pain


PENYAKIT AKIBAT KERJA

H. PROGNOSIS

1. Klinik : Ad vitam

2.

I.

: dubia ad bonam

Ad sanasionam

: dubia ad bonam

Ad fungsionam

: dubia ad bonam

Okupasi:

: dubia ad bonam

PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA PENATALAKSANAAN

Jenis
No permasalahan
Medis & non
medis dll)

Rencana Tindakan ( materi & metoda );


Tatalaksana medikamentosa; non
medikamentosa ( nutrisi, olahraga,
konseling dan OKUPASI)

Hasil
yang
diharapk
an

1. Low Back Pain Okupasi:


-

Keluhan

Eliminasi : sulit dilakukan


berkuran
Subsitusi : sulit dilakukan
g
Isolasi: sulit dilakukan
Engineering Control : kursi diganti
dengan lebih ergonomis.
Administrative control : diberikan
edukasi kepada pekerja untuk
melakukan stretching dan waktu kerja
menjadi maksimal 8 jam sehari.
APD : menggunakan masker

Terapi Medikamentosa:
-

Muscle relaxant : Diazepam 2x1


Analgetik : Natrium diclofenat 2x100
mg

Terapi non medikamentosa


-

Istirahat yang cukup


Melakukan stretching
Menghindari duduk yang terlalu lama
Menggunakan back support
Berolahraga dan pola hidup sehat

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing :
Tanda Tangan :
Nama Jelas
: MUSTAIRAL
Tanggal
: 27 Mei 2016

BAB III
RESUME KASUS

Seorang perempuan 24 tahun, bekerja sebagai penjahit baju dengan


keluhan nyeri punggang bawah yang dialami sejak 9 bulan terakhir.
Nyeri dirasakan hilang timbul pada punggung bawah tidak menjalar dan
memberat saat pasien, duduk lama. Nyeri dirasakan berkurang saat
pasien berisitirahat. Keluhan seperti ini pernah dirasakan pasien
sebelumnya, pasien berobat ke puskesmas dan ada perbaikan gejala
namun beberapa waktu kemudian keluhan di rasakan kembali. Nyeri
dirasakan tidak menganggu aktivitas. Riwayat penyakit Diabetes
Melitus

,Hipertensi

tidak

ada.

Riwayat

keluarga

hipertensi

(+)

jantung(-). Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD 120/80 N: 88x/menit,


RR 18 x/menit, S: 36,7C. Pada pemeriksaan fisik kepala, mata, leher,
thoraks, jantung, abdomen serta ekstremitas dalam batas normal. Pada
pemeriksaan tulang terdapat nyeri tekan pada paravetebra lumbalis.
Pada pemeriksaan khusus ditemukan lasequetes, tes Patrick dan tes
contra Patrick nyeri (+) tidak menjalar.
Pasien bekerja sebagai pegawai karyawan di Karya Tiga Dimensi
selama 4 tahun. Dan pasien mengatakan waktu bekerja 10-12 jam
tiap hari dan paling sering duduk lama dalam satu posisi.pasien
mengaku tidak ada pekerjaan tambahan selain di tempat jahit ini.
Berdasarkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
didapatkan dari pasien, maka di tetapkan diagnosa pasien sebagai Low
Back Pain yang merupakan penyakit di Akibat Kerja di mana yang
menjadi penyebab adanya keluhan ini

adalah Faktor Ergonomi yang

duduk terlalu lama dengan posisi yang sama. Upaya pengendalian yang
dapat di lakukan adalah menghindari duduk yang terlalu lama.
Prognosis dari segi klinis dan okupasi terhadap pasien ini adalah
Dubia ad Bonam. Pasien dapat sembuh dengan pengobatan yang
adekuat dan pencegahan ( tidak duduk terlalu lama ) dengan
komplikasi yang minimal sehingga dapat segera kembali bekerja.

BAB I
PENDAHULUAN

Pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu keilmuwan
multidisiplin yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan
kerja, keamanan kerja, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, serta melindungi tenaga kerja
terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian
akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran
lingkungan kerja.
Definisi kesehatan kerja mengacu pada Komisi Gabungan ILO/WHO dalam kesehatan
kerja pada tahun 1950 yang disempurnakan pada tahun 1995 adalah upaya mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja
yang setinggi-tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan
kapabilitas fisiologi dan psikologinya, dan disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada
manusia dan setiap manusia kepada pekerjaannya.
Bahaya atau hazard adalah keadaan atau situasi yang potensial dapat menyebabkan
kerugian seperti luka, sakit, kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan kerja, atau
kombinasi seluruhnya.
Bahaya atau hazard kesehatan adalah hazard yang berpotensi menimbulkan gangguan
kesehatan. Dari sudut pandang kesehatan kerja, sistem kerja, mencakup empat komponen
kerja, yaitu pekerja, lingkungan kerja, pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan dan budaya
kerja.Setiap komponen kerja dapat menjadi sumber atau situasi yang berpotensi
menimbulkan kerugian bagi kesehatan pekerja.Kerugian kesehatan dapat berupa cedera atau
gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Sumber atau situasi yang potensial tersebut
dikenal sebagai hazard atau faktor risiko kesehatan.Pada kondisi tertentu hazard kesehatan
dapat menjadi nyata dan menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan. Peluang hazard

kesehatan untuk menimbulkan gangguan kesehatan disebut sebagai risiko kesehatan.


Menurut Kurniawidjaja, 2010 Bahaya atau hazard dapat digolongkan berdasarkan
jenisnya yaitu:
Hazard tubuh pekerja
Hazard tubuh pekerja (somatic hazard), merupakan hazard yang berasal dari dalam tubuh
pekerja yaitu kapasitas kerja dan status kesehatan pekerja, contohnya seorang pekerja yang
buta warna bila mengerjakan alat elektronik yang penuh dengan kabel listrik yang warnawarni, hazard somatiknya dapat membahayakan dirinya maupun orang lain orang lain
disekelilingnya bila ia salah menyambung warna kabel tertentu ,tindakan ini berpotensi
menimbulkan kebakaran atau ledakan.
Hazard Perilaku Kesehatan
Hazard perilaku kesehatan (behavioral hazard), yaitu hazard yang terkait dengan perilaku
pekerja. Contohnya antara lain model rambut panjang diruang mesin berputar telah
mengakibatkan seorang pekerja di tambang batubara tertarik dalam mesin dan tubuhnya
hancur akibat tergiling mesin penggilingbongkahan batu (crusher).
Hazard Lingkungan Kerja
Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) dapat berupa faktor fisik, kimia, dan
biologik.Faktor fisik, kimia dan biologik yang berada ditempat kerja berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan bila kadarnya atau intensitas pajanannya tinggi melampaui toleransi
kemampuan tubuh pekerja.
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan
lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara / metode kerja, proses kerja dan
kondisi yang bertujuan untuk :
1. memelihara

dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat

pekerja di semua lapangan kerja setinggi tingginya baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosialnya.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja
yang di akibatkan oleh keadaan / kondisi lingkungan kerja.
3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh fakto faktor yang

membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai